Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL DAN LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Karya Ilmiah adalah karya tulis yang dibuat untuk memecahkan suatu permasalahan
dengan landasan teori dan metode-metode ilmiah. Biasanya Karya ilmiah berisikan data,
fakta, dan solusi mengenai suatu masalah yang diangkat. Penulisan karya ilmiah dilakukan
secara runtut dan sistematis. Kalau ingin lebih tahu pengertian karya ilmiah menurut para
ahli dan jenis-jenis karya ilmiah.Suatu karya ilmiah biasanya memiliki tiga bagian di
dalamnya yaitu Pendahuluan Bagian pendahuluan berisikan dasar-dasar penelitian ilmiah
dilakukan, masalah yang diangkat, dan mekanisme penyelesaian masalah itu. Isi dan
Pembahasan Bagian isi dan pembahasan ini bisa terdiri dari satu atau lebih bab. Jumlah bab
pada bagian ini bergantung seberapa pelik pembedahan dan pembahasan dari bahan
penelitian.Kesimpulan Bagian kesimpulan berisikan kesimpulan dari hasil analisis pada
bagian isi dan pembahasan. Kesimpulan yang disampaikan pada bagian ini berupa
penjelasan singkat dan padat mengenai hasil analisis. Biasanya, bagian ini hanya terdiri dari
satu bab.Karya tulis ilmiah, merupakan gabungan dari tiga suku kata. menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, karya, dapat diartikan sebagai hasil sebuah usaha, upaya,
perbuatan atau ciptaan, sedangkan tulis, atau menulis memiliki arti segala kegiatan yang
terkait dengan huruf, angka, pena, atau media tulis yang lain.Yang ketiga adalah ilmiah,
menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan, atau
memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Jika diartikan secara menyeluruh, karya tulis
ilmiah merupakan sebuah karya yang dihasilkan dari kegiatan menulis, dengan
menggunakan penerapan kaidah ilmiah, mengutamakan aspek rasionalitas, mengusung
permasalahan yang bersifat obyektif serta faktual.Sangat disarankan, penulisan karya tulis
ilmiah, menggunakan kata yang tidak ambigu, atau memiliki makna ganda, maka
diperlukan penggunaan gaya bahasa yang lugas, eksplisit, menggunakan variasi istilah
ilmiah yang sesuai dengan aturan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia.Fungsi Untuk
Pendidikan Pada saat penulis berada di bangku sekolah menengah atas, penulis pernah
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, karya ilmiah remaja, dari sini penulis belajar banyak
tentang dasar penulisan, mengajak penulisnya, untuk berpikir kritis, menuliskan pemikiran
atau hasil percobaan ilmiah, kemudian mempertanggungjawabkan hasilnya.Bahkan ada
sebuah sekolah di Yogyakarta, yang bernama Sanggar Anak Alam, membiasakan siswanya
membuat laporan hasil risetnya, sebagai laporan bukti belajarnya selama satu semester atau
yang disepakati, sebagai pengganti ujian semester atau dokumentasi belajar, hal tersebut
dilakukan oleh anak sejak berada kelas satu tingkat sekolah dasar.Agar lebih lengkap lagi,
ketika berada di bangku perguruan tinggi, menulis laporan praktikum dan membuat
makalah, merupakan kegiatan rutin, yang berujung pada penulisan skripsi atau tugas akhir,
tesis bagi mahasiswa yang mengambil program master atau magister, disertasi bagi
mahasiswa yang mengambil program doktoral. Sebagai fungsi pendidikan, karya tulis
ilmiah, menghadirkan pengalaman menulis tersendiri bagi siswa, maupun mahasiswa.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelengkapan Karya Tulis Ilmiah

Pada tahap-tahap tertentu penulis dalam karya ilmiah perlu memperhatikan


alur proses dalam memproduksi tulisannya melalui proses yang tidak singkat, akan
tetapi perlu upaya yang dilakukan, diantaranya:

Tahap persiapan atau perencanaan

Perencanaan merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan bagi seorang penulis
karya tulis ilmiah, karena dengan merencanakan segala aspek dari apa yang akan dibahas
dan dikaji dapat ter-sampaikan dengan adanya perencanaan.

