Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 1

FISIKA INTI
“Struktur Inti”

Nama : Annisa Hidayatul Adha


Nim : 17033050
Prodi : Pendidikan Fisika
Dosen : Dra. Hidayati, M.Si
Sesi : Kamis 13:20 – 15:50

Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang
2020
1. Model atom Rutherford
A. Langkah percobaan Rutherford

Teori atom Rutherford didasarkan pada percobaan yang membakar inti atom
pelat emas dengan partikel alfa, yang dikenal sebagai eksperimen Geiger-Marsden.

Pada saat itu, Rutherford menyusun desain untuk desain eksperimental


penembakan atom emas oleh partikel alfa yang dipancarkan oleh unsur radioaktif.
Rupanya ada sinar radioaktif yang dipantulkan, dibelokkan dan ditransmisikan.
Pertimbangkan gambar uji Rutherford berikut:

Detektor yang
dapat digerakkan

Sumber
partikel 

Foil
emas
Penghalang timbal
untuk mekolimasi
sinar 

Eksperimen tentang pembakaran inti pelat emas dengan partikel alfa yang
dikenal sebagai eksperimen Geiger-Marsden. Rutherford menjelaskan bahwa jika
partikel alfa mengenai inti, akan terjadi tabrakan yang akan mengarah pada
pembengkokan atau refleksi partikel alfa.

Ini karena massa dan muatan atom terkonsentrasi di nukleus. Rutherford


mengasumsikan bahwa muatan inti atom sebanding dengan massa atom dalam satuan
massa atom. Partikel alfa yang mengenai awan elektron tidak dibelokkan atau
dipantulkan.

B. Hasil percobaan
1) Sebagian besar berkas partikel alfa yang dapat melewati lempengan logam
emas menunjukan bahwa partikel alfa ini melewati ruang kosong yang ada di
dalam atom sehingga dengan mudah partikel alfa ini melewati ruang kosong
tersebut tanpa hambatan yang berarti.
2) Berkas partikel alfa yang didefleksi menunjukan bahwa partikel alfa tersebut
berada pada posisi yang dekat dengan inti atom yang bermuatan positif.
Muatan positif dengan muatan positif akan saling tolak menolak, hal inilah
yang menyebabkan partikel alfa dibelokan dengan sudut yang besar.
3) Berkas partikel alfa yang di refleksi kembali (dipantulkan kembali)
menunjukan bahwa partikel alfa tersebut bertumbukkan dengan inti atom yang
bermuatan positif. Inti atom emas mempunyai massa dan muatan positif yang
lebih besar disbanding dengan massa dan muatan partikel alfa, hal inilah yang
membuat partikel alfa di pantulkan kembali.
4) Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa
diteruskan.
5) Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas,
maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan
positif.
6) Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom,
berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila
perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan
ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom
keseluruhan.
C. Model atom Rutherford
Awalnya Rutherford dengan dua muridnya (Hans Geiger dan Erners
Masreden) melakukan sebuah percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar
alfa (λ) terhadap lempeng tipis emas. Dari semua hasil penelitiannya ditemukan
bahwa sebagian besar partikel alfa mampu menembus lembaran emas tanpa
dibelokkan.
Bersamaan dengan itu, Rutherford juga menemukan partikel alfa yang
dibelokkan sedikit, namun dengan sangat mengejutkan, Rutherford juga
menemukan beberapa partikel alfa yang dibelokkan pada sudut yang sangat tajam
kembali ke sumber radioaktif. Rutherford kemudian mengembangkan model inti
atom.
Rutherford membuat kesimpulan bahwa :
1) Karena hampir semua partikel alfa diteruskan maka Atom bukan merupakan
bola pejal
2) Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas,
maka d idalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan
positif.
3) Dengan didasari sebuah fakta yang menegaskan bahwa 1 dari 20.000 partikel
alfa akan dibelokkan. Apa angka tersebut merupakan suatu perbandingan
diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil
daripada ukuran atom keseluruhan.
Berdasarkan kesimpulan dari hasil pengamatannya Rutherford
mengemukan sebuah model atom yang dikenal dengan model atom Ruthreford
yaitu ” Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif,
dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif.”
Hasil penelitian Rutherford sekaligus menggantikan model atom Thomson,
Rutherford mengajukan model atom yang menyatakan bahwa atom tersusun dari
inti yang bermuatan positif dikelilingi oleh elektron-elektron yang bermuatan
negatif, seperti planet mengelilingi matahari. Massa atom terpusat pada inti dan
sebagian besar volum atom merupakan ruang hampa/kosong. Karena atom
bersifat netral, maka jumlah muatan positif dalam inti (proton) harus sama dengan
jumlah elektron. Tidak beberapa lama Rutherford mengajukan model atomnya,
ternyata terdapat beberapa kelemahan. Model atom Rutherford bersifat tidak
stabil karena bertentangan dengan hukum fisika klasik Maxwell.
D. Kelemahan model atom Rutherford:

