Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS KANDUNGAN LISTRIK PADA KENTANG (Solanum

tuberosum)

KARYA ILMIAH

Oleh
NAMA : FITRI WAHYUNI
NIS : 9941129646

SEKOLAH MENENGAH ATAS PLUS ASSA’ADAH


MADRASATUL MU’ALLIMIN AL-ISLAMIYYAH
PONDOK PESANTREN MODERN ASSA’ADAH
SERANG
2012

ANALISIS KANDUNGAN LISTRIK PADA KENTANG


(Solanum tuberosum)

Fitri Wahyuni

Karya Ilmiah
Sebagai salah satu syarat kelulusan santri kelas VI
Madrasatul Mu’allimin Al-Islamiyyah
Pondok Pesantren Modern Assa’adah

Dibawah Bimbingan:
Irfan Septiyan, S.Si

SEKOLAH MENENGAH ATAS PLUS ASSA’ADAH


MADRASATUL MU’ALLIMIN AL-ISLAMIYYAH
PONDOK PESANTREN MODERN ASSA’ADAH
SERANG
2012

ABSTRAK
Kentang (Solanum tuberosum) adalah salah satu jenis umbi-umbian yang kaya akan
karbohidrat. Selain itu, setelah diteliti lebih dalam lagi ternyata kentang merupakan salah satu
larutan elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Adanya
listrik pada kentang dapat diamati dari bergeraknya jarum voltmeter dan menyalanya lampu LED
(Light Emitting Diode) ketika dihubungkan pada kentang dengan menggunakan prinsip sel Volta
dan dirangkai secara seri. Sel Volta merupakan suatu jenis sel elektrokimia yang dapat
menghasilkan listrik. Pada sel Volta terdapat dua istilah yaitu elektrolit dan elektrode. Dimana
suatu elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik jika tidak dihubungkan dengan suatu
elektrode. Pada sel Volta terdapat dua elektrode yaitu katode (kutub positif) dan anode (kutub
negatif). Adanya kandungan listrik pada kentang karena kentang mengandung garam dan air.
Suatu garam apabila bereaksi dengan air akan menjadi larutan garam yang dapat menghasilkan
listrik atau disebut dengan larutan elektrolit.
Kata kunci: Kentang, Larutan Elektrolit, Listrik, Sel Volta dan Garam.

ABSTRACT
Potato (Solanum tuberosum) is one of kind tubers which many carbohydrate. After reserch
more detail and it turned out that potato is one of electrolyte solution. Electrolyte solution is one
of solution which can intorduce electric curent. Electric at potato can visible from advance trick
of voltmeter and the flame of a LED (Light Emitting Diode) lamp when related to potato with use
principle from Volta cell and attach in a seri manner. Volta cell is one of kind chemistry electrical
which can produce electricity. In Volta cell there are two technical term that is electrolyte and
electrode. A electrolyte can not intorduce electric curent if no related with a electrode. At Volta
cell there are two electrode, cathode as positive pole and anode as negative pole. The electricity
in a potato because the potato contains a mineral salt (NaCl) and water (H 2O). If mineral salt is
dissolved with water it will be a salt solution which can produce electricity or electrolyte cell.

Key words: Potato, Electrolyte Cell, Electric, Volta Cell and Mineral Salt.

ya Ilmiah : Analisis Kandungan Listrik pada Kentang (Solanum tuberosum)


Nama Siswa : Fitri Wahyuni
NISN : 9941129646

Pembimbing Kepala Sekolah


Irfan Septiyan, S.Si. Dadang Media Laksana, M.M.

Mengetahui:
Direktur MMI

Tedi Turmudi, M.Pd.

Yang terhormat,
Direktur Madrasatul Mu’allimin Al-Islamiyyah (MMI)
Pondok Pesantren Modern Assa’adah
Surat Keputusan Pembimbing

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamua’alaikum, Wr. Wb

Dengan hormat, kami ajukan karya ilmiah yang disusun oleh: Fitri Wahyuni. Nomor Induk
Siswa (NIS): 9941129646 Dengan judul karya ilmiah “ANALISIS KANDUNGAN LISTRIK
PADA KENTANG (Solanum tuberosum)”. Kami telah mengadakan kajian tehadap karya ilmiah
tersebut, dan telah diadakan perbaikan sehingga memenuhi syarat untuk dilaksanakan ujian karya
ilmiah guna memenuhi salah satu syarat kelulusan santri kelas VI (Enam) Madrasatul Mu’allimin
Al-Islamiyyah (MMI) Pondok Pesantren Modern Assa’adah. Dan kami memohon dapat dilakukan
proses ujian karya ilmiah sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Demikian disampaikan, atas perhatiannya dihaturkan terima kasih. Jazakumullah khairun katsirin.

Ditetapkan di : Serang
Tanggal : 20 Januari 2012
Pembimbing,

Irfan Septiyan, S.Si.

Madrasatul Mu’allimin Al-Islamiyyah (MMI)


Pondok Pesantren Modern Assa’adah

Telah diterima oleh Direktur Madrasatul Mu’allimin Al-Islamiyyah (MMI) Pondok


Pesantren Modern Assa’adah karya ilmiah yang disusun oleh: Fitri Wahyuni. Nomor Induk Siswa
(NIS): 9941129646 Dengan judul karya ilmiah “ANALISIS KANDUNGAN LISTRIK PADA
KENTANG (Solanum tuberosum)”. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan santri kelas
VI (Enam) Madrasatul Mu’allimin Al-Islamiyyah (MMI) Pondok Pesantren Modern Assa’adah
tahun pelajaran 2011/2012.

Ditetapkan di : Serang
Tanggal : 21 Januari 2012

Direktur MMI,

Tedi Turmudi, M.Pd.


