Anda di halaman 1dari 17

Fisika Modern

Sifat Gelombang Dari Partikel


Ery Priyono/1006806274
Fajar Ardhi Haqi/1006806305
Departemen Fisika
FMIPA UI
2011
Pembahasan
Difraksi Partikel
Partikel Dalam Kotak
Prinsip Ketaktentuan I
Prinsip Ketaktentuan II
Penerapan Prinsip Ketaktentuan
Gambar 1. Eksperimen Davisson - Germer
Difraksi Partikel
Gambar 2. Hamburan dari bidang kristal
) 2 / sin(| a d =
a = jarak antara atom - atom dalam kristal
d = jarak antara bidang-bidang atom

Jarak atom a berhubungan dengan jarak d
menurut persamaan :
Dengan Persamaan Bragg :
u sin 2d n =
Gambar 3. Hasil Percobaan Davisson dan Germer
Interferensi maksimum menyebabkan intensitas berkas pantul mencapai suatu maksimum
pada sudut = 50 untuk V = 50 V
Dari percobaan didapatkan jarak kisi dari atom-atom nikel / a = 0,215 nm maka :

d = a sin 25 = 0,0909 nm

= 2d sin = 0,165 nm

) 7430 (
1
2
1
2
2
eV
c
K mc
c
mK p = = =
Hipotesis dari deBroglie menyatakan sebuah elektron yang dipercepat
melalui suatu beda potensial 54 V memiliki energi kinetik 54 eV dan
karena itu momentumnya adalah
Panjang gelombang deBroglie adalah = h/p = hc/pc
Dengan menggunakan hc = 1240 eV .nm maka :

nm
nm eV
167 , 0
7430
. 1240
= =
Partikel Dalam Kotak
Gambar 4. Partikel tertangkap dalam kotak
yang lebarnya L


n= 1,2,3.....Partikel dalam kotak
Gambar 5. Fungsi gelombang
partikel yang tertangkap dalam
kotak yang lebarnya L

N= 1,2 3..... de Broglie partikel
yang tertangkap

n
L
n
2
=
2
2 2
8mL
h n
E
n
=
Panjang gelombang deBroglie yang mungkin dari
partikel dalam kotak ditentukan oleh lebar kotak L

Rumus umum gelombang yang diperbolehkan :
Pada partikel ini tidak memiliki energi potensial
maka energi yang dimilikinya :
Setiap energi yang diijinkan disebut tingkat energi.

Bilangan bulat n yang memberi spesifikasi tingkat
energi En disebut bilangan kuantum.
Prinsip Ketaktentuan I


Warner Heisenberg (1901-1976) . dengan bantuan Born
dan Pascual Jordan ia mengembangkan cara
pendekatannya menjadi teori kuantum yang konsisten.
Dan akhirnya ia menemukan prinsip ketidak tentuan dan
pada saat itu juga ia menjelaskan keferomagnetan dari
struktur atom. menyatakan bahwa hampir tidak mungkin
untuk mengukur dua besaran secara bersamaan, misalnya
posisi dan momentum suatu partikel di tahun 1927.dan
pada tahun 1932 ia menerima hadiah Nobel.












Gambar 6. diatas suatu group gelombang terisolasi ialah hasil dari sejumlah tak terhingga gelombang
dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Lebih sempit group gelombang itu, lebih besar selang
panjang gelombang yang tersangkut. Jadi suatu group gelombang de broglie yang sempit berarti
kedudukannya terbefinisikan dengan baik tetapi panjang gelombang masing-masing tidak terdefinisi
dengan baik, sehingga ketakpastian yang besar dalam momentum partikel yang dinyatakan oleh group
gelombang itu. Suatu group gelombang yang lebar berarti momentumnya lebih tertentu tetapi
kedudukannya lebih tak tertentu.

Sehingga pada suatu waktu tertentu t group gelombang dapat dinyatakan dengan integral Fourier:


Jumlah
gelombang tak
terhingga
( ) ( ) dk kx k g x cos
0
}

= +








Gambar 7. Fungsi Gelombang dan Transform
Fourier

Denyut
Group Gelombang
Gelombang yang
melebar tak
terhingga
Prinsip Ketaktentuan II
Prinsip ketaktentuan dapat didekati dari berbagai jalan. kita dapatkan dari
berdasarkan sifat partikel seperti yang telah kita di lakukan slide sebelum.
Misalnya kita akan mengukur kedudukan dan momentum dari suatu pada
suatu saat tertentu. Untuk melaksanakannya, kita harus mengganggunya
dengan sesuatu yang dapat membawa infosmasi kembali pada kita. ini
berarti kita harus menyentuhnya dengan jari tangan, meneranginya dengan
cahaya atau menginteraksikannya dengan suatu cara lain. Kita bisa
memeriksa elektron dengan pertolongan cahaya perpanjangan gelombang
seperti pada slide selanjutnya. Dalam proses ini foton cahaya menumbuk
elektron yang terpantul kearah lain. Setiap foton memiliki momentum h/ ,
dan bila foton itu bertumbukkan dengan elektron, momentum elektron
semula p berubah. Perubahan yang tepat tidak bisa diramalkan, tetapi
perubahan berorde besar sama dengan momentum foton h/ . Jadi
pengukuran telah menimbulkan ketaktentuan pada momentum elektron.
Lebih besar panjang gelombang cahaya yang kita pakai untuk melihat
elektron, lebih kecil ketaktentuan momentumnya.