1) Model atom Rutherford tidak dapat menjelaskan kestabilan atom. Model atom
Rutherford bersifat tidak stabil karena bertentangan dengan hukum fisika
klasik Maxwell. Berdasarkan hukum tersebut, jika ada partikel bermuatan
(elektron) mengelilingi inti atom yang memiliki muatan yang berlawanan
(proton) maka elektron akan memiliki percepatan dan memancarkan energi
berupa gelombang elektromagnetik, dengan demikian lama kelamaan elektron
akan kehilangan energinya. Akibatnya, jari-jari lintasan semakin kecil, hingga
suatu saat elektron akan bergabung inti atom. Padahal kenyataannya, atom
bersifat stabil sehingga elektron tidak bergabung dengan inti atom.
2) Model atom Rutherford tidak dapat menjelaskan spektrum garis atom
hidrogen. Karena lintasan elektron semakin mengecil, maka periodenya juga
makin mengecil. Oleh karena itu, frekuensi gelombang yang dipancarkan atom
bermacam-macam. Spektrum atom hidrogen akan menunjukkan spektrum
kontinu, bukan spektrum garis.
3) Model atom Rutherford belum mampu menjelaskan dimana letak elektron dan
cara rotasinya terhadap inti atom.

2. Model atom Bohr


Atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta
awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung
campuran proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan
netral. Pada tahun 1913 pakar fisika Denmark Niels Bohr menyatakan bahwa
kegagalan model atom Rutherford dapat disempurnakan dengan menerapkan
Teori Kuantum dari Planck. Model atom Bohr dinyatakan dalam bentuk empat
postulat berkaitan dengan pergerakan elektron yaitu sebagai berikut :

1) Dalam mengelilingi inti atom, elektron berada pada kulit (lintasan)


tertentu. Kulit ini merupakan gerakan stasioner (menetap) dari elektron
dalam mengelilingi inti atom dengan jarak tertentu.

2) Selama elektron berada pada lintasan stasioner tertentu, energi elektron


tetap sehingga tidak ada energi yang diemisikan atau diserap.

3) Elektron dapat beralih dari satu kulit ke kulit lain. Pada peralihan ini,
besarnya energi yang terlibat sama dengan persamaan Planck, ΔE = h.

4) Lintasan stasioner elektron memiliki momentum sudut. Besarnya


momentum sudut adalah kelipatan dari nh/2π , dengan n adalah bilangan
kuantum dan hadalah tetapan Planck.

Gambar 1 : Model atom Bohr menyempurnakan model atom Rutherford


dalam hal kedudukan elektron di sekeliling inti atom.
Model atom hidrogen Bohr dapat menjelaskan spektrum gas hidrogen
yang ditemukan dari percobaan. Misalnya pemancaran sinar merah oleh gas
hidrogen terjadi ketika elektron berpindah dari kulit ketiga (n=3) ke kulit kedua
(n=2).
Gambar 2 Model atom Hidrogen menurut Niels Bohr
Meskipun model atom Bohr dapat menjelaskan spektrum hidrogen dan
spektrum dari spesi lain berelektron tunggal tetapi model tersebut tidak dapat
menjelaskan spektrum dari atom yang lebih kompleks. Oleh karena itu para ahli
tetap berupaya mencari penjelasan yang lebih sempurna. Ide penting yang
sangat berharga dari teori Bohr adalah gagasab tentang tingkat energi dalam
atom yaitu gagasan tentang kulit-kulit atom.

Untuk menentukan konfigurasi elektron suatu unsur, ada beberapa


patokan yang harus selalu diingat, yaitu:
1) Dimulai dari lintasan yang terdekat dengan inti, masing-masing lintasan
disebut kulit ke-1 (kulit k kulit ke-2 (kulit L), kulit ke-3 (kulit M), kulit
ke-4 (kulit N), dan seterusnya.
2) Jumlah elektron maksimum (paling banyak) yang dapat
menempati masing- masing kulit adalah

