Pendahuluan
Page 1
Peluruhan Sinar Gamma
sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan sinar gamma tidak menyebabkan perubahan
nomor atom maupun massa atom. Sinar gamma memiliki beberapa
sifat alamiah berikut ini.
1. Sinar gamma tidak memiliki jangkauan maksimal di udara, semakin jauh
dari sumber intensitasnya makin kecil.
2. Mempunyai daya ionisasi paling lemah.
3. Mempunyai daya tembus yang terbesar.
4. Tidak membelok dalam medan listrik maupun medan magnet.
Setelah peluruhan alfa dan beta, inti biasanya dalam keadaan tereksitasi.
Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar (stabil) dengan
memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar
gamma ().
Dalam proses pemancaran ini, baik nomor atom atau nomor massa inti tidak
berubah.
( A X) * A X +
Energi gelombang ini ditentukan oleh panjang gelombang )( atau oleh
frekuensinya (f) sesuai persamaan
E=hf= hc / (7.1)
-34
dengan h adalah tetapan plank yang besarnya 6,63 10 Js.
Gambar 1. Proses
peluruhan gamma
Page 2
Peluruhan Sinar Gamma
Inti dapat pula dieksitasi dari keadaan dasar ke keadaan eksitasi dengan menyerap
foton dengan energi yang tepat.
Gambar 7.1 memperlihatkan suatu diagram tingkat energi yang khas dari
keadaan eksitasi inti dan beberapa transisi sinar gamma yang dipancarkan. Wakto
-9 -12
paro khas bagi tingkat eksitasi inti adalah 10 hinga 10 s. Ada beberapa yang
memiliki waktu paro lama (beberapa jam bahkan beberapa hari). Inti-inti yang
tereksitasi seperti ini dinamakan isomer dan keadaan tereksitasinya dikenal
sebagai keadaan isomerik.
Dalam menghitung energi partikel alfa dan beta yang dipancarkan dalam
peluruhan radioaktif di depan dianggap tidak ada sinar gamma yang dipancarkan.
Jika ada sinar gamma yang dipancarkan, maka energi yang ada (Q) harus dibagi
bersama antara partikel dengan sinar gamma. e-e-0,412 MeV0Au198 Hg1981 2
3
Dimana
: energi kinetik bergerak mundur (recoil)
Page 3
Peluruhan Sinar Gamma
( )
( )
( )
[ ]
Page 4
Peluruhan Sinar Gamma
( ) ( )
[ ( ) ]
[ ( ) ]
( )
Page 5
Peluruhan Sinar Gamma
I : perubahan intensitas
I : Intensitas berkas
Jika masing-masing foton sinar gamma memiliki energy yang sama, maka
tidak tergantung pada x. dengan mengintegrasikan persamaan (1) diperoleh
I = I0e-x (2)
Page 6
Peluruhan Sinar Gamma
Koefisien absorbsi tergantung pada sifat bahan dan energi awal sinar
gamma. Koefisien serapan atomik seringkali disebut microscopic cross section
(), sedangkan koefisien serapan linier sering dikenal dengan istilah macroscopic
cross section (=N). Sedangkan nilai tebal paro atau half value thickness (HVT)
adalah tebal bahan perisai yang diperlukan radiasi gelombang elektromagnetik
untuk mengurangi intensitas radiasinya, sehingga tinggal setengah dari semula.
Jika penurunan intensitas dirumuskan dan pada saat intensitas
memiliki daya tembus paling kuat dibandingkan dengan radiasi partikel yang
dipancarkan inti radioaktif lainnya. Sebaliknya, daya ionisasinya paling lemah.
Karena sinar gamma termasuk gelombang elektromagnetik, maka kecepatannya
sama dengan kecepatan cahaya.
Page 7
Peluruhan Sinar Gamma
..... (7)
Karena perubahan nilai terhadap Z kecil, maka variasi dari unsur satu ke
unsur lain juga kecil. Dari hasil ini dapat kita nyatakan bahwa semakin besar
massa jenis bahkan kecil ketebalan bahan yang dibutuhkan untuk mereduksi
intensitas sinar gamma. Karena hal inilah, maka biasanya logam berat seperti besi
dan timbal digunakan sebagai perisai sinar gamma dan sinar X.
Interaksi sinar gamma dengan bahan sangat berbeda dengan yang terjadi pada
partikel alfa dan partikel beta. Perbedaan ini nampak dari daya tembus sinar
gamma yang jauh lebih besar dan hukum absorbsinya.
Proses kehilangan energi terjadi dalam beberapa tahapan kecil dan partikel secara
teratur menjadi lambat sampai akhirnya berhenti bersama dan diserap. Akan tetapi
saat berkas sinar gamma hanya menumbuk keping penyerapan yang tipis, maka
setiap foton yang dipindahkan dari berkas akan berpindah-pindah sendiri dalam
satu kejadian.
Kejadian tersebut dapat berupa peoses absorbsi sebenarnya diman dalam hal itu
foton hilang atau foton dihamburkan keluar berkas. Sifat inilah yang
menyebabkan mengapa proses absorbsinya terjadi secara eksponensial.
