Anda di halaman 1dari 12

Rangkaian Listrik

( Definisi Arus dan Tegangan AC dan DC, Satuan Internasional, R L C, Op-Amp)

Disusun oleh:

Mahesya Rahmat R. (191354021)

PROGRAM STUDI DIV-TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019
1. Definisi Arus AC dan DC

Pengertian Arus Listrik AC (Alternating Current)


Arus Listrik AC adalah merupakan jenis arus yang tidak mengalir secara searah.
Melainkan bolak-balik. Arus AC memiliki nilai dan arah yang selalu berubah-ubah dan akan
membentuk suatu gelombang yang bernama gelombang sinusoida.

Gambar 1.1 Alternaing Current Curve


Pada arus listrik AC, dikenal yang namanya frekuensi. Yang mana besarnya frekuensi
ini berbeda-beda di setiap negara.
Di Indonesia, arus listrik AC yang ditetapkan oleh PLN memiliki frekuensi sebesar 50
Hertz. Sedangkan tegangan standar untuk arus bolak-bali 1 fasa di Indonesia adalah 220 Volt.
Contoh penggunaan dari arus listrik AC pun sangat banyak.
Anda bisa dengan mudah menjumpainya dimana-mana. Hampir semua alat-alat yang
ada di rumah anda menggunakan arus listrik AC.

Ket :
Sumber arus AC pada gambar 1.2 dihasilkan
oleh AC generator atau turbin.

Gambar 1.2 Simulasi Pembangkit Energi Listrik AC


Kelebihan Arus Listrik AC (Alternating Current)

 Arus Listrik AC biasanya dipergunakan untuk menyalurkan listrik menuju tempat yang
jauh dikarenakan arus AC memiliki kerugian yang lebih kecil dibandingkan arus DC.
Listrik disalurkan menggunakan voltage yang tinggi yang sudah di step up dari trafo
sehingga menjadi pilihan yang tepat untuk menyalurkan listrik menuju ketempat yang
jauh sehingga berbeda dengan arus DC.
 Arus AC sangat mudah untuk didapatkan hanya dengan menggunakan generator
sedangkan untuk arus DC sulit.

Kekurangan Arus Listrik AC (Alternating Current)

 Arus AC tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama dan juga tidak dapat
dipindahkan untuk keperluan yang tiba-tiba. Berbeda dengan arus DC yang bisa kita
dapatkan atau kita pindahkan dalam bentuk aki dan baterai.

Pengertian Arus Listrik DC (Direct Current)


Arus Listrik DC merupakan jenis arus yang mengalir secara searah. Awalnya arus DC
dikira mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif.

Gambar 1.3 Direct Current Curve


Namun kini banyak ilmuwan yang mengatakan bahwa sebenarnya arus listrik DC
mengalir dari Kutub negatif ke kutub positif.
Aliran inilah yang menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif yang
membuatnya seperti terlihat mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Pada arus DC,
tegangan listrik memiliki nilai dan arah yang tetap.
Contoh penggunaan dari arus DC dalam kehidupan sehari-hari juga cukup banyak.
Seperti pada handphone, laptop, radio, dan komputer.
Biasanya, arus listrik DC disimpan dalam bentuk baterai yang umum digunakan pada jam
dinding, remot TV, atau dalam bentuk aki yang tersedia pada mobil dan motor.

Ket :
Sumber arus DC pada gamar 1.4 dihasilkan oleh batere.

Gambar 1.4 Simulasi Pembangkit Energi Listrik DC

Kelebihan Arus Listrik DC (Direct Current)

 Arus Listrik DC dapat kita temui disetiap peralatan elektronik seperti remote dan segala
jenisnya. Yang dapat disimpan dalam bentuk baterai atau aki.
 Arus Listrik DC dapat diisi ulang supaya kita mudah untuk membawa dan
menyimpannya dalam waktu yang lama

Kekurangan Arus Listrik DC (Direct Current)