Maka dari itu alangkah baik nya sebelum menulis karya ilmiah lebih baik dituliskan
rencana yang mau ditulis itu apa, (pilih topik masalah, rumusan tujuan, telusuri topic,
identifikasi pembaca, dan tentukan cakupan atau ruang lingkup karya ilmiahmu sendiri).

Tahap pengumpulan informasi

Adapun bahan dari pengumpulan informasi dalam pembuatan karya ilmiah sebagai berikut
ini:
1) Manfaat perpustakaan
2) Memanfaatkan internet
3) Kelola dan pilah bahan-bahan pustaka
4) Membuat ringkasan dan melakukan paraphrase
5) Membuat kutipan
6) Membuat daftar instrumen wawancara, observasi dan pertanyaan yang dipersiapkan
Tahap Pelaksana Draf

Setelah direncanakan, selanjutnya adalah pelaksanaan yang harus dipersiapkan


dengan baik diantara, menyiapkan bahan referensi yang cukup sesuai dengan tema yang
akan dibahas itu apa, dan bagaimana pelaksanaan dalam membuat karya tulis ilmiah,
seperti buku, jurnal ilmiah, Prosiding, laporan ilmiah, semua memiliki petunjuk teknis yang
berbeda, dan masing-masing dari kita dalam membuat karya ilmiah ditentukan oleh
tujuan, termasuk pemenuhan tugas yang diberikan seperti halnya saat kuliah.

Tahapan Menulis Draf

1) Mengekspresikan ide-ide kedalam bentuk tulisan kasar


2) Mengembangkan ide kreatif yang masih bersifat tentative
3) Konsentrasi pada ekspresi atau gagasan, bukan pada aspek mekanik

Tahapan revisi

1) Memperbaiki ide dalam karangan karya tulis ilmiah yang berfokus pada
penambahan, pengurangan, penghilangan, penataan isi sesuai dengan kebutuhan
pembaca
2) Membaca ulang seluruh isi draf data, atau referensi yang akan dijadikan bahan
sehingga memudahkan kita untuk mereduksi kedalam bahan yang siap jadi
3) Sharing atau berbagai pengalaman tentang draf kasar dengan berbagai teman
untuk menemukan apa yang menjadi kekurangan kelebihan

Tahap penyuntingan

1) Memperbaiki dan mengevaluasi perubahan-perubahan aspek mekanik karangan


(huruf capital, ejaan, struktur kalimat, tanda baca, istilah, kosakata, format
karangan).
2) Memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan menarik yang
dilakukan guna meminimalisir kesalahan yang terjadi
Tahap publikasi

1) Tulisan yang kita buat akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain
2) Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan kita tuju.

Evaluasi

Apa perlu kah evaluasi dilakukan dalam membuat karya ilmiah, bagi penulis sangat perlu,
karena dengan evaluasi dapat mengukur kemampuan kita untuk bisa mengerjakan, maupun
menyelesaikan apa yang bisa kita lakukan dalam membuat karya ilmiah yang bagus,
terutama bagi pemula atau yang akan memulai membuat karya tulis ilmiah, dengan
melakukan evaluasi maka kita berarti ingin selalu melakukan perbaikan agar apa yang kita
kerjakan menjadi terukur dan maksimal. Adapun evaluasi yang lebih utama ada (fokus,
pembangunan, organisasi, gaya konvensi).

2.2 Langkah-langkah Menyusun Karya Tulis Ilmiah

1. Judul Penelitian

Dalam suatu penelitian judul merupakan kalimat dalam bentuk satu kalimat pernyataan
(bukan kalimat pertanyaan), terdiri dari kata-kata yang jelas (tidak kabur), singkat (tidak
bertele-tele), deskriptif (berkaitan atau runtut) dan pernyataan tidak terlalu puitis atau
bombatis. Judul merupakan pencerminan atau identitas dari seluruh isi karya tulis, yang
dapat menjelaskan dan menarik, sehingga semua orang dapat dengan segera menduga
tentang penelitian tersebut.