Tiga proses penting yang menyebabkan terjadi absorbsi sinar gamma yaitu efek
fotolistrik, hambatan Compton oleh elektron dalam atom dan pembentukan
pasang elektron dalam atom dan pembentukan pasangan elektron-positron sebagai
hasil interaksi antara sinar gamma dengan medan listrikinti atom.
Page 8
Peluruhan Sinar Gamma
( ) ( ) ( ) ( )
Dimana
( ) : koefisien absorbsi total
( ) : koefisien absorbsi akibat efek foto listrik
( ) : koefisien absorbsi akibat efek hamburan compton
( ) : koefisien absorbsi akibat efek pembentukan pasangan
Pada proses fotolistrik hf dari foton yang datang ditransfer ke elektron terikat
sehingga eektron tersebut keluar dari atom dengan energi kinetik
Elektron keluar dari penyerap atau segera diserap kembali jika penyerapnya tebal.
Untukenergi foton kecil dibawah untuk aluminium 50keV dan 500keV untuk
timbal. Efek foto listrik memberikan kontribusi utama dalam koefesien absorbi
total.
Page 9
Peluruhan Sinar Gamma
Pada energi sinar gamma yang cukup tinggi, absorbsi fotolistrik dan
absorbsi hamburan Compton menjadi tidak penting bila dibandingkan dengan
pembentukan pasangan elektron-positron. Pada akhir proses dalam medan
coulomb inti atom, sinar gamma dengan energy yang cukup tinggi hilang dan
pasangan elektron-positron terbentuk. Total energi pasangan sama dengan energi
hf sinar gamma yang datang. Energi kinetik T pasangan sebesar,
( )
Dimana T : energi kinetik pasangan
: energi yang dibutuhkan untuk meloncat dari keadaan energi negatif
menuju keadaan energi positif.
hf : energi sinar gamma per foton.
Agar pembentukan pasangan elektron-positron dapat terjadi, maka hf
harus lebih besar dari 2 atau 1,02 MeV. Pembentukan pasangan tidak akan
terjadi jika hf < karena jumlah energi ini dibutuhkan untuk mengganti
energi diam kedua partikel. Untuk energi foton > 5 Mev untuk timbal dan 15
MeV untuk Alumunium kemungkinan terjadinya pembentukan pasangan lebih
besar disbanding hamburan Compton dan terus bertambah dengan naiknya energi
sinar gamma yang datang.
Selain tiga proses diatas, sebenarnya ada beberapa efek atau kejadian
yang juga memberikan kontribusi pada pengurangan berkas gamma. Yang paling
berpengaruh dari semua efek tambahan diatas adalah hamburan coherent oleh
seluruh atom atau molekul pada bahan yang memiliki nilai Z besar dan energi
sinar gamma datang yang kecil. Efek lainnya yaitu
1. Efek fotolistrik nuklir, dimana pada proses tersebut foton dengan energi
tinggi mengusir netron dari inti bahan yang memiliki nomor atom (Z)
besar
Page
10
Peluruhan Sinar Gamma
Dari persamaan di atas terlihat bahwa agar efek fotolistrik terjadi, maka
energi foton harus sekurang-kurangnya sama dengan energi ikat elektron yang
berinteraksi.
2. Hamburan Compton
Hamburan Compton terjadi apabila foton dengan energi hf berinteraksi dengan
elektron bebas atau elektron yang tidak terikat dengan kuat oleh inti, yaitu
elektron terluar dari atom. Elektron itu dilepaskan dari ikatan inti dan bergerak
dengan energi kinetik tertentu disertai foton lain dengan energi lebih rendah
dibandingkan foton datang. Foton lain ini dinamakan foton hamburan.
Kemungkinan terjadinya hamburan Compton berkurang bila energi foton yang
datang bertambah dan bila Z bertambah. Dalam hamburan Compton ini, energi
foton yang datang yang diserap atom diubah menjadi energi kinetik elektron dan
foton hamburan. Perubahan panjang gelombang foton hamburan dari menjadi
dirumuskan
( )
Page
11
Peluruhan Sinar Gamma
( ) ( )
Hamburan foton penting untuk radiasi elektromagnetik dengan energi 200 keV
hingga 5 MeV dalam sebagian besar unsur-unsur ringan.
3. Produksi Pasangan
Produksi pasangan terjadi karena interaksi antara foton dengan medan listrik
dalam inti atom berat. Jika interaksi itu terjadi, maka foton akan lenyap dan
sebagai gantinya akan timbul sepasang elektron-positron. Karena massa diam
elektron ekivalen dengan energi 0,51 MeV, maka produksi pasangan hanya dapat
2
terjadi pada energi foton 1,02 MeV (2m c ).
e
Kedua partikel ini akan kehilangan energinya melalui proses ionisasi atom
bahan. Positron yang terbentuk juga bisa bergabung dengan elektron melalui suatu
proses yang dinamakan annihiliasi.
Daftar Pustaka
Diktat mata kuliah pendahuluan fisika inti
Mostavan, Aman. 1999. Fisika Inti. ITB: Bandung.
Beiser, Athur. 1999. Konsep Fisika Modern. Erlangga: Jakarta
Page
12