Madrasatul Mu’allimin Al-Islamiyyah (MMI)
Pondok Pesantren Modern Assa’adah

Surat Keputusan Penguji Karya Ilmiah

Telah dilaksanakan proses ujian karya ilmiah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
santri kelas VI (Enam) Madrasatul Mu’allimin Al-Islamiyyah (MMI) Pondok Pesantren Modern
Assa’adah pada :

Hari : Minggu
Tanggal : 15 Januari 2012
Tempat : Meeting Hall Pondok Pesantren Modern Assa’adah

Telah diputuskan, bahwa santri tersebut dibawah ini :

Nama : Fitri Wahyuni


Kelas : VI Uzbekistan
NIS : 9941129646
Karya Ilmiah : Analisis Kandungan Listrik Pada Kentang (Solanum tuberosum)

Santri tersebut telah dinyatakan lulus ujian karya ilmiah dengan nilai 90,5 (A-)
Demikian disampaikan, atas perhatiannya dihaturkan terima kasih.

Ditetapkan di: Serang


Tanggal : 15 Januari 2012
arya Ilmiah : Analisis Kandungan Listrik Pada Kentang (Solanum tuberosum)
Nam : Fitri Wahyuni
NISN : 9941129646

Ketua Penguji

Ade Ramdani, S.Pd

Penguji 1 Penguji 2

Umrowati, S.Si Irfan Septiyan, S.Si

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, berkat rahmat
dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhamad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya,
kelak syafa’at beliaulah yang diharapkan di akhir zaman.
Dalam penulisan karya ilmiah yang berjudul “Analisis Kandungan Listrik pada Kentang’’,
banyak sekali kendala dan kesulitan yang penulis hadapi. Tetapi berkat bimbingan dan bantuan
berbagai pihak maka karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada KH. Mujiburrahman, M.Pd. selaku pimpinan Pondok
Pesantren Modern Assa’adah, Ust. Tedi Turmudi, M.Pd. selaku direktur MMI, Ust. Dadang Media
Laksana, M.M. selaku kepala sekolah SMA plus Asssa’adah, Ustdzh. Napsiah, S.Pd. selaku wali
kelas VI Uzbekistan, Ust. Irfan Septiyan, S.Si. yang telah banyak memberikan bimbingan dan
arahan kepada penulis, sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Kedua orang tua yang telah
memberikan kasih sayang, dorongan, semangat, bimbingan dan bantuan moril maupun materil,
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Pondok Pesantren Modern Assa’adah dan
menyelesaikan karya ilmiah ini. Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu
persatu khususnya yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
Akhirnya kepada Allah-lah penulis bersyukur, semoga amal ibadah yang telah kita lakukan
mendapatkan pahala yang berlipat ganda, dan semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Serang, 20 Januari 2012

Penulis

Hidup Terbentuk
Dari Arus Pikiran
Yang Mengalir Dari
Kepala

LEMBAR PERSEMBAHAN

Atas terbentuknya karya ilmiah ini, maka penulis mempersembahkannya kepada :


1. Allah SWT atas karunia dan kebesaran-Nya yang luar biasa.
2. Kedua orang tua tercinta yang telah mendidik dan membesarkan penulis dengan penuh kasih
sayang yang tak terukir oleh apapun.
3. Kakek dan Nenek penulis yang telah memberikan kasih sayang kepada penulis.
4. Ustadz dan ustadzah yang telah mengajari banyak hal kepada penulis.
5. Nong Ita yang selalu mewarnai hari-hari penulis.
6. Ust. Irfan septiyan, S.Si. yang senantiasa membimbing penulis.
7. Keluarga penulis yang selalu memberikan nasehat kepada penulis.
8. Sahabat penulis (Ria dan Eka) yang selalu mengisi hari-hari penulis.
9. Kak Mul, kak Saiful, dan kak Sena yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis.
10. Keluarga kecil EIZER BAIZEN yang menghiasi hari-hari penulis dengan penuh suka dan tawa.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
ABSTRAK..................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................. viii
MOTTO......................................................................................................... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 2
1.3 Hipotesis................................................................................. 2
1.4 Tujuan Penelitian.................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................. 2
1.6 Metode Penelitian................................................................... 2
1.7 Sistematika Penulisan............................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Mengenal Kentang.................................................................. 4
2.2 Kandungan Kentang............................................................... 5
2.3 Energi Listrik.......................................................................... 9
2.4 Larutan Elektrolit.................................................................... 9
2.5 Sel Volta................................................................................. 11
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian................................................................... 13
3.2 Sampel Penelitian................................................................... 13
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian................................................ 13
3.4 Alat dan Bahan Penelitian...................................................... 13
3.5 Prosedur Penelitian................................................................. 14
3.6 Pengumpulan Data.................................................................. 14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian....................................................................... 15
4.2 Pembahasan............................................................................ 19
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................. 22
5.2 Saran....................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
AUTOBIOGRAFI PENULIS

DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 4.1 Hasil penelitian pada 1 buah kentang menggunakan
voltmeter................................................................................ 17
GAMBAR 4.2 Hasil penelitian pada 2 buah kentang menggunakan
voltmeter............................................................................... 17
GAMBAR 4.3 Hasil penelitian pada 3 buah kentang menggunakan lampu
LED..................................................................................... 18
GAMBAR 4.4 Hasil penelitian pada 4 buah kentang menggunakan
voltmeter............................................................................. 18
GAMBAR 4.5 Hasil penelitian pada 5 buah kentang menggunakan lampu
LED............................................................................ 19
DAFTAR TABEL

TABEL 4.1 Hasil penelitian uji coba kandungan listrik pada kentang.......... 15

TABEL 4.2 Hasil penelitian uji coba frekuensi waktu yang dihasilkan
kentang........................................................................................ 16
TABEL 4.3 Hasil penelitian uji coba pengaruh massa kentang terhadap
besar listrik yang dihasilkan....................................................... 16

