Anda di halaman 1dari 14

Teori Atom Dalton, Thomson, Rutherford dan Bohr

Teori atom telah muncul sebelum Masehi. Contohnya adalah definisi atom menurut Demokritus.
Demokritus membuat kesimpulan “Suatu zat dapat dibagi menjadi yang lebih kecil hingga
mendapatkan bagian yang paling kecil dan tidak dapat dibagi lagi dan dinamakan atom”. Kata
atom ini berasal dari bahasa Yunani “atomos” yang berarti tak dapat dipotong.

Perkembangan Teori Atom

Istilah atom yang digunakan oleh Demokritus untuk menggambarkan partikel-partikel penyusun
materi, mampu menarik perhatian beberapa ilmuan seperti John Dalton, J.J Thomson, Ernest
Rutherford, dan Niels Bohr. Para ilmuan tersebut kemudian melakukan serangkaian percobaan
dan mengajukan teorinya masing-masing tentang atom.

Model Atom Dalton

John Dalton (1766–1844), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris dengan didukung dari hasil
eksperimen-eksperimennya mengembangkan konsep atom dari Demokritus yang kemudian
mengemukaan teori tentang atom. Secara garis besar teori atom Dalton dapat disimpulkan
sebagai berikut :

1. Atom merupakan bagian terkecil dari suatu zat yang tidak bisa dibagi lagi.
2. Atom-atom penyusun zat tertentu memiliki sifat yang sama.
3. Atom unsur tertentu tidak bisa berubah menjadi atom unsur lain.
4. Dua atom atau lebih dapat bersenyawa (bereaksi) membentuk molekul.
5. Dalam reaksi kimia perbandingan antara atom-atom penyusunnya mempunyai
perbandingan yang tertentu dan sederhana.
6. Dalam reaksi kimia pada dasarnya terjadi penyusunan kembali atom-atom penyusun zat.

Kelebihan atom dalton

 teori atom dalton merupakan teori pokok yang membuat ilmuan lain tergeleng-geleng
untuk mempelajari atom secara lebih mendalam sehingga muncul model-model atom
yang lebih kompleks.
Kelemahan atom dalton

 model atom dalton tidak dapat menjelaskan sifat listrik dari materi.
 model atom dalton tidak dapat menjelaskan perbedaan antar atom yang satu dengan atom
yang lain.
 model atom dalton tidak dapat menjelaskan bagaimana cara atom saling berkaitan.
 atom sebenarnya dapat dilainkan membikin partikel yang kian kecil, hal ini tentunya
bertentangan dengan yang dikemukakan teori dalton bahwa atom tidak dapat dibagi lagi.

Model Atom Thomson

Sehubungan dengan penemuan elektron yang menjadi bagian dari atom oleh J.J. Thomson pada
tahun 1897, maka teori atom Dalton mulai goyah. Berdasarkan hasil penemuan elektron
tersebut, maka Thomson mengajukan model atom untuk pertama kali (1904), yaitu sebagai
berikut :

1. Atom bukan bagian terkecil dari zat.

2. Atom mempunyai muatan positif yang tersebar merata ke seluruh atom yang dinetralkan oleh
elektron-elektron yang tersebar di antara muatan positif itu.

3. Massa elektron jauh lebih kecil dari massa atom.

Apabila digambarkan model atom yang dikemukakan Thomson ini seperti model roti kismis di
mana bagian atom seperti halnya kismis yang menempel pada kue.

Model atom yang dikemukakan Thomson ini tidak dikembangkan lebih lanjut karena tidak
cocok dengan hasil percobaan yang dilakukan oleh Ernest Rutherford (1871-1937) yang
membuktikan bahwa muatan positif atom tidak tersebar merata di seluruh bagian atom tetapi
terpusat pada bagian tengah atom yang kemudian disebut inti atom.

Penemuan elektronpertama kali dikemukakan oleh J.J. Thomson pada saat mempelajari
tentang sinar katode. Dari eksperimen tentang sinar katode yang dilakukan di dalam
Laboratorium Cavendish di Cambridge, Inggris. Pada tahun 1897 inilah J.J. Thomson berhasil
mengukur perbandingan antara muatan elektron dengan massa elektron (e/m), dengan
mengamati penyimpangan sinar katode dalam gabungan medan listrik dan medan magnet. Dari
hasil perhitungan yang mutakhir perbandingan e/m adalah 1,7588 × 1011 C/kg.
Kelebihan atom thomson

 Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom
bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.

Kelemahan atom thomson

 Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam
bola atom tersebut.

Model Atom Rutherford

Untuk menguji model atom J.J. Thomson, maka Ernest Rutherford mengadakan percobaan
dengan menembak atom-atom dengan partikel-partikel alpha, yaitu partikel dengan massa empat
kali massa atom hidrogen dan muatan positif sebesar dua kali muatan elektron. Partikel alpha
mempunyai daya tembus yang cukup kuat untuk melalui plat logam yang sangat tipis. Dalam
percobaannya, Rutherford menembakkan partikel alpha dengan sasaran target lempengan tipis
emas, seperti gambar di bawah ini :

Percobaan hamburan partikel α oleh Rutherford

Berdasarkan hasil percobaan diharapkan semua partikel alpha menembus lurus lempengan
emas, akan tetapi dalam hasil pengamatan diperoleh ada partikel alpha yang dibelokkan bahkan
ada yang dibelokkan dengan sudut antara 90o sampai 180o. Hal terakhir yang tidak cocok
dengan model atom Thomson.

Rutherford mengukur sudut-sudut hamburan partikel alpha dengan teliti. Bila muatan positif
tidak menyebar, tetapi mengumpul pada suatu tempat dalam tiap-tiap atom, maka berdasarkan
hukum Coulomb sudut penyimpangan akan berkisar antara 5o sampai 150o. Berarti gejala
pemantulan kembali partikel alpha tersebut ditolak oleh suatu konsentrasi muatan positif dalam
atom (terjadi gaya tolakan karena muatannya sejenis).

Berdasarkan hasil percobaannya ini kemudian Rutherford menyusun model atomnya yang
secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. Pada atom muatan positif dan sebagian besar massa atom terpusat pada suatu titik, yaitu
di tengah-tengah atom yang kemudian disebut inti atom.
2. Sebagian besar ruangan dalam atom merupakan ruang kosong, yang ditunjukkan oleh
banyaknya partikel alpha yang diteruskan dalam percobaan Rutherford.
3. Di luar inti pada jarak relatif jauh, elektron bergerak mengelilingi inti dalam lintasan-
lintasan seperti planet-planet mengitari matahari dalam sistem tata surya.
Lintasan Spiral Elektron Atom Rutherford

Meskipun model atom Rutherford lebih baik dari model atom Thomson, tetapi model atom
Rutherford memiliki kelemahan-kelemahan yaitu sebagai berikut.

1. Model atom Rutherford tidak bisa menjelaskan tentang kestabilan atom. Berdasarkan
hukum Coulomb antara elektron dan inti mengalami gaya Coulomb yang berfungsi
sebagai gaya sentripetal sehingga mengalami percepatan. Menurut teori Maxwell
percepatan muatan listrik akan memancarkan gelombang elektromagnetik, sehingga
energi elektron total elektron (E) akan semakin berkurang dan jari-jari orbitnya akan
semakin mengecil sehingga lintasan elektron berbentuk spiral yang menunjukkan
ketidakstabilan inti atom.
2. Model atom Rutherford tidak mampu menjelaskan terjadinya spektrum garis yang
merupakan ciri dari atom gas yang berpijar, yang seharusnya menurut teori atom
Rutherford karena elektron memiliki gerakan spiral maka spektrum yang dihasilkan
merupakan spektrum yang kontinu tetapi kenyataannya spektrum diskontinu.

Kelebihan

 Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilingi
inti.

