Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya ilmiah merupakan hasil tulisan yang menuruti suatu aturan tertentu. Aturan
tersebut biasanya merupakan suatu persyaratan tata tulis yang telah dibakukan oleh
masyarakat akademik. Secara umum, proses penulisan karya ilmiah dilakukan dalam tiga
tahapan, yaitu : tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap perbaikan.
Sebagai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah setiap karangan ilmiah mengandung
komponen adanya masalah yang menjadi topik karangan ilmiah itu. Adanya tujuan
penelitian, metode penelitian, teori yang dianut, objek penelitian, instrumen yang digunakan,
dan adanya hasil penelitian yang diperoleh. Setelah kaidah ditemukan dan dirumuskan,
kegiatan penelitian harus diwujudkan dalam bentuk laporan. Hal ini dimaksudkan karena
sasaran akhir penelitian adalah mengkomunikasikan hasil penelitian pada khalayak
terkait. Oleh karena itu, menulis laporan merupakan tahap akhir yang penting dalam
penelitian, karena menulis laporan merupakan proses komunikasi yang membutuhkan adanya
pengertian yang sama antara penulis dan pembaca.
Jadi dapat disimpulkan belajar menulis karya ilmiah itu sangat penting. Supaya di setiap
proses dan tahapannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu, pentingnya belajar
menulis karya ilmiah juga dapat memperjelas sasaran atau tujuan dilaksanakannya penelitian
sehingga dalam pembahasannya dapat disampaikan secara tepat dan mudah dipahami oleh
pembaca. Sehingga kami membuat makalah penulisan karya ilmiah ini sebagai bahan
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis dari karya tulis ilmiah ?
2. Bagaimanakah ciri-ciri dari karya tulis ilmiah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dari karya tulis ilmiah.
2. Untuk memahami bagaimana ciri-ciri dari karya tulis ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis Karya Ilmiah
Karya tulis ilmiah memiliki banyak ragamnya. Pengelompokannya tergantung dari
cara pandang orang yang melihatnya. Dilihat dari berdasarkan cara penulisannya karya tulis
ilmiah ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu karya ilmiah murni dan karya ilmiah
populer. Karya ilmiah murni ini biasayanya digunakan untuk kalangan cendekiawan,
sedangankan karya ilmiah populer digunakan untuk masyarakat umum atau masyarakat
awam. Sementara itu, jika ditinjau dari dasar penulisannya, karya tulis ilmiah dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu laporan kasus, laporan penelitian, dan studi perpustakaan.
Nurdin membedakan karya tulis ilmiah menjadi dua, yaitu karya tulis kependidikan dan karya
tulis penelitian. Karya tulis kependidikan ada yang digunakan untuk kepentingan kerjaan,
kepentingan didaktik, dan ada pula untuk kepentingan referensi. Karya ilmiah untuk
kepentingan kerjaan, misalnya paper/makalah, skripsi, dan tesis. Karya ilmiah untuk
kepentingan didaktik, misalnya buku pelajaran dan buku pengayaan. Sedangkan karya ilmiah
untuk kepentingan referensi, misalnya kamus dan ensiklopedi. Sementara itu, karya ilmiah
penelitian, misalnya artikel jurnal ilmiah, makalah seminar, dan naskah penelitian. Berikut
penjelasan beberapa jenis karya ilmiah.
1. Paper/Makalah
Makalah merupakan salah satu karya tulis ilmiah yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan perkuliahan makalah sering sekali digunakan.
Makalah merupakan karya tulis ilmiah yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau
topik tertentu berdasarkan data di lapangan yang ditulis secara sistematis dengan analisis
yang logis dan objektif. Cara berpikir yang digunakan dalam makalah dapat berupa deduktif
ataupun induktif. Dasar pembuatan makalah dapat berdasarkan kajian literatur dan/atau
berdasarkan laporan kegiatan di lapangan. Makalah juga dapat dibuat dengan satu pendekatan
disiplin ilmu atau lebih. Untuk menghasilkan makalah yang baik dibutuhkan kemampuan
untuk menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi masalah yang dibahas. Makalah
menggunakan bahasa yang luas dan tegas. Jumlah halaman makalah biasanya kurang lebih 20
halaman. Sistematika makalah yang paling sederhana berisi pendahuluan, pembahasan, dan
kesimpulan. Makalah yang dikerjakan mahasiswa umumnya menjadi syarat untuk
menyelesaikan perkuliahan. Biasanya untuk memenuhi tugas dan struktur perkuliahan.
Dalam ruang kelas sering dipresentasikan untuk kemudian ditanggapi teman-teman
mahasiswa. Makalah merupakan salah satu bentuk karya tulis ilmiah yang membahas sebuah
gagasan/topik yang telah ditentukan dan wajib menaati sistematika penulisan ilmiah. Menurut
Ekosusilo & Bambang (1991:145) makalah pada dasarnya merupakan tulisan yang berisikan
prasaran, pendapat yang turut membahas suatu pokok persoalan yang akan dibacakan dