Anda di halaman 1dari 32

Model atom Thomson

dan Rutherford
Model Atom Thomson : Kelemahan dari Dalton diperbaiki oleh JJ. Thomson,eksperimen
yang dilakukannya tabung sinar kotoda. Hasil eksperimennya menyatakan ada partikel
bermuatan negatif dalam atom yang disebut elektron.
Thomson mengusulkan model atom seperti roti kismis atau kue onde-onde. Suatu bola pejal
yang permukaannya dikelilingi elektron dan partikel lain yang bermuatan positif sehingga
atom bersifat netral. Model atom Thomson seperti roti kismis Kelemahan model Thomson ini
tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.

Model Atom Rutherford

Model Atom Rutherford : Eksperimen yang dilakukan Rutherford adalah penembakan


lempeng tipis dengan partikel alpha. Ternyata partikel itu ada yang diteruskan,
dibelokkan atau dipantulkan. Berarti di dalam atom terdapat susunan-susunan partikel
bermuatan positif dan negatif.
Hipotesa dari Rutherford adalah atom yang tersusun dari inti atom dan elektron yang
mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa atom terpusat pada inti atom.
Model atom Rutherford seperti tata surya. Model atom Rutherford seperti tata surya.
Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke
dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai
pemancaran energi sehingga lama - kelamaan energi elektron akan berkurang dan
lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti.
Ambilah seutas tali dan salah satu ujungnya Anda ikatkan sepotong kayu sedangkan
ujung yang lain Anda pegang. Putarkan tali tersebut di atas kepala Anda. Apa yang
terjadi? Benar.
Lama kelamaan putarannya akan pelan dan akan mengenai kepala Anda karena
putarannya lemah dan Anda pegal memegang tali tersebut. Karena Rutherford adalah
telah dikenalkan lintasan/kedudukan elektron yang nanti disebut dengan kulit. Asal
usul Teori Atom
Kata atom berasal dari bahasa Yunani yaitu ”atomos” yang berarti ”tidak dapat dibagi”.
Konsep dasar atom pertama kali dikemukakan oleh Democritus (orang Yunani)pada awal
abad ke-4 Sebelum Masehi.

Menurut teori yang dikemukakannya, suatu benda dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang
sangat kecil yang akhirnya tidak dapat dibagi lagi yang disebut atom. Menurut
Democritus atom sepenuhnya padat, tidak memiliki struktur internal, serta ada ruang kosong
antar atom untuk memberikan ruang untuk pergerakannya (seperti pergerakan dalam air dan
udara, atau fleksibilitas benda padat).

Selain itu, Democritus juga menjelaskan bahwa untuk menjelaskan perbedaan sifat dari
material yang berbeda, atom dibedakan ke dalam bentuk, massa dan ukurannya. Berdasarkan
model atom yang dibuatnya, Democritus mampu menjelaskan bahwa semua benda terdiri dari
bagian yang lebih kecil disebut atom. Namun model Democritus ini kurang memiliki bukti
eksperimental hingga mulai tahun 1800an muncul teori-teori baru berdasarkan hasil
eksperimen.

Beberapa teori yang menjelaskan tentang atom adalah sebagai berikut :

Model Teori Atom John Dalton

John Dalton pada tahun 1803 mengemukakan pendapatnaya tentang atom. Teori atom Dalton
didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan hukum
susunan tetap (hukum prouts). Lavosier mennyatakan bahwa “Massa total zat-zat sebelum
reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi.” Sedangkan Prouts
menyatakan bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap.”

Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai
berikut:

1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi.
2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-
atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan
sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen.
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali
dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

Kelebihan:

Mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom

Kelemahan:
Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik.
Bagaimana mungkin bola pejal dapat menghantarkan arus listrik? padahal listrik adalah
elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat menghantarkan arus listrik.

Model Teori Atom JJ. Thomson


J.J. Thomson pada awal 1900an, mengemukakan teori baru tentang atom. Menurutnya di
dalam atom terdapat partikel elektron dan proton. Berdasarkan hasil eksperimennya, proton
memiliki massa yang jauh lebih besar dibandingkan elektron, sehingga model atom Thomson
menggambarkan atom sebagai proton tunggal yang besar.

Di dalam proton terdapat elektron elektron yang menetralkan adanya muatan positif dari
proton. Menurut Thomson, atom terdiri dari suatu bulatan bermuatan positif dengan rapat
muatan yang merata. Di dalam muatan positif ini tersebar elektron dengan muatan negatif
yang besarnya sama dengan muatan positif. Secara garis besar teori atom thomson adalah
“Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan negatif
elektron.”

Secara sederhana model atom thomson dapat analogikan sebagai jambu biji yang telah
dikelupas kulitnya. Biji jambu yang tersebar merata dimodelkan sebagai elektron dan bulatan
daging jambu yang pejal dimodelkan sebagai proton.

Kelebihan:

Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan
merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.

Kelemahan:

Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola
atom tersebut.

Model Atom Rutherford


Pada tahun 1910 Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geiger dan Erners
Masreden) melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa (λ) terhadap
lempeng tipis emas. Dari hasil pengamatannya ditemukan bahwa sebagian besar partikel alfa
mampu menembus lembaran emas tanpa dibelokkan.

Bersamaan dengan itu, Rutherford juga menemukan partikel alfa yang dibelokkan sedikit,
namun dengan sangat mengejutkan, Rutherford juga menemukan beberapa partikel alfa yang
dibelokkan pada sudut yang sangat tajam kembali ke sumber radioaktif. Untuk menjelaskan
adanya sebagian besar partikel-α yang menembus lempeng emas tanpa dibelokkan,
Rutherford kemudian mengembangkan model inti atom.
Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, Rutherford membuat kesimpulan bahwa :

1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan
2. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas, maka d
idalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif.
3. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta
bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000
merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira
10.000 lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan.

Berdasarkan kesimpulan dari hasil pengamatannya Rutherford mengemukan sebuah model


atom yang dikenal dengan model atom Ruthreford yaitu ” Atom terdiri dari inti atom yang
sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif.”

Kelebihan:

Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilingi inti.
Teori Rutherford bahwa elektron mengelilingi inti atom ini memberikan inspirasi pada
penemuan baru berikutnya yaitu tentang lintasan/kedudukan elektron yang selanjutnya
dikenal sebagai kulit elektron.

Kelemahan:

Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori
gerak, apabila elektron bergerak mengitari inti disertai pemancaran energi maka lama –
kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti
dan jatuh ke dalam inti

Model Atom Niels Bohr


Pada tahun 1913, Neils Bohr memperbaiki kegagalan atom Rutherford melalui percobaannya
tentang spektrum atom hidrogen. Berdasarkan hasil percobaannya Bohr memberikan
gambaran keadaan/kedudukan orbit elektron dalam menempati daerah di sekitar inti atom.
Menurut Bohr elektron mengelilingi inti atom pada orbit tertentu, hanya terdapat orbit dalam
jumlah tertentu dan perbedaan antar orbit satu dengan yang lain adalah jarak orbit dari inti
atom.
Keberadaan elektron baik di orbit yang rendah maupun yang tinggi sepenuhnya tergantung
oleh tingkatan energi elektron. Sehingga elektron di orbit yang rendah akan memiliki energi
yang lebih kecil daripada elektron di orbit yang lebih tinggi.

Penjelasan Bohr tentang atom melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan
teori kuantum dari Planck, dan secara garis besar Bohr mengemukaan model atomnya
sebagai berikut :

1. Elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu, tidak
memancarkan energi. Lintasan-lintasan elektron itu disebut kulit atau tingkat energi
elektron.
2. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang lain.
3. Perpindahan elektron dari tingkat energi tinggi ke rendah disertai pemancaran energi.
Sedang perpindahan elektron dari tingkat energi rendah ke tinggi disertai penyerapan
energi.
4. Elektron yang bergerak pada lintasannya berada pada keadaan stasioner, artinya
elektron tidak memancarkan atau menyerap energi.

Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu
yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah kulit
elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan
semakin tinggi tingkat energinya.

Kelebihan:

Atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya
elektron.

Kelemahan:

Model atom ini adalah tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan efek Strack

Model Atom Modern


Berdasarkan pengertian dasar yang diperoleh dari model-model atom klasik bahwa atom
terdiri dari elektron, proton, dan neutron, maka dapat dimungkinkan adanya model yang lebih
rumit dan lengkap mengenai atom yang hingga sekarang masih dikatakan misterius.

Salah seorang yang menjelaskan tentang model atom modern adalah Erwin Schrodinger
(1926). Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg
mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu
“Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama
pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada
jarak tertentu dari inti atom.”

Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut
orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.Erwin
Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk
menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.

x,y dan z = Posisi dalam tiga dimensi


y= Fungsi gelombang
m= massa
ђ= h/2p dimana h = konstanta plank dan p = 3,14
e= Energi total
V= Energi potensial

Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model atom
mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Awan elektron di sekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital


menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau
hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit.
Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa
orbital.

Struktur atom, Model atom, Teori atom, Bentuk Atom


by Bapak Dosen

Struktur atom – merupakan satuan terkecil dalam materi baik itu berupa benda cair, padat,
dan gas. Atom yang ada menjadi bahan dasar pembentuk materi-materi yang ada sampai
kepada bentuk yang dapat kita rasakan. Seperti air, kayu, handphone, dan bentuk-bentuk
materi yang kasat mata misalnya gas, angin.

Dalam pembagiannya striktur atom terdiri atas 3 inti materi yang memiliki fungsi dan
tungasnya tersendiri. Yaitu proton, elektron, dan neutron. Proton dan Neutron berada dalam
inti atom. Sedangkan, elektron berputar mengelilingi inti atom berupa proton dan neutron.

Perlu diketahui bahwasanya Proton merupakan struktur atom yang bermuatan positif (+).
Neutron merupakan struktur atum yang bermuatan netral. Dan elektron merupakan struktur
aton yang bermuatan negatif (-). Sehingga, dalam struktur atom yang berada dalam sistem
periodik unsur yang kita ketahui dipengaruhi oleh daya tarik menarik antara elektron dan
proton dalam inti atom.

DAFTAR ISI [(Klik Disini !)]


Perkembangan Teori dan Model Atom

Sumber: sitepoint.com

Istilah atau penyebutan atom awalnya berasal dari Bahasa Yunani, dimana atom merupakan
tidak dapat dipecah atau dipotong serta tidak mungkin untuk dibagi lagi. Sehingga, konsep
tidak dapat terbagi lagi ini dikemukakan oleh para filsuf dari Yunani dan India.

Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan
menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan
metode-metode kimia. Kemudian, pada akhir abad ke-19 sampai pada abad ke-20. Para ahli
fisika mulai menemukan komponen-komponen yang berukuran sangat kecil subatom dalam
inti atom. Menunjukkan bahwasanya struktur atom merupakan inti yang dari materi.

Dalam perkembangan science dan ilmu pengethauan dalam masanya, terdapat banyak
peneliti dan ilmuan. Dimana mereka mengemukakan hasil pemikiran dan penemuan yang
diketahui oleh hasil riset dan percobaan yang dibuatnya. Sehingga, dalam penelitian terkait
dengan struktur atom dan inti atom banyak dikemukakan oleh para peneliti.
A. Teori Atom Dalton

Sumber: wikimedia.org

Teori atom Dalton adalah teori mengenai atom yang dikemukakan oleh ilmuwan
berkebangsaan Inggris, John Dalton. Pada tahun 1808. Teori atom Dalton adalah teori paling
tua mengenai penjelasan tentang atom. Dalton menjelaskan bahwa atom merupakan suatu zat
yang tidak bisa dibagi – bagi lagi.

Toeri atom dalton merupakan teori atom pertama yang dikemukakan oleh John Dalton
(1808), seorang fisikawan asal Inggris. Dalam mengemukakan teorinya terkait struktur atom
yang berdasarkan penelitian yang dikemukakannya dalam A New System of Chemical
Philosiphy. Dimana jogn Dalton menjelaskan bahwasanya atom merupakan suatu zat yang
tidak dapat dibagi lagi dan merupakan struktur terkecil dari suatu materi.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukannya John Dalton Mengemukakan


Penelitiannya terkait struktur atom sebagai berikut :

1. Materi terdiri atas atom yang tidak dapat dibagi lagi.


2. Semua atom dari unsur kimia tertentu memiliki massa dan sifat yang sama.
3. Unsur kimia yang berbeda akan memiliki jenis atom yang berbeda.
4. Selama reaksi kimia, atom- atom hanya dapat bergabung dan dipecah menjadi atom- atom
yang terpisah, tetapi atom tidak dapat dihancurkan dan tidak dapat diubah selama reaksi
kimia tersebut.
5. Suatu senyawa terbentuk dari unsur- unsurnya melalui penggabungan atom tidak sejenis
dengan perbandingan yang sederhana.
BACA JUGA Berbagai Jenis Sumber Energi Alternatif Yang Bisa Menggantikan Energi Bahan Bakar
Fosil

Model Atom Dalton

Model Atom Dalton Sumber: wikipedia.com

Dari hasil penelitian yang dikemukakan oleh John Dalton, Dalton menggambarkan
bahwasanya atom merupakan suatu bulatan materi terkecil yang tidak dapat dibagi lagi.
Bentuk atom yang digambarkan berdasarkan teori atom Dalton ini berbentuk bola kecil yang
menjadi inti atom. Kemudian, setiap atom yang bergabung akan membentuk senyawa dan
menjadi materi.

Berdasarkan hasil penelitiannya dan perkembangan masa. Teori yang dikemukakan oleh John
dalton memiliki kekurangan dari teori atom yang lainnya. Dengan berbagai kelemahan
sebagai berikut :

1. Dalton menerangkan bahwa atom tidak bisa dibagi lagi. Namun, setelah perkembangan ilmu
pengetahuan dan ilmu teknologi. Diketahui bahwasanya dalam inti atom yang dijelaskan
oleh Daltom masih dapat terbagi lagi yang terbentuk dari partikel dasar yang lebih kecil
daripada atom, yaitu elektron, proton, dan neutron.
2. Dalton menyatakan bahwa atom tidak bisa diciptakan ataupun dimusnahkan. Namun, ketika
atom di uji coba dengan rekasi nuklir akan menghasilkan satu atom menjadi suatu unsur
atom yang lain.
3. Pendapat Dalton terkait bahwasanya setiap atom memiliki kesamaan dalam massa, ukuran
dan bentuk. Namun, setelah adanya teori terkait Isotop, Isobar, dan Isoton. Dimana, setiap
struktur atom mempunyai kesamaan dalam satu sisi namun, berbeda dalam sisi lainnya.
4. Pernyataan Dalton terkait perbandingan suatu senyawa mempunyai bilangan bulat dan
sederhana. Tetapi, seiring perkembangan dari diketahui bahwa terdapat perbandingan
bilangan yang tidak bilat seperti senyawa C18H35O2Na.

Walau masih memiliki kelemahan dari berbagai sisi. John Dalton menjadi pelopor pertama
dalam ilmuan yang menjelaskan terkait struktur atom dam model atom. Yang dengan dasar
inilah para ilmuan lain mulai meneliti dan memulai percobaan dan penelitian terkait struktur
atom dan model atom.
B. Teori Atom Thomson

Sumber: Laboratoria.com

Setelah teori atom Dalton muncul dan mulai berkembang pada tahun 1903. Hal tersebut
memicu para ilmuan lain pun mulai meneliti terkait struktur atom dengan berbagai penerapan
dan percobaan setiap peneliti. Salah satunya adalah J.J Thomson.

Dengan menggunakan hasil penelitian dan penemuan tabung katode oleh William Crookers.
Kemudian J.J Thomson pun mulai meneliti terkait sinar katode yang mampu menggerakan
baling-baling dalam percobaan tabung katode. Dari hasil percobaan tabung katode tersebut
dapat dipastikan bahwa sinar katode merupkan salah satu perikel penyusun dalam atom yang
bermuatan negatif.

Dengan hasil percobaan dan penelitian terkait struktur atom yang dilakukan oleh Thomson.
Maka, Thomson pun menyatakan bahwa “Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif
dan didalamya tersebar muatan negatif elektron”. Dimana, hasilnya disebut model atom roti
kismis.

Model Atom Thomson

Sumber: Enjiner.com

Berdasarkan hasil penelitian oleh Thomson. Model atom thomson digambarkan sebagai roti
kismis atau bola pejal layaknya bola billiar. Dimana, inti bola yang berwarna kuning sebagai
muatan positif dan bola kecil berwarna hijau sebagai muatan negatif yang menyebar merata
di sekitar muatan positif.

Walaupun J.J Thomson mampu menemukan muatan negatif atau elektron yang tersebar
disekitar struktur atom. Serta mematahkan bahwa atom masih dapat dipecah menjadi bagian
terkecil dengan ditemukannya elektron. Tetapi, J.J Thomson tidak dapat menjelaskan
persebaran muatan positif dan negatif yang berada di inti atom

BACA JUGA Ciri Ciri Makhluk Hidup, Pengertian, Penjelasan, Beserta Contohnya... Skuy Dibaca

C. Teori Atom Rutherford

Sumber: mfyeni.wordpress.com

Berlanjut ke teori atom Rutherford. Memasuki tahun 1903 seorang peneliti dengan percobaan
yang dilakukannya menyatakan bahwa teori atom yang dipaparkan oleh J.J Thomson belum
tepat.
Mendengar hal tersebut mendorong Ernest Rutherford (1911) untuk melakukan percobaan
untuk mencari struktur atom yang benar. Dengan bantuan dari kedua muridnya Hans Geiger
dan Ernest Marsden. Rutherford melakukan eksperimen dengan menembakkan sinar alfa ke
sebuah lepengan emas dengan partikel alfa yang percobaan ini dikenal dengan percobaan
Geiger-Marsden.

Saat melakukan tembakan sinar ke lempengan tersebut. Rutherford menemukan bahwa sinar
alfa yang ditembakkan menghasilkan sinar yang dibelokkan, dipantulkan, dan diteruskan.
Rutherford menjelaskan dari hasil percobaan yang dilakukan bahwasanya.

1. Didalam struktur atom terdapat ruang hampa yang menghasilkan partikel α akan
diteruskan.
2. Terdapat suatu muatan dalam inti atom dan memiliki massa atau muatan yang sejenis
denganpartikel α sejenis yaitu muatan positif; sehingga, sebagian kecil partikel α yang
ditembakkan.
3. Pada struktur atom terdapat bagian yang kecil dan padat yang rutherfor menyebutnya
sebagai inti atom (Nukleus). Sehingga, partikel α yang tiembbakan dan mengenai inti atom
akan dipantulkan oleh inti atom tersebut.

Berdasarkan hasil percobaan yang didapatkan oleh Rutherford dan beserta kedua muridnya.
Rutherford pun menyatakan bahwa : struktur atom tersusun dari inti atom yang bermuatan
positif sebagai pusat massa dan dikelilingi elektron-elektron yang bermuatan negatif yang
mengitari inti atom.

Model Atom Rutherford

Sumber : Enjiner.com

Dengan demikian, Rutherford menggambarkan seperti bola yang sebahagian besarnya


merupakan ruang hampa. Dimana, pada tengah atom merupakan inti atom terdiri dari atom
positif. Kemudian, muatan atom yang berada ditengah atom memiliki volume yang sangat
kecil yang sebanding dengan muatan atom tersebut.

Dikarenakan keberhasilannya menjelaskan perkembangan dari teori atom Dalton dan


Thomson. Nama Ernest Rutherford pun diabadikan sebagai salah satu teori dalam
perkembangan ilmu fisika dan kimia dengan teori atom Rutherford dalam menjelaskan
adanya elektron – elektron negatif.

Namun, Teori atom Rutherford ini hanya mampu menjelaskan terkait adanya elektron negatif
yang beredar mengelilingi inti atom yang terletak diruang hampa. Tetapi, Rutherford bemum
dapat memberi penjelasan terkait distribusi setia atom elektron dengan jelas. Secara otomatis
Teori yang dipaparkan oleh rutherofd pun memiliki kelemahan.

Teori atom Rutherford memiliki pertentang dengan Hukum Maxwell seorang ahli fisika.
Dimana Maxwell menyatakan bahwa jika muatan elektron (negatif) bergerak dan
mengelilingi suatu partikel yang berlawanan (bermuatan positif). Maka, pertikel yang ada
akan mengalami percepatan kemudian akan menghasilkan gelombang elektromagnetik.

Akibatnya energi elektron semakin berkurang. Jika demikian halnya maka lintasan elektron
akan berupa spiral. Pada suatu saat elektron tidak mampu mengimbangi gaya tarik inti dan
akhirnya elektron jatuh ke inti. Sehingga atom tidak stabil padahal kenyataannya atom stabil.

Sehingga, akan menyebabkan elektron akan berkurang sedikit demi sedikit. Maka, hal yang
selanjutnya yang terjadi adalah lintasan elektron menjadi spiral dikarenakan tidak mampu
mengimbangi gaya tarik dari intri atom dan akhirnya elektron jatuh ke inti atom. Dan akan
menghasilkan atom yang tidak stabil tetapi, pada kenyataannya atom stabil.

BACA JUGA Pengertian Efek Rumah Kaca, Proses Terjadinya, Penyebab, Akibat dan Contohnya

D. Teori Atom Niels Bohr


Sumber: kokimia.com

Ditahun 1913, seorang pakar fisikawan asal Denmark dengan nama Niels Bohr menyatakan
bahwasanya teori atom

dari Rutherford dapat untuk disempurnakan kembali menjadi teori atom yang lebih baik.
Dimana, Niels Bohr dengan percobaan yang dilakukan menggunakan teori kuantum dari
Planck.

Dari percobaan yang dilakukannya ketika melihat penampakan sinar yang berada disekitar
cahaya berupa bola pejal ataupun nyala api bahkan listrik tegangan tinggi. Dari hal tersebut
Bohr pun menyempurnakan penelitian dari teori yang diajukan oleh Rutherford. Para ahli
kadang memberikan istilah teori atom Rutherford-Bohr.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya. Bohr pun mengemukakan teori yang di
milikinya yang menyebutkan bahwa elektron yang bermuatan negatif berputar
mengengelilingi inti atom yang bermuatan atom positif pada jalur lintasanya tersendiri. Dan
setiap lintasan elektron yang memiliki orbitnya tersendiri memiliki kekuatannya elektronnya
tersendiri.