Model Atom Bohr

Model atom Rutherford gagal menjelaskan tentang kestabilan atom dan terjadinya spektrum
garis atom hidrogen. Seorang ilmuwan Fisika dari Denmark, Niels Bohr dapat menjelaskan
spektrum garis atom hidrogren. Bohr mengemukakan teori atomnya untuk menutupi kelemahan
atom Rutherford dengan mengemukakan tiga postulatnya yaitu :

1. Elektron berotasi mengelilingi inti tidak pada sembarang lintasan, tetapi pada lintasan-
lintasan tertentu tanpa membebaskan energi. Lintasan ini disebut lintasan stasioner dan
memiliki energi tertentu.
2. Elektron dapat berpindah dari lintasan yang satu ke lintasan yang lain. Jika elektron
pindah dari lintasan berenergi rendah (lintasan dalam) ke lintasan berenergi tinggi
(lintasan luar) akan menyerap energi dan sebaliknya akan memancarkan energi. Energi
yang dipancarkan atau diserap elektron sebesar hf.
3. Lintasan-lintasan yang diperkenankan elektron adalah lintasan-lintasan yang mempunyai

momentum sudut kelipatan bulat dari


Kelebihan model atom Bohr
a .Mengaplikasikan teori kuantum untuk menjawab kesulitan dalam model atom rutherford.
b. Menerangkan dengan jelas garis spektrum pancaran (emisi) atau serapan (absorpsi) dari atom
hidrogen.
Kelemahan model atom Bohr

a. Tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan efek Strack.


b. Tidak dapat menerangkan kejadian-kejadian dalam ikatan kimia dengan baik, pengaruh
medan magnet terhadap atom-atom, dan spektrum atom yang berelektron lebih banyak.
Teori model atom modern

Teori Atom Mekanika KuantumWerner Heisenberg, Erwin Schrodinger - Teori atom


mengalami perkembangan mulai dari teori atom John Dalton, teori atom teori atom Joseph John
Thomson, teori atom Ernest Rutherford, dan Teori atom Niels Henri David Bohr. Perkembangan
teori atom menunjukkan adanya perubahan konsep susunan atom dan reaksi kimia antar atom.
Kelemahan model atom yang dikemukakan Rutherford disempurnakan oleh Niels Henrik David
Bohr. Bohr mengemukakan gagasannya tentang penggunaan tingkat energi elektron pada
struktur atom. Model ini kemudian dikenal dengan model atom Rutherford-Bohr. Tingkat energi
elektron digunakan untuk menerangkan terjadinya spektrum atom yang dihasilkan oleh atom
yang mengeluarkan energi berupa radiasi cahaya.

Gambar 1. Spektrum emisi natrium dan hidrogen dalam


daerah yang dapat dilihat dengan spektrum yang lengkap.
Penjelasan mengenai radiasi cahaya juga telah dikemukakan oleh Max Planck pada tahun 1900.
Ia mengemukakan teori kuantum yang menyatakan bahwa atom dapat memancarkan atau
menyerap energi hanya dalam jumlah tertentu (kuanta). Jumlah energi yang dipancarkan atau
diserap dalam bentuk radiasi elektromagnetik disebut kuantum. Adapun besarnya kuantum
dinyatakan dalam persamaan berikut.

E = hc / λ
Keterangan:
E = energi radiasi (Joule = J)
h = konstanta Planck (6,63 x 10–34 J.s)
c = cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 x 108 ms-1)
λ = panjang gelombang (m)
Dengan Teori Kuantum, kita dapat mengetahui besarnya radiasi yang dipancarkan maupun yang
diserap. Selain itu, Teori Kuantum juga bisa digunakan untuk menjelaskan terjadinya spektrum
atom. Perhatikan spektrum atom hidrogen berikut.

Gambar 2. Spektrum gas hidrogen.