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Energi listrik merupakan salah satu dari sekian banyak energi yang memegang peranan penting
dalam kehidupan. Bahkan manusia menjadikan energi listrik sebagai kebutuhan pokok setelah
pangan, sandang dan papan. Hal itu dikarenakan peranan listrik sangat penting dalam menompang
segala sendi kehidupan. .
Penggunaan energi listrik di dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sementara itu,
suplay energi listrik yang bersumber dari minyak bumi, gas bumi, dan batu bara memiliki
keterbatasan. Hal ini dikarenakan bahan-bahan tersebut bersifat tidak dapat diperbaharui.
Walaupun di sisi lainnya banyak sumber-sumber energi listrik seperti tenaga surya, angin, aliran
air dan lain-lain. Namun semua itu belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Krisis listrik di Indonesia sudah mulai kita rasakan, hal ini disebabkan oleh ketidaksesuaian
antara produksi listrik dengan penggunaan listrik. Sampai saat ini, sumber energi pembangkit
listrik di Indonesia sebagian besar bergantung pada minyak bumi, gas bumi, dan batu bara yang
mana ketiga bahan tersebut tidak dapat diperbaharui sebab proses pembentukannya membutuhkan
waktu berjuta-juta tahun lamanya. Krisis energi listrik ini harus segera ditangani salah satunya
menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui.
Banyak sumber-sumber listrik yang dapat diperbaharui dan ramah linkungan salah satunya
adalah kentang. Kentang (Solanum tuberosum) adalah tanaman darat yang mengandung banyak
Karbohidrat. Kentang banyak ditemukan di semua negara bahkan orang Eropa memanfaatkan
kentang sebagai bahan makanan pokok. Namun, masyarakat hanya mengetahui manfaat kentang
sebagai bahan pangan tanpa mereka teliti lebih dalam lagi, padahal jika diteliti lebih dalam lagi
banyak sekali manfaat dari kentang salah satunya adalah dapat menghasilakan listrik. Untuk
membuktikan itu, akan dilakukan penelitian tentang ANALISIS KANDUNGAN LISTRIK
PADA KENTANG (Solanum tuberosum).

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut maka secara garis besar ada permasalahan yang dirumuskan
yaitu:
1. Apakah kentang dapat menghasilkan listrik ?
2. Mengapa kentang dapat menghasilkan listrik ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dilaksanaknnya penelitian ini adalah:


1. Mengetahui kandungan listrik pada kentang.
2. Mengetahui cara agar kentang dapat menghasilkan listrik.

Manfaat dilaksanakannya penelitian ini adalah:


1. Untuk menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai Kentang.
2. Untuk dapat memanfaatkan Kentang dengan seefisien mungkin.
1.4 Hipotesis

Dari landasan teori dapat ditarik suatu hipotesis bahwasannya kentang dapat menghasilkan
listrik.

1.5 Metodelogi Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan cara meneliti kandungan listrik
di dalam kentang menggunakan voltmeter dan lampu LED.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan kejelasan yang kongkrit dalam karya ilmiah ini, maka penulis menyusun
sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab l : Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan
Manfaat Penelitian, Hipotesis, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
Bab ll : Landasan teori yang terdiri dari Mengenal Kentang, Kandungan Mineral pada
Kentang, Energi Listrik, Larutan Elektrolit, Sel Volta.
Bab lll : Metode Penelitian yang terdiri dari Metode Penelitian, Waktu dan Tempat,
Sampel Penelitian, Alat dan Bahan Penelitian, Prosedur Penelitian, dan Pengumpulan Data.
Bab lV : Hasil dan Pembahasan.
Bab V : Kesimpulan dan Saran.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Mengenal Kentang

Solanum tuberosum adalah nama ilmiah dari kentang. Ahli taksonomi memasukan kentang
ke dalam kelas Dicotyledoneae, bangsa/ordo Tubiflorae, suku/famili Solanaceae atau tanaman
berbunga terompet, marga / genus Solanum, dan jenis /spesies Solanum tuberosum.
Nama kentang adalah sebutan umbi tersebut di dalam bahasa indonesia. Jadi, nama kentang
bukanlah nama satu-satunya yang dimiliki tumbuhan berumbi yang kayak akan karbohidrat
tersebut. Selain nama itu, masih banyak nama yang lain lagi. Misalnya di Jawa Barat, tanaman
kentang disebut luwi kumeli; di Aceh dan Minangkabau disebut gantang; di Palembang disebut
gadung lepar; dan masih banyak di daerah lainnya.
Sebutan yang berbeda juga bukan hanya ada di daerah, tetapi di tiap negara menyebutnya
dengan nama yang berbeda. Misalnya di Inggris menyebutnya dengan nama potato; di Belanda
menyebutnya dengan nama aardapel; di Jerman menyebutnya dengan nama kartoffel; dan
begitupun di negara lain menyebutnya dengan nama yang berbeda (Setiadi dan Nurulhuda, 2001:
11).
Awalnya kentang belum menyebar luas, tempat tumbuhnya masih terbatas yaitu di daerah
dingin saja. Kemudian merambah ke daerah sedang (subtropis) dan akhirnya mencapai daerah
panas (tropis). Perpindahan dari satu daerah ke daerah lain yang iklimnya berbeda tidak dengan
proses cepat, tetapi melampaui banyak tahapan.
Asal mulanya kentang hanya berasal di negara Amerika Selatan tepatnya di danau Titicaca,
pegunungan Andes, perbatasan Peru dan Bolivia. Dari sini kentang menyebar ke Peru, Bolivia,
Cili, Kolumbia. Kemudian kentang disebar luaskan oleh Colombus, salah satu pengembara yang
berhasil menemukan benua Amerika. Colombus menyebar luaskan kentang ke negara Spanyol,
dan kemudian kentang menyebar luas di benua Eropa. Kentang yang masuk ke Indonesia adalah
kentang yang berasal dari Amerika. Kentang ini ditemukan disekitar Cimahi, Bandung pada tahun
1794. Kemudian disebarkan ke daerah Karo, Sumatra Utara, Aceh, Padang, Palembang, Minahasa,
Bali, Flores, Seram, dan Timor. Setelah lama berkembang , baru diketahui jenis kentang ini adalah
kentang eigenheimer (Setiadi dan Nurulhuda, 2001: 1).
Kentang merupakan tanaman setahun, yang berbentuk menyemak dan bersifat menjalar.
Semua bagian tanaman tersebut mengandung racun solanian. Begitu pula umbinya, yaitu ketika
memasuki masa bertunas. Namun bagian umbi ini bila telah berusia tua atau siap dipanen, racun
ini akan berkurang dan bahkan bisa hilang, sehingga aman untuk dikonsumsi (Setiadi dan
Nurulhuda, 2001: 12).

