Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

JENIS DAN PERENCANAAN PENULISAN KARYA ILMIAH

Disusun Oleh: Kelompok 3


1. HARTONO 21106053
2. Anggi Afriadi 21106081
3. Fauzur Ridho 21106083
4. Revo Reza Setiaji 21106056
5. Niko Malindo 21106039
6. Muhammadong 21106084
7. Januar Herson Wibisono 21106055

Dosen Pengampu : Ibu. ALIFAROSE SYAHDA ZAHRA

UNIVERSITAS KAHURIPAN KEDIRI


FAKULTAS TEKNI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2022

0
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Karya ilmiah adalah karangan atau tulisan yang menyajikan gagasan ilmiah dan fakta
umum yang ditulis dengan menggunakan metodologi penulisan yang baik dan benar.
Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah berupa gagasan-gagasan ilmiah, baik berupa
hasil kajian ilmiah maupun hasil-hasil penelitian. Gagasan-gagasan itu merupakan
gambaran perkembangan ilmu pengetahuan yang terekam dalam tulisan ilmiah. Karya
ilmiah juga sering dipahami sebagai karya yang dihasilkan oleh pakar atau ahli dalam
bidang tertentu dan umumnya dipahami oleh kalangan tertentu pula. Karakteristik
keilmiahannya terdapat pada isi, penyajian dan bahasa yang digunakan. Isi karya ilmiah
tentunya bersifat keilmuan, yakni rasional, objektif, tidak memihak dan berbicara apa
adanya serta didukung oleh fakta, teori dan bukti-bukti empirik. Isi karya ilmiah juga
harus fokus dan spesifik pada sebuah bidang keilmuan secara mendalam. Bahasa yang
digunakan juga tidak menggunakan bahasa pergaulan tetapi menggunakn bahasa ilmu
pengetahuan dan bahasa baku.
Karya ilmiah dapat dilihat dari bentuk penyajian dan kajiannya. Dari bentuk
penyajiannya, ada karya ilmiah akademis atau pendidikan yang dimaksudkan untuk
kepentingan akademis dan ada karya ilmiah populer yang banyak menggunakan bahasa
yang familiar dan populer dan ditulis untuk kepentingan publikasi. Sedangkan dari bentuk
penyajiannya, ada karya ilmiah yang dihasilkan dari penelitian ilmiah seperti skripsi,
tesis, disertasi, buku dan makalah. Ada juga karya ilmiah yang hanya berupa gagasan atau
tinjauan sendiri seperti buku (buku pelajaran, diktat, modul) dan makalah.
Dalam membuat karya ilmiah yang baik membutuhkan persiapan yang matang.
Persiapan ini dapat dilakukan mulai dari pemilihan tema yang akan ditulis atau dianalisa,
penyiapan bahan materi yang relefan hingga struktur penulisan yang sesuai dengan
kaidah penulisan karya ilmiah yang baik dan benar. Untuk itu perlu diketahui apa saja
jenis karya ilmiah dan apa saja perencanaan yang harus dilakukan dalam penyusunan
karya ilmiah.

1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa saja jenis-jenis karya ilmiah?
2. Apa saja perencanaan yang harus dilakukan dalam penyusunan karya ilmiah?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan ini adalah:
1. untuk mengetahui dan mendeskripsikan jenis-jenis karya ilmiah.
2. untuk mengetahui dan mendeskripsikan perencanaan dalam penyusunan karya ilmiah.

1.4. Manfaat Penulisan


1. Manfaat teoritis penulisan ini yaitu dapat menambah khasanah pengetahuan dalam
jenis-jenis dan persiapan dalam penyusunan karya ilmiah.
2. Manfaat praktis penulisan ini yaitu dapat menjadi acuan dalam mengetahui jenis dan
perencanaan dalam penysunan karya ilmiah.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Jenis-jenis Karya Ilmiah


