Anda di halaman 1dari 19

RESUME 5

FISIKA MODERN
“STRUKTUR ATOMIK”

NAMA : JEREMIA VINCENSIUS


NIM : 17033020
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA B 2017
DOSEN : Dr. FATNI MUFIT, S.Pd., M.Si.

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
A. Model Atom Thomson dan Rutherford
Model Atom Thomson
Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers, maka
J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa sinar
katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan diantara
katode dan anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode
merupakan partikel penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan
selanjutnya disebut elektron. Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena
elektron bermuatan negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk
menetrallkan muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson
memperbaiki kelemahan dari teori atom dalton dan mengemukakan teori atomnya yang
dikenal sebagai Teori Atom Thomson yang menyatakan bahwa:
"Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan
anegatif elektron"
Model atom ini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah dikelupas kulitnya. biji
jambu menggambarkan elektron yang tersebar marata dalam bola daging jambu yang pejal,
yang pada model atom Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal. Model atom
Thomson dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar : Model atom Thomson


Percobaan Sinar Katode

Kelebihan dan Kelemahan Model Atom Thomson


Kelebihan
Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan
merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
Kelemahan
Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negative dalam bola
atom tersebut.
Model Atom Rutherford
1. Eksperimen Hamburan Rutherford
Rutherford melakukan penelitian tentang hamburan sinar α pada lempeng
emas. Hasil pengamatan tersebut dikembangkan dalam hipotesis model atom
Rutherford.
a. Sebagian besar dari atom merupakan permukaan kosong.
b. Atom memiliki inti atom bermuatan positif yang merupakan pusat massa atom.
c. Elektron bergerak mengelilingi inti dengan kecepatan yanga sangat tinggi.
d. Sebagian besar partikel α lewat tanpa mengalami pembelokkan/hambatan.
Sebagian kecil dibelokkan, dan sedikit sekali yang dipantulkan.

Kelemahan Model Atom Rutherford


a. Menurut hukum fisika klasik, elektron yang bergerak mengelilingi inti
memancarkan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Akibatnya, lama-
kelamaan elektron itu akan kehabisan energi dan akhirnya menempel pada inti.
b. Model atom rutherford ini belum mampu menjelaskan dimana letak elektron dan
cara rotasinya terhadap ini atom.
c. Elektron memancarkan energi ketika bergerak, sehingga energi atom menjadi tidak
stabil.
d. Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen (H).

Gambar : Model atom Rutherford

a. Sudut Hamburan Partikel Alfa


Gambar : Hamburan Partikel alpha
b. Orbit Elektron
Ketika planet bergerak mengitari matahari, kita dapat menggambarkan jalur yang
ditempuh oleh planet itu yang disebut dengan orbit. Gambaran sederhana dari atom juga sama
dengan fenomena tersebut dan kita dapat menggambarkan elektronelektron yang mengorbit
mengelilingi nukleus (inti atom). Walaupun sesungguhnya elektron-elektron tidak mengorbit
pada jalur yang tetap, melainkan mengorbit pada sebuah ruang yang disebut dengan orbital.
Namun orbit dan orbital terkesan sama, tetapi sebenarnya memiliki makna yang cukup
berbeda. Orbit elektron itu sendiri merupakan sebuah fungsi matematika yang
menggabungkan perilaku sebuah elektron ataupun sepasang elektron bergelombang dalam
sebuah atom. Fungsi ini dapat digunakan untuk menghitung probabilitas penemuan elektron
dalam sebuah atom pada daerah spesifik manapun di sekeliling inti atom. Elektron berputar
mengelilingi nukleus dalam orbit yang berbeda pada jarak yang tetap dari nukleus. Setiap
orbit akan berisi sejumlah elektron tetap