Pada Gambar 2 : Dapat dilihat bahwa percikan listrik masuk ke dalam tabung gelas yang
mengandung gas hidrogen. Sinar yang keluar dari atom H (setelah melalui celah) masuk ke
dalam prisma, sehingga sinar tersebut terbagi menjadi beberapa sinar yang membentuk garis
spektrum. Ketika sinar itu ditangkap oleh layar, empat garis yang panjang gelombangnya tertera
pada layar adalah bagian yang dapat dilihat dari spektrum gas hidrogen.Salah satu alasan atom
hidrogen digunakan sebagai model atom Bohr adalah karena hidrogen mempunyai struktur atom
yang paling sederhana (satu proton dan satu elektron) dan menghasilkan spektrum paling
sederhana. Model atom hidrogen ini disebut solar system (sistem tata surya), di mana elektron
dalam atom mengelilingi inti pada suatu orbit dengan bentuk, ukuran, dan energi yang tetap.

Gambar 3. Model Atom Bohr.


Semakin besar ukuran suatu orbit, semakin besar pula energi elektronnya. Keadaan ini
dipengaruhi oleh adanya gaya tarik-menarik antara proton dan elektron. Dengan menggunakan
model atom hidrogen, Bohr menemukan persamaan energi elektron sebagai berikut.
E = -A / n2
Keterangan :

A = 2,18 x 10–18 J
A adalah suatu konstanta yang diperoleh dari konstanta Planck = 6,63 X 10–34 J.s, massa, dan
muatan elektron (Brady, 1999, hlm. 280)
n = bilangan bulat yang menunjukkan orbit elektron = 1, 2, 3, …, 8
[Tanda negatif menunjukkan orbit mempunyai energi paling rendah (harga n = 1) dan paling
tinggi (harga n = 8)].
Pada atom hidrogen, elektron berada pada orbit energi terendah (n = 1). Jika atom bereaksi,
elektron akan bergerak menuju orbit dengan energi yang lebih tinggi (n = 2, 3, atau 4). Pada saat
atom berada pada orbit dengan energi yang lebih tinggi, atom mempunyai sifat tidak stabil yang
menyebabkan elektron jatuh ke orbit yang memiliki energi lebih rendah. Perpindahan tersebut
menjadikan elektron mengubah energinya dalam jumlah tertentu. Besar energi tersebut sama
dengan perbedaan energi antarkedua orbit yang dilepaskan dalam bentuk foton dengan frekuensi
tertentu.

Gambar 4. Perpindahan elektron dari satu


tingkat energi ke tingkat energi lainnya
menyebabkan energi elektron berubah dalam
jumlah tertentu.
Meskipun teori atom Niels Bohr mampu menerangkan spektrum gas hidrogen dan spektrum
atom berelektron tunggal (seperti He+ dan Li2+), tetapi tidak mampu menerangkan spektrum
atom berelektron lebih dari satu. Oleh karena itu, dibutuhkan penjelasan lebih lanjut mengenai
gerak partikel (atom).Pada tahun 1924, ahli fisika dari Perancis bernama Louis de Broglie
mengemukakan bahwa partikel juga bersifat sebagai gelombang. Dengan demikian, partikel
mempunyai panjang gelombang yang dinyatakan dengan persamaan berikut.

λ = h / p = h/mv
Keterangan :
λ = panjang gelombang (m)
h = tetapan Planck (6,63 x 10–34 J.s)
p = momentum (m2s-1)
m = massa partikel (kg)
v = kecepatan partikel (ms-1)
Berdasarkan persamaan de Broglie, diketahui bahwa teori atom Bohr memiliki kelemahan.
Kelemahan itu ada pada pernyataan Bohr yang menyebutkan bahwa elektron bergerak
mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu berbentuk lingkaran. Padahal, elektron yang
bergerak mengelilingi inti atom juga melakukan gerak gelombang. Gelombang tersebut tidak
bergerak sesuai garis, tetapi menyebar pada suatu daerah tertentu. Selanjutnya, pada tahun 1927,
Werner Heisenberg menyatakan bahwa kedudukan elektron tidak dapat diketahui dengan tepat.
Oleh karena itu, ia menganalisis kedudukan elektron (x) dengan momentum elektron (p) untuk
mengetahui kedudukan elektron.
Hasil analisis Heisenberg, yaitu selalu terdapat ketidakpastian dalam menentukan kedudukan
elektron yang dirumuskan sebagai hasil kali ketidakpastian kedudukan Δx dengan momentum
Δp. Satu hal yang perlu diingat adalah hasil kali keduanya harus sama atau lebih besar dari
tetapan Planck. Persamaan ini dikenal sebagai prinsip ketidakpastian Heisenberg yang
dirumuskan sebagai berikut.