Dengan elektron terluar merupakan elektron yang paling mudah lepas atau berpindah.
Sedangkan, elektron yang paling dekat dengan inti merupakan elektron yang paling sulit
untuk berpindah. Ketika elektronakan berpindah dari satu orbit ke orbit lain. Maka,
diperlukan suatu energi yang berfungsi untuk memindahkan atau menghandatkan muatan
elektron ke lintasan yang lemah atapun menarik ke lintasan yang terdekat dengan inti atom.
Model Atom Niels Bohr

Sumber: Enjier.com

Dari penjelasan teori atom Bohr. Niels Bohr pun menggambarkan model atom Bohr dengan
bentuk seperti tata surya yang terkadang diistilahkan sebagai model atom tata surya. Dimana,
Bohr menjelaskan bahwa model atom Bohr sebagai berikut :

1. Elektron yang berada di lintasannya tersendiri mengelilingi inti atom dengan setiap elektron
berada pada lintasanya tersendiri. Dalam hal ini Niels Bohr memisalkan dengan istilah
lintasan K, L, M, … dan lintasan seterusnya.
2. Setiap elektron yang berotasi pada lintasanya dan bersifat stasioner. Maka, energi elektron
terhadapt inti atom dalam struktur atom akan bersifat tetap. Artinya, tidak akan ada energi
yang diserap ataupun diemisikan satu sama lain.
3. Setiap muatan elektron dalam setiap lintasan dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan
lain dengan setiap lintasan akan membutuhkan energi yang berbeda. Dari energi yang
dibutuhkan oleh setiap elektron disetiap lintasan kulit tersebut akan membuat elektron
mampu berpindah dari satu orbit ke orbit lainnya. Dimana, besarnya energi yang diperlukan
untuk berpindah dapat dihitung dengan persamaan Planck.
4. Setiap Orbit stasioner muatan elektron yang mengelilingi inti atom momentum sudut.
Dimana, besarnya jumlah sudut merupakan kelipatan dari nh/2π. Dimana, setiap n
merupakan bilangan kulangan kuantum dan h merupakan tetapan Planck. Setiap kulit atom
yang dilambangkan dengan n = 1, n = 2, n = 3. dan seterusnya.

Dengan demikian, banyaknya orbit setiap atom dalam tabel periodik memiliki nilai tersendiri
dan mempengaruhi banyaknya jumlah elektron pada setiap orbit tersebut. Namun, pada teori
atom Bohr ini masih terdapat kekurangan yang sampai sekarang masih berusaha untuk
disempurkana oleh setiap ilmuan yang ada.

Spektrum hidrogen
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Spektrum Hidrogen adalah susunan pancaran dari atom hidrogen saat elektronnya
melompat atau bertransisi dari tingkat energi tinggi ke rendah. Susunan pancaran dari atom
hidrogen dibagi menjadi beberapa rangkaian spektral, dengan panjang gelombang yang
dihitung dengan formula Rydberg. Garis-gari spektral yang diamati ini terbentuk karena
elektron yang bertransisi antara dua tingkat energi yang berbeda di dalam atomnya.
Klasifikasi rangkaian oleh formula Rydberg sangatlah penting dalam pengembangan
mekanika kuantum. Rangkaian spektral sangat penting dalam astronomi untuk mendeteksi
keberadaan dari hidrogen dan menghitung pergeseran merah.

Susunan alat berada percobaan untuk mempelajari spektrum pancar atom dan molekul. Gas
dipelajari berada dalam tabung pelucutan yang mempunyai dua elektroda. Ketika elektron mengalir
dari elektroda negatif ke elektroda positif, Elektron-elektron itu bertumbukkan dengan gas. Proses
tumbukan ini secara bertahap akan menyebabkan pemancaran cahaya oleh atom (atom molekul).
cahaya yang dipancarkan diuraikan menjadi komponen-komponen oleh sebuah prisma. Selain
komponen warna terfokus pada posisi tertentu, Sesuai dengan panjang gelombangnya dan
membentuk garis berwarna (bayangan celah) pada pelat foto. Bayangan berwarna ini disebut garis-
garis spektrum.

Daftar isi
 1 Sejarah
 2 Pengertian
 3 Spektrum Hidrogen
 4 Teori Bohr
o 4.1 Pancaran radiasai dalam teori Bohr
 5 Referensi

Sejarah
Pada akhir abad ke 21, tentang menganalisis spektrum radiasi diskret yang dipancarkan
apabila lucutan muatan-muatan listrik yang dihasilkan dalam gas. Atom yang paling ringan
dan paling sederhana merupakan atom hidrogen yang tersusun dari sebuah inti dan sebuah
elektron. Maka, pengukuran spektroskopis menunjukan bahwa hidrogen memiliki spektrum
yang sederhana dibandingkan unsur-unsur lain. Didapatkan bahwa garis dalam daerah optis
dan bukan optis terletak sitematis dalam berbagai deretan. Semua panjang gelombang atom
hidrogen diberikan oleh sebuah hubungan empiris tunggal[1]
Pengertian
Spektrum hidrogen adalah spektrum panjang gelombang yang kontinu yang tersusun dari
sebuah inti dan sebuah elektron (hidrogen). Spektrum pancar merupakan spektrum kontinu
maupun spektrum garis dan radiasi yang dipancarkan oleh zat. Spektrum pancar zat dapat
dihasilkan dengan cara memberi energi pada sampel materi baik dengan energi termal
maupun dengan bentuk energi lainnya (misalnya loncatan listrik dengan tegangan tinggi bila
zatnya berupa gas. Spektrum garis (line sprekta) yaitu spektrum pancar atom yang terjadi
dalam frasa gas, tidak menunjukan spektrum panjang gelombang kontinu yang merentang
dari merah sampai violet, namun atom hanya memancarkan cahaya pada panjang (gelombang
yang khas)[2].

Spektrum Hidrogen
Deret spektrum pancar atom hidrogen

Deret nf l Daerah spektrum

Lyman I 2,3,4,… Ultraviolet

Balmer 2 3,4,5,… Cahaya Tampak dan ultraviolet

Paschen 3 4,5,6,… Inframerah

Brackett 4 5,6,7,… Inframerah

Pfund 5 6,7,8,... Inframerah

Spektrum pancar hidrogen mencangkup rentang panjang gelombang yang luas dari
inframerah sampai violet. Deret Balmer mudah dipelajari karena jumlah garisnya berada di
daerah cahaya tampak [2]

Teori Bohr
Pada tahun 1913, Bohr mengembangkan teori fisika atom hidrogen berdasarkan rumus
Reynberg. Model Bohr untuk atom hidrogen didasarkan pada gambaran planet dengan sebuah
elektron ringan bermuatan negatif beredar mengelilingi sebuah inti berat bermuatan positif.
Gaya yang mempertahankan elektron dalam orbitnya adalah gaya tarik Coulomb.

Pancaran radiasai dalam teori Bohr

Bohr mempostulat bahwa sebuah atom akan memancarkan radiasi apabila elektron yang
semula pada satu orbit stabil diperkenankan dengan E = Eu, berpindah ke orbit yang
diperkenankan lainnya dengan energi yang lebih kecil yang diberikan E = Er . Energi foton
yang dipancarkan dengan demikian sama dengan selisih energi elektron di dalam kedua orbit
yang diperkenankan[2]. Spektrum atom hidrogen dikemukakan oleh J.J Balmer seorang guru
matematika di Swiss pada tahun 1884. Balmer menemukan pancaran cahaya tampak dari atom
hidrogen. lintasan tertentu. Jika ada elektron dari luar atau tingkat yang lebih tinggi berpindah
menuju ke tingkat energi lebih rendah maka elektron itu dapat memancarkan energi yang
berupa gelombang elektromagnetik.

Advertisment

Percobaan Spektrum Atom Hidrogen Balmer


Apabila suatu zat dipanaskan secara terus-menerus, maka zat ini akan memancarkan cahaya
dengan bentuk spektrum yang kontinu. Pemancaran radiasi cahaya pada zat ini disebabkan oleh
getaran atom-atom penyusun zat.

Tabung pelucutan gas

Akan tetapi jika suatu gas yang berada dalam tabung gas bertekanan rendah diberi beda
potensial tinggi maka gas akan memancarkan spektrum (diskontinu), yang berarti gas hanya
memancarkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu.

Gas hidrogen ditempatkan pada tabung lucutan gas, jika tabung lucutan gas ini diberi tegangan
tinggi sehingga terjadi lucutan muatan listrik. Gas hidrogen menjadi bercahaya dan
memancarkan cahaya merah kebiru-biruan. Apabila diamati dengan spektrograf (alat untuk
menyelidiki spektrum cahaya), pada pelat film terdapat garis cahaya, di mana satu garis cahaya
menampilkan sebuah panjang gelombang yang dipancarkan cahaya dari sumber cahaya.

Persamaan Spektrum Atom Hidrogen Balmer

Berdasarkan hasil pengamatan tentang spektrum atom hidrogen, Balmer menemukan empat
spektrum garis pada cahaya tampak yaitu pada 410,2 nm, 434,1 nm, 486,2 nm, dan 656,3 nm
yang ternyata cocok menggunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut :
di mana untuk nA = 2 dan nB = 3, 4, dan 5

dengan :

λ= panjang gelombang yang dipancarkan


R = Konstanta Rydberg = 1,097 × 10 m-1
7

Deret Spektrum Atom Hidrogen

Deret-deret spektrum garis yang memenuhi persamaan tersebut disebut deret Balmer yang
terletak pada daerah cahaya tampak. Akan tetapi tidak hanya deret Balmer saja yang ditemukan
dalam atom hidrogen, ada deret yang lainnya, yaitu deret Lyman (spektrum pada daerah sinar
ultraviolet), Paschen (spektrum pada daerah sinar infra merah I), Brackett (spektrum pada
daerah sinar infra merah II) dan Pfund (spektrum yang terletak pada daerah sinar infra merah
III). Kelima deret tersebut dapat ditampilkan dengan rumus-rumus sederhana sebagai berikut :

1. Deret Lyman : untuk nA = 1 dan nB = 2, 3, 4, 5, 6 … ∞


2. Deret Balmer : untuk nA = 2 dan nB = 3, 4, 5, 6 … ∞
3. Deret Paschen : untuk nA = 3 dan nB = 4, 5, 6, 7 … ∞
4. Deret Braket : untuk nA = 4 dan nB = 5, 6, 7, 8, … ∞
5. Deret Pfund : untuk nA = 5 dan nB = 6, 7, 8 … ∞

Beberapa deret spektrum atom hidrogen

Tabung sinar hidrogen adalah suatu tabung tipis berisi gas hidrogen pada tekanan rendah
dengan elektroda pada tiap ujungnya. Jika dilewatkan tegangan tinggi (5000 volt), tabung
akan menghasilkan sinar berwarna merah muda yang terang. Jika sinar tersebut dilewatkan
pada prisma atau kisi difraksi, sinar akan terpecah menjadi beberapa warna. Warna yang
tampak merupakan sebagian kecil dari spektrum emisi hidrogen. Sebagian besar spektrum tak
terlihat oleh mata karena berada pada daerah infra-merah atau ultra-violet. Gambar berikut
menunjukkan bagian dari tabung sinar katoda, bagian kanan gambar merupakan tiga garis
yang paling mudah dilihat pada daerah visible dari spektrum.

Spektrum Emisi Hidrogen

Lecutan listrik pada gas hidrogen memberikan spektrum atom hidrogen yang berupa garis-
garis yang terang yang membentuk sebuah deret yang terdiri dari 4 panjang gelombang pada
daerah cahaya tampak (400 ~ 800 nm); nilai panjang gelombang yang dikoreksi terhadap
vakum adalah λ1 = 656,47 nm, λ2 = 486,28 nm, λ3 = 434,17 nm, λ4 = 410,29 nm.
Deret – Deret Spektrum Hidrogen

Bila electron berpindah (transisi) dari lintasan nB ke nA, maka electron memancarkan energy
foton sebesar:

EB – E A = hf

f = c/l dan E1 = -13,6 eV dan persamaan En = E1/n2 Nah, dari persamaan tadi akan dihasilkan
persamaan:

1/l = R ( 1/nA2 – 1/nB2 )

R = tetapan Rydberg = 13,6eV/h.c = 1,097.107 m-1 nA = lintasan yang dituju nB = lintasan luar
Deret spektrum hidrogen terdiri dari 5 deret.

A. Deret Lyman (Sinar Ultraviolet-Ungu)

Pada tahun 1906, ahli fisika dan kimia Theodore Lyman mempelajari spektrum ultraviolet
dari atom hidrogen tereksistasi dengan listrik. Ditemukan bahwa spektrum radiasi hidrogen
teremisi tidak kontinu. Deret Lyman adalah deret pertama dari garis emisi hidrogen yang
merupakan deret garis pada daerah ultra-violet. Garis makin merapat satu sama lain dengan
naiknya frekuensi. Akhirnya, garis-garis makin rapat dan tidak mungkin diamati satu per satu
sehingga terlihat seperti spektrum kontinu. Garis-garis tersebut tampak sedikit gelap pada
ujung kanan tiap spektrum. Kemudian pada titik tertentu akan terdapat deret limit yang
menandakan bahwa deret terhenti. Pola yang sama juga terlihat pada deret Balmer dan
Paschen, tetapi deretnya menjadi makin dekat. Deret Lyman berisi spektrum transisi elektron
dari kulit lebih luar (n=2,3,4…) menuju n=1
R= Ketetapan Rydberg (1,097 × 107 m−1) n= Lintasan luar λ= Panjang gelombang

B. Deret Balmer (Cahaya Tampak)

Seorang guru matematika Swiss bernama Balmer menyatakan deret untuk gas hidrogen.
Selanjutnya, deret ini disebut deret Balmer. Pada percobaan, spektrum cahaya dari atom
hidrogen terlihat 4 garis dari cahaya tampak, yaitu merah, cyan (jingga), biru dan violet.
Keempat cahaya itu memiliki panjang gelombang yang sesuai dengan emisi foton oleh
transisi elektron tereksitasi ke tingkat kuantum yang dijelaskan oleh bilangan kuantum utama,
n = 2. Dengan frekuensi yang lebih tinggi, energi sinar akan lebih tinggi. Jika suatu elektron
turun dari tingkat-3 ke tingkat-2, tampak sinar merah.

Hal ini menyebabkan spektrum hidrogen berwarna merah, dengan menghitung frekuensi
sinar merah tersebut maka besarnya energi juga dapat dihitung. Energi tersebut harus sama
dengan perbedaan energi antara tingkat-3 dan tingkat-2 pada atom hidrogen. Tingkat tak
hingga menunjukkan energi tertinggi yang mungkin dari suatu elektron atom hidrogen. Jika
elektron melampaui energi tersebut elektron bukan lagi bagian dari atom. Balmer sadar
bahwa satu angka tunggal memiliki hubungan dengan setiap garis pada spektrum hidrogen
dalam daerah visible. Angka tersebut adalah 364.50682 nm. Dengan angka ini, pada 1885
Balmer membuat rumus yang dapat digunakan untuk menentukan nilai 𝞴 garis absorpi atau
emisi yang sulit ditentukan dengan alat spektroskopi pada zaman itu. dengan B adalah nilai
konstan yaitu 364.50682 nm, n bernilai 2 dan m bernilai m > n. Terdapat juga bilangan dari
deret Balmer yang menampilkan bagian ultraviolet degnan panjang gelombang kurang dari
400 nm.

Pada tahun 1888, fisikawan Johannes Rydberg menyederhanakan persamaan Balmer


sehingga dapat diterapkan untuk memperkirakan panjang gelombang beberapa garis pada
spektrum emisi hidrogen. Dan menemukan konstanta Rydberg yakni, 1,097 × 107 m−1.

Deret Balmer berisi spektrum transisi elektron dari kulit lebih luar (n=3,4,5….) menuju n= 2.