Gambar 8. Elektron tak dapat diamati tanpa
mengubah momentumnya

h
p = A
Penerapan Prinsip Ketaktentuan

Tetapan Planck h berharga sangat kecil hanya 6,63x10
-34
J.s sehingga
pembatasan yang ditimbulkan prinsip ketaktentuan hanya penting dalam
dunia atom. Dalam skala itu prinsip ini sangat menolong untuk mengetikan
banyak gejala. Perlu diingat bahwa batas bawah h/2 untuk x p sangat
jarang dicapai: lebih biasa x p h ,atau (seperti baru kita lihat).x p h

Misal:
Suatu inti atomik berjari-jari sekitar 5 x 10
-15
m . Gunakan prinsip ketaktentuan untuk
mendapatkan batas bawah energi elektron yang harus dimiliki supaya bisa menjadi partikel
penyusunan inti atomik.

m x
15
10 5

= A
s m kg
m
s J
x
p / . 10 1 , 1
10 5
. 10 63 , 6
2
20
15
34

>

>
A
> A

Jika besaran itu merupakan ketaktentuand dari momentum elektron dalam inti,
momentumnya p harus berorde besara paling sedikit sama deangan itu. Elektron dengan
momentum besar itu memiliki energi kinetik banyak kali lebih besar dari energi diam
m
o
c
2
, sehingga kita lihat bahwa kita dapat mengambil K=pc Untuk maksud terrsebut
dengan ketelitian yang cukup jadi


Karena 1eV= , energi kinetik elektron harus melebihi 20MeV supaya elektron
menjadi partikel dalam inti. Eksperimen menunjukkan bahwa biar pun untuk elektron
yang berkaitan dengan atom tak mantap tidak pernah memiliki energi sebagian dari energi
tersebut, sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa tidak terdapat elektron dalam inti.
Bentuk lain dari prinsip ketaktentuan kadang-kadang berguna. Mungkin kita ingin
mengukur energi E yang dipancarkan pada suatu waktu selama selang waktu dalam suatu
proses atomik. Jika energi ini berbentuk gelombang elektromagnetik, batas waktu yang
tersedia membatasi ketepatan kita untuk menentukan frekuensi v dari gelombang itu.
Marilah kita anggap dari group gelombang itu sebagai sati gelombang. Karena frekuensi
gelombang yang sedang dipelajari sama dengan bilangan yang kita hitung dibagi dengan
selang waktu, ketaktentuan frekuensi dalam pengukuran kita ialah:
ketaktentuan yang tak sesuai => sehingga=> atau
) / 10 3 ( ) / . 10 1 , 1 (
8 20
s m s m kg pc K > =

J
12
10 3 , 3

>
J
19
10 6 , 1

t
v
A
> A
1
v h E A = A
t
h
E
A
= A h t E > A A
Dan untuk ketaktentuan Energi dan Waktu
menyatakan bahwa perkalian ketaktentuan pengukuran energi dan ketaktentuan
waktu pada selama pengukuran itu dilakukan harus sama atau lebih beasra dari
. Hasil ini bisa diperoleh dengan cara lain dan pada umumnya kasusnya tidak
dibatasi hanya kasus gelombang elektromagnetik.

Sebuah atom yang tereksitasi mengeluarkan kelebihan energinya dengan
memancarkan sebuah foton yang memiliki frekuensi karakteristik tertentu, seperti
yang diterangkan dalam Bab.4. Periode rata-rata yang berlangsung antar eksitasi
atom dan saat memancarkannya ialah . Cari ketaktentuan energi dan frekuensi
foton itu.
Solusi: Energi foton tak tentu dengan besar:

Ketaktentuan frekuensi cahaya diberikan dalam bentuk:

Ini merupakan batas tak tereduksi dari ketelitian yang dapat diperoleh untuk
frekuensi radiasi yang dipancarkan oleh sebuah atom. Sebagai hasil radiasi sebuah
atom yang terksitasi tidak muncul dalam bentuk suatu frekuensi tertentu v
melainkan dalam selang v - v antara v + v hingga . Untuk foton yang
berfrekuensi , . Dalam praktek ada gejala lain seperti
efek doppler memberi kontribusi lebih besar dari itu pada pelebaran garis spektral.


E A
t A
2 /
J
m
s J
t
E
27
8
34
10 3 , 5
10 2
. 10 054 , 1
2

>

>
A
> A

Hz
h
E
v
6
10 8 >
A
= A
Hz
14
10 5
8
10 6 , 1 /

= A v v

Anda mungkin juga menyukai