Δx.Δp ≥ h

Keterangan :
Δx = ketidakpastian kedudukan
Δp = ketidakpastian momentum
h = tetapan Planck
Selain Werner Heisenberg, ada juga ilmuwan yang menunjukkan kelemahan teori atom Bohr.
Pada tahun 1927, Erwin Schrodinger menyempurnakan teori atom yang disampaikan oleh Bohr.
Dari penyelidikan terhadap gelombang atom hidrogen, Schrodinger menyatakan bahwa elektron
dapat dianggap sebagai gelombang materi dengan gerakan menyerupai gerakan gelombang.
Teori ini lebih dikenal dengan mekanika gelombang (mekanika kuantum).
Teori model atom Schrodinger memiliki persamaan dengan model atom Bohr berkaitan dengan
adanya tingkat energi dalam atom. Perbedaannya yaitu model atom Bohr memiliki lintasan
elektron yang pasti. Sedangkan pada model atom Schrodinger, lintasan elektronnya tidak pasti
karena menyerupai gelombang yang memenuhi ruang (tiga dimensi).
Fungsi matematik untuk persamaan gelombang dinyatakan sebagai fungsi gelombang [ψ dibaca
psi (bahasa Yunani)] yang menunjukkan bentuk dan energi gelombang elektron.Berdasarkan
teori yang disampaikan oleh Schrodinger, diketahui bahwa elektron menempati lintasan yang
tidak pasti sehingga elektron berada pada berbagai jarak dari inti atom dan berbagai arah dalam
ruang. Jadi, daerah pada inti atom dengan kemungkinan terbesar ditemukannya elektron dikenal
sebagai orbital.
Radioaktivitas disebut juga peluruhan radioaktif, yaitu peristiwa terurainya beberapa inti atom
tertentu secara spontan yang diikuti dengan pancaran partikel alfa (inti helium), partikel beta
(elektron), atau radiasi gamma (gelombang elektromagnetik gelombang pendek). Sinar-sinar
yang dipancarkan tersebut disebut sinar radioaktif, sedangkan zat yang memancarkan sinar
radioaktif disebut dengan zat radioaktif.

Pierre Curie dan Marie Curie

Istilah keradioaktifan (radioactivity) pertama kali diciptakan oleh Marie Curie (1867 – 1934),
seorang ahli kimia asal Prancis. Marie dan suaminya, Pierre Curie (1859 – 1906), berhasil
menemukan unsur radioaktif baru, yaitu polonium dan radium. Ernest Rutherford (1871 – 1937)
menyatakan bahwa sinar radioaktif dapat dibedakan atas sinar alfa yang bermuatan positif dan
sinar beta yang bermuatan negatif. Paul Ulrich Villard (1869 – 1915), seorang ilmuwan Prancis,
menemukan sinar radioaktif yang tidak bermuatan, yaitu sinar gamma.

Jenis-Jenis Radioaktivitas

Berdasarkan partikel penyusunnya, sinar radioaktif dibagi menjadi tiga, yaitu sinar alfa, sinar
beta, dan sinar gamma.

Radioaktivitas Sinar Alfa (Sinar α)

Sinar alfa adalah sinar yang dipancarkan oleh unsur radioaktif. Sinar ini ditemukan secara
bersamaan dengan penemuan fenomena radioaktivitas, yaitu peluruhan inti atom yang
berlangsung secara spontan, tidak terkontrol, dan menghasilkan radiasi. Sinar alfa terdiri atas
dua proton dan dua neutron. Berikut ini adalah sifat alamiah sinar alfa.

1. Sinar alfa merupakan inti He.


2. Dapat menghitamkan pelat film (yang berarti memiliki daya ionisasi). Daya ionisasi sinar
alfa paling kuat daripada sinar beta dan gamma.
3. Mempunyai daya tembus paling lemah di antara ketiga sinar radioaktif.
4. Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
5. Mempunyai jangkauan beberapa sentimeter di udara dan 102 mm di dalam logam.