Gambar 1.
 Kulit K dapat menampung maksimal 2 elektron.
 Kulit L dapat menampung maksimal 8 elektron.
 Kulit M dapat menampung maksimal 18 elektron, dan seterusnya.
3) Kulit yang paling luar hanya boleh mengandung maksimal 8 elektron.
Kulit atau lintasan elektron dalam mengelilingi inti atom dilambangkan
dengan n = 1, n = 2, n = 3, dan seterusnya. Lambang ini dinamakan bilangan
kuantum. Model atom Bohr ditunjukkan pada Gambar 1 huruf K, L, M, dan
seterusnya digunakan untuk menyatakan lintasan elektron dalam mengelilingi
inti atom. Lintasan dengan n = 1 disebut kulit K, lintasan dengan n = 2 disebut
kulit L, dan seterusnya.
Semakin besar harga n (makin jauh dari inti), makin besar energi elektron
yang mengorbit pada kulit itu. Jadi tingkat energi kulit L lebih besar daripada
kulit K,tingkat energi kulit M lebih besar daripada kulit L dan seterusnya. Kulit
yang ditempati electron apakah kulit K,L,M atau yang lainnya bergantung pada
energi elektron itu.
Dalam penjelasannya bohr, menggunakan atom hidogen sebagai model.
Bohr berhasil merumuskan jari-jari lintasan dan energi electron pada tom
hydrogen sebagai berikut :
1) Lintasan yang diizinkan untuk elektron dinomori n = 1, n = 2, n =3 dst.
Bilangan ini dinamakan bilangan kuantum, huruf K, L, M, N juga
digunakan untuk menamakan lintasan.
2) Jari-jari orbit diungkapkan dengan 12, 22, 32, 42, …n2. Untuk orbit
tertentu dengan jari-jari minimum a0 = 0,53 Å.
3) Jika elektron tertarik ke inti dan dimiliki oleh orbit n, energi dipancarkan
dan energi elektron menjadi lebih rendah sebesar.
”Bohr menyatakan bahwa elektron-elektron hanya menempati orbit-orbit
tertentu disekitar inti atom, yang masing-masing terkait sejumlah energi
kelipatan dari suatu nilai kuantum dasar. (John Gribbin, 2002)” Model Bohr
dari atom hidrogen menggambarkan elektron-elektron bermuatan negatif
mengorbit pada kulit atom dalam lintasan tertentu mengelilingi inti atom yang
bermuatan positif.
Ketika elektron meloncat dari satu orbit ke orbit lainnya selalu disertai
dengan pemancaran atau penyerapan sejumlah energi elektromagnetik
hf.Menurut Bohr : ” Ada aturan fisika kuantum yang hanya mengizinkan
sejumlah tertentu elektron dalam tiap orbit. Hanya ada ruang untuk dua
elektron dalam orbit terdekat dari inti. (John Gribbin, 2005)”.
Bohr juga menyatakan bahwa electron menggelilingi inti pada orbit
tertentu. Di dalam atom terdapat orbit luar dan orbit dalam. Orbit dalam adalah
orbit electron didekat inti Orbit luar dapat menampung lebih banyak electron.
Elektron pada orbit luar menentukan sifat-sifat kimia atom.Kadang-kadang
electron pada orbit luar melompat ke orbit dalam. Pada waktu melompat
electron itu mengeluarkan cahaya.
Teori Bohr memperkenalkan perbedaan radikal dengan gagasan teori
klasik fisika. Beberapa ilmuwan yang penuh imajinasi (seperti Einstein) segera
bergegas memuji kertas kerja Bohr sebagai suatu “masterpiece,” suatu kerja
besar; meski begitu, banyak ilmuwan lainnya pada mulanya menganggap sepi
kebenaran teori baru ini.
Kelemahan teori atom Bohr:
a. Hanya mampu menjelaskan spektrum atom hidrogen tetapi tidak mampu
menjelaskan spectrum atom yang lebih kompleks (dengan jumlah
elektron yang lebih banyak).
b. Orbit/kulit elektron mengelilingi inti atom bukan berbentuk lingkaran
melainkan berbentuk elips.
c. Bohr menganggap elektron hanya sebagai partikel bukan sebagai partikel
dan gelombang, sehingga kedudukan elektron dalam atom merupakan
kebolehjadian.
3. Atom berasal dari bahasa Yunani "Atomos" yang artinya "tidak bisa dibagi" ini
sejalan dengan pengertian kita masa kini tentang Atom yang adalah bagian
terkecil yang tidak dapat dibagi lagi.
Namun bukan berarti Atom adalah bagian tunggal, ternyata didalam atom
itu terdapat "mahluk-mahluk" lain yang menyusun Atom itu sendiri.

