Anda di halaman 1dari 3

Pada tahun 1911, Ertnest Rutherford bersama dua orang asistennya melakukan suatu

percobaan untuk menguji teori atom JJ.Thomson, yang menyatakan bahwa :


Elektron tersebar merata pada atom, seperti halnya kimsis pada roti, dan massa atom
tersebar merata diseluruh isi atom.
Rutherford melakukan percobaan dengan menggunakan beberapa kompenen, seperti
Gambar 1.1 berikut:

Gambar 1.1 Percobaan Rutherford


1. Kotak Timbal yang didalamnya terdapat pemancar partikel alpha
2. Slit atau celah yang terbuat dari pelat timbal.
3. Pelat Tipis yang terbuat dari emas
4. Layar Berpendar berfungsi sebagai dektetor, yang dilapisi oleh zat ZnS (Seng Sulfida)
Di dalam kotak timbal, terdapat unsur radioaktif radium yang menghasilkan unsur
radon dan partikel alpha. Partikel alpha digunakan karena sifatnya yang sama atau setara
dengan atom He yang bermuatan (+2) dan bermassa 4 sma (2 proton dan 2 neutron). Jika
partikel yang digunakan bermuatan negatif misalnya partikel beta atau elektron, maka
elektron akan bergabung dengan e- lain dan diteruskan sinarnya.
Selanjutnya terdapat sebuah celah yang disebut dengan slit. Celah ini dipasang dengan
tujuan untuk menyaring arah pergerakan partikel alpha, agar tetap lurus (tidak konvergen
maupun tidak divergen). Celah tersebut dibuat dari bahan timbal. Bahan timbal digunakan
karena partikel alpha yang daya tembusnya paling kecil, tidak bisa menembus timbal dan
sifat timbal yang menahan radiasi.
Pelat emas digunakan karena sifatnya yang sulit teroksidasi, mudah dibentuk, dan
tersusun atas kristal ccp (cubic close packed). Jika logam yang digunakan bersifat mudah
teroksidasi, maka yang tertembak adalah oksidanya bukan atomnya.
Layar atau detektor, dilapisi ZnS yang berfungsi untuk menangkap radiasi dan
mengubahnya menjadi energi lain (listrik).
Partikel alpha yang dihasilkan unsur radio aktif Radium ditembakkan dengan
kecepatan 2x107 m/s. Partikel alpha yang memiliki daya tembus yang paling kecil
dibandingkan dengan partikel Beta dan Gamma tidak bisa menembus timbal. Karena terdapat
celah, partikel alpha tetap bergerak lurus melewati celah dan menumbuk lempeng emas.

Gambar 1.2 Model atom Thomson dan Rutherford


Jika teori atau model atom Thomson benar, maka seluruh partikel alpha akan
diteruskan. Akan tetapi hasil yang muncul dari percobaan Rutherford meskipun terdapat
banyak partikel yang diteruskan, ada sebagian kecil partikel dibelokkan dan dipantulkan.

Gambar 1.3 Percobaan Rutherford menembakkan sinar alfa pada lempengan emas tipis
Hasil ini kemudiam membawa Rutherford menuju 3 kesimpulan :
1. Sebagian besar partikel alpha menembus lempeng emas tanpa dibelokkan, karena
melewati ruang kosong. Sehingga ia berasumsi bahwa jarak antara inti atom dan
elektron sangatlah jauh jiak dibandingkan dengan ukuran elektron dan inti atom.
2. Sedikit sekali partikel alpha yang dipantulkan kembali. Hal ini menunjukkan bahwa
partikel alpha (+2) menumbuk inti atom yang bermuatan positif.
3. Sebagian kecil partikel alpha dibelokkan. Peristiwa ini menunjukkan bahwa muatan
inti atom sejenis dengan partikel alpha (+2), ketika partikel alpha lewat didekat ini
atom, partikel akan dibelokkan oleh gaya tolak-menolak muatan listrik yang sejenis.
Meskipun model Rutherford telah mampu menjelaskan struktur atom yang rumit
dengan baik dan mudah dipahami serta menjelaskan bentuk lintasan elektron, akan tetapi
model ini masih memiliki kekurangan :
1. Tidak bisa menjelaskan dimana letak elektron dan cara rotasinya
2. Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen
3. Tidak dapat menjelaskan elektron tidak jatuh ke inti atom

Anda mungkin juga menyukai