Balmer juga meramalkan adanya sejumlah garis-garis spektrum yang pada waktu itu belum
ditemukan; garis-garis spektrum yang memenuhi persamaan di atas kemudian disebut deret
Balmer. Dalam kurun waktu kira-kira 40 tahun kemudian akhirnya ditemukan beberapa deret
garis lain yang mirip dengan deret Balmer. Deret baru ini kemudian diberi nama sesuai
dengan penemunya, yaitu Lyman (1906) pada daerah ultraviolet, Paschen (1908) pada daerah
inframerah-dekat, Brackett (1922) pada daerah inframerah, dan deret Pfund (1923) pada
daerah inframerah-jauh. Pada dasarnya, setiap deret menunjukkan pola sebaran garis-garis
yang cenderung konvergen dan melemah sejalan dengan makin pendeknya panjang
gelombang atau naiknya energi.
3. Deret Paschen (Sinar Inframerah I/Sinar Inframerah dekat)

Pada tahun 1915, dengan bantuan seorang teknisi, Paschen mengambil masalah garis helium
Bohr. Garis sebelumnya ditafsirkan sebagai seri tajam hidrogen tapi sekarang menjadi helium
terionisasi. Pada awalnya pekerjaannya untuk memeriksa prediksi Bohr dari perbedaan kecil
antara konstanta Rydberg, N, untuk hidrogen dan helium, dan yang terhambat oleh
kelonggaran dari garis. Paschen menemukan bahwa lapisan tertentu dalam glow negatif di
dalam tabung silinder-katoda umum Geissler memberikan spektrum utama tajam dan
lengkap. Menindaklanjuti pengamatan ini, ia mengembangkan tabung katoda berongga debit,
di mana pada kondisi yang tepat retret debit cahaya seluruhnya ke dalam interior sebagian
besar bidang-bebas dari katoda perak. Deret Paschen berisi spektrum transisi elektron dari

kulit lebih luar (n=4,5,6…) menuju n=3.

4. Deret Bracket (Sinar Inframerah II)

Ditemukan oleh Bracket pada tahun 1922. Deret Bracket ini berisi spektrum transisi elektron

dari kulit lebih luar (n=5,6,7…) menuju n=4.

5. Deret Pfund (Sinar Inframerah III/Sinar Inframerah jauh)

Kurang lebih setahun (1923) setelah Bracket menemukan spektrum tepat di batas sinar
inframerah (>760 nm), Pfund menemukan spektrum di batas jauh sinar inframerah. Dan
dinamain deret Pfund. Deret Pfund, berisi spektrum transisi elektron dari kulit lebih luar

(n=6,7,8…) menuju n=5.

Tabel Data Panjang Gelombang untuk tiap Deret


MODEL ATOM BOHR

Pada tahun 1913, Niels Bohr menggunankan teori kuantum untuk menjelaskan spektrum
unsur. Bohr memilih hidrogen sebagai model untuk teorinya, hal ini mudah dimengerti karena
hidrogen mempunyai atom yang paling sederhana (satu proton dan satu elektron) (James E.

Brady, 1990).

Niels Bohr berhasil menjelaskan spektrum atom gas hidrogen dengan postulat-postulat sebagai
berikut :

 Elektron dalam atom hanya dapat beredar pada lintasan dengan tingkat energi tertentu.
 Pada lintasan yang diijinkan, elektron tidak memancarkan atau menyerap energi.
 Perpindahan elektron dari satu tingkat energi ke tingkat energi lainya disertai penyerapan
atau pelepasan sejumlah tertentu energi.

untuk melihat videonya silahkan kunjungi alamat berikut ini


http://www.youtube.com/watch?v=wCCz20JOXXk http://www.youtube.com/watch?v=R7
OKPaKr5QM

Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa unsur-unsur menghasilkan spektrum garis di mana


tiap unsur mempunyai spektrum yang khas. Menurut Bohr, spektrum garis menunjukkan
bahwa elektron dalam atom hanya dapat beredar pada lintasan-lintasan dengan tingkat energi
tertentu. Pada lintasan itu, elektron dapat beredar tanpa pemancaran atau penyerapan energi.
Lintasan elektron tersebut berupa lingkaran dengan jari-jari tertentu yang disebut sebagai kulit
atom.

Pada keadaan normal, elektron akan mengisi kulit-kulit dengan tingkat energi terendah, yaitu
dimulai dari kulit K, L, dan seterusnya. Keadaan di mana elektron mengisi kulit-kulit dengan
tingkat energi terendah disebut tingkat dasar (ground state). Jika atom mendapat energi dari
luar (misalnya dipanaskan, diberi beda potensial), maka elektron akan menyerap energi yang
sesuai sehingga berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan di mana ada elektron
yang menempati tingkat energi yang lebih tinggi disebut keadaan tereksitasi (excited state).

Perpindahan elektron dari tingkat energi lebih rendah ke tingkat energi lebih tinggi disertai
penyerapan energi. Sebaliknya, perpindahan elektron dari tingkat energi lebih tinggi ke
tingkat energi lebih rendah disertai pelepasan energi, yaitu berupa radiasi elektromagnet.
Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan lain disertai pemancaran atau
penyerapan sejumlah tertentu energi, yang harganya sama dengan selisih kedua tingkat energi
tersebut.

Karena perpindahan elektron berlangsung antara kulit yang sudah tertentu tingkat energinya,
maka atom hanya akan memancarkan radiasi dengan tingkat energi yang tertentu pula.
Dengan demikian dapat dijelaskan penyebab spektrum unsur berupa spektrum garis. Bohr
menggunakan atom hidrogen sebagai model, dan dia berhasil merumuskan jari-jari lintasan
dan energi elektron. Jari-jari lintasan ke-n dalam atom hidrogen memenuhi rumus:

Teori atom Bohr berhasil diterapkan untuk atom hidrogen, akan tetapi tidak dapat digunakan
untuk memperkirakan spektrum atom lain ( yang mempunyai elektron lebih dari satu ) (James
E.Brady, 1990)
Iklan

Report this ad

Report this ad

Bagikan ini:

 Twitter
 Facebook

Tinggalkan Balasan

Prinsip korespondensi
Missing in Bahasa Indonesia

 Automatic translation
 Contribute

Untuk kegunaan lain, lihat Prinsip korespondensi (disambiguasi) .

Dalam fisika , prinsip korespondensi menyatakan bahwa perilaku sistem yang dijelaskan
oleh teori mekanika kuantum (atau oleh teori kuantum lama ) mereproduksi fisika klasik
dalam batas bilangan kuantum besar. Dengan kata lain, dikatakan bahwa untuk orbit besar
dan energi besar, perhitungan kuantum harus sesuai dengan perhitungan klasik. [1]

Prinsip ini dirumuskan oleh Niels Bohr pada tahun 1920, [2] meskipun ia sebelumnya
memanfaatkannya pada awal 1913 dalam mengembangkan model atomnya . [3]

Istilah ini mengkodifikasikan gagasan bahwa teori baru harus mereproduksi dalam beberapa
kondisi hasil dari teori-teori lama yang sudah mapan dalam domain-domain di mana teori-
teori lama bekerja. Konsep ini agak berbeda dari persyaratan batas formal di mana teori baru
berkurang ke yang lama, berkat adanya parameter deformasi. [ klarifikasi diperlukan ]

Kuantitas klasik muncul dalam mekanika kuantum dalam bentuk nilai - nilai yang diharapkan
dari yang dapat diamati, dan dengan demikian teorema Ehrenfest (yang memprediksi evolusi
waktu dari nilai-nilai yang diharapkan) memberikan dukungan kepada prinsip korespondensi.