Atom terdiri dari proton, neutron dan elektron. Proton dan neutron berada di
dalam inti atom. Sedangkan elektron terus berputar mengelilingi inti atom
karena muatan listriknya. semua elektron bermuatan negatif (-) dan semua
proton bermuatan positif (+) . sementara itu neutron bermuatan netral. Elektron
bermuatan yang bermuatan negatif (-) ditarik oleh proton yang bermuatan
positif (+) pada inti atom. Dalam hal ini, semua atom di alam semesta akan
terjadi bermuatan positif (+) karena ada kelebihan muatan listrik positif (+) di
dalam proton. Akibatnya, semua atom akan saling bertolak satu sama lain.
Inti atom merupakan partikel yang memiliki massa dan bermuatan positif.
Struktur inti terdiri atas proton dan neutron yang disebut nukleon. Proton bermuatan
positif, sedangkan neutron tidak bermuatan.
Semua atom dapat diidentifikasi berdasarkan jumlah proton dan neutron yang
dikandungnya. Secara umum, sebuah inti atom dinotasikan/ dilambangkan dengan:

Keterangan:
X : lambang unsur
A : nomor massa, yaitu jumlah neutron dan proton di dalam inti atom suatu unsur
Z : nomor atom, yaitu jumlah proton dalam inti atom suatu unsur
Jumlah neutron dalam suatu atom sama dengan selisih antara nomor massa A
dan nomor atom Z. Sebuah atom memiliki tiga komponen dasar yang sangat penting,
yaitu elektron, proton, dan neutron. Berikut adalah video tutorial untuk menentukan
jumlah proton, neutron, dan elektron.
4. Hipotesa Proton-Elektron
Hipotesa Proton-Elektron Menurut hipotesa ini inti atom juga mengandung (A-Z)
buah elektron. Berdasarkan hal tersebut massa inti atom akan sekitar A kali massa
proton (karena massa elektron diabaikan), maka muatan inti atom sama dengan A (+e)
+ (A-Z) (-e) =+ Ze, sesuai percobaan Rutherford didukung pula adanya fenomena
peluruhan partikel Beta. Tetapi hipotesa ini mengalami kegagalan, tidak dapat
menjelaskan keberadaaan elektron di dalam inti. Kelemahan hipotesis Proton-
Elektron :
a. Spin nuklir
Ternyata ada ketidakcocokan antara besarnya nilai spin menurut teori dengan
kenyataan pengukuran.
b. Ukuran nuklir
Pada umumnya jari nuklir berorde  10-15 m untuk membatasi partikel dalam
daerah sekecil ini,menurut prinsip ketidakpastian, partikel itu harus memiliki
momentum P > 1,1.10-20 kgms-1 untuk elektron dengan momentum sebesar ini
akan bersesuaian dnegan elektron berenergi  20 MeV. Kernyataan yang teramati
pada elektron yang terpancar pada peluruhan , besar energinya hanya  2-3
MeV.
c. Momen magnetik
Momen magnetik proton  0,15% momen magnetik elektron, berarti jika ada
elektron dalam inti maka besarnya momen magnetik inti harus berorde sama
dengan momen magnetik elektron. Namun kenyataannya momen magnetik inti
berorde sama dengan momen magnetik proton.
d. Interaksi nuklir-elektron
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa gaya yang bereaksi antara partkel-partikel
nuklir menghasilkan energi ikat beorde  8 MeV/partikel. Kenyataan bahwa ada
elektron-elektron yang mengorbit pada inti, sulit dimengerti, lagipula hanya ada
interaksi listrik antara elektron dan inti