2. Latar Belakang Masalah

Masalah adalah Kesenjangan antara rencana (sesuatu yang diinginkan ) dengan keadaan
yang ada (realitas). Oleh sebab itu dalam bagian ini dikemukakan adanya kesanjangan
antara harapan dengan kenyataan, baik kesenjangan teoritis maupun praktis yang
melatarbelakangi masalah yang diteliti.
Atau bisa diartikan bagian dalam proposal penelitian yang berisi tentang gambaran umum,
paparan, atau uraian seputar masalah atau topik yang dikaji, yang bisa diperoleh dari
berbagai sumber, misalnya buku, laporan penelitian dan lain sebagainya. Tujuan dari
adanya latar belakang adalah untuk memperoleh pemahaman betapa pentingnya masalah
atau topik tersebut dikaji.

3. Rumusan Masalah

Merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak


dicarikan jawabanya, lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah.

Masalah akan menarik untuk diselidiki apabila:

Masalah itu menyangkut kepentingan umum ( masyarakat )

Masalah itu merupakan mata rantai, apabila tidak dipecahkan banyak masalah lain yang
terbengkelai.

Masalah itu penting dimana pemecahanya dapat mengisi kekosongan atau kekurangan ilmu
dan pengetahuan atau sebagainya.

4. Tujuan dan Manfaat

Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan secara teoritik dan aplikatif
dari penelitian yang telah dilakukan. Manfaat atau Kontribusi Penelitian, memuat 2 hal
yang mendasar:

Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan sebuah pendapat baru atau
hasil penerapan hukum.

Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil penelitian bagi
stakeholders atau pihak-pihak yang terkait langsung dengan hasil penelitian, seperti:
1. pembuat kebijakan,

2. dunia usaha atau industri

3. meningkatkan pelayanan,

4. pemecahan masalah ditingkat operasional,

5. kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian.

5. Tela’ah Pustaka

Berisi landasan teori, pendapat para ahli, doktrin, hasil penelitian atau informasi lainnya
yang dijadikan pedoman bagi pemecahan masalah. Perumusan tinjauan pustaka hendaknya
memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Usahakan pustaka yang digunakan terbaru, relevan, dan asli dari karya ilmiah; - Apabila
sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari buku, usahakan mencari terbitan edisi
paling akhir, (minimal 5 tahun terakhir);

Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian
yang akan dilakukan;

Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari
acuan, yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang diusulkan;

Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan
digunakan dalam penelitian. Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka.

6. Konsep dan Devinisi Operasional

Diperlukan apabila diperkirakan akan timbul perbedaan pengertian atau kekurangan makna
seandainya penegasan istilah tidak diberikan. Devinisi operasional adalah devinisi yang
didasarkan atas sifat-sifat yang didevinisikan yang dapat diamati, contoh kompetensi dalam
bidang aritmatika yang meliputi menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dan
mengunakan desimal. Sifat dari devinisi operasional oleh peneliti terbuka untuk diuji
kembalioleh orang lain.

7. Konsep / Pembatasan Masalah

Adalah suatu kondisi atau keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian yang harus
dihadapi. Keterbatasan penelitian bisa berkaitan dengan ruang lingkup kajian dan kondisi
lingkungan dan dilakukan karena alasan teknik maupun prosedur penelitian karena alasan
waktu, biaya, adat, etika, kepercayaan atau alasan logistik lainya.

8. Kerangka Teori

Menempatkan masalah yang telah diindenfikasi itu pada kerangka teoritis dan konsep yang
revelan, mampu menangkap, menerangkan, dan menunjukkan perspektif tersebut. Hal ini
ditujukan agar dapat menjawab atau menerangkan masalah yang telah diidentifikasi itu.