2.2 Kandungan Mineral pada Kentang

Menurut Medical Board (2010:4), kentang mengandung lebih banyak kalium dibandingkan
sayuran segar lainnya, bahkan lebih banyak dari buah pisang. Satu kentang memiliki hampir 900
mg yang merupakan 20% kalium yang manusia butuhkan setiap harinya. Kalium adalah zat yang
sangat penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan sel tubuh.
Menurut Elis (2010:3), Kentang mengandung kadar air cukup tinggi, yaitu sekitar 80%. Itulah
yang menyebabkan kentang segar mudah rusak, sehingga harus disimpan dan ditangani dengan
baik. Kentang mengandung pati, yang dimana pati kentang mengandung amilum dan amilopektin
dengan perbandingan 1:3. Kandungan karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18%, protein
2,4%, dan lemak 0,1%. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang adalah sekitar 80 kkal.
Energi kentang lebih rendah dibandingkan beras. Namun, jika dibandingkan dengan umbi-
umbian yang lain seperti singkong, ubi jalar, dan talas, komposisi gizi kentang masih relatif lebih
baik. Kentang merupakan satu-satunya jenis umbi yang kaya vitamin C, kadarnya mencapai 31
mg per 100 gram dari bagian kentang yang dapat dimakan. Umbi-umbian lainnya sangat sedikit
mengandung vitamin C. Kebutuhan vitamin C sehari 60 mg, untuk memenuhinya cukup dengan
memakan 200 gram kentang. Kadar vitamin lain yang cukup menonjol B1 (vtiamin). Dengan
mengkonsumsi sebuah umbi kentang yang berukuran sedang, sepertiga kebutuhan vitamin C
(33%) telah tercapai. Demikian juga halnya dengan sebagian besar kebutuhan akan vitamin B dan
zat besi.
Pati adalah polisakarida nutrien yang tersedia melimpah pada sel tumbuhan dan beberapa
mikroorganisme. Pati yang ada dalam kentang, jagung dan tumbuhan lain mengandung
amilopektin sekitar 75 – 80% dan amilum sekitar 20-25% (Octha, 2010: 1).
Kandungan air per 100 gram kentang ialah 82 gram, dengan nilai protein sebanyak 2 gram,
kalori sebanyak 70 kkal, dan karbohidrat sebanyak 19 gram. Selain kandungan-kandungan
tersebut, kentang juga memiliki kandungan lain seperti zat besi dan riboflavin yang penting bagi
tubuh (Ratna, 2010:2).
Menurut pendapat Eric Manajer operasional semikonduktor/produk komunikasi (2010:5),
Kentang juga mengandung zat pati, garam dapur (NaCl) dan air (H2O). Yang dimana sebuah
larutan elektrolit itu mempunyai tiga kmponen yaitu asam, basa, dan garam.

1. Asam-Basa
Asam ( acid ) berasal dari bahasa latin ‘’acetum‘’ yang berarti cuka, karena diketahui zat utama
dalam cuka adalah asam asetat. Adapun basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu.
Hingga saat ini, ada tiga pengertian asam-basa yang dikemukakan oleh empat ilmuwan. Mereka
adalah Svante Arrhenius, Johannes Bronsted, Thomas Lowry, dan Gilbert Newton Lewis.

a. Pengertian Asam-Basa Menurut Arrhenius


Tahun 1884, ilmuwan dari swedia bernama Svante Arrhenius mengemukakan pengertian
asam-basa berdasarkan reaksi ionisasi. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang apabila
dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang jika dilarutkan
dalam air akan menghasilkan ion OH-

b. Pengertian Asam-Basa Menurut Bronsted-Lowry


Pada tahun 1932, ilmuwan Denmark Johannes Bronsted dan ilmuwan Inggris Thomas Lowry
mengemukakan teori asam–basa berdasarkan serah terima proton, proton merupakan suatu atom
yang bermuatan positif. Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah suatu zat yang dapat memberikan
proton pada zat lain (donor proton). Suatu zat baik yang bermuatan positif, negatif, ataupun netral
termasuk asam Bronsted-Lowry asalkan mempunyai minimal satu atom H. Misalkan HCL, H2SO4,
HSO4- , H3O+ , dan NH4+.
Basa adalah zat yang menerima proton dari zat lain (akseptor proton). Suatu zat, baik yang
bermuatan positif, negatif, ataupun netral termasuk asam Bronsted-Lowry jika mempunyai
pasangan elektron bebas yang dapat berikatan dengan atom H, misalnya NH3, CO3-, dan OH-.
Pengertian asam-basa yang dikemukakan oleh Bronsted-Lowry memperbaiki kelemahan teori
asam-basa Arrhenius. Pengertian asam-basa Arrhenius hanya berlaku untuk senyawa yang larut
dalam pelarut air karena reaksi ionisasi yang menghasilkan H+ dan OH- hanya terjadi dalam pelarut
air. Sedangkan untuk senyawa yang tidak larut kedalam air tidak dapat dijelaskan oleh Arrhenius,
akan tetapi dapat dijelaskan oleh Bronsted-Lowry.
Teori asam-basa Bronsted-Lowry dapat menjelaskan semua reaksi yang terjadi dalam bentuk
apapun, termasuk gas, larutan bukan air, larutan air, dan campuran heterogen. Penentuan suatu zat
sebagai asam Bronsted-Lowry atau basa Bronsted-Lowry dapat dilakukan jika zat tersebut beraksi
dengan zat lainnya.

c. Pengertian Asam –Basa Menurut Lewis


Tahun 1983, ilmuwan Amerika Serikat Gilbert Newton Lewis mengusulkan pengertian asam-
basa berdasarkan reaksi serah terima elektron. Menurut Lewis, dalam suatu reaksi kimia, suatu zat
termasuk asam jika dapat menerima pasangan elektron dan tergolong basa jika dapat memberi
pasangan elektron. Reaksi asam-basa Lewis menghasilkan ikatan kovalen koordinasi. Contohnya
, reaksi antara BF3 dan NH3 (Justiana dan Muchtaridi, 2009: 102).