 Arus DC hanya bisa digunakan dalam daya yang rendah dan tidak dalam daya yang
tinggi.
2. Definisi Tegangan AC dan DC.
Tegangan listrik adalah beda potensial listrik antara dua titik. Tegangan listrik terjadi
karena adanya perbedaan muatan listrik diantara kedua titik tersebut. Tegangan listrik tidak
bisa dilihat namun bisa dirasakan dan diukur besarnya. Pada nilai tertentu, tegangan listrik bisa
berbahaya bagi manusia. Kejadian terkena tegangan listrik pada manusia sering kita sebut
dengan kesetrum.
Tegangan listrik merupakan perwujudan dari energi listrik. Tegangan listrik bisa
dihasilkan melalui pembangkit-pembangkit listrik. Namun dalam skala kecil tidak disebut
pembangkit tapi lebih umum dengan penghasil listrik saja. Contoh tegangan listrik yang sering
kita temui adalah 220V pada listrik rumah tangga, 1.5V pada battery dan 12V pada aki.
Tegangan listrik berfungsi sebagai tenaga (power). Untuk bisa bekerja, sebuah rangkaian
elektronika membutuhkan tegangan listrik sebagai tenaga "penggeraknya". Oleh karena itu
dalam rangkaian, bagian yang menghasilkan tegangan listrik biasanya disebut Power Supply
atau Penyuplai tenaga. Besarnya tegangan listrik dinyatakan dalam satuan Volt dan sering
disingkat dengan V saja. Untuk ukuran yang lebih besar bisa menggunakan satuan kiloVolt
disingkat kV (1kV=1000Volt) dan MegaVolt disingkat MV (1MV=1.000.000Volt).
Sedangkan untuk satuan yang lebih kecil biasanya menggunakan miliVolt disingkat mV
(1mV=1/1000Volt) dan mikroVolt disingkat uV (1uV=1/1000000Volt).
Simbol tegangan listrik dinyatakan dalam V ditulis dengan huruf besar. Pada beberapa
kasus juga ditemui penggunaan simbol E, tujuannya agar tidak bingung antara V sebagai
simbol dan V sebagai satuan (Volt). Khusus untuk tegangan DC juga bisa ditulis dengan simbol
B, yaitu singkatan dari Battery.Berdasarkan aliran arusnya, tegangan listrik dibagi menjadi dua,
yaitu Tegangan DC dan Tegangan AC. Tegangan DC adalah tegangan dengan aliran arus
searah, sedangkan tegangan AC adalah tegangan dengan aliran arus bolak-balik. Masing-
masing tegangan ini memiliki fungsi dan aplikasi yang berbeda-beda tergantung kondisi dan
kebutuhan.

Pengertian Tegangan Listrik AC (Alternating Current)


Tegangan AC adalah tegangan dengan aliran arus bolak-balik. Tegangan AC tidak
memiliki notasi/tanda seperti tegangan DC. Oleh karena itu pemasangan tegangan AC pada
rangkaian boleh terbalik kecuali untuk aplikasi tegangan AC 3 phase pada motor listrik.
Sumber-sumber tegangan AC diantaranya adalah listrik rumah tangga (dari PLN), genset,
dinamo sepeda dan altenator pada mobil atau sepeda motor.
Ada dua jenis tegangan AC yaitu single phase dan triple phase atau 3 phase. Tegangan
listrik AC yang kita pakai sehari-hari merupakan jenis tegangan AC single phase, artinya hanya
ada satu phase dan ground/netral. Oleh karena itu tegangan AC single phase hanya
membutuhkan dua titik kabel koneksi.
Tegangan AC 3 phase membuthkan tiga kabel untuk bekerja, yaitu dikenal dengan
istilah R, S dan T. Tegangan listrik 3 phase banyak dipakai pada dunia industri khususnya
untuk menggerakkan motor listrik. Jika kita membutuhkan tegangan AC 3 phase namun hanya
memiliki sumber tegangan AC single phase maka kita memerlukan sebuah inverter untuk
membuat listrik single phase menjadi 3 phase.

Pengertian Listrik DC (Direct Current)


Tegangan DC adalah tegangan dengan aliran arus searah. Tegangan DC memiliki
notasi/tanda positif pada satu ttiknya dan negatif pada titik yang lain. Sumber-sumber tagangan
DC diantaranya adalah elemen volta, battery, aki, solar cell dan adaptor/power supply DC.
Pemasangan tegangan DC pada rangkaian harus benar sesuai kutubnya karena jika terbalik bisa
berakibat kerusakan pada kedua bagian.
Aplikasi tegangan DC banyak kita jumpai pada peralatan elektronik portabel seperti
handphone, remote, sepeda motor, mainan dan pemutar musik portabel. Sekarang ini sudah
banyak dipakai sumber tegangan DC berupa battery yang bisa diisi ulang (recharge) jadi jika
tegangan listrik pada battery habis bisa dibangkitkan lagi dengan mengisinya.

3. Satuan Internasional

Satuan dasar SI

Nama Simbol Simbol Nama Definisi singkat


satuan satuan dimensi besaran

detik s T waktu
Nilai numerik tetap dari frekuensi sesium ,
yaitu frekuensi transisi hiperhalus pada keadaan
dasar yang tidak terganggu dari atom sesium-133,
sebesar 9.192.631.770 ketika dinyatakan dalam
satuan Hz, yang sama dengan s−1.
meter m L panjang Nilai numerik tetap dari kecepatan cahaya dalam
ruang hampa c sebesar 299.792.458 ketika
dinyatakan dalam satuan m⋅s−1, di mana detik

dijabarkan dalam frekuensi sesium .

kilogra kg M massa Nilai numerik tetap dari Konstanta


m Planck h sebesar 6,62607015×10−34 ketika
dinyatakan dalam satuan J⋅s, yang sama dengan
kg⋅m2⋅s−1, di mana meter dan detik dijabarkan
dalam c dan ΔνCs.

ampere A I arus listrik Nilai numerik tetap dari muatan


elementer e sebesar 1,602176634×10−19 ketika
dinyatakan dalam satuan C, yang sama dengan

A⋅s, di mana detik dijabarkan dalam .

kelvin K Θ suhu Nilai numerik tetap dari konstanta


termodinamika Boltzmann k sebesar 1,380649×10−23 ketika
dinyatakan dalam satuan J⋅K−1, yang sama dengan
kg⋅m2⋅s−2⋅K−1, di mana kilogram, meter dan detik
dijabarkan dalam h, c dan ΔνCs.

mol mol N jumlah zat Terdiri dari 6,02214076×1023 entitas elementer,


yang merupakan nilai numerik tetap dari konstanta
Avogadro, NA, ketika dinyatakan dalam satuan
mol−1 dan disebut bilangan Avogadro.

kandela cd J intensitas Nilai numerik tetap dari efikasi cahaya dari


cahaya frekuensi radiasi monokromatik 540×1012 Hz, Kcd,
sebesar 683 ketika dinyatakan dalam satuan
lm⋅W−1, yang sama dengan cd⋅sr⋅W−1, atau
cd⋅sr⋅kg−1⋅m−2⋅s3, di mana kilogram, meter dan
detik dijabarkan dalam h, c dan ΔνCs.
Standar Besaran dan Satuan Listrik / Elektronika

Berikut ini adalah Besaran-besaran Listrik dan Elektronika serta Satuan-satuan Listrik
dan Elektronika yang sering digunakan dalam ilmu kelistrikan dan Elektronika. Standar yang
digunakan pada umumnya adalah SI yaitu Standard Internasional.
Besaran Satuan Simbol
Tegangan Volt V
Arus Listrik Ampere A
Hambatan/Resistansi Ohm Ω
Konduktansi Siemens G
Kapasitansi Farad F
Muatan Listrik Coulomb C
Induktansi Henry H
Daya Listrik Watt W
Impedansi Ohm Ω
Frekuensi Hertz Hz
Energi Joule J

Prefix/Awalan Satuan SI

Yang dimaksud dengan Prefix Satuan SI adalah awalan yang digunakan dalam satuan
SI untuk membentuk sebuah satuan yang menandakan kelipatan dari satuan tersebut. Dibawah
ini adalah Prefix satuan SI yang pada umumnya digunakan dalam ilmu kelistrikan dan
Elektronika.
Prefix Simbol Desimal 10n
Terra T 1.000.000.000.000 1012
Giga G 1.000.000.000 109
Mega M 1.000.000 106
kilo k 1.000 103
(Tidak ada) (Tidak ada) 1 100
centi c 1/100 10-2
mili M 1/1.000 10-3
micro µ 1/1.000.000 10-6
nano N 1/1.000.000.000 10-9
pico p 1.000.000.000.000 10-12

Resistor, Induktor dan Kapasitor

1. karakteristik resistor
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
diboroskan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi.
Fungsinya:
 Menghambat arus listrik
 Pembagi tegangan
 Pengatur volume (potensiometer)
 Pengatur kecepatan motor (rheostat)
 Dll tergantung disain komponen

2. karakteristik induktor
karakteristik dari induktor adalah komponen elektronika pasif (kebanyakan berbentuk
torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik
yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh
induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar
yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di
dalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday
Fungsi utama dari induktor di dalam suatu rangkaian adalah untuk melawan fluktuasi arus yang
melewatinya