Sinar alfa merupakan jenis radioaktivitas yang memiliki muatan postif.

Radioaktivitas Sinar Beta (Sinar β)

Sinar beta merupakan elektron berenergi tinggi yang berasal dari inti atom. Berikut ini beberapa
sifat alamiah sinar beta yaitu :

- Mempunyai daya ionisasi yang lebih kecil dari sinar alfa.


- Mempunyai daya tembus yang lebih besar dari pada sinar alfa.
- Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
Sinar beta merupakan jenis radioaktivitas yang memiliki muatan negatif.

Radioaktivitas Sinar Gamma (Sinar γ)

Sinar gamma adalah radiasi gelombang elektromagnetik yang terpancar dari inti atom dengan
energi yang sangat tinggi yang tidak memiliki massa maupun muatan. Sinar gamma ikut
terpancar ketika sebuah inti memancarkan sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan sinar gamma
tidak menyebabkan perubahan nomor atom maupun massa atom. Sinar gamma memiliki
beberapa sifat alamiah berikut ini.

1. Sinar gamma tidak memiliki jangkauan maksimal di udara, semakin jauh dari sumber
intensitasnya makin kecil.
2. Mempunyai daya ionisasi paling lemah.
3. Mempunyai daya tembus yang terbesar.
4. Tidak membelok dalam medan listrik maupun medan magnet.

Sinar gama merupakan jenis radioaktivitas yang tidak memiliki muatan postif maupun negatif.

Kegunaan radioaktif di Bidang Kesehatan

Di negara-negara maju penggunaan dan penerapan radioisotop telah dilakukan dalam


berbagai bidang. Radioisotop adalah isotop suatu unsur radioaktif yang memancarkan sinar
radioaktif. Radioisotop sudah banyak digunakan untuk kesejahteraan manusia melalui
penggunaan energi nuklir yang dihasilkanberbagai bidang, misalnya untuk pembangkit tenaga
listrik. Isotop suatu unsur baik stabil maupun yang radioaktif memiliki sifat kimia yang sama.
Penggunaan radioisotop dapat dibagi ke dalam penggunaan sebagai perunut dan penggunaan
sebagai sumber radiasi.
Radioisotop sebagai perunut digunakan untuk mengikuti unsur dalam suatu proses yang
menyangkut senyawa atau sekelompok senyawa. Radioisotop dapat digunakan sebagai sumber
sinar sebagai pengganti sumber lain misal sumber sinar X. Radioisotop dapat digunakan sebagai
perunut sebab energi sinar yang dipancarkan serta waktu paruhnya merupakan sifat khas
radioisotop tersebut. Pada contoh di bawah ini akan diberikan beberapa contoh penggunaan
radioisotop baik sebagai perunut maupun sebagai sumber radiasi.

1. Bidang Kesehatan
Sebagai Sumber Radiasi
a. Dalam bidang kesehatan, sterilisasi alat-alat kedokteran menggunakan radiasi sinar gamma dari
sumber isotop Co-60 atau Cs-137. Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan
mikroorganisme sehingga dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi
dengan cara radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi
konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu:
1. Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.
2. Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
3. Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar bakteri lagi
sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu disterilkan dulu baru
dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit.
b. Sinar gamma dari Co-60 dapat digunakan dalam radioterapi untuk membunuh sel-sel kangker.
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel normal
maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau tumor ternyata lebih sensitif
(lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor dapat dimatikan dengan
mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut.
Sebagai Perunut
Radioaktif juga digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit, antara
lain(Martin S. Silberberg, 2000: 1066):
a. Radioisotop Tc-99 (teknesium) digunakan untuk memperlihatkan gambaran bagian dalam
tubuh (citra internal organ tubuh), misalnya kelenjar tiroid.kelenjar ini berguna dalam
pengaturan metabolisme kalsium darah yang terdapat di leher. Radioisotop Teknesium-99m
(Tc-99m) merupakan radioisotop primadona yang mendekati ideal untuk mencari jejak di dalam
tubuh. Hal ini dikarenakan radioisotop ini memiliki waktu paro yang pendek sekitar 6 jam
sehingga intensitas radiasi yang dipancarkannya berkurang secara cepat setelah selesai
digunakan. Radioisotop ini merupakan pemancar gamma murni dari jenis peluruhan electron
capture dan tidak memancarkan radiasi partikel bermuatan sehingga dampak terhadap tubuh
sangat kecil. Selain itu, radioisotop ini mudah diperoleh dalam bentuk carrier free (bebas
pengemban) dari radioisotop molibdenum-99 (Mo-99) dan dapat membentuk ikatan dengan
senyawa-senyawa organik. Radioisotop ini dimasukkan ke dalam tubuh setelah diikatkan
dengan senyawa tertentu melalui reaksi penandaan.Di dalam tubuh, radioisotop ini akan
bergerak bersama-sama dengan senyawa yang ditumpanginya sesuai dengan dinamika senyawa
tersebut di dalam tubuh. Dengan demikian, keberadaan dan distribusi senyawa tersebut di dalam
tubuh yang mencerminkan beberapa fungsi organ dan metabolisme tubuh dapat dengan mudah
diketahui dari hasil pencitraan. Pencitraan dapat dilakukan menggunakan kamera gamma.
Radioisotop ini dapat pula digunakan untuk mencari jejak terjadinya infeksi bakteri, misalnya
bakteri tuberkolose, di dalam tubuh dengan memanfaatkan terjadinya reaksi spesifik yang
disebabkan oleh infeksi bakteri. Terjadinya reaksi spesifik tersebut dapat diketahui
menggunakan senyawa tertentu, misalnya antibodi, yang bereaksi secara spesifik di tempat
terjadinya infeksi. Beberapa saat yang lalu di Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR)
BATAN telah berhasil disintesa radiofarmaka bertanda teknesium-99m untuk mendeteksi
infeksi di dalam tubuh. Produk hasil litbang ini saat ini sedang direncanakan memasuki tahap uji
klinis.
b. 24Na, mendeteksi adanya gangguan peredaran darah.
c. 59Fe, mengukur laju pembentukan sel darah merah.
d. 11C, mengetahui metabolisme secara umum.
e. Isotop I-31I diserap terutama oleh kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari
otak. Oleh karena itu, digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada fungsi kelenjar gondok
dan mencari letak tumor manusia.
f. 32P, mendeteksi penyakit mata, liver, dan adanya tumor.
g. Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan radiasi gamma
atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-X yang diserap oleh tulang yang
diperiksa maka dapat ditentukan konsentrasi mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan
dilakukan oleh komputer yang dipasang pada alat bone densitometer tersebut. Teknik ini
bermanfaat untuk membantu mendiagnosiskekeroposan tulang (osteoporosis) yang sering
menyerang wanita pada usia menopause (matihaid). []

Pada Bidang Industri Radiaktif memiliki kegunaan dan digunakan untuk meningkatkan kualitas
produksi, seperti pada:

a. Industri makanan, sinar gama untuk mengawetkan makanan, membunuh mikro organisme
yang menyebabkan pembusukan pada sayur dan buah-buahan.

ilustrasi makanan
a. Industri metalurgi, digunakan untuk mendeteksi rongga udara pada besi cor, mendeteksi
sambungan pipa saluran air, keretakan pada pesawat terbang, dan lain-lain. Penggunaan
radioisotop dalam bidang industri juga untuk mendeteksi kebocoran pipa yang ditanam di dalam
tanah atau dalam beton. Dengan menggunakan radioisotop yang dimasukkan ke dalam aliran
pipa kebocoran pipa dapat dideteksi tanpa penggalian tanah atau pembongkaran beton.
Penyinaran radiasi dapat digunakan untuk menentukan keausan atau kekeroposan yang terjadi
pada bagian pengelasan antarlogam. Jika bahan ini disinari dengan sinar gamma dan dibalik
bahan itu diletakkan film foto maka pada bagian yang aus atau keropos akan memberikan
gambar yang tidak merata.
b. Industri otomotif, mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja.
Sebagai sumber radiasi radioisotop berguna sebagai:
a. Perbaikan mutu kayu dengan penambahan monomer yang sudah diradiasi, kayu menjadi
lebih keras dan lebih awet.
b. Perbaikan mutu serat tekstil dengan meradiasi serat tekstil, sehingga titikleleh lebih tinggi dan
mudah mengisap zat warna serta air.
c. Mengontrol ketebalan produk yang dihasilkan, seperti lembaran kertas, film, dan lempeng
logam.
d. 60Co untuk penyamakan kulit, sehingga daya rentang kulit yang disamak dengan cara ini
lebih baik daripada kulit yang disamak dengan cara biasa.
Di antara manfaat dari teknologi nuklir adalah pengurangan penggunaan pupuk buatan serta
pendayagunaan dan peningkatan produktivitas lahan, pengendalian hama tanaman.
C. Bidang Kedokteran
Teknologi nuklir dapat dimanfaatkan untuk kesehatan, baik untuk diagnosa maupun untuk
pengobatan atau terapi.
Dengan menggunakan radiasi dari isotop radioaktif cobalt pada dosis tertentu terhadap sel-sel
kanker, sel-sel ini akan mati, sedangkan sel-sel normal tidak begitu terpengaruh selama
pengobatan. Selain itu untuk mendiagnosa penyakit pasien tanpa harus melakukan pembedahan,
para dokter biasanya menggunakan sinar-X. Selain itu, kedokteran nuklir juga mampu
mendeteksi adanya kekambuhan penyakit kanker.
Sejak puluhan tahun lalu, berbagai rumah sakit nasional telah memanfaatkan radioisotope
produksi dalam negeri guna keperluan diagnosa atau pun terapi aneka macam penyakit.
Bidang kedokteran telah mengambil manfaat dari teknik nuklir seperti pemeriksaan medik
dengan menggunakan pesawat gamma kamera, renograf-prototipe yang berguna untuk diagnosis
fungsi ginjal, pesawat sinar X-prototipe yang berguna sebagai diagnosis anatomi organ tubuh,
Thyroid uptake-prototipe untuk uji tangkap gondok, dan brachterapi yang digunakan sebagai
terapi kanker rahim, pemeriksaan jantung koroner, dan mendeteksi pendarahan pada saluran
pencernaan.
Selain untuk Brakiterapi, radisotop Cs-137 dan Co-60 juga dimanfaatkan untuk Teleterapi,
meskipun belakangan ini teleterapi dengan menggunakan radioisotop Cs-137 sudah tidak
direkomendasikan lagi untuk digunakan. Meskipun pada dekade belakangan ini jumlah pesawat
teleterapi Co-60 mulai menurun digantikan dengan akselerator medik. Radioisotop tersebut
selain digunakan untuk brakiterapi dan teleterapi, saat ini juga telah banyak digunakan untuk
keperluan Gamma Knife, sebagai suatu cara lain pengobatan kanker yang berlokasi di kepala.
Generator radioisotop-pun saat ini juga berperan besar dalam memproduksi radioisotop untuk
kesehatan, terutama kedokteran nuklir. Produksi, pengembangan dan pemanfaatan generator
Mo-99/Tc-99m merupakan dampak positif dalam aplikasi nuklir untuk kesehatan dan farmasi.
Dengan generator ini masalah-masalah faktor produksi ulang, waktu, dan jarak terhadap tempat
yang memproduksi radioisotop, selain juga mengurangi dosis yang diterima oleh pasien.
Teknologi Nuklir untuk Pemandulan Vektor Malaria. Salah satu cara pemandulan
nyamuk/vektor adalah dengan cara radiasi ionisasi yang dikenakan pada salah satu stadium
perkembangannya. Radiasi untuk pemandulan ini dapat menggunakan sinar gamma, sinar X
atau neutron.

Anda mungkin juga menyukai