Terdapat berbagai jenis karya ilmiah, karya ilmiah disusun untuk maksud dan tujuan
tertentu. Pada umumnya karya ilmiah digunakan bagi kalangan akademis yaitu untuk
menggambarkan gagasan dan hasil penelitian, namun dapat juga katya ilmiah disusun
untuk tujuan lain misalnya dalam membuat dokumen hukum seperti legal opinion,
naskah akademik, dan sebagainya. Berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis karya ilmiah
yang digunakan dalam bidang Pendidikan.
A. Makalah
Makalah merupakan salah satu jenis karya tulis ilmiah yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan perkuliahan makalah sering kali digunakan. Makalah,
dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling soft dari
jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akadernik atau bahasan keilmuannya,
adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi
mahasiswa.
Makalah adalah salah satu jenis karya tulis ilmiah yang membahas satu permasalahan
tertentu sebagai hasil karangan tentang suatu pokok persoalan. Bahwasannya, makalah
disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas tertentu. Selain itu, makalah mempunyai fungsi
yaitu memperluas wawasan keilmuwan penulis maupun pembacanya, memberikan
sumbangan pemikiran baik berupa konsep teoretis maupun praktis, dan memberikan manfaat
dalam hal pemecahan suatu masalah. Makalah adalah karya tulis ilmiah paling sederhana.
Makalah lazimnya disusun untuk disajikan dalam pertemuan formal atau untuk diterbitkan
dalam jurnal dan majalah ilmiah tertentu. Sebagai tulisan ilmiah, makalah menggunakan
proses berpikir ilmiah dalam pembahasan pokok masalahnya, sungguhpun tidak semua
langkah berpikir ilmiah terdapat pada makalah tersebut.
Makalah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu makalah deduktif dan makalah
induktif. Makalah deduktif adalah makalah yang membahas masalah atas dasar tertentu. Jadi,
pada makalah deduktif menerapkan suatu teori tertentu untuk memecahkan suatu masalah
yang ada. Sedangkan, makalah induktif adalah makalah yang membahas masalah dengan
menyajikan deskripsi gejala, fakta dan data dari pengamatan di lapangan. Semua hal yang
mencakup gejala, fakta, dan data itu dikumpulkan untuk disimpulkan. Lalu, kesimpulan
tersebut kemudian dibandingkan dengan teori yang relevan.
3
1. Karakteristik Makalah
Adapun karakteristik makalah yaitu (1) makalah membahas suatu kajian literatur
yang sudah ada atau dari laporan pelaksanaan kegiatan lapangan, (2) pada umumnya
makalah dibuat untuk dipresentasikan pada suatu seminar, sidang, atau diskusi. (3)
Mendemonstrasikan pemahaman mahasiswa tentang permasalahan teoritik yang dikaji
atau kemampuan mahasiswa dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip, atau teori yang
berhubungan dengan perkuliahan.
2. Sistematika Penulisan Makalah
Sistematika penulisan makalah itu terdiri atas tiga hal, yaitu sebagai berikut.
a. Bagian awal:
1) Cover
Cover/sampul makalah memuat judul makalah serta nama penulis, logo
lembaga/institusi, tempat dan tahun terbit.
2) Kata Pengantar
Kata pengantar mencakup isi dari keseluruhan esensi makalah, yaitu membahas isi
makalah secara menyeluruh namun umum. Biasanya pada kata pengantar, penulis
juga mencantumkan ucapan syukur kepada Tuhan YME, serta ucapan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu proses penyelesaian
makalah.
3) Daftar Isi
Daftar isi memuat informasi halaman dari isi makalah. Setiap bab dan subbab
dalam makalah diberikan keterangan halaman agar memudahkan pembaca
menemukan bahan yang akan dibaca.
4) Daftar gambar/tabel/lampiran/singkatan (jika diperlukan).
b. Bagian isi:
1) BAB I – PENDAHULUAN
a) Latar Belakang
b) Rumusan Masalah
c) Tujuan
d) Manfaat
2) BAB II – PEMBAHASAN
a) Tinjauan Pustaka/Kajian Teoretis
b) Pembahasan
4
3) BAB III – PENUTUP
a) Kesimpulan
b) Saran
c. Bagian penutup:
1) Daftar Pustaka
2) Lampiran (jika ada)

B. Skripsi
Skripsi adalah karya ilmiah dari hasil penelitian yang dibuat secara sistematika
dengan metode yang sudah ditetapkan untuk memenuhi syarat tugas akhir mahasiswa S-1.
Mahasiswa dapat menulis skripsi harus memenuhi persyaratan akademik. Skripsi juga
memiliki beberapa karakteristik dalam penulisannya.
1. Untuk bidang pendidikan, skripsi terarah pada eksplorasi atau pemecahan masalah
pendidikan.
2. Untuk bidang non-kependidikan, skripsi terarah pada permasalahan bidang keilmuan
yang sesuai dengan program studi mahasiswa.
3. Ditulis atas dasar hasil pengamatan dan observasi lapangan atau penelaahan pustaka.
4. Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar Menurut Bahdin N. Tanjung &
Ardial (dalam Barnawi & Arifin, 2015: 29) Melihat permasalahan, Kajian Pustaka,
dan metodelogi yang digunakan, serta hasil penelitian dalam skripsi sebagai berikut.
1. Identifikasi masalah untuk skripsi didasarkan atas informasi dari koran, majalah,
buku, jurnal, laporana penelitian, seminar, atau keadaan lapangan. Masalah yang
dikaji dalam skripsi cenderung pada masalah yang bersifat penerapan ilmu.
2. Penulis skripsi hanya diminta menjelaskan keterkaitan atara peneitian yang dilakukan
dengan penelitian lain dengan topik yang sama.
3. Penulis skripsi hanya diminta upayanya dalam memperoleh data penelitian secara
akurat dengan menggunakan instrumen pengumpulan data yang valid.
4. Hasil penelitian cukup mendapat dukungan data yang diperoleh dari penelitian yang
dilkukan.