2. Garam
Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion),
sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam
dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat berupa senyawa anorganik seperti klorida (Cl -),
dan bisa juga berupa senyawa organik seperti asetat (CH3COO-), fluorida (F-), sulfat (SO42-),
dan Natrium klorida (NaCl) (wikipedia, 2010:1).
Garam yang dihasilkan sutau reaksi asam dan basa dapat bersifat asam,basa dan netral. Sifat
tersebut bergantung pada jumlah serta jenis senyawa asam dan basa yang direaksikan (Justiana
dan Muchtaridi, 2009:19).
Garam yang terhidrolisis dan membentuk ion hidroksida ketika dilarutkan dalam air maka
dinamakan garam basa. Garam yang terhidrolisa dan membentukan ion hidronium ketika
dilarutkan ke dalam air disebut sebagai garam asam. Garam netral adalah garam yang bukan garam
asam maupun garam basa. Larutan garam dalam air (Misalnya natrium klorida (NaCl) yang
dilarutkan dalam air) merupakan larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik (Rahayu, 2009: 1).
Suatu garam dapat tersusun dari basa kuat dan asam kuat, asam kuat dan basa lemah, basa
kuat dan asam lemah, dan asam lemah dan basa lemah. Contoh suatu garam yang tersusun dari
asam kuat dan basa kuat adalah NaCl. NaCl merupakan suatu garam yang terdiri atas HCl (asam
kuat) dan NaOH (basa kuat). Garam tersebut bersifat netral karena ion Na berasal dari basa kuat,
sedangkan ion Cl berasal dari asam kuat, sehingga garam tersebut tidak akan terhidrolisis (Justiana
dan Muchtarid, 2009: 195).

2.3 Energi Listrik

Energi listrik adalah energi yang disebabkan oleh mengalirnya muatan listrik di dalam
sebuah rangkaian. Suatu energi listrik harus memiliki arus listrik yang berfungsi sebagai
penghantar aliran muatan listrik, arus listrik mengalir karena adanya beda potensial listrik atau
tegangan listrik. Dalam arus listrik arah muatan negatif (elektron) berlawanan arah dengan muatan
positif (proton). Kuat arus listrik dapat di ukur menggunakan Amperemeter yang di ukur dalam
rangkaian seri, sedangkan tegangannya dapat diukur dengan Voltmeter (Alfatah dan yusuf, 2008:
149).

2.4 Larutan Elektrolit


Larutan terbagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Larutan
elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan nonelektrolit
ialah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Di dalam larutan elektrolit terdapat
larutan elektrolit lemah dan larutan elektrolit kuat, perbedaanya ada pada banyak sedikitnya larutan
tersebut menghantarkan arus listrik. Larutan elektrollit lemah hanya sedikit menghantarkan arus
listrik sedangkan larutan elektrolit kuat lebih banyak menghantarkan arus listrik (Parning, 2006:
2).
Larutan elektrolit adalah zat terlarut yang mengalami ionisasi sehingga di dalam larutan
terdapat ion-ion yang dapat menghantarkan listrik (Santoso, 2008: 83).
Zat-zat elektrolit di dalam larutannya terdapat dalam bentuk ion-ion, yaitu ion positif (kation)
dan ion negatif (anion), sedangkan zat-zat nonelektrolit dalam bentuk larutannya terdapat dalam
bentuk molekul-molekulnya. Zat-zat yang di dalam larutannya dapat terionisasi (zat-zat elektrolit)
adalah asam, basa, dan garam.
Adanya ion-ion yang bergerak bebas dalam larutan itulah yang menyebabkan larutan elektrolit
dapat menghantarkan arus listrik. Semakin banyak jumlah ion yang terkandung dalam larutan
elektrolit, maka semakin tinggi pula daya hantar listriknya. Sumber larutan elektrolit adalah
senyawa ion dan senyawa kovalen polar (Parning, 2006: 3).

1. Reaksi Ionisasi pada Senyawa Ion

Reaksi ionisasi pada senyawa ion disebut reaksi disosiasi. Senyawa ion tersusun atas ion
positif (kation) dan ion negatif (anion). Senyawa ion akan terurai menjadi ion-ionnya ketika
dilarutkan dalam air. Ion-ion tersebut akan bergerak bebas.
Ion-ion tidak selalu bebas sama sekali ketika senyawa ion terdisosiasi dalam air. Ion-ion
tersebut akan dihalangi oleh molekul-molekul air sehingga dikatakan akan terhidrasi.
Selain dalam bentuk larutan, senyawa ion dalam bentuk lelehan juga dpat menghantarkan arus
listrik. Pada saat meleleh, senyawa ion akan terurai menjadi ion-ionnya yang bergerak bebas.
Adapun padatan senyawa ionnya tidak dapat bergerak bebas sehingga tidak dapat menghantarkan
listrik (Justiana dan Muchtaridi, 2009: 140).