B. Spektrum Atom Hidrogen


Tabung sinar hidrogen merupakan suatu tabung tipis yang berisi gas hidrogen pada
tekanan rendah dengan elektroda pada tiap-tiap ujungnya. Jika anda melewatkan tegangan
tinggi (kata-kanlah, 5000 volt), tabung akan menghasilkan sinar berwarna merah muda
yang terang.Jika sinar tersebut dilewatkan pada prisma atau kisi difraksi, sinar akan terpecah
menjadi beberapa warna. Warna yang dapat anda lihat merupakan sebagian kecil dari
spektrum emisi hidrogen. Sebagian besar spektrum tak terlihat oleh mata karena berada
pada daerah infra-merah atau ultraviolet.
Pada foto berikut, sebelah kiri menunjukkan bagian dari tabung sinar katoda,
dan sebelah kanan menunjukkan tiga garis yang paling mudah dilihat pada daerah tampak
(visible)dari spektrum. (mengabaikan “pengotor” “ biasanya berada di sebelah kiri garis
merah, yang disebabkan oleh cacat pada saat foto diambil. Lihat catatan)
Ada lebih banyak lagi spektrum hidrogen selain tiga garis yang dapat anda lihat
dengan mata telanjang. Hal ini memungkinan untuk mendeteksi pola garis-garis pada daerah
ultra-violet dan inframerah spektrum dengan baik.Hal ini memunculkan sejumlah “deret”
garis yang dinamakan nama penemunya. Gambar di bawah menunjukkan tiga dari deret garis
tersebut, deret lainnya berada di daerah infra-merah, jika digambarkan terletak di sebelah kiri
deret Paschen.
Deret Lyman merupakan deret garis pada daerah ultra-violet. Perhatikan bahwa
garis makin merapat satu sama lain dengan naiknya frekuensi. Akhirnya, garis-garis makin
rapat dan tidak mungkin diamati satu per satu, terlihat seperti spektrum kontinu. Hal itu
tampak sedikit gelap pada ujung kanan tiap spektrum. Spektrum emisi atom hidrogen
bebas dalam keadaan tereksitasi ternyata terdiri atas beberapa set garis-garis spektrum
yaitu satu set dalam daerah uv (ultra violet), satu set dalam daerah tampak (visible,
artinya tampak oleh mata manusia) dan beberapa set dalam daerah inframerah (IR,
infrared) dari spektrum elektro magnetik seperti ditunjukkan oleh Gambar Spektrum ini
diperoleh bila cahaya pucat kebiruan dari gas hidrogen yang dipijarkan (artinya teratomisasi)
dilewatkan pada sebuah prisma gelas.
Bertahun-tahun para ilmuwan berusaha mendapatkan suatu pola formula yang
melukis-kan hubungan antar panjang gelombang ( z) garisgaris spektrum atom hidrogen,
dan akhirnya pada tahun 1885 J. Balmer (Swiss) berhasil menunjukkan bahwa grafik
hubungan antara frekuensi ( z) dengan 1/n2 ternyata berupa garis lurus dengan
mengikuti rumusan:
 4 
z  8,2202 x 1014 1 - 2  Hertz (dengan n= 3, 4, 5, 6, ....... ) ......... (1.1)
 n 
Oleh karena 1/? = ν (bilangan gelombang) dan z z= c /z, maka persamaan (1.1) dewasa ini
sering diungkapkan sebagai berikut:
 1 1  1
v  109679 2  2 cm (dengan n= 3,4,5,6, ...........)
2 n 
Bila elektron menempati orbit pertama (n = 1), dikatakan bahwa atom hidrogen
dalam keadaan dasar atau ground state karena atom ini mempunyai energi terendah yang
umumnya dicapai pada temperatur kamar untuk hampir sebagian besar unsur maupun
molekul. Untuk keadaan tingkat energi yang lebih tinggi, yaitu n > 1 untuk atom
hidrogen, dikatakan atom dalam keadaan tereksitasiyang tentunya relatif kurang stabil
daripada keadaan dasarnya. Suatu atom atau molekul dapat berada dalam keadaan tereksitasi
karena pengaruh pemanasan atau listrik, dan akan kembali ke keadaan dasar dengan
memancarkan energi radiasi sebagai spektrum garis yang besarnya sama dengan perbedaan
energi antara kedua tingkat energi yang ber-sangkutan.Dari persamaan (1.10) perbedaan
energi, zE, antara dua orbit elektron n1 dan n2 (n2 > n1) dapat dinyatakan dengan formula:
me 4  1 1 
zE  2 2  2
 2
8 0 h  n 2 

