FISIKA MODERN
TENTANG
STRUKTUR ATOMIK
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
STRUKTUR ATOMIK
Ernest Rutherford (1871 – 1937), ilmuwan Inggris bersama dua orang asistennya
Geiger dan Marsden pada tahun 1911, menguji kebenaran model atom Thomson. Mereka
melakukan percobaan dengan menembakkan sinar alfa (α) melalui celah pelat timbal dan
ditumbukkan dengan lempeng emas tipis yang berukuran 0,01 mm. Untuk mendeteksi
partikel alfa yang keluar dari lempeng emas, dipasang layar yang berlapis seng sulfida.
Apabila partikel α bertumbukkan dengan lempeng ini maka akan menyebabkan nyala
sekilas atau fluoresensi yang dapat terlihat secara jelas.
1. Sebagian besar sinar α dapat menembus lempeng emas dengan lurus, hal ini
terjadi karena tidak dipengaruhi oleh elektron-elektron. Karena sebagian besar
bagian atom merupakan ruang kosong
2. Sebagian kecil sinar α dibelokkan, karena lintasannya terlalu dekat dengan inti
atom, sehingga dipengaruhi oleh gaya tolak inti atom. Karena inti atom
bermuatan positif
3. Sedikit sekali sinar α dipantulkan kembali sebab tepat bertumbukkan dengan inti
atom. Karena massa atom terpusatkan pada inti atom.
Dengan kenyataan seperti itu, Rutherford membuat teori atom, sebagai berikut:
1. Muatan positif berkumpul pada suatu titik di tengah-tengah atom yang disebut
inti atom
2. Muatan negatif (elektron) berada di luar inti atom dan bergerak mengelilingi inti
pada lintasannya seperti planet-planet mengelilingi matahari pada sistem tata
surya
Ada dua kelemahan pada model atom Rutherford. Kelemahan pertama, yaitu:
elektron yang bermuatan negatif bergerak mengelilingi inti atom yang bermuatan positif
sambil mendapatkan percepatan ke arah inti atom karena pengaruh gaya tarik inti atom.
Berdasarkan hukum-hukum elektromagnetik, gerakan elektron yang demikian akan
menimbulkan gelombang elektromagnetik dan memancarkan energi. Akibatnya energi
elektron akan menyusut, sehingga jari-jari lintasannya akan mengecil.
Kelemahan kedua, model atom Rutherford tidak dapat menjelaskan spektrum garis
hidrogen. Hal ini terjadi karena lintasan elektron semakin mengecil, sehingga waktu
putarnya juga berkurang dan frekuensi gelombang yang dipancarkan menjadi beraneka
ragam. Sehingga, atom hidrogen tidak akan menunjukkan spektrum garis tertentu, namun
spektrumnya merupakan spektrum kontinu. Sedangkan pada kenyataannya dengan
menggunakan spektrometer menunjukkan bahwa spektrum atom hidrogen merupakan
garis yang khas.
Kita ingat bahwa semua partikel alfa yang mendekati inti terget dengan
parameter dampak dari 0 ke b akan dihambur dengan sudut atau lebih. Bentuk rumus
hamburan berfungsi sebagai tanda tangan untuk hamburan dari target titik di mana
tidak ada struktur jelas. Titik keberangkatan dari hamburan Rutherford dalam kasus
inti adalah dasar untuk evaluasi awal dari jari-jari nuklir.
2. Dimensi inti
Partikel alfa akan mempunyai r0 terkecil jika mendekati inti bertatapan (headon)
yang akan diikuti oleh hamburan 180 . Pada saat pendekatan terpendek energy
kinetic awal K dari partikel seluruhnya diubah menjadi energy potensial listrik,
sehingga Karena muatan partikel alfa 2e dan muatan inti Ze, jadi Jarak pendekatan
terpendek
3. Orbit elektron
Elektron bergerak bebas, bergantung pada jumlah energi yang dimilikinya. Saat
energi rendah, dia berada di dekat inti dan saat berenergi tinggi dia berada makin
dekat dengan permukaan. Dia bergerak tidak hanya berputar pada orbit, tapi dia
dapat bergerak pada berbagai bentuk lintasan.
Penelitian tentang elektron pada atom dilakukan dengan pengamatan.
Pengamatan dilakukan seperti “memotret” atom beratus-ratus, bahkan berjuta-juta,
kali dan hasil “foto” tersebut disatukan dan dilihat posisi terdapatnya elektron pada
foto tersebut. Ternyata data penyebaran elektron paling banyak berada pada
lingkaran-lingkaran yang akhirnya disebut sebagai “orbit”.