C. Tesis
Tesis mempunyai tingkat pembahasan lebih dalam daripada skripsi. Pernyataan-
pernyataan dan teori dalam tesis didukung olch argumen-argumen yang lebih kuat, jika

5
dibandingkan dengan skripsi. Tesis ditulis dengan bimbingan seorang dosen senior yang
bertanggung jawab dalam bidang studi tertentu.
Tesis berasal dari kata thesis, berarti pernyataan atau kesimpulan teoretis yang
diajukan serta ditunujang oleh argumentasi ilmiah dan referensi-referensi yang diakui secara
ilmiah, yang dibuat oleh seorang kandidat magister. Dalman (2015:40) berpendapat bahwa
tesis disusun oleh kandidat magister secara mandiri pada akhir masa studi dan merupakan
salah satu syarat mencapai gelar magister.
Tesis adalah karya ilmiah yang disusun menurut kaidah keilmuan oleh mahasiswa di
bawah bimbingan dan pengawasan dosen pembimbing. Menurut APA Manual (2010) karya
ilmiah dapat berbentuk studi empiris, studi literatur, studi kasus, studi teoretis, atau studi
metodologis. Umumnya tesis berbentuk studi empiris dan studi kasus. Studi empiris adalah
suatu bentuk riset yang menggunakan data yang diperoleh dari observasi aktual atau
eksperimen. Bukti-bukti empirik yang diperoleh dari hasil observsi di analisis, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Studi kasus adalah analisis yang mendalam terhadap objek
tertentu, seperti individu, kelompok, komunitas, atau organisasi. Studi kasus harus dapat
mengilustrasikan masalah dan menunjukkan cara pemecahan masalah tersebut, dan
memberikan rekomendasi terkait riset-riset yang diperlukan.
atau memberikan rekomendasi terkait riset-riset yang diperlukan.
Tesis merupakan salah satu syarat akademik yang harus dipenuhi jika memperoleh
gelar strata 2. Menurut Barnawi (2015:30), tesis adalah karya tulis ilimiah penelitian
yang dibuat secara sistematis dan mandiri berdasarkan metode ilmiah yang dilakukan
oleh mahasiswa S2 di bawah pengawasan pembimbingnya. Tesis dibuat berdasarkan
hasil penelitian dan setelah syarat-syaratnya terpenuhi. Tesis merupakan karya tulis
ilmiah yang kajiannya lebih mendalam dan cakupannya lebih luas dibandingkan dengan
skripsi. Bandin N. Tanjung Ardial (2007: 4-6) melihat permasalahan, kajian pustaka, dan
metodologi yang digunakan, serta hasil penelitian dalam tesis sebagai berikut.
a. Masalah yang dikaji diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang memberikan
sumbangan bagi ilmu pengetahuan.
b. Kajian pustaka tidak hanya menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang
dilakukan dengan penelitian lain, tetapi juga harus dapat menyebutkan secara
jelas persamaan dan perbedaan antara penelitiannya dengan penelitian lain yang
sejenis.
c. Data harus dikumpulkan dengan instrumen pengumpulan data yang valid dan
disertai bukti-bukti yang dapat dijadikan pegangan untuk menyatakan bahwa
6
instrumen pengumpul data yang digunakan cukup valid. Penyimpangan yang
mungkin terjadi dalam pengumpulan data harus dikemukakan alasannya dan
sejauh mana penyimpangan tersebut dapat ditoleransi. Asumsi yang
dikemukakan harus diusahakan verifikasinya dan dikemukakan keterbatasan
keberlakuannya. Dalam penelitian kuantitatif, minimal meneliti dua variabel
independen. Dalarn penelitian kualitatif harus didasarkan studi multikasus.
d. Hasil penelitian, selain didukung oleh data yang diperoleh dari penelitian, juga
harus dibandingkan dengan penelitian lain yang sejenis. Pengajuan saran harus
dilengkapi dengan argumentasi yang didukung oleh hasil-hasil penelitian yang
telah dilakukan.
Tesis atau master tesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian dan
metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing.
Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan masalah,
melaksanakan/menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menyajikan data, menganalisis,
sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi.
Dalam penulisan tesis, penulis dituntut memiliki kemampuan dalam menggunakan
istilah teknis sampai tabel, dari abstrak sampai biografi. Artinya, kemampuan mandiri
sekalipun dipandu dosen pembimbing menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya
sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri.
Adapun beberapa karakteristik tesis diantaranya, (1) tesis biasanya hanya fokus pada
salah satu isu sentral yang ada dalam suatu disiplin ilmu pendidikan saja. Tesis ini dibuat
menyesuaikan dengan jenis program studi yang sedang diambil oleh seseorang yang
membuatnya, (2) tesis dibangun dengan berlandaskan pengujian empirik pada suatu posisi
teoritis tertentu, (3) selalu memakai data primer (data yang dikumpulkan dari lapangan untuk
penelitian) sebagai data utama dan ditambahkan dengan beberapa data sekunder sebagai data
penunjang atau bisa juga data pembanding, (4) harus wajib ditulis dengan memakai tata
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jika program studi yang diambil adalah program
bahasa asing, maka tesis tersebut juga harus ditulis memakai tata bahasa asing dengan baik
dan benar.