Dengan mengenalkan besaran energi cahaya menurut Einstein , zE = h f = h c


ν , ke dalam persamaan (1.11) diperoleh:
me 4
z ( - ) ......... (1.2)
8 02 h 3
dan = ( - ) .........
Persamaan diatas ini jelas identik dengan persamaan
Ritz (1.5), sehingga tetapan Rydberg, RH, dapat dihitung secara teoretik yaitu sebesar
109708 cm-1; suatu hasil yang sangat mentakjubkan dibandingkan dengan hasil eksperimen,
RH = 109679 cm-1. Dengan demikian, Bohr mampu mendemonstrasikan perhitungan-
perhitungan yang cukup akurat terhadap spektrum garis atom hidrogen.
Tingkat energi
Berbagai orbit yang diijinkan berkaitan dengan energi elektron yang berbeda-beda. Energi
elektron En dinyatakan dalam jejari orbit rn diberikan dalam persamaan :
e2
En  
80 rn

n 2 h 2 0
Disubstitusikan rn ke persamaan : rn  n= 1, 2, 3,...
me 2
Sehingga,
me 4  1 
E n    n= 1,2,3,.... (Tingkat Energi)
8 02 h 2  n 2 
Energi yang ditentukan oleh persamaan tersebut disebut tingkat energi dari atom
hidrogen yang diplot dalam gambar dibawah. Tingkat energi ini semuanya negatif; hal ini
menyatakan bahwa elektron tidak memiliki energi yang cukup untuk melarikan diri dari
atom. Tingkat energi yang terendah E1 disebut keadaan dasar (status dasar) dari atom itu dan
tingkat energi yang lebih tinggi E2, E3, E4, .... disebut keadaan eksitasi (status eksitasi). Ketika
bilangan kuantum n bertambah, energi En yang bersesuaian mendekati nol; dalam limit n = ∞,
E∞ = 0 dan elektronnya tidak lagi terikat pada inti untuk membentuk atom. (Energi positif
untuk kombinasi inti elektron berarti bahwa elektronnya tidak terikat pada inti dan tidak ada
syarat kuantum yang harus dipenuhinya;kombinasi seperti itu tidak membentuk atom).
Deretan tingkat energi merupakan karakteristik semua atom, bukan hanya hidrogen.
Seperti dalam kasus partikel dalam kotak, pembatasan elektron dalam satu daerah ruang
menimbulkan pembatasan pada fungsi gelombang yang diperbolehkan, sehingga membatasi
energi yang diijinkan hanya pada energi tertentu saja. Terdapatnya tingkat energi atomic
merupakan contoh lebih lanjut dari kuantisasi, atau kecatuan dari kuantitas fisis dalam skala
mikroskopik. Dalam dunia kita sehari-hari, materi, muatan listrk, energi dan sebagainya
kelihatannya malar. Dalam dunia atom, materi terdiri dari partikel elementer yang memiliki
massa diam tertentu; muatan selalu merupakan kelipatan bilangan bulat dari +е atau –e;
gelombang elektromagnetik dengan frekuensi v muncul sebagai arus foton, masing-masing
energi hv; dan sitem partikel yang mantap seperti atom, hanya dapat memiliki energi tertentu.
Seperti yang akan didapati kemudian, kuantitas lain dalam alam juga terkuantisasi, dan
kuantisasi ini memasuki segala segi bagaimana elektron, proton, dan netron berinteraksi
membentuk materi yang ada disekeliling kita( dan yang membentuk kita) dengan sifat-sifat
yang kita kenal.
Kehadiran tingkat energi diskrit tertentu dalam atom hidrogen menyarankan adanya
hubungan dengan spektrum garis. Anggaplah jika sebuah elektron pada tingkat eksitasi jatuh
ke tingkat yang lebih rendah, kehilangan energinya dipancarkan sebagai foton cahaya
tunggal. Menurut model kita, elektron tidak mungkin ada dalam atom kecuali jika elektron itu
memiliki tingkat energi tertentu. Loncatan sebuah elektron dari sebuah elektron dari sebuah
tingkat ke tingkat yang lain., dengan perbedaan energi antara tingkat itu dilepas sekaligus
sebagai sebuah foton alih-alih sebagai sesuatu yang gradual, cocok dengan model ini. Jika
bilangan kuantum keadaan awal (energi lebih tinggi) ialah ni dan bilangan kuantum keadaan
akhir (energi lebih rendah) ialah nf, kita nyatakan bahwa
Energi awal – energy akhir = energy foton
Ei  E f  hv (4.24)

Dengan v menyatakan frekuensi foton yang dipancarkan.