2. Reaksi Ionisasi pada Senyawa Kovalen


Ionisasi atau terbentuknya ion-ion dalam larutan tidak terbatas untuk senyawa ion saja. Zat
yang merupakan molekul kovalen yang bereaksi juga merupakan suatu elektrolit. Contohnya
adalah HCl.
Reaksi ionisasi pada senyawa kovalen terjadi karena adanya perpindahan proton dan hidrogen
( H+ ) dari molekul HCL ke molekul air sehingga menghasilkan ion hidronium ( H3O+ ) dan ion
klorida ( Cl- ). Jika HCl dilarutkan dalam air, akan terjadi reaksi kimia dan terurai menjadi ion-ion
walaupun HCL merupakan molekul netral (Parning, 2006: 5).
2.5 Sel Volta

Sel Volta merupakan jenis sel elektrokimia yang dapat menghasilkan energi listrik dari reaksi
redoks yang berlangsung spontan. Sel Volta disebut juga sel Galvani. Penamaan sel Volta dan sel
Galvani diberikan untuk menghargai jasa penemu kedua sel ini, yaitu Alexander Volta dan
Alexander Galvani.
Pada sel Volta terdapat dua elektrode yaitu anode dan katode. Anode berfungsi sebagai kutub
negatif dan katode berfungsi sebagai kutub positif. Anode dan katode yang berupa logam
dicelupkan kedalam larutan elektrolit yang mengandung masing-masing ion logamnya. Contoh
logam yang dapat menghasilkan listrik adalah reaksi antara seng (Zn) dan tembaga (Cu) (Justiana
dan Muchtaridi, 2009: 39).
Sel Volta dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu sel Volta primer, sel sekunder, dan sel bahan
bakar.
Sel Volta primer adalah sel Volta yang tidak dapat diperbaharui (sekali pakai). Reaksi redoks
dalam sel ini bersifat irreversible (tidak kembali lagi). Contohnya sel kering (batrei biasa), batrei
alkalin, batrei merkuri oksida, dan batrei ion litium.
Sel Volta sekunder adalah sel Volta yang dapat diperbarui (dapat diisi ulang). Reaksi redoks
di dalam sel Volta ini bersifat reversible (dapat kembali) sehingga dapat kembali kekeadaan
semula. Contohnya aki, batrei Ni-Cd,batrei Ni-logam hidrida.
Sel Volta bahan bakar (fuel cell) adalah sel Volta yang tidak diperbarui, tetapi juga tidak habis.
Pada sel bahan bakar, elektrodenya berupa gas-gas yanng ditambahkan terus menerus selama sel
itu bekerja (Justiana dan Muchtaridi, 2009: 40).
Contoh sel Volta adalah:

1. Sel Kering dan Batrei Alkaline

Sel kering tersusun atas silinder seng berisi pasta dari campuran batu (MnO2), salamik
(NH4Cl), karbon, dan sedikit air. Seng berfungsi sebagai Anode, grafit yang merupakan elektrode
inert sebagai katode. Besarnya potensial yang dihasilkan sel kering adalah 1,5 Volta. Batrei kering
jenis alkalin merupakan pengembangan dari batrei kering. Cara kerjanya hampir sama dengan
batrei kering, namun batreai alkalin menggunakan KOH sebagai pengganti NH4Cl dalam pasta.
Batrei alkalin lebih tahan lama dibandingkan batrei kering.

2. Aki Mobil

Sel aki tersusun atas keping-keping Pb sebagai anode dan keping PbO2 (timbal oksida) sebagai
katode dengan tegangan sebesar 2 volt. Keping-keping tersebut disusun secara seri berpasangan
biasanya 3 hingga 6 pasang. Sel aki berisikan asam sulfat ( H2SO4 ) 30%. Elektron mengalir dari
anode ke katode menghasilkan aliran listrik (Justiana dan Muchtaridi, 2009: 41).

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan cara meneliti
kandungan listrik di dalam kentang dengan menggunakan voltmeter dan lampu LED (Light
Emitting Diode).

3.2 Sampel

Sampel yang digunakan untuk penelitian ini berjumlah 15 buah kentang, yang digunakan
untuk 5 tahap percobaan menggunakan voltmeter dan lampu LED.

3.3 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2011 sampai tanggal 29 November 2011
di Laboratorium MIPA di Pondok Pesantren Modern Assa’adah.

3.4 Alat dan Bahan

Pada percobaan ini alat dan bahan yang digunakan adalah :


1. 15 Buah Kentang segar
2. 5 Buah lampu LED (Light Emitting Diode)
3. 5 Lempeng Tembaga
4. 5 Lempeng Seng
5. 10 Buah Jepitan buaya lengkap dengan kabel penghubung
6. 1 Buah Voltmeter
7. 1 Buah Gunting
8. 1 Buah Ballpoint
9. 1 Buku Tulis
10. 1 Buah Neraca

3.5 Prosedur Penelitian


Untuk penelitian ini dilakukan dalam beberapa prosedur di antaranya :
a. Untuk memulai penelitian, disiapkan semua alat dan bahan penelitian.
b. Satu lempeng tembaga dan seng ditusukan pada setiap kentang dengan tidak saling berdekatan
atau bersinggungan.
c. Setiap lempeng tembaga dan seng dijepit dengan penjepit buaya dan dirangkai secara seri
disesuaikan dengan jumlah kentang yang akan diteliti.
d. Untuk penelitian dengan mengguanakan voltmeter, kedua ujung rangkain dihubungkan dengan
voltmeter yang disesuaikan dengan kutub positif dan kutub negatif. Dan untuk penelitian dengan
menggunakan lampu LED, kedua ujung rangakian dihubungkan dengan lampu LED.
e. Setiap rangkaian yang telah disusun diamati dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan.

3.6 Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik observasi melalui hasil penelitian


sebanyak 5 kali penelitian pada kentang yang berbeda dengan menggunakan voltmeter dan
beberapa lampu LED.
Adapun analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian terhadap 15 buah kentang yang dilakukan sebanyak 5 kali penelitian
dengan menggunakan voltmeter dan lampu LED (Light Emitting Diode) dengan jumlah kentang
yang berbeda pada setiap kali penelitian, maka dari penelitian ini diperoleh hasil penelitian sebagai
berikut :

Tabel 4.1 Hasil penelitian uji coba kandungan listrik pada kentang
Reaksi lampu
No Jumlah Kentang Voltase (Volt)
LED
1 1 Buah 0,9 Tidak Menyala
2 2 Buah 2 Redup
3 3 Buah 2,8 Agak Terang
4 4 Buah 3,2 Terang
5 5 Buah 4 Terang Sekali
Rata-Rata 0,86 -