Akan tetapi jika suatu gas yang berada dalam tabung gas bertekanan rendah diberi beda
potensial tinggi maka gas akan memancarkan spektrum (diskontinu), yang berarti gas hanya
memancarkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu.
Gas hidrogen ditempatkan pada tabung lucutan gas, jika tabung lucutan gas ini diberi
tegangan tinggi sehingga terjadi lucutan muatan listrik. Gas hidrogen menjadi bercahaya dan
memancarkan cahaya merah kebiru-biruan. Apabila diamati dengan spektrograf (alat untuk
menyelidiki spektrum cahaya), pada pelat film terdapat garis cahaya, di mana satu garis
cahaya menampilkan sebuah panjang gelombang yang dipancarkan cahaya dari sumber
cahaya.
dengan :
Deret-deret spektrum garis yang memenuhi persamaan tersebut disebut deret Balmer
yang terletak pada daerah cahaya tampak. Akan tetapi tidak hanya deret Balmer saja yang
ditemukan dalam atom hidrogen, ada deret yang lainnya, yaitu deret Lyman (spektrum pada
daerah sinar ultraviolet), Paschen (spektrum pada daerah sinar infra merah I), Brackett
(spektrum pada daerah sinar infra merah II) dan Pfund (spektrum yang terletak pada daerah
sinar infra merah III). Kelima deret tersebut dapat ditampilkan dengan rumus-rumus
sederhana sebagai berikut :
Percobaan Bohr
Tingkat energi untuk atom hidrogen oleh Bohr
Model atom Bohr sanggup membuktikan kestabilan atom dan spektrum atom hidrogen. Akan
tetapi, model ini memiliki kelemahan, antara lain:
a. Model atom Bohr spesialuntuk sanggup membuktikan spektrum atom hidrogen
secara akurat, tetapi gagal membuktikan spektrum atom yang lebih kompleks
b. Asumsi bahwa elektron mengelilingi inti dalam orbit melingkar tidak sepenuhnya
benar alasannya orbit yang berbentuk elips dimungkinkan
c. Model atom Bohr tidak sanggup membuktikan adanya garis-garis halus dalam
spektrum hidrogen (efek Zeeman). Hal ini alasannya Bohr mengganggap elektron
sebagai partikel.
ΔE = hv
Keterangan:
ΔE = perbedaan tingkat energi
h = tetapan Planck = 6,6 × 10–34 J/s
v = frekuensi radiasi
D. Prinsip Korespondensi
Dalam tulisan ini dijelaskan bahwa prinsip koresponden terdiri dari dua pembahasan.
Pertama, sudut pandang lingkungan sekeliling dapat dianggap sebagai kumpulan oskilator
yang tidak memiliki frekuensi sama, seperti elektron-elektron yang terdapat pada beberapa
atom yang berbeda-beda pada materi tersebut dan ditandai dengan seperangkat frekuensinya
sendiri. Kedua, lingkungan kuantum dapat dimunculkan sebagai serangkaian sistem dua
tingkat, hal ini merupakan frekuensi Bohr dalam batasan luas.
Hukum mekanik klasik yang mendeskripsikan lingkungan dan unsur-unsur dispersinya
serta penjabaran radiasi sinar yang berinteraksi dengan lingkungan foton membantu
menjelaskan komposisi skala Raleight light scattered.
Korespondensi Bohr menyatakan bahwa mekanika kuantum cocok dengan fisika klasik
ketika perbedaan energi antara tingkat-tingkat terkuantisasi sangat kecil. Intensitas
komponen anti-Stokes yang diteliti dalam eksperimen yang dibahas jumlahnya lebih kecil
daripada substansi Strokes dari indeks refraktif oskilator lingkungan, yang frekuensinya sama
dengan frekuensi radiasi insidental . Arah yang berlawanan dari SBS yang dipantulkan karena
ketergantungan dispersi dari oskilator lingkungan mengakibatkan radiasi yang terus mengalir.
Menurut Bohr, radiasi diemisikan oleh atom apabila“loncat” dari keadaan yang energinya
lebih tinggi ke keadaan yang energinya lebih rendah Proses “loncat” tidak dapat dijelaskan
secara klasik. Di samping itu, menurut prinsip koresponden frekuensi loncat atom dan
perubahan frekuensi natural elektron pada lingkungan yang sama, oskilator adalah sama satu
sama lain. Frekuensi yang diemisikan dalam proses “loncat” berkaitan dengan perubahan
energi atom. Keharmonisan antara oskilator lingkungan yang berbeda frekuensi dan frekuensi
loncat Bohr menghasilkan interpretasi susunan mekanisme RLS yang baik.