Keadaan awal dan akhir atom hydrogen yang bersesuaian dengan bilangan kuantum ni
dan nf , menurut persamaan 4.23 berenergi

me 4  1 
Energi awal  E i  
8 0 h 2  ni 
2 2

me 4  1 
Energi akhir  E f  
8 0 h 2  n f 
2 2

Jadi, perbedaan energy antara kedua keadaan itu adalah

me 4  1   1
  


Ei  E f    2
8 0 h 2  ni   n 2 
2
  f 
me 4  1 1 
Ei  E f  
8 0 h 2  n f ni 
2 2 2

Frekuensi foton yang dipancarkan dalam transisi ini ialah


v  Ei  E f

me 4  1 1  (4.25)
v 
8 0 h 3  n f ni 
2 2 2

Dinyatakan dalam panjang gelombang λ, karena λ=c/v, kita dapatkan

1 me 4  1 1 
 2 3 
 2 (4.26)
 8 0 h  n f ni 
2

Persamaan 4.26 menyatakan bahwa radiasi yang dipancarkan oleh atom hidrogen
yang tereksitasi hanya mengandung panjang gelombang tertentu saja. Panjang gelombang ini
jatuh pada deret tertentu yang bergantung dari bilangan kuantum nf dari tingkat akhir
electron. Karena bilangan kuantum awal ni harus selalu lebih besar dari bilangan kuantum
akhir nf, supaya terdapat kelebihan energy yang dilepas sebagai foton, rumus perhitungan
untuk lima deret yang pertama ialah
1 me 4  1 1 
n f  1:  2 2  2
 2  n = 2, 3, 4 … (Lyman)
 8 0 h  1 n 

1 me 4  1 1 
nf  2:  2 3  2
 2  n = 3, 4, 5, … (Balmer)
 8 0 h  2 n 

1 me 4  1 1 
nf  3:  2 3  2
 2  n = 4, 5, 6, … (Paschen)
 8 0 h  3 n 

1 me 4  1 1 
nf  4:  2 3  2
 2  n = 5, 6, 7, … (Brackett)
 8 0 h  4 n 

1 me 4  1 1 
nf  5:  2 3  2
 2  n = 6, 7, 8, … (Pfund)
 8 0 h  5 n 

Deret ini bentuknya sama dengan deret spectral empiris yang telah dibicarakan. Deret
Lyman bersesuaian dengan nf = 1; deret Balmer bersesuaian dengan nf = 2; deret Paschen
bersesuaian dengan nf = 3; deret Brackett bersesuaian dengan nf = 4; dan deret Pfund
bersesuaian dengan nf = 5.
Sampai di sini kita belum memperoleh kepastian bahwa spektrum garis hidrogen
berasal dari transisi electron dari tingkat energi tinggi ke tingkat energo rendah. Langkah
terakhir ialah membandingkan harga tetapan dalam persamaan di atas dengan tetapan
Rydberg R dari persamaan empiris 4.15 hingga 4.19. harga tetapan ini ialah

me 4

9,1x10 31

kg x 1,6 x10 19 C 
4

 1,96897 x10 7 m 1
8 0 h
2 3

8 x 8,85 x10 12 2
 8

F / m x 3x10 m. / s x 6,63x10 34
J s 
3
Yang ternyata sama dengan R. Model atom hidrogen ini yang pada hakekatnya sama
dengan yang dikembangkan oleh Bohr dalam tahun 1913 (walaupun tidak mempunyai
konsep gelombang de Broglie untuk memandu pikirannya), sesuai eksperimen. Gambar 4.21
menunjukkan secara skematik bagaimana garis spektral hidrogen berkaitan dengan tingkat
energy hidrogen.

C. Teori Atom Bohr


Model atom Bohr berhasil menjelaskan kestabilan elektron dengan memasukkan
konsep lintasan atau orbit stasioner dimana elektron dapat berada di dalam lintasannya tanpa
membebaskan energi. Spektrum garis atomik juga merupakan efek lain dari model atom
Bohr. Spektrum garis adalah hasil mekanisme elektron di dalam atom yang dapat berpindah
lintasan dengan menyerap atau melepas energi dalam bentuk foton cahaya.

Dua Postulat Bohr :


1. Elektron mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu yang stasioner yang disebut
orbit/kulit. Walaupun elektron bergerak cepat tetapi elektron tidak memancarkan atau
menyerap energi sehingga energi elektron konstan. Hal ini berarti elektron yang
berputar mengelilingi inti atom mempunyai lintasan tetap sehingga elektron tidak
jatuh ke inti.
2. Elektron dapat berpindah dari kulit yang satu ke kulit yang lain dengan memancarkan
atau menyerap energi. Energi yang dipancarkan atau diserap ketika elektron
berpindah-pindah kulit disebut foton.
 Kelemahan teori atom Bohr:
1. Hanya mampu menjelaskan spektrum atom hidrogen tetapi tidak mampu menjelaskan
spectrum atom yang lebih kompleks (dengan jumlah elektron yang lebih banyak).
2. Orbit/kulit elektron mengelilingi inti atom bukan berbentuk lingkaran melainkan
berbentuk elips.
 Kelebihan teori atom Bohr:
1. Dapat menyempurnakan kelemahan teori atom Rutherford.
2. Menjelaskan bahwa atom terdiri dari kulit-kulitbdengan tingkat energi tertentu.