Isi
Mekanika kuantum
Aturan mekanika kuantum sangat berhasil dalam mendeskripsikan objek mikroskopis, atom ,
dan partikel elementer . Tetapi sistem makroskopik, [4] seperti pegas dan kapasitor , secara
akurat dijelaskan oleh teori klasik seperti mekanika klasik dan elektrodinamika klasik . Jika
mekanika kuantum diterapkan pada objek makroskopik, harus ada batas di mana mekanika
kuantum direduksi menjadi mekanika klasik. Prinsip korespondensi Bohr menuntut agar
fisika klasik dan fisika kuantum memberikan jawaban yang sama ketika sistem menjadi besar
. [5] A. Sommerfeld (1924) menyebut prinsip itu sebagai "Bohrs Zauberstab" (tongkat sihir
Bohr).

Kondisi di mana fisika kuantum dan klasik setuju disebut sebagai batas korespondensi , atau
batas klasik . Bohr memberikan resep kasar untuk batas korespondensi: itu terjadi ketika
bilangan kuantum yang menggambarkan sistem itu besar . Analisis yang lebih terperinci dari
korespondensi kuantum-klasik (QCC) dalam penyebaran wavepacket mengarah ke perbedaan
antara "QCC terbatas" yang kuat dan rapuh "detail QCC". [6] "QCC Terbatas" mengacu pada
dua momen pertama dari distribusi probabilitas dan benar bahkan ketika paket gelombang
berdifraksi, sedangkan "QCC terperinci" membutuhkan potensi halus yang bervariasi pada
skala yang jauh lebih besar daripada panjang gelombang, yang dianggap Bohr sebagai
pertimbangan .

Teori kuantum baru pasca-1925 datang dalam dua formulasi berbeda. Dalam mekanika
matriks , prinsip korespondensi dibangun dan digunakan untuk membangun teori. Dalam
pendekatan Schrödinger perilaku klasik tidak jelas karena gelombang menyebar saat mereka
bergerak. Setelah persamaan Schrödinger diberi interpretasi probabilistik, Ehrenfest
menunjukkan bahwa hukum Newton rata-rata berlaku: nilai ekspektasi statistik kuantum dari
posisi dan momentum mematuhi hukum Newton.

Prinsip korespondensi adalah salah satu alat yang tersedia untuk fisikawan untuk memilih
teori kuantum yang sesuai dengan kenyataan . Prinsip - prinsip mekanika kuantum luas:
keadaan sistem fisik membentuk ruang vektor yang kompleks dan dapat diamati secara fisik
diidentifikasi dengan operator Hermit yang bertindak pada ruang Hilbert ini. Prinsip
korespondensi membatasi pilihan bagi mereka yang mereproduksi mekanika klasik dalam
batas korespondensi.

Karena mekanika kuantum hanya mereproduksi mekanika klasik dalam interpretasi statistik,
dan karena interpretasi statistik hanya memberikan probabilitas hasil klasik yang berbeda,
Bohr berpendapat bahwa fisika kuantum tidak mereduksi menjadi mekanika klasik sama
seperti mekanika klasik muncul sebagai perkiraan relativitas khusus pada kecepatan kecil.
Dia berpendapat bahwa fisika klasik ada secara independen dari teori kuantum dan tidak
dapat diturunkan darinya. Posisinya adalah bahwa tidak tepat untuk memahami pengalaman
pengamat yang menggunakan konsep mekanika kuantum murni seperti fungsi gelombang
karena berbagai kondisi pengalaman pengamat didefinisikan secara klasik, dan tidak
memiliki analog mekanika kuantum. Interpretasi keadaan relatif dari mekanika kuantum
adalah upaya untuk memahami pengalaman pengamat yang hanya menggunakan konsep
mekanika kuantum. Niels Bohr adalah penentang awal dari interpretasi semacam itu.

Namun, banyak dari masalah konseptual ini diselesaikan dalam perumusan fase-ruang
mekanika kuantum , di mana variabel yang sama dengan interpretasi yang sama digunakan
untuk menggambarkan mekanika kuantum dan klasik.

Teori ilmiah lainnya


Istilah "prinsip korespondensi" digunakan dalam arti yang lebih umum untuk berarti
pengurangan teori ilmiah baru menjadi teori ilmiah sebelumnya dalam keadaan yang sesuai.
Ini mensyaratkan bahwa teori baru menjelaskan semua fenomena dalam keadaan di mana
teori sebelumnya diketahui valid, "batas korespondensi".

Sebagai contoh,

 Relativitas khusus Einstein memenuhi prinsip korespondensi, karena ia mereduksi ke


mekanika klasik dalam batas kecepatan yang kecil dibandingkan dengan kecepatan cahaya
(contoh di bawah);
 Relativitas umum direduksi menjadi gravitasi Newtonian dalam batas medan gravitasi yang
lemah;
 Teori Laplace tentang mekanika selestial mereduksi menjadi teori Kepler ketika interaksi
antarplanet diabaikan, dan Kepler mereproduksi persamaan Ptolemy dalam sistem
koordinat di mana Bumi diam;
 Mekanika statistik mereproduksi termodinamika ketika jumlah partikel besar;
 Dalam biologi, teori pewarisan kromosom mereproduksi hukum-hukum pewarisan Mendel,
dalam domain bahwa faktor-faktor yang diwariskan adalah gen-gen penyandi protein.

Agar ada korespondensi, teori sebelumnya harus memiliki domain validitas - itu harus
bekerja dalam beberapa kondisi. Tidak semua teori memiliki domain validitas. Misalnya,
tidak ada batasan di mana mekanika Newton direduksi menjadi mekanika Aristoteles karena
mekanika Aristoteles, meskipun secara akademis dominan selama 18 abad, tidak memiliki
domain validitas apa pun. [ rujukan? ] [ ragu - ragu - diskusikan ]

Contoh
Bohr model
Artikel utama: model Bohr

Jika sebuah elektron dalam atom bergerak pada orbit dengan periode T , secara klasik radiasi
elektromagnetik akan berulang setiap periode orbital. Jika sambungan ke medan
elektromagnetik lemah, sehingga orbit tidak membusuk sangat banyak dalam satu siklus,
radiasi akan dipancarkan dalam pola yang berulang setiap periode, sehingga transformasi
Fourier akan memiliki frekuensi yang hanya kelipatan dari 1 / T. Ini adalah hukum radiasi
klasik: frekuensi yang dipancarkan adalah kelipatan bilangan bulat 1 / T.
Dalam mekanika kuantum, emisi ini harus dalam kuanta cahaya, frekuensi yang terdiri dari
kelipatan bilangan bulat 1 / T , sehingga mekanika klasik adalah deskripsi perkiraan pada
bilangan kuantum besar. Ini berarti bahwa tingkat energi yang sesuai dengan orbit klasik
periode 1 / T harus memiliki tingkat energi terdekat yang berbeda dalam energi dengan h / T ,
dan mereka harus sama-sama ditempatkan di dekat tingkat itu,

Bohr khawatir apakah jarak energi 1 / T sebaiknya dihitung dengan periode keadaan energi

, atau , atau rata-rata — di belakang, model ini hanya merupakan pendekatan


semi klasik klasik.

Bohr dianggap sebagai orbit lingkaran. Secara klasik, orbit ini harus membusuk ke lingkaran
yang lebih kecil ketika foton dipancarkan. Jarak level antara orbit lingkaran dapat dihitung
dengan rumus korespondensi. Untuk atom Hidrogen, orbit klasik memiliki periode T yang
ditentukan oleh hukum ketiga Kepler dengan skala r 3/2 . Energi berskala 1 / r , sehingga
jumlah formula jarak level untuk

Dimungkinkan untuk menentukan tingkat energi dengan secara rekursif mengundurkan orbit
demi orbit, tetapi ada jalan pintas.

