Bagian inti:
(1) berisi pembahasan, analisis, argumentasi, komparasi, dan pendirian penulis tentang
masalah yang ditulis.
(2) Pembahasan yang bersifat argumentatif, analitis, kritis, sistematis, dan logis,
(3) Tidak bersifat instruktif dan diusahakan bersifat komparatif juga bukan enumerasi
(pecahan materi, komplikasi seperti diktat).
(1) Pendahuluan:
(a) Latar belakang menguraikan kesen-jangan antara kondisi ideal dengan fakta, alasan
mengapa topik kajian perlu dibahas, studi pustaka sebagai landasan ideal dan kesenjangannya
dengan kenyataan yang dihadapi,
(b) Masalah berupa pertanyaan yang timbul sebagai konsekuensi pemba-hasan pada latar
belakang.
(c) Tujuan menjelaskan upaya yang hendak dicapai,
(d) Pembahasan masalah menjelaskan bagaimana menjawab masalah dan tujuan yang hendak
dicapai atau ruang lingkup yang hendak dibahas, dan metode pembahasan yang digunakan.
(2) Bahasan utama:
(a) Deskripsi teori menggambarkan teori variabel pertama dan variabel kedua,
(b) Metode penelitian menjelaskan jenis metode yang digunakan (misalnya: deskriptif,
kualitatif, analisis fungsi x terhadap y). Penjelasan metode pengumpulan data yang digunakan
(misalnya: observasi, wawancara, pengujian, angket), cara menganalisis data, dll Bahasan
selanjutnya:
(c) Deskripsi data yang sudah diolah,
(d) Analisis data dilakukan dengan metode penelitian di atas, dan
(e) Hasil analisis menyajikan temuan yang diperoleh melalui analisis data.
(3) Kesimpulan dan saran:
(a) Kesimpulan menyajikan penafsiran atas hasil analisis
(b) Saran (rekomendasi) menyajikan usulan kepada seseorang, sekelom-pok orang, atau
pimpinan lembaga untuk melakukan suatu perbaikan atas kekurangan yang ditemukan dalam
penelitian atau pembahasan.
(c) Pelengkap kesimpulan (daftar pustaka, lampiran, indeks).
c. Penyuntingan (Editing) : Penyuntingan naskah, penyuntingan materi, dan penyuntingan
bahasa.
d. Penulisan naskah yang sudah sempurna, tanpa kesalahan.
e. Presentasi yaitu menyajikan hasil akhir penulisan makalah atau skripsi.
B. Topik Karangan
Topik karangan adalah ide sentral yang berfungsi mengikat keseluruhan uraian, deskripsi,
penjelasan, dan seluruh pembuktian. Topik merupakan inti bahasan yang menjiwai seluruh
karangan. Seluruh karangan harus mencerminkan topik tersebut.
Fungsi topik karangan
1. Mengikat keseluruhan isi,
2. Menjiwai seluruh pembahasan: pendahuluan (latar belakang, masalah, tujuan, ruang
lingkup); bahasan utama (uraian, ilustrasi, deskripsi, pembuktian, narasi, penjelasan); dan
singkatan;
3. Mengendalikan variabel : topik yang terikat dua variabel, pembahasanya juga terdiri atas
dua bagian, jika topik menyatakan hubungan kedua variabel, pembahasanya juga juga terkait
dengan hubungan tersebut;
4. Memudahkan pengembangan ide bagi penulis, bagi pembaca memudahkan pemahaman,
5. Memberikan daya tarik pembaca.
E. Kerangka Karangan
Mengarang adalah mengorganisasi ide. Pengorganisasian ide diawali dengan menyusun
kerangka karangan. Dengan kerangka karangan, rangkaian ide dapat disusun secara
sistematis, logis, terstruktur, dan teratur.
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana
kita menyusun karangan itu. Kerangka karangan juga akan menjamin bahwa penulisan akan
bersifat konseptual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran bagi target pembacanya. Selain itu
kerangka karangan akan menghindarkan kemungkinan kesalahan terutama dalam
mengembangkan detail-detailnya.
Fungsi kerangka karangan:
1. memudahkan pengendalian variabel,
2. memperlihatkan pokok bahasan, sub-sub-bahasan, dan memberi kemungkinan perluasan
bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulis menciptakan suasana kreatif sesuai variasi
yang diinginkan.
3. mencegah pembahasan keluar dari sasaran yang sudah dirmuskan dalam topik, judul,
masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
4. memudahkan penulis menyusun karangan secara menyeluruh
5. mencegah ketidaklengkapan pembahasan ide,
6. memperlihatkan kekurangan atau kelebihan materi pembahasan.
Bentuk kerangka karangan dapat dibedakan atas kerangka kalimat dan kerangka topik.
1. Kerangka kalimat menggunakan kalimat deklaratif (berita) yang lengkap untuk
merumuskan setiap topik, subtopik maupun sub-sub topik.
Contoh:
I. Pendahuluan
1. Latar belakang membahas kesenjangan konsep ideal dan fakta, kajian pustaka, dan
penalaran yang menimbulkan masalah.
2. Masalah merumuskan pernyataan yang hendak dibahas.
3. Tujuan berisi upaya yang hendak dicapai.
4. Pembatasan masalah merinci ruang lingkup pembahasan konsep, tempat penelitian dan
waktu penelitian.
5. Metode pembahasan menguraikan cara menganalisis.
II. Deskripsi teori berisi kajian teoritik variable pertama dan kedua.
1. Deskripsi variable pertama, teori x berisi definisi dan deskripsi singkat.
2. Deskripsi variable kedua, teori y berisi definisi dan deskripsi singkat.
III. Metode Penelitian membahas cara meneliti, cara mengumpulkan data, dan cara
menganalisis sampai mendapatkan hasil analisis data.
IV. Deskripsi data menggambarkan data, menganalisis data, dan hasil analisis.
V. Keimpulan menafsirkan hasil analisis, dan menyampaikan saran atau rekomendasi.
2. Kerangka topik berisi topik dan sub-subtopik yang berupa frasa, nukan kalimat lengkap.
Menyusun kerangka karangan berarti merinci topik berdasarkan kalimat tesis ke dalam
subtopik, merinci subtopik menjadi unsur-unsur subtopi yang lebih kecil. Untuk menyusun
kerangka karangan perhatikan proses berikut ini:
a. Merumuskan topik menjadi rumusan masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
b. Menyusun rincian kalimat tesis menjadi tesis kerangka dasar/ ragangan yang terdiri
pendahuluan dan bahasan utama, masing-masing disertai judul bab.
c. Merinci kerangka dasar (ragangan) menjadi kerangka sempurna dengan merinci bab
menjadi subbab, dan merinci subbab menjadi sub-subjudul yang lebih kecil, serta tambahan
unsur pembuka dan unsur penutup.
Misalnya, kita akan menulis karangan mengenai kegiatan sebuah universitas pada periode
tertentu. Mula-mula kita memecahkan merinci kaimat tesis menjadi topik tersebut ke dalam
suatu babakan besar. Perhatikan contoh berikut ini.
Tesis : Manajemen pemasaran sepatu bata di Asean sampai dengan pertengahan 2009 belum
optimal sehingga perlu diupayakan peningkatannya dengan mempertinggi daya saing terhadap
produk lain.
PENALARAN KARANGAN
A. Pengertian
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empiric)
yang menghasilkan sejumlah kkonsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis
juga akan terbentuk proporsi-proporsi yang sejenis. Berdasarkan sejumlah proporsi yang
diketahui atau di anggap benar, orang menyimpulkan sebuah proporsi baru yang sebelumnya
tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Kata nalar berasl dari kata bahasa arab “nazara” yang artinya “melihat”. Berlainan dengan
kara ra” yang artinya meliaht juga. Kata ini mengisyaratkan bahwa menalar tidak sekedar
melihat dengan mata, namun, memandang sesuatu dari sudut logikanya. Dengan nalarnya,
orang menghubungkan pengamatan (observasi berdasarakan empiric) dengan kejadian-
kejadian yang ada di dunia ini. Kemudian, pengamatan dan kejadian tersebut menjadi suatu
konsep dan pengertian baru.