D. Disertasi
Disertasi adalah karya ilmiah mahasiswa untuk jenjang doktor (S-3) yang digunakan
sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar doktor. Disertasi berupaya
menciptakan penemuan-penemuan (teori) baru atau sumbangan baru bagi perkembangan
7
ilmu pengetahuan berupa paparan diskusi berdasarkan metodologi penelitian keilmuan taraf
tinggi dan mendalam dengan cara menguji hipotesis yang disusun berdasarkan teori-teori lain
yang telah ditemukan sebelumnya dan dilakukan secara mandiri. Disertasi ditulis berdasarkan
metodolologi penelitian yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahasiswa harus
mampu (tanpa bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikir abstrak serta
menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan
baru yang filosofis, teknik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan
ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi. Dilihat dari kompleksitasnya, penulisan disertasi
dianggap sebagai yang paling mendalam dan kompleks dari segi pemaparan berbagai aspek
penelitian, mengingat pada jenjang ini para calon doktor diharapkan dapat menunjukkan dan
membuktikan secara meyakinkan kapasitas kepakarannya nanti. Disertasi memiliki beberapa
karakteristik sebagai berikut.
1. Kajian berfokus mengenai salah satu disiplin ilmu pendidikan sesuai bidang ilmu
yang dipelajari pada jenjang tertinggi (S3).
2. Kajian berfokus pada penemuan baru yang dikaji secara mendalam.
3. Dilakukan secara mandiri dan kadar orisinalitas yang tinggi.
4. Menggunakan data primer sebagai data utama.