Momentum sudut L dari orbit lingkaran berskala sebagai √ r . Energi dalam hal momentum
sudut adalah

Dengan asumsi, dengan Bohr, bahwa nilai-nilai terkuantisasi dari L diberi jarak yang sama,
jarak antara energi-energi tetangga adalah

Ini seperti yang diinginkan untuk momentum sudut dengan jarak yang sama. Jika seseorang
melacak konstanta, jaraknya adalah ħ , jadi momentum sudutnya harus kelipatan bilangan
bulat dari ħ ,

Beginilah cara Bohr sampai pada modelnya . Karena hanya level spacing yang ditentukan
secara heuristik oleh prinsip korespondensi, kita selalu bisa menambahkan offset tetap kecil
ke bilangan kuantum— L bisa saja ( n +.338) ħ .
Bohr menggunakan intuisi fisiknya untuk memutuskan kuantitas mana yang terbaik untuk
dikuantifikasi. Ini adalah kesaksian atas keahliannya bahwa ia bisa mendapatkan begitu
banyak dari apa yang hanya merupakan perkiraan urutan terkemuka . Perlakuan heuristik
yang kurang bertanggung jawab atas penyeimbang yang dibutuhkan di kondisi dasar L 2 , lih.
Wigner – Weyl transform .

potensi satu dimensi

Kondisi korespondensi Bohr dapat diselesaikan untuk energi level dalam potensi satu dimensi
secara umum. Definisikan kuantitas J ( E ) yang merupakan fungsi hanya dari energi, dan
memiliki properti itu

Ini adalah analog dari momentum sudut dalam kasus orbit melingkar. Orbit yang dipilih oleh
prinsip korespondensi adalah yang mematuhi J = nh untuk n integer, sejak itu

Kuantitas J ini secara kanonik terkonjugasi menjadi variabel θ yang, dengan persamaan gerak
Hamilton berubah seiring waktu karena gradien energi dengan J. Karena ini sama dengan
periode invers setiap saat, variabel θ meningkat terus dari 0 ke 1 selama satu periode.

Variabel sudut kembali ke dirinya sendiri setelah 1 unit kenaikan, sehingga geometri ruang
fase dalam koordinat J , θ adalah setengah silinder, dibatasi pada J = 0, yang merupakan orbit
tak bergerak dengan nilai terendah dari energi. Koordinat ini sama kanoniknya dengan x , p ,
tetapi orbitnya sekarang berupa garis konstanta J dan bukan ovoida bersarang dalam ruang x -
p.

Area yang dikelilingi oleh orbit tidak berubah dalam transformasi kanonik, sehingga sama
dalam ruang x - p seperti pada J - θ . Tetapi dalam koordinat J - ,, area ini adalah area silinder
keliling unit antara 0 dan J , atau hanya J. Jadi J sama dengan area yang tertutup oleh orbit
dalam koordinat xp juga,

Aturan kuantisasi adalah bahwa variabel tindakan J adalah kelipatan bilangan bulat dari h .

Gerakan multiperiodik: Bohr – Sommerfeld kuantisasi

Prinsip korespondensi Bohr menyediakan cara untuk menemukan aturan kuantisasi


semiklasik untuk sistem kebebasan satu derajat. Itu adalah argumen untuk kondisi kuantum
lama yang sebagian besar independen dari yang dikembangkan oleh Wien dan Einstein, yang
berfokus pada invariansi adiabatik . Namun keduanya menunjuk pada kuantitas yang sama,
aksinya.
Bohr enggan untuk menggeneralisasi aturan ke sistem dengan banyak derajat kebebasan.
Langkah ini diambil oleh Sommerfeld , yang mengusulkan aturan kuantisasi umum untuk
sistem yang dapat diintegrasikan ,

Setiap variabel tindakan adalah bilangan bulat yang terpisah, angka kuantum yang terpisah.

Kondisi ini mereproduksi kondisi orbit melingkar untuk gerakan dua dimensi: misalkan r, θ
menjadi koordinat kutub untuk potensial pusat. Kemudian θ sudah menjadi variabel sudut,
dan konjugat momentum kanonik adalah L , momentum sudut. Jadi kondisi kuantum untuk L
mereproduksi aturan Bohr:

Ini memungkinkan Sommerfeld untuk menggeneralisasi teori Bohr tentang orbit melingkar
ke orbit elips, yang menunjukkan bahwa tingkat energinya sama. Dia juga menemukan
beberapa sifat umum momentum sudut kuantum yang tampak paradoks pada saat itu. Salah
satu hasil ini adalah bahwa komponen-z dari momentum sudut, kecenderungan klasik dari
suatu orbit relatif terhadap sumbu-z, hanya dapat mengambil nilai-nilai diskrit, suatu hasil
yang tampaknya bertentangan dengan invarian rotasi. Ini disebut kuantisasi ruang untuk
sementara waktu, tetapi istilah ini tidak disukai oleh mekanika kuantum baru karena tidak ada
kuantisasi ruang yang terlibat.

Dalam mekanika kuantum modern, prinsip superposisi memperjelas bahwa invarian rotasi
tidak hilang. Dimungkinkan untuk memutar objek dengan orientasi diskrit untuk
menghasilkan superposisi dari orientasi diskrit lainnya, dan ini menyelesaikan paradoks
intuitif model Sommerfeld.

osilator harmonik kuantum

Berikut ini adalah demonstrasi [7] tentang bagaimana bilangan kuantum besar dapat
memunculkan perilaku klasik (berkelanjutan).

Pertimbangkan osilator harmonik kuantum satu dimensi. Mekanika kuantum memberi tahu
kita bahwa energi total (kinetik dan potensial) dari osilator, E , memiliki sekumpulan nilai
diskrit,

di mana ω adalah frekuensi sudut osilator.

Namun, dalam osilator harmonik klasik seperti bola timah yang melekat pada akhir pegas,
kami tidak melihat adanya kelonggaran. Alih-alih, energi dari sistem makroskopis seperti itu
tampak bervariasi di atas suatu rangkaian nilai. Kami dapat memverifikasi bahwa gagasan
kami tentang sistem makroskopis termasuk dalam batas korespondensi. Energi osilator
harmonik klasik dengan amplitudo A , adalah
Dengan demikian, bilangan kuantum memiliki nilai

Jika kita menerapkan tipikal "skala manusia" nilai m = 1 kg , ω = 1 rad / s , dan A = 1 m,


maka n ≈ 4.74 × 10 33 . Ini adalah angka yang sangat besar, jadi sistemnya memang dalam
batas korespondensi.

Sangat sederhana untuk melihat mengapa kita merasakan kontinum energi dalam batas ini.
Dengan ω = 1 rad / s, perbedaan antara setiap tingkat energi adalah ħω ≈ 1.05 × 10 −34 J , jauh
di bawah apa yang biasanya kita selesaikan untuk sistem makroskopik. Seseorang kemudian
menggambarkan sistem ini melalui batas klasik yang muncul.

Energi kinetik relativistik

Di sini kami menunjukkan bahwa ekspresi energi kinetik dari relativitas khusus menjadi
sewenang-wenang dekat dengan ekspresi klasik, untuk kecepatan yang jauh lebih lambat
daripada kecepatan cahaya , v ≪ c .

Persamaan energi massa Einstein

di mana kecepatan, v adalah kecepatan tubuh relatif terhadap pengamat, adalah massa
sisa (massa tubuh yang diamati pada kecepatan nol relatif terhadap pengamat), dan c adalah
kecepatan cahaya .

Ketika kecepatan v menghilang, energi yang dinyatakan di atas tidak nol, dan mewakili
energi sisanya ,

Ketika tubuh bergerak relatif terhadap pengamat, energi total melebihi energi sisanya dengan
jumlah yang, menurut definisi, energi kinetik ,

Menggunakan aproksimasi
untuk

kita dapatkan, ketika kecepatan jauh lebih lambat daripada cahaya, atau v ≪ c ,

yang merupakan ekspresi Newton untuk energi kinetik .

Lihat juga
 Dekoherensi kuantum
 Batas klasik
 Ketidaksetaraan Leggett – Garg

Anda mungkin juga menyukai