3. karakteristik kapasitor:
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu
bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik,
gelas dan lain-lain.
Fungsinya : menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara
mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.
Sumber Arus dan Sumber Tegangan
Arus listrik dapat mengalir karena adanya sumber arus listrik. Sumber arus listrik
digunakan untuk menimbulkan beda potensial pada ujung-ujung rangkaian listrik. Beda
potensial antara dua buah kutub sumber arus listrik selanjutnya dinamakan tegangan
listrik. Sumber arus listrik biasa disebut dengan elemen listrik atau sel listrik. Sumber arus
listrik dapat diartikan sebagai semua benda yang dapat menghasilkan arus listrik.
Semua sumber arus listrik memiliki kemampuan untuk memberikan gaya pada
elektron, sehingga sebuah atom dapat bergerak. Gaya dari sumber arus listrik yang demikian
dinamakan Gaya Gerak Listrik (GGL). Gaya gerak listrik disebut juga tegangan, dengan satuan
Volt (V). Misalnya, pada kulit luar baterai tercantum label 1,5 V, hal ini menunjukkan besarnya
GGL yang dibangkitkan baterai tersebut sebesar 1,5 V.
Sumber arus listrik merupakan komponen penting yang berfungsi sebagai tempat untuk
mengubah satu jenis energi, misalnya energi kimia menjadi energi listrik.
Sumber arus listrik dibedakan menjadi dua, sebagai berikut.

 Sumber arus dan tegangan listrik bolak balik (AC), dihasilkan oleh dinamo arus AC dan
elemen basah (elemen sekunder).
 Sumber arus dan tegangan listrik searah (DC), dihasilkan oleh sel volta, elemen kering
(baterai), akumulator, solar sel, dan dinamo arus searah.

Op-Amp (Operational Amplifier)


Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah satu dari
bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari
beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi
sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang
frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering
disebut juga dengan Penguat Operasional.

Op-Amp umumnya dikemas dalam bentuk IC, sebuah IC Op-Amp dapat terdiri dari
hanya 1 (satu) rangkaian Op-Amp atau bisa juga terdiri dari beberapa rangkaian Op-Amp.
Jumlah rangkaian Op-Amp dalam satu kemasan IC dapat dibedakan menjadi Single Op-Amp,
dual Op-Amp dan Quad Op-Amp. Ada juga IC yang didalamnya terdapat rangkaian Op-Amp
disamping rangkaian utama lainnya.
Sebuah rangkaian Op-Amp memiliki dua input (masukan) yaitu satu Input Inverting
dan satu Input Non-inverting serta memiliki satu Output (keluaran). Sebuah Op-Amp juga
memiliki dua koneksi catu daya yaitu satu untuk catu daya positif dan satu lagi untuk catu daya
negatif. Bentuk Simbol Op-Amp adalah Segitiga dengan garis-garis Input, Output dan Catu
dayanya seperti pada gambar dibawah ini. Salah satu tipe IC Op-Amp yang populer adalah
IC741.
Bentuk dan Simbol IC Op-Amp

Terminal yang terdapat pada Simbol Op-Amp (Operational Amplifier/penguat operasional)


diantaranya adalah :
1. Masukan non-pembalik (Non-Inverting) +
2. Masukan pembalik (Inverting) –
3. Keluaran Vout
4. Catu daya positif +V
5. Catu daya negatif –V

Karakteristik Op-Amp (Operational Amplifier)

Karakteristik Faktor Penguat atau Gain pada Op-Amp pada umumnya ditentukan oleh
Resistor Eksternal yang terhubung diantara Output dan Input pembalik (Inverting Input).
Konfigurasi dengan umpan balik negatif (Negative Feedback) ini biasanya disebut
dengan Closed-Loop configuration atau Konfigurasi Lingkar Tertutup. Umpan balik negatif
ini akan menyebabkan penguatan atau gain menjadi berkurang dan menghasilkan penguatan
yang dapat diukur serta dapat dikendalikan. Tujuan pengurangan Gain dari Op-Amp ini adalah
untuk menghindari terjadinya Noise yang berlebihan dan juga untuk menghindari respon yang
tidak diinginkan. Sedangkan pada Konfigurasi Lingkar Terbuka atau Open-Loop
Configuration, besar penguatannya adalah tak terhingga (∞) sehingga besarnya tegangan
output hampir atau mendekati tegangan Vcc.

Secara umum, Operational Amplifier (Op-Amp) yang ideal memiliki karakteristik


sebagai berikut :
 Penguatan Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak terhingga)
 Tegangan Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau Voo = 0 (nol)
 Impedansi Masukan (Input Impedance) atau Zin= ∞ (tak terhingga)
 Impedansi Output (Output Impedance ) atau Zout = 0 (nol)
 Lebar Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga)
 Karakteristik tidak berubah dengan suhu

Pada dasarnya, kondisi Op-Amp ideal hanya merupakan teoritis dan hampir tidak
mungkin dicapai dalam kondisi praktis. Namun produsen perangkat Op-Amp selalu berusaha
untuk memproduksi Op-Amp yang mendekati kondisi idealnya ini. Oleh karena itu, sebuah
Op-Amp yang baik adalah Op-Amp yang memiliki karakteristik yang hampir mendekati
kondisi Op-Amp Ideal.

Anda mungkin juga menyukai