Penalaran karangan memilki beberapa pengertian:
1. Proses berpikir logis, sistematis, terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungan
sampai dengan simpulan,
2. Menghubung-hubungkan fakta atau data sampai dengan suatu simpulan,
3. Proses menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan suatu simpulan atau pengertian
baru,
4. Dalam karangan terdiri dua variabel atau lebih, penalaran dapat diartikan mengkaji,
membahas, atau menganalisis dengan menghubung-hubungkan variabel yang dikaji sampai
menghasilkan suatu derajat hubungan dan simpulan,
5. Pembahasan suatu masalah sampai menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan
atau pengertian baru.
D. Isi Karangan
Isi karangan dapat berupa sajian fakta (benda, kejadian, gejala, sifat atau ciri sesuatu),
pendapat/sikap tanggapan, imajinasi, ramalan dan sebagainya.
Karya ilmiah berisi sajian Ilmu Pengatahuan dan teknologi, membahas permasalahan,
pembahasan, dan pembuktian. Dalam bagian ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan
dengan fakta, generalisai, spesifikasi, klasifikasi, perbandingan dan pertentangan, sebab-
akibat, analogi, dan perkiraan (ramalan).
1. Generasilasi dan Spesifikasi
Generasilasi adalah pernyataan yang berlaku untuk semua atau sebagian besar gejala yang
diamati.
2. Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan fakta berdasarkan atas ciri atau kreiteria tertentu.
3. Perbandingan dan Pertentangan
Perbandingan membahas kesamaan dan kemiripan sedangkan pertentangan membahas
perbedaaan dan ketidaksamaan.
4. Sebab dan Akibat
Suatu peristiwa dapat menyebabkan serangkaian akibat sehingga timbulah serangkaian sebab-
akibat.
5. Analogi
Analogi adalah suatu bentuk kias persamaan atau perbandingan dua atau lebih objek yang
berlainan, misalnya manusia dan semut, malaekat dan manusia. Kedua objek tersebut dicari
persa-maannya (bukan perbedaannya).
6. Ramalan dan Perkiraan
Ramalan adalah semacam inferensi yang berisi pernyataan tentang sesuatu yang terjadi pada
waktu yang akan datang.
E. Kesimpulan (Simpulan)
Data yang dianalisis dan dievaluasi menghasilkan fakta. Fakta hasil analisis dapat
diinterpretasikan menjadi suatu kesimpulan yang dapat berupa: perkiraan, implikasi, inferensi,
atau tindakan.
1. Implikasi adalah simpulan yang bersifat melihat data, artinya dalam kesimpulan itu
terkandung hasil analisis data. Misalnya: “Sore hari ini tidak hujan.” Kesimpulan ini diambil
berdasarkan fakta yang masih terlihat pada saat simpulan dibuat, cuaca langit tampak cerah,
matahari bersinar terang, tanpa awan hitam.
2. Inferensi diambil berdasarkan analisis yang bersumber pada referensi atau rujukan yang
datanya tidak dapat diamati secara langsung dan tidak terkait langsung dengan kalimat
simpulan. Misalnya: Majapahit kerajaan di Jawa Timur mengalami kejayaan pada masa
kekuasaan Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. Simpulan atas data ini didasarkan pada
tanda-tanda atau sisa-sisa yang masih dapat diamati sebagai argumentasi (pembuktian) – tidak
secara langsung.
3. Tindakan adalah simpulan yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari suatu kajian. Misalnya,
setelah dilakukan studi yang mendalam, sebuah perusahaan hampir bangkrut karena mesin
(teknologi) yang digunakan sudah usang. Alternatif solusi: menjual perusahaan dengan harga
murah atau meminjam uang di bank untuk peremajaan mesin produksi maka simpulan yang
diambil berupa tindakan.