c. Eksitasi Atom
Terdapat dua mekanisme utama yang dapat mengeksitasikan sebuah atom ke tingkat
energi di atas tingkat dasar, sehingga dapat menyebabkan atom itu memancarkan radiasi.
Salah-satu mekanisme ialah tumbukan dengan partikel lain, pada waktu itu sebagian dari
energi kinetik bersamanya diserap oleh atom. Atom yang tereksitasi dengan cara ini akan
kembali ke tingkat dasar dalam waktu rata-rata 10-8s dengan memancarkan satu atau lebih
foton. Cara lain ialah dengan menimbulkan lucutan listrik dalam gas bertekanan rendah,
sehingga timbul medan listrik yang mempercepat elektron dan ion atomik sampai energi
kinetiknya cukup untuk mengeksitasikan atom ketika terjadi tumbukan. Karena transfer
energi maksimum jika partikel yang bertumbukan mempunyai massa yang sama (lihat Pasal
13.2); elektron dalam pelucutan listrik semacam itu jauh lebih efektif daripada ion dalam
pemberian energi pada elektron atomik. Lampu neon dan uap air-raksa merupakan contoh
yang biasa dijumpai dari mekanisme bagaimana medan listrik kuat yang dipasang antara
elektrode dalam tabung berisi gas menimbulkan emisi radiasi spektral karakteristik dari gas
itu yang ternyata merupakan cahaya berwarna kemerah-merahan dalam kasus neon dan
cahaya kebiru-biruan dalam kasus uap air-raksa. Mekanisme eksitasi yang berbeda terpaut
jika sebuah atom menyerap sebuah foton cahaya yang energinya cukup untuk menaikkan
atom itu ke tingkat energi lebih tinggi.
Untuk membuktikan secara langsung bahwa tingkat energi atomik memang ada
sederetan eksperimen yang berdasarkan pada tumbukan dilakukan oleh Franck dan Hertz
yang dimulainya pada tahun 1914. Pada gambar elektron-elektron meninggalkan katoda,
yang dipanasi dengan sebuah filament pemanas. Semua elektron itu kemudian dipercepat
menuju sebuah kisi oleh beda potensial V, yang dapat diatur. Electron dengan
energi V elektron-volt dapat menembus kisi dan jatuh plat anoda, jika V lebih besar dari
pada V0, suatu tegangna perlambat kecil antara kisi dan pelat katoda. Arus electron yang
mencapai pelat anoda diukur dengan menggunakan ammeter A.
Hasil eksperimen Franck-Hertz yang menunjukan potensial kritis dalam uap air raksa
Jika energi kinetik kekal dalam tumbukan antara elektron dan sebuah atom uap itu,
elektronnya hanya terpental dalam arah yang berbeda dengan arah datangnya. Karena atom
itu jauh lebih massif dari elektron, atom hamper tidak kehilangan energi dalam proses itu.
Setelah suatu energi kritis tercapai, ternyata arus keeping menurun secara tiba-tiba. Tafsiran
dari efek ini ialah bahwa elektron yang bertumbukan dengan atom memberikan sebagian atau
seluruh energi kinetiknya untuk mengeksistansi atom ke tingkat energy di atas tingkat dasar.
Tumbukan semacam ini disebut tak elastik (tak-lenting), sebagai lawan dari tumbukan elastik
(lenting) yang berlangsung dengan energi kinetik kekal. Energi kritis elektron bersesuian
dengan energi yang diperlukan untuk menaikkan atom ke tingkat eksitasi terendah.
Kemudian ketika potensial pemercepat V bertambah naik, arus keeping bertambah
lagi, karena lektronnya sekarang mempunyai cukup besar energy yang tertingal setelah
mengalami tumbukan tak elastic untuk sampai pada keeping. Akhirnya penurunan arus
keeping i yang sangat tajam terjadi lagi yang ditafsirkan timbul dari eksitasi tingkat energy
yang sama pada atom lain. Seperti ditunjukkan dalam gambar , sederetan potensial kritis
untuk atom tertentu didapatkan dengan cara seperti di atas. Jadi potensial yang tertinggal
diperoleh dari beberapa kali tumbukan dan merupakan kelipatan dari yang terendah.

Untuk mencek tafsiran mengenai potensial kritis ditimbulkan oleh tingkat energi
atomik yang diskrit, Franck dan Hertz mengemati spektrum emisi uap ketika ditembaki
electron. Dalam hal uap air-raksa, misalnya mereka mendapatkan bahwa energi elektron
minimum 4,9 eV diperlukan untuk mengeksitasi garis spektral air-raksa 2.536
Amstrong foton cahaya 2.536 Amstrong berenergi tepat 4,9 eV. Eksperimen Franck -
Hertz dilakukan dalam waktu singkat setelah Bohr mengumumkan teorinya mengenai atom
hidrogen, dan eksperimen itu memberikan bukti bebas tentang idea dasar Bohr.

D. Prinsip Korespondensi
Prinsip korespondensi ialah persyaratan fisika kuantum memberikan hasil yang sama
dengan fisika klasik dalam limit bilangan kuantum besar. Fisika kuantum harus menghasilkan
ramalan yang sama dengan fisika klasik dalam daerah dimana eksperimen menunjukan
bahwa fisika klasik berlaku. Teori relativitas, teori kuatum radiasi, dan teori gelombang
materi memenuhi syarat prinsip korespodensi. Teori atom bohr juga memenuhi syarat prinsip
korespondensi. Menurut teori atom elektromagnetik, elektron bergerak dalam orbit lingkaran
memancarakan gelombang elektromagnetik yang frekuensinya sama dengan frekuensi
perputaran dan harmonik (kelipatan bilangan bulat) dari frekuensi itu.
Jika bilangan kuantum menjadi besar karena ukuran atau massa yang meningkat, kita dapat
menyatakan korespondensi, prinsip simbolis ditulis sebagai:

lim [fisika kuantum]= [fisika klasik]


n 
di mana n adalah nomor kuantum khas dari sistem seperti kuantum nomor untuk hidrogen. Di
tangan Bohr, prinsip korespondensi menjadi alat ahli untuk menguji hasil kuantum baru serta
sumber postulat mendasar tentang sistem atom. Bahkan, Bohr menggunakan penalaran dari
jenis ini untuk sampai pada konsep kuantisasi elektron momentum sudut orbital. Baik
gagasan Bohr tentang diskrit, non-radiasi keadaan energi dan postulat emisi untuk atom
dibayangi oleh kuantisasi Planck tentang energi osilator blackbody dan oleh perlakuan
Einstein terhadap efek fotolistrik. Namun, konsep kuantisasi momentum sudut tampaknya
telah bermunculan penuh dari Bohr's Gedankenkuche (dapur pemikiran), sebagaimana
diungkapkan dengan tepat oleh Einstein.
Secara khusus, Bohr berpendapat demikian menurut prinsip korespondensinya,
kondisi quantum untuk emisi (  E = hf) dan teori radiasi klasik Maxwell (elektronik biaya
dengan frekuensi orbital f memancarkan gelombang cahaya frekuensi f) harus secara
bersamaan berlaku untuk kasus orbit elektronik yang sangat besar.
Korespondensi Bohr menyatakan bahwa mekanika kuantum cocok dengan fisika
klasik etika perbedaan energi antara tingkat-tingkat terkuantisasi sangat kecil. Intensitas
komponen anti-Stokes yang diteliti dalam eksperimen yang dibahas jumlahnya lebih kecil
daripada substansi Strokes dari indeks refraktif oskilator lingkungan, yang frekuensinya sama
dengan frekuensi radiasi insidental . Arah yang berlawanan dari SBS yang dipantulkan
karena ketergantungan dispersi dari oskilator lingkungan mengakibatkan radiasi yang terus
mengalir
Menurut Bohr, radiasi diemisikan oleh atom apabila“loncat” dari keadaan yang
energinya lebih tinggi ke keadaan yang energinya lebih rendah Proses “loncat” tidak dapat
dijelaskan secara klasik. Di samping itu, menurut prinsip koresponden frekuensi loncat atom
dan perubahan frekuensi natural elektron pada lingkungan yang sama, oskilator adalah sama
satu sama lain Frekuensi yang diemisikan dalam proses “loncat” berkaitan dengan perubahan
energi atom. Keharmonisan antara oskilator lingkungan yang berbeda frekuensi dan frekuensi
loncat Bohr menghasilkan interpretasi susunan mekanisme RLS (Raleight light scattered)
yang baik.

Anda mungkin juga menyukai