Dari Tabel 4.1 di atas tampak bahwa pada 1 buah kentang sudah dapat menghasilkan listrik
tetapi tidak dapat menyalakan 1 buah lampu LED, sedangkan untuk menyalakan 1 buah lampu
LED diperlukan kentang sebanyak 2 buah. Semakin banyak kentang yang digunakan maka
semakin besar Voltase listrik yang dihasilkan dan semakin terang nyala lampu LED. Begitupun
sebaliknya, semakin sedikit kentang yang digunakan maka semakin kecil Voltase listrik yang
dihasilkan dan nyala lampu semakin redup. Setelah diratakan, ternyata rata-rata tegangan listrik
pada setiap 1 buah kentang adalah 0,86 V.
Selain melakukan penelitian untuk mengetahui besar kandungan listrik pada kentang,
dilakukan juga penelitian mengenai frekuensi lamanya waktu lampu LED menyala ketika
disambungkan pada rangkaian tersebut. Untuk hasil tersebut dapat diamati dari Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Hasil penelitian uji coba frekuensi waktu yang dihasilkan kentang

No Jumlah Kentang Frekuensi Waktu


1 2 Buah 42 Hari
2 3 Buah 57 Hari

Dari Tabel 4.2 tampak jelas bahwa listrik yang dihasilkan oleh kentang memiliki frekuensi
waktu yang cukup lama. Hal tersebut teramati dari lamanya kentang menyalakan lampu LED,
karena setiap 2 buah kentang dapat menyalakan lampu LED selama 42 Hari sedangkan untuk 3
buah kentang dapat menyalakan lampu LED selama 57 Hari. Oleh sebab itu, semakin banyak
kentang maka frekuensi nyala lampu LED akan semakin lama. Begitupun sebaliknya, semakin
sedikit kentang maka frekuensi nyala lampu LED akan semakin cepat.
Selain mengamat frekuensi waktu yang dihasilkan kentang, penulis juga meneliti mengenai
pengaruh massa terhadap besar kecilnya Voltase listrik yang dihasilkan kentang. Adapun untuk
hasil tersebut dapat diamati pada Tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3 Hasil uji coba pengaruh perbedaan massa kentang terhadap besar listrik yang
dihasilkan
Jumlah Voltase
No Massa (gram) Reaksi Lampu LED
Kentang (Volt)
1 1 Buah 100,1 0,9 Tidak Menyala
2 1 Buah 95 0,72 Tidak Menyala

Dari Tabel 4.3 tampak jelas bahwa massa sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya listrik
yang dihasilkan. Semakin besar massa kentang maka semakin Voltase besar listrik yang dihasilkan
begitupun sebaliknya, semakin kecil massa kentang yang digunakan maka semakin kecil Voltase
listrik yang dihasilkan.

4.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian telah terbukti bahwa kentang (Solanum tuberosum) dapat menghasilkan
listrik. Hal ini teramati dari bergeraknya jarum voltmeter dan menyalanya lampu LED (Light
Emitting Diode) ketika dihubungkan dengan ujung rangkaian yang disusun secara seri. Adanya
listrik pada kentang karena kentang tersebut mengandung zat-zat yang merupakan komponen
penghasil listrik, di antaranya adalah: Karbohidrat, kalium, Protein, lemak, garam dapur (NaCl),
air (H2O), pati (amilum dan amilopektin), vitamin B dan C, zat besi, riboflavin.
Dari uraian tersebut telah dijelaskan bahwa kentang mengandung garam dan air. Garam
merupakan suatu senyawa kimia sederhana yang terdiri dari dua atau lebih atom yang membawa
ion positif (kation) dan ion negatif (anion).
Misalnya garam meja (NaCl) terdiri dari kation (Na+) dan Anion (Cl-). Garam yang terlarut dalam
air akan mengalami hidrolisis. Garam yang terhidrolisis dan membentuk ion hidroksida ketika
dilarutkan dalam air maka dinamakan garam basa. Garam yang terhidrolisa dan membentukan ion
hidronium ketika dilarutkan ke dalam air disebut sebagai garam asam. Adapun garam netral adalah
garam yang tidak terjadi hidrolisis. Yang mana garam tersebut tersusun atas basa kuat dan asam
kuat (Rahayu, 2009:1).
Suatu garam dapat tersusun dari basa kuat dan asam kuat, asam kuat dan basa lemah, basa
kuat dan asam lemah, dan asam lemah dan basa lemah (Justiana dan Muchtaridi, 2009: 195).
Pada kentang, terdapat suatu garam yang merupakan garam dapur (NaCl). NaCl merupakan
suatu senyawa yang terdiri atas HCl (asam kuat) dan NaOH (basa kuat). Reaksi itu diperoleh dari
hasil reaksi antara garam dan air. Adapun reaksinya adalah: (Justiana dan Muchtaridi, 2009: 196)
NaCl + H2O → NaOH+ + HCl-
Adanya listrik dalam kentang karena adanya reaksi garam dengan air yang menjadi sebuah
larutan garam. Garam merupakan zat terlarut dan air merupakan zat pelarut. Larutan garam (NaCl)
merupakan larutan garam yang bersifat netral karena tersusun atas asam kuat dan basa kuat.
Larutan garam (NaCl) merupakan suatu larutan elektrolit yaitu larutan yang dapat menghantarkan
arus listrik. oleh sebab itu, kentang dapat menghasilkan listrik.
Selain adanya garam dan air, faktor lain yang menyebabkan kentang menghasilkan listrik ialah
karena adanya reaksi ionisasi pada senyawa ion atau yang disebut dengan disosiasi. Senyawa ion
tersusun atas ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Senyawa ion akan terurai menjadi ion-
ion (kation dan anion) ketika dilarutkan ke dalam air, sebab ion-ion di dalam air akan bergerak
bebas. Ion-ion yang bergerak bebas ialah ion yang hanya terdapat dalam larutan dan lelehan
(Justiana dan Muchtaridi, 2009: 140).
Kandungan garam pada kentang merupakan suatu larutan, dimana garam merupakan zat
terlarut dan air merupakan zat pelarut, sehingga ion-ionnya dapat bergerak dengan bebas. Gerakan
ion-ion dalam kentang tersebut yang dapat menghasilkan listrik.
Untuk mengetahui cara kentang agar dapat menghasilkan listrik, penulis menggunakan teori
sel Volta yang ditemukan oleh seorang ilmuwan bernama Alexander Volta dan Luigi Galfani,
dimana kentang merupakan elektrolit sedangkan tembaga (Cu) dan seng (Zn) merupakan sel
elektrode. Tembaga dan seng merupakan Suatu elektrolit tidak dapat menghasilkan listrik jika
tidak dihubungkan dengan suatu elektrode. Tembaga merupakan katode (kutub positif) sedangkan
seng merupakan anode (kutub negatif). Reaksi antara elektrolit dan elektrode tersebut yang dapat
mengahsilkan listrik (Justiana dan Muchtaridi, 2006: 39).
Kentang merupakan suatu elektrolit. untuk menghasilkan listrik, kentang harus dihubungkan
dengan elektrode berupa tembaga (Cu) dan seng (Zn) dan dirangkai secara seri.
Kentang dapat menghasilkan listrik dalam waktu yang cukup lama, hal ini teramati dari uji
coba pada Tabel 4.2, dimana waktu kentang menghasilkan listrik bergantung pada jumlahnya.
Semakin banyak kentang yang digunakan maka frekuensi nyala lampu LED akan semakin lama.
Begitupun sebaliknya, semakin sedikit kentang digunakan maka frekuensi nyala lampu LED akan
semakin cepat. Hal ini terjadi karena adanya beda kapasitas listrik, semakin banyak jumlah kentang
maka kapasitas listriknya semakin besar, begitupun sebaliknya.
Massa sangat mempengaruhi besar kecilnya listrik yang dihasilkan oleh kentang, hal ini dapat
diamati pada Tabel 4.3. Hal tersebut terjadi Karena semakin besar massa kentang maka semakin
besar pula konsentrasi garam dan air dalam kentang, dan semakin besar pula reaksi ionisasinya.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai kandungan listrik pada kentang, maka penulis menyimpulkan
3 kesimpulan, diantaranya adalah:
1. Kentang dapat menghasilkan listrik. Hal ini teramati dari bergeraknya jarum voltameter dan
menyalanya lampu LED (Light Emitting Diode).
2. Adanya listrik pada kentang dikarenakan kentang tersebut mengandung garam dan air, dimana
suatu garam apabila bereaksi dengan air akan menjadi larutan garam yang dapat menghasilkan
listrik atau disebut dengan larutan elektrolit.
3. Kandungan listrik pada kentang dikarenakan adanya reaksi ionisasi pada senyawa ion yang disebut
dengan disosiasi. Senyawa ion tersebut tersusun atas ion positif (kation) dan ion negatif (anion).
Reaksi ionisasi menyebabkan ion tersebut bergerak bebas. Gerakan ion bebas pada kentang
tersebut yang menyebabkan kentang dapat menghasilkan listrik.
5.2 Saran

Setelah dilakukan penelitian ini, disarankan khususnya bagi pembaca dan umumnya bagi
masyarakat seluruhnya agar dapat memanfaatkan kentang seefisien mungkin. Dan disarankan juga
agar dilakukan penelitian untuk mencari manfaat lain dari kentang. Sebab masih banyak manfaat
dari kentang selain untuk bahan pangan dan penghasil listrik.

DAFTAR PUSTAKA

Alfatah, Arif dan Irwan yusuf. 2008. Misi Rahasia Calon Fisikawan Muslim. Jakarta:
Balai Pustaka.
Anonim. 2010. Garam. (serial online), 20 November 2011 pukul 20:43. Dari: http: //
www.miniscience.com
Board. 2010. Kalium Pada Kentang. (serial online), 31 Oktober 2011 pukul 21:34. Dari: http: //
www.miniscience.com
Elis. 2010. Batreai Kentang. (serial online), 11 Oktober 2011 pukul 14:03. Dari:
http://yumeilmiah.blogspot.com/
Eric. 2010. Kandungan Garam Pada Kentang. (serial online), 31 Oktober 2011 pukul 14:06. Dari:
http: // www.Wordpress.com
Justiana, Sandri dan Muchtaridi. 2009. Kimia 1. Edisi ke-1. Jakarta: Yudhistira
Justiana, Sandri dan Muchtaridi. 2009. Kimia 2. Edisi ke-1. Jakarta: Yudhistira.
Justiana, Sandri dan Muchtaridi. 2009. Kimia 3. Edisi ke-1. Jakarta: Yudhistira.
Octha. 2010. Kandungan Mineral Pada Kentang. (serial online), 11 Oktober 2011 pukul 14:20. Dari:
http: //www.chem-is-try.org.
Parning, dkk. 2006. Kimia 1B. Edisi ke-3. Jakarta: Yudhistira
Rahayu, Suparni Setyowati. 2009. Definisi Garam. (serial online), 21 Oktober 2011 pukul 15:01. Dari:
http: //www.dunia-kimia.com.
Ratna. 2010. Kandungan Kentang. (serial online), 11 Oktober 2011 pukul 14:25. Dari: http:
//www.dunia-kita.com
Santoso, Anwar. 2008. Rumus Lengkap Kimia SMA. Surabaya: Wahyu Media.
Setiadi dan Surya Fitri Nurulhuda. 1993. Kentang Varietas dan Pembudidayaan. Jakarta: Penebar
Swadaya.

AUTOBIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Fitri Wahyuni yang dilahirkan di Serang tepat pada tanggal 11 Agustus
1994. Anak ke-1 dari 2 bersaudara dari pasangan suami istri bernama Samhudi dan Nurbayinah.
Saat ini penulis sedang menyelesaikan sekolahnya di SMA plus Assa’adah.

Adapun jenjang pendidikan yang dilalalui penulis adalah sebagai berikut:


1. Taman Kanak-kanak (TK) Al-Qur’an Pontang (1998-2000)
2. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cirunten (2000-2002)
3. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pontang 1 (2002-2006)
4. Madrasah Tsanawiyah (MTS) Assa’adah (2006-2009)

Anda mungkin juga menyukai