E. Artikel Ilmiah
Salah satu tulisan atau karya ilmiah yang sering kita temui dalam dunia akademik
adalah artikel ilmiah. Artikel ilmiah merupakan karya tulis yang dirancang untuk dimuat
dalam jurnal ilmiah atau buku kumpulan artikel ilmiah yang ditulis dengan tata cara ilmiah
dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah. Artikel ilmiah dapat berbentuk artikel ulasan
(review article) maupun artikel penelitian (research article) dari laporan hasil penelitian yang
ditulis kembali oleh para penulisnya untuk dipublikasikan dalam jurnal ilmiah bereputasi
(Abdullah & Wibowo dalam Yati Afiyanti dkk, 2015:24). Artikel ilmiah merupakan upaya
terus-menerus untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga artikel ilmiah bukanlah
sebuah hasil final yang berisi kebenaran mutlak. Artikel ilmiah hanyalah salah satu upaya
dari sekian banyak upaya untuk mencari kebenaran sehingga setiap kritikan yang masuk
adalah wajar (Banawi dan Arifin, 2015:139). Disini dapat dipahami bahwa artikel ilmiah
bertujuan untuk menyampaikan hasil kajian dan sumbangan pengetahuan penulis artikel
kepada pembaca untuk dipikirkan, dikaji kembali dan didiskusikan baik secara lisan maupun
tertulis. Disisi lain artikel ilmiah menjadi jalan untuk membuka wacana diskusi dan
kemungkinan penelitian baru, sekaligus untuk mengetahui apakah teori-teori atau pandangan-
8
pandangan yang terkait dengan masalah yang diteliti layak untuk tetap diikuti atau harus
ditinjau kembali.
Artikel ilmiah dapat berupa hasil penelitian dan gagasan ilmiah (review) atau disebut
artikel konseptual. Mungin E. Wibowo menjelaskan artikel ilmiah hasil penelitian ditulis
berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan di lapangan dan dilaporkan kembali dalam
bentuk yang lebih padat, lugas, jelas, sederhana, dan dimuat dalam jurnal agar dibaca oleh
kalangan yang lebih luas (Banawi dan Arifin, 2015:141). Sedangkan artikel konseptual ditulis
berdasarkan pemikiran atau perenungan yang mendalam terhadap objek atau fenomena
tertentu berlandaskan acuan kepada teori yang diperoleh melalui kajian pustaka (library
research) untuk tujuan yang serupa dengan tujuan penulisan artikel hasil penelitian.
Hasil penelitian ataupun gagasan atau pemikiran ilmiah akan lebih bermanfaat apabila
telah diaplikasikan ataupun disampaikan kepada publik. Jurnal ilmiah merupakan suatu
sarana yang efektif untuk mempublikasikan hasil penelitian bagi kalangan yang lebih luas.
Begitupun artikel ilmiah seyogyanya dirancang dengan menyesuaikan petunjuk penulisan
jurnal yang dituju. Hampir semua jurnal ilmiah mengeluarkan petunjuk patokan yang harus
diikuti jika ingin naskah kita dimuat di dalamnya.
Seperti halnya karya ilmiah yang lain, sebuah artikel ilmiah baiknya ditulis secara
sitematis. Pola dasar artikel ilmiah secara umum merupakan bagian-bagian yang sudah baku,
yaitu bagian pengenalan, batang tubuh, dan kepustakaan. Ketiga bagian tersebut dapat juga
disebut dengan isilah bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir. Bagian pengenalan berisi
hal-hal yang bersifat informatif. Terdapat dua jenis bagian pengenalan, yaitu pengenalan
yang bersifat umum (ada pada semua jenis karya ilmiah) dan yang bersifat khusus (hanya
dimiliki jenis karya ilmiah tertentu). Batang tubuh adalah isi artikel ilmiah yang sebenarnya.
Secara umum batang tubuh terbagi menjadi tiga, yakni bagian pendahuluan, bagian isi, dan
bagian penutup. Bagian pendahuluan setidaknya berisi latar belakang masalah dan rumusan
masalah. Bagian isi berisi persoalan-persoalan inti atau materi inti yang ingin disajikan.
Bagian penutup biasanya berupa simpulan dan sara (untuk artikel peneliti) dan simpulan atau
penekanan. Bagian paling akhir dalam artikel ilmiah adalah bagian kepustakaan, bagian ini
berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai rujukan.
Jumlah halaman artikel dalam jurnal biasanya dibatasi dan umumnya tidak lebih dari
15 halaman, sudah termasul gambar dan tabel. Dengan demikian, hanya hal-hal yang sangat
perlu saja yang dapat dimuat dalam halaman yang jumlahnya terbatas tersebut. Kebanyakan
jurnal tidak menghendaki Tinjauan Pustaka (Literature Review). Hal-hal yang berkaitan
dengan survei pustaka dipadukan dalam pendahuluan (Introduction Background). Pemilihan
9
dan pemilahan menjadi amat penting dalam penulisan artikel ilmiah. Dalam banyak kasus,
metode dibuat seringkas-ringkasnya oleh penulis.

F. Kertas Kerja
Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan
analisis lebih dalam dan tajam. Menurut Suwardjono, Dengan kertas kerja semua saldo akun
yang ada dan penyesuaiannya dapat digambarkan dalam satu halaman kertas sehingga
pengaruh dan hubungan antara akun dapat dianalisis untuk kepentingan manajerial. Kertas
kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau loka karya yang biasanya dihadiri oleh
ilmuwan. Pada perhelatan ilmiah tersebut, kertas kerja dijadikan acuan untuk tujuan tertenu.
Bisa jadi kertas kerja dimentahkan karena lemah, baik dari sudut analisis rasional, empiris,
ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau kemanfaatannya. Contoh:

G. Laporan
Laporan ialah bentuk karangan yang berisi rekaman kegiatan tentang sesuatu yang
dikerjakan, digarap, diteliti, atau diamati, dan mengandung saran-saran untuk
dilaksanakan. Laporan ini disampaikan dengan cara seobjektif mungkin. Dalam hal ini
laporan dapat berupa laporan hasil penelitian dan hasil kegiatan. Khusus untuk laporan
hasil penelitian harus disusun berdasarkan sistematika penulisan karya ilmiah yang
tunduk terhadap aturan dalam penulisan hasil penelitian ilmiah.

2.2.Perencanaan dalam Penyusunan Karya Ilmiah


kegiatan menulis bukanlah suatu kegiatan yang kebetulan, melainkan memang
telah direncana untuk menghasilkan sebuah penulisan karangan ilmiah yang baik,
seorang penulis harus merencanakannya dengan matang. Beberapa langkah yang harus
dilalui meliputi :
1. Pemilih topik

10
2. Pembatasan topik
3. Pemilihan judul
4. Menentukan tujuan penulisan
5. Menentukan bahan penulisan
6. Menentukan kerangka karangan
7. Langkah-langkah penulisan ilmiah
8. Tahap pemeriksaan atau penyuntingan konsep (editing)
9. Tahap Penyajian
Dengan langkah yang sistematis itu, hasil tulisan dari seorang penulis
diharapkan tidak memiliki cacat yang sekecil-kecilnya.

A. Pemilihan Topik
Pemilihan topik yang tepat, akan menunjukan tingkat cakupan dari sebuah
penelitian yang akan dibahas. Topik yang diangkat biasanya, akan mempengaruhi
minat pembaca apakah karangan ilmiah ini menarik atau tidak untuk dibaca.
Dalam memilih topik karya ilmiah, terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan.
a. Topik yang akan dipilih hendaknya menarik untuk dikaji. Sebuah topik akan
menarik apabila:
1) Merupakan masalah yang menyangkut persoalan bersama
2) Merupakan jalan keluar dari suatu persoalan yang tengah dihadapi
3) Mengandung konflik pendapat
4) Masalah yang di kaji hendaknya dapat diselesaikan dalam waktu yang
disediakan.
b. Topik jangan terlalu luas dan terlalu sempit
c. Topik yang di pilih sesuai dengan minat dan kemampuan penulis
d. Topik yang di kaji hendaknya ada manfaatnya untuk menambah ilmu
pengetahuan atau yang berkaitan dengan profesi.

B. Pembatasan Topik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat pembahasan topik:
1. menampilkan informasi latar belakang,
2. menampilkan ringkasan hasil/temuan penelitian,
3. memberikan komentar apakah hasil penelitian sesuai dengan hipotesis,
11
4. menghubungkan dengan hasil penelitian terdahulu,
5. menjelaskan hasil yang diperoleh, terutama jika hasil tersebut tidak memuaskan,
6. membuat generalisasi dari hasil yang diperoleh (implikasi),
7. memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
C. Pemilihan Judul
Bagi pembaca judul akan dianggap mewakili bobot sebuah hasil penelitian yang
akan ditulis, bahkan merupakan gambaran mutu tulisan yang akan ditulis. Secara umum,
kriteria judul yang baik adalah:
1) Topik yang diteliti mengandung masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu
sempit. Lebih baik kalau topik yang diajukan lebih spesifik, menarik, dan aktual
secara akademik dan secara praktis.
2) Belum banyak diteliti orang lain. Kalaupun sudah ada penelitian lain, studi ini
mengambil sisi lain, sisi tertentu, yang selama ini tidak memperoleh perhatian.
3) Diungkapkan dalam kalimat yang simpel, tetapi mampu menunjukkan dengan jelas
independent variabel dan dependent variabel-nya.
4) Judul harus dapat menunjukkan problematik yang terkandung di dalam tema yang
akan diteliti. Sebaiknya judul dibuat dengan kalimat ganda. Kalimat pertama bersifat
umum yang kemudian diikuti dengan ungkapan yang menunjukkan fokus persoalan
yang dikaji.

D. Menentukan Tujuan Penulisan


Menentuan tujuan Penulisan adalah suatu gambaran atau perencanaan
menyeluruh yang akan mengarahkan penulis dalam penulisan selanjutnya dengan
menentukan tujuan penulisan. Bahan-bahan apa yang diperlukan Organisasi karangan
yang akan diterapkan dan sudut pandang penulis yang dipilih.
Tujuan penulisan dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu :
1. Tesis
Tesis adalah rumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah
karangan bila ada sebuah tema karangan yang dominan. Tesis sama dengan sebuah
kalimat utama dalam paragraf. Oleh sebab itu, tesis tidak diperkenankan lebih dari
satu kalimat. Dengan kalimat tesis, penulis dapat menentukan bahan yang akan
menjadi tulisan. Tesis digunakan jika penulis ingin mengembangkan gagasan yang
berupa tema seluruh tulisan.
2. Pengungkapan Maksud
12
Pengungkapan maksud dilakukan tidak bermaksud untuk mengembangkan ide
sentral.

E. Menentukan Bahan Penulisan


Yang dimaksud dengan bahan penulisan ialah semua informasi yang digunakan
untuk mencapai tujuan penulisan. Informasi itu, mungkin merupakan teori, contoh-
contoh, rincian atau detil, perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan sebab akibat,
pengujian dan pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan dan sebagainya.
Dalam menulis karangan fiktif, sumber bahan yang utama adalah hasil
imajinasi. Data pengalaman berupa catatan harian dibumbui dengan khayalan disertai
kemampuan penulisnya dalam merangkai kata yang estetis dapat dengan mudah
menghasilkan karya fiktif. Pada karangan fiktif juga, penulis dituntut untuk
memperhatikan kelogisan karangan itu.
Sedangkan dalam menulis karangan nonfiksi (karya ilmiah), sumber bahan yang
utama adalah fakta dan data. Penulis dituntut untuk melaukan berbagai penelitian.
Karangan ilmiah ini tidak dapat dihasilkan hanya dengan melamun atau mengkhayal.
Dengan adanya fakta dan data, karya ilmiah harus mencakup syarat-syarat ilmiah,
misalnya empiris, sistematis, objektif, dan rasional. Adapun beberapa bahan yang dapat
dijadikan sumber rujukan dalam pnulisan karya-karya ilmiah, yaitu:
1. Bahan pustaka
Dalam karya ilmiah, untuk mendapatkan landasan teoritis, penulis dituntut mencari
buku-buku yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Penulis harus mengumpulkan
bahan-bahan sumber yang bersifat teori dan bahan sumber asli yang berasal dari seorang
tokoh.
2. Wawacara
Wawancara adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada seseorang yang dianggap berkompoten (berotoritas) mengenai hal yang
ditulis. Wawancara biasanya digunakan untuk mendapatkan data secara lisan. Alat bantu
yang digunakan dalam wawancara adalah alat perekam dan kamera video. Alat tersebut dapat
memudahkan penyalinan ke dalam bentuk tulis. Wawancara lebih dominan digunakan pada
penelitian lapangan, namun tidak menutup kemungkinan wawancara juga digunakan pada
penelitian perpustakaan, yaitu untuk mengkonfirmasi pendapat seorang tokoh yang kurang
jelas atau memperkuat pendapat seorang tokoh tentang pendapatnya.
3. Angket
13
Angket adalah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring pendapat atau opini
seseorang tentang sesuatu. Jawaban pertanyaan sudah disediakan. Responden tinggal
melingkari atau menyilangnya.[6]
4. Pengamatan
Agar dapat melakukan pengamatan secara cermat,kita perlu berlatih mengamati
sebuah objek dari jarak yang lebihdekat.Dalam hal ini tentunya diperlukan konsenyrasi dan
minat yang memadai .Jika kita tidak memeliki perhatian dan minat yang memadai maka kita
akan memperoleh bahan berupa kesan umum yang kerap sekali kurang jelas.
5. Kewenangan
Pendapat yang dikemukakan oleh orang yang berwenang, juga dapat dijadikan bahan
penulisan. Hanya dalam hal ini kita harus berhati hati dalam memilihnya. Sikap kritis kita
dituntut karena pendapat yang dikemukakan sering bersifat subjektif.
6. Penulisan Draft
Penulisan draft merupakan pengklasifikasian data yang telah terkumpul yang
kemudian disusun menjadi sebuah wacana yang terdapat dalam karangan.
7. Penyuntingan wacana
Dalam penulisan karangan hendaknya melakukan pengeditan ulang terhadap bahan
yang akan disajikan karena bahan tersebut harus sesuai dengan bahasa diksi, alinea dan
kalimat.
Contohnya: Penulisan kutipan yang benar, penulisan kata serapan yang sesuai EYD.

F. Menentukan Kerangka Karangan


Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari
suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara
sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Beberapa fungsi kerangka karangan :
1. untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
2. kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan tulisan dalam
sekilas pandang.
3. memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
4. menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih.
5. dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangkan, penulis lebih
mudah untuk mengembangkan apa yang ingin dijabarkan.
Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.Kerangka
karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga
14
dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu
sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam
perimbangannya.
Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan
dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari
seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap
klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya.
Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka
susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang
berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian
perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun
penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan
membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka
pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang
diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang
demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali
hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka
penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian
lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan
dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan
pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian
mana dalam karangannya itu.
Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat
menyusutkan kembali kepada kerangka karangan yang hakekatnya sama dengan apa yang
telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembaca akan melihat wujud, gagasan,
struktur, serta nilai umum dari karangan itu. Kerangka karangan merupakan miniatur atau
prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti,
dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara terlepas-lepas.