Cara berfikir seperti ini adalah mengarah memperoleh jawaban dengan cara berfikir
deduktif. Cara berfikir seperti ini, bertolak pada hal yang bersifat general (berlaku umum)
kepada hal-hal yang lebih spesifik. Hal yang berlaku umum itu adalah teori (dalil, hukum,
kaidah dan sebagainya), sedangkan yang bersifat spesifik itu merupakan masalah yang telah
diidentifikasi itu. Ada tiga tahap berfikir:

Tahap conception (tahap menyusun konsepsi)

Tahap judgement (tahap menyusun ketentuan)

Tahap reosoning (tahap menbuat pertimbangan atau membuat argumentasi)

9. Perumusan Kerangka Berfikir


Yaitu menguraikan cara pelaksanaan penelitian, mulai dari merumuskan pendekatan
penelitian yang digunakan hingga bagaimana menganalisis hasil penelitian. Metode
Penelitan memuat uraian tentang:

Metode pendekatan yang digunakan, apakah yuridis sosiologi dan/atau yuridis normatif,
serta memberikan alasan mengapa pendekatan tersebut digunakan.

Jenis/macam dan sumber data atau bahan hukum, menjelaskan berbagai macam data atau
bahan hukum yang diperlukan dalam penelitian baik yang sifatnya primer maupun
sekunder.

Metode penelusuran atau perolehan data atau bahan hukum. Menjelaskan tentang
bagaimana data atau bahan hukum, baik primer maupun sekunder diperoleh.

Data sekunder dalam penelitian hukum empiris diperoleh dengan menggunakan studi
kepustakaan atau literatur, penelusuran internet, klipping koran dan/atau studi dokumentasi
berkas-berkas penting dari institusi yang diteliti serta penelusuran peraturan perundang-
undangan dari berbagai sumber.

10. Hipotesis

Merupakan pernyataan tentang karakteristik populasi yang berkaitan dengan suatu tujuan
khusus tertentu. Contoh dengan tujuan khsus “mempelajari korelasi antara variabel x
dengan y“ dikemukakan hipotesis “variabel x dan y berkorelasi positif.” Walaupun
demikian, tidak semua pasangan variabel penelitian harus di nyatakan dalam bentuk
hipotesis.

Banyaknya hipotesis yang sebenarnya tidak perlu dinyatakan sebagai hipotesis lagi dalam
skripsi, tesis maupun disertasi, karena apa yang dinyatakan tersebut umumnya telah bisa
diterima kebenaranya.

11. Metodologi
a. Tentukan Tipe Penelitian

Metodologi adalah suatu studi sistematis mengenai prosedur dan teknik yang dihubungkan
dengan sesuatu.Dalam menguraikan metode penelitian, pertama-tama harus disebut secara
eksplisit tipe penelitian.hal ini perlu diketahui agar peneliti tidak kesasar.

b. Prosedur Penarikan sampel

Diperlukan untuk menekan sejauh mungkin terjadi bias dan veriabilitas.

c. Devinisi operasional Variabel Penelitian

d. Teknik Pengumpulan Data

e. Rancangan Analisis

12. Garis Besar Isi

Bab inti biasanya bab 2-4 masing-masing berisi gagasan atau masalah pokok yang terdapat
dalam topik.

Cara pembahasan yaitu sebagai berikut:

- Merumuskan pengertian atau definisi

- Memberikan klasifikasi, rincian, atau indikator

- Mendiskripsikan proses dan langkah-langkah

- Menampilkan ilustrasi, contoh, bukti, fakta atau data

- Menjelaskan kaitan atau hubungan dengan gagasan atau hal lain

- Menjelaskan peran, kedudukan, atau posisi terhadap gagasan atau hal lain
- Menjelaskan dampak atau efek terhadap gagasan atau hal lain

BAB 3

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dalam penyusunan proposal karya ilmiah penelitian hukum terdiri dari Judul Penelitian,
Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat, Tela’ah Pustaka,
Konsep dan Devinisi Operasional, Konsep / Pembatasan Masalah, Kerangka Teori,
Perumusan Kerangka Berfikir dan Hipotesis.

2. Saran

Dalam penyusunan karya ilmiah baik berupa proposal, skripsi maupun yang lainya seorang
peneliti harus memperhatikan dan mempraktikan aturan-aturan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

http://awadudstory.blogspot.com/2016/06/tata-cara-penyusunan-proposal-karya.html?
m=1

https://sevima.com/%E2%88%9A-panduan-cara-membuat-karya-tulis-ilmiah-lengkap/

Anda mungkin juga menyukai