Di tahun 1932 ketidaksesuaian antara hipotesis inti yang terdiri dari proton dan
elektron dengan hasil eksperimen yang ada akhirnya teratasi dengan penemuan
neutron oleh James Chadwick. Oleh karena itu dihipotesiskanlah bahwa inti terdiri
dari proton dan neutron. Neutron adalah partikel yang tak bermuatan listrik tapi
massanya hampir sama dengan massa proton. Seperti telah disinggung sebelumnya,
kedua partikel ini disebut nukleon. Jadi, secara eksplisit, inti terdiri dari Z proton dan
(A – Z) neutron, yang memberikan muatan inti menjadi +Ze dan massa total secara
kasar sama dengan A. Hipotesis proton-neutron inilah yang dipakai sampai sekarang.
5. Penemuan Neutron oleh Chadwick
Pada tahun 1932, James Chadwick seorang pelajar dari Rutherford yang
menemukan seberkas partikel baru dengan massa yang sama dengan proton, yang dia
lakukan adalah dengan cara menembakkan partikel alfa ke dalam atom berilium dan
mengetuk partikel ini keluar dari inti berilium. Sasaran berilium ini lebih tebal dari
pada kertas emas Rutherford, di sana lebih banyak nukleus untuk partikel alfa untuk
membuat tabrakan secara langsung. Inti berilium memiliki nomor atomic empat, jadi
James tahu bahwa atom tersebut mempunyai empat proton tetapi dia bereksperimen
untuk memukan partikel baru di nucleus. Ketika inti atom ini diserang oleh partikel
alfa ternyata peluru dari partikel tersebut tersingkir dari inti dan kemudian dilanjutkan
dalam sinar yang dapat dipelajari. Sinar Chadwick ini tidak membelok saat melewati
pengisi pelat paralel seperti eksperimen Thompson mengenai elektron. Ingat bahwa
elektron adalah partikel bermuatan negatif sehingga bisa membuat mereka membelok
saat pergi melalui pelat. Ini berarti bahwa partikel yang baru ditemukan ini tidak
memiliki muatan karena partikel ini secara elektrik adalah netral. Kemudian ia
menamainya dengan neutron. Chadwick memiliki kehidupan yang penuh peristiwa.
Selama Perang Dunia I, dia adalah seorang tahanan perang di Eropa dan dia bahkan
melakukan banyak hal dari eksperimennya saat dia menjadi narapidana kemudian
selama Perang Dunia dua dia membantu menciptakan bom atom di Amerika.
Sekarang para ilmuwan memiliki gambaran yang lebih lengkap bagaimana atom
dibuat. Mereka memiliki inti yang terdiri dari muatan proton (positif) dan neutron
(netral) pada pusat dan ini bertanggung jawab untuk sebagian besar dari cahaya
massa. Atom yang bermuatan negatif (elektron) berada di sekitar bagian luar inti.
Percobaan Rutherford yang berhasil menemukan proton dan inti atom masih
menyimpan misteri. Jika atom tersusun atas proton dan elektron, jumlah massa proton
dan elektron seharusnya sama dengan massa atom. Namun, fakta saat itu justru
memberikan informasi bahwa jumlah massa proton dan elektron lebih kecil dari
massa atom.
Para ilmuan menduga dalam inti atom masih terdapat partikel dengan muatan
netral dan beratnya merupakan selisih antara massa atom dan jumlah massa proton
dan elektron. Dua puluh tahun kemudian, misteri itu akhirnya terkuak, James
Chadwick, seorang ilmuan Inggris berhasil menemukan partikel neutron pada tahun
1932.
Chadwick mengamati bahwa berilium yang ditembak dengan partikel α
memancarkan suatu partikel yang mempunyai daya tembus yang sangat tinggi dan
tidak dipengaruhi oleh medan magnet maupun medan listrik. Partikel ini diberi
nama neutron. Sifat-sifat neutron adalah :
a. Tidak bermuatan karena sinar neutron dalam medan listrik ataupun medan
magnet tidak dibelokkan ke kutub positif dan negatif.
b. Mempunyai massa yang hampir sama dengan massa atom, yaitu 1,675 x 10-
24
g atau 1,0087 sma.
6. Hipotesis Proton Neutron
J. Chadwick & Rutherford mengajukan hipotesis tentang netron, terhadap radiasi
“misterius” yang ditemui oleh peneliti sebelumnya (Perc. W.Bothe & H. Becker,
Serta Irine Curie & Yuliot: Polonium ditembak Alfa dan ditangkap Berelium
7. terpancar radiasi “misterius”.
Berdasarkan hipotesa ini ditemukan neutron, massanya  massa proton tidak
1
bermuatan ( 0 n ). Massa inti didukung / sumbang oleh massa proton dan massa
neutron. Hipotesa ini dapat menerangkan peluruhan n  p  e  Q , momen
magnetik inti disumbang oleh momen magnetik proton dan momen magnetik
neutron, hal in sesuai dengan hasil pengukuran.
Contoh analisis hipotesa proton-elektron dan hipotesa Proton-Neutron

untuk inti atom N 14


7

7 N14 Partikel Penyusun Muatan Massa Jumlah partikel


inti partikel Partikel berspin
(p-e) Proton + 14 14 14
Elektron -7 0 7

Jumlah 7 14 21

p-n Proton +7 7 7
Neutron 0 7 7

Jumlah +7 14 14

Yang diterima

Menurut model proton-neutron, sebuah inti atom terdiri atas Z proton dan (A-Z)
netron yang memberi muatan total + Ze dan massa total sebesar A karena massa
proton dan neutron kurang lebih sama. Keduanya dikelompokkan sebagai nukleon.

Anda mungkin juga menyukai