G. Langkah-Langkah Penulisan Karya Ilmiah

15
Metode ilmiah penelitian dan pengembangan menulis karya ilmiah adalah suatu cara
untuk pelaksanaan secara sistematis dan objektif yang mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Melakukan observasi dan menetapkan masalah dan tujuan. Langkah awal dalam
penulisan ilmiah yaitu melakukan pengamatan atas objek yang diteliti dan
menetapkan masalah dan tujuan yang akan diteliti.
2) Menyusun hipotesis. Menyusun dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari
objek penelitian.
3) Menyusun rancangan penelitian. Ini merupakan kerangka kerja bagi penelitian
yang dilakukan.
4) Melaksanakan percobaab berdasarkan metode yang direncanakan. Kegiatan nyata
dari proses penelitian dalam bentuk percobaan terkait penelitian yang dilakukan.
5) Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data. Setelah melakukan percobaan
atas objek penelitian, maka selanjutnya melakukan pengamatan pada objek
penelitian.
6) Menganalisis dan menginterprrestasikan data. Menjelaskan segala kondisi yang
terjadi pada saat pengamatan atau penelitian.
7) Merumuskan kesimpulan. Menarik kesimpulan dari semua proses percobaan,
pengamatan, penganalisaan dan penginterprestasian terhadap objek penelitian.
8) Melaporkan hasil penelitian. Langkah inilah yang sesungguhnya merupakan
proses penulisan karangan ilmiah. Pada langkah ini kita telah menyusun sebuah
karya tulis ilmiah yang akan memberikan manfaat bagi pembaca.

H. Tahap Pemeriksaan Atau Penyuntingan Konsep (Editing)


Tahap ini bertujuan untuk :
a. Melengkapi data yang dirasa masih kurang.
b. Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan
pokok bahasan karya ilmiah.
c. Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan-
bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan
tulisan yang lain.
d. Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian
bahasa yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata,

16
penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai
EYD.

I. Tahap Penyajian
Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :
a. Segi kerapian dan kebersihan.
b. Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, misal pada halaman
pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar,
daftar pustaka, dll.
c. Memakai standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, misal standar
penulisan kutipan, catatan kaki, daftar pustaka dan penggunaan bahasa sesuai
dengan EYD.

17
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Jenis karya ilmiah sangat beragam tergantung dengan maksud dan tujuan karya
ilmiah tersebut dibuat. Dalam dunia akademik karya ilmiah digunakan biasanya
untuk menggamparkan ide, gagasan, maupun hasil penelitian. Bentuk dan format
karya ilmiah juga menyesuaikan dengan jenis karya ilmiah.
2. Perencanaan pembuatan karya ilmiah harus dilakukan dengan matang, terutama
dalam pemilihan isu atau tema yang akan ditulis dan penyajian yang sesuai dengan
bentuk yang diinginkan. Secara teknis, penulis harus memiliki persiapan berupa
materi dan pengetahuan yang cukup tentang kebahasaan, dalam hal ini kemampuan
untuk mendeskripsikan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan.

3.2. Saran
1. Setiap akademisi, seperti mahasiswa hendaknya memahami jenis-jenis karya ilmiah
dan dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran akademik
2. Setiap orang yang akan menulis karya ilmiah hendaknya membuat perencanaan
penulsain dnegan matang, agar dalam proses penulisan karya ilmiah dapat berjalan
lancar dan dapat menghasilkan tulisan yang bagus.

18
DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti, Yati. 2015. Penulisan Artikel Ilmiah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

APA Manual. 2010. Publication manual of the american psychologicalassociation (6th ed.).
Washington, D.C.: American PsychologicalAssociation.

Barnawi dan Arifin. 2015. Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Dalman. 2015. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Suwardjono.(2007).”Teori Akuntansi”.Yogyakarta:Penerbit BPFE.(SWD)

Tanjung, Bahdin Nur & Ardial. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi,
dan Tesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana.

http://beareds.blogspot.com/2012/12/perencanaan-penulisan-karangan-ilmiah.html

http://yudha444.blogspot.com/2012/11/perencanaan-penulisan-karangan-ilmiah.html

http://dino-al-depoky.blogspot.com/2014/02/bahasa-indonesia-perencanaan-penulisan.html

19

Anda mungkin juga menyukai