= +
Gambar 7. Fungsi Gelombang dan Transform
Fourier
Denyut
Group Gelombang
Gelombang yang
melebar tak
terhingga
Prinsip Ketaktentuan II
Prinsip ketaktentuan dapat didekati dari berbagai jalan. kita dapatkan dari
berdasarkan sifat partikel seperti yang telah kita di lakukan slide sebelum.
Misalnya kita akan mengukur kedudukan dan momentum dari suatu pada
suatu saat tertentu. Untuk melaksanakannya, kita harus mengganggunya
dengan sesuatu yang dapat membawa infosmasi kembali pada kita. ini
berarti kita harus menyentuhnya dengan jari tangan, meneranginya dengan
cahaya atau menginteraksikannya dengan suatu cara lain. Kita bisa
memeriksa elektron dengan pertolongan cahaya perpanjangan gelombang
seperti pada slide selanjutnya. Dalam proses ini foton cahaya menumbuk
elektron yang terpantul kearah lain. Setiap foton memiliki momentum h/ ,
dan bila foton itu bertumbukkan dengan elektron, momentum elektron
semula p berubah. Perubahan yang tepat tidak bisa diramalkan, tetapi
perubahan berorde besar sama dengan momentum foton h/ . Jadi
pengukuran telah menimbulkan ketaktentuan pada momentum elektron.
Lebih besar panjang gelombang cahaya yang kita pakai untuk melihat
elektron, lebih kecil ketaktentuan momentumnya.
Gambar 8. Elektron tak dapat diamati tanpa
mengubah momentumnya
h
p = A
Penerapan Prinsip Ketaktentuan
Tetapan Planck h berharga sangat kecil hanya 6,63x10
-34
J.s sehingga
pembatasan yang ditimbulkan prinsip ketaktentuan hanya penting dalam
dunia atom. Dalam skala itu prinsip ini sangat menolong untuk mengetikan
banyak gejala. Perlu diingat bahwa batas bawah h/2 untuk x p sangat
jarang dicapai: lebih biasa x p h ,atau (seperti baru kita lihat).x p h
Misal:
Suatu inti atomik berjari-jari sekitar 5 x 10
-15
m . Gunakan prinsip ketaktentuan untuk
mendapatkan batas bawah energi elektron yang harus dimiliki supaya bisa menjadi partikel
penyusunan inti atomik.
m x
15
10 5
= A
s m kg
m
s J
x
p / . 10 1 , 1
10 5
. 10 63 , 6
2
20
15
34
>
>
A
> A
Jika besaran itu merupakan ketaktentuand dari momentum elektron dalam inti,
momentumnya p harus berorde besara paling sedikit sama deangan itu. Elektron dengan
momentum besar itu memiliki energi kinetik banyak kali lebih besar dari energi diam
m
o
c
2
, sehingga kita lihat bahwa kita dapat mengambil K=pc Untuk maksud terrsebut
dengan ketelitian yang cukup jadi
Karena 1eV= , energi kinetik elektron harus melebihi 20MeV supaya elektron
menjadi partikel dalam inti. Eksperimen menunjukkan bahwa biar pun untuk elektron
yang berkaitan dengan atom tak mantap tidak pernah memiliki energi sebagian dari energi
tersebut, sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa tidak terdapat elektron dalam inti.
Bentuk lain dari prinsip ketaktentuan kadang-kadang berguna. Mungkin kita ingin
mengukur energi E yang dipancarkan pada suatu waktu selama selang waktu dalam suatu
proses atomik. Jika energi ini berbentuk gelombang elektromagnetik, batas waktu yang
tersedia membatasi ketepatan kita untuk menentukan frekuensi v dari gelombang itu.
Marilah kita anggap dari group gelombang itu sebagai sati gelombang. Karena frekuensi
gelombang yang sedang dipelajari sama dengan bilangan yang kita hitung dibagi dengan
selang waktu, ketaktentuan frekuensi dalam pengukuran kita ialah:
ketaktentuan yang tak sesuai => sehingga=> atau
) / 10 3 ( ) / . 10 1 , 1 (
8 20
s m s m kg pc K > =
J
12
10 3 , 3
>
J
19
10 6 , 1
t
v
A
> A
1
v h E A = A
t
h
E
A
= A h t E > A A
Dan untuk ketaktentuan Energi dan Waktu
menyatakan bahwa perkalian ketaktentuan pengukuran energi dan ketaktentuan
waktu pada selama pengukuran itu dilakukan harus sama atau lebih beasra dari
. Hasil ini bisa diperoleh dengan cara lain dan pada umumnya kasusnya tidak
dibatasi hanya kasus gelombang elektromagnetik.
Sebuah atom yang tereksitasi mengeluarkan kelebihan energinya dengan
memancarkan sebuah foton yang memiliki frekuensi karakteristik tertentu, seperti
yang diterangkan dalam Bab.4. Periode rata-rata yang berlangsung antar eksitasi
atom dan saat memancarkannya ialah . Cari ketaktentuan energi dan frekuensi
foton itu.
Solusi: Energi foton tak tentu dengan besar:
Ketaktentuan frekuensi cahaya diberikan dalam bentuk:
Ini merupakan batas tak tereduksi dari ketelitian yang dapat diperoleh untuk
frekuensi radiasi yang dipancarkan oleh sebuah atom. Sebagai hasil radiasi sebuah
atom yang terksitasi tidak muncul dalam bentuk suatu frekuensi tertentu v
melainkan dalam selang v - v antara v + v hingga . Untuk foton yang
berfrekuensi , . Dalam praktek ada gejala lain seperti
efek doppler memberi kontribusi lebih besar dari itu pada pelebaran garis spektral.
E A
t A
2 /
J
m
s J
t
E
27
8
34
10 3 , 5
10 2
. 10 054 , 1
2
>
>
A
> A
Hz
h
E
v
6
10 8 >
A
= A
Hz
14
10 5
8
10 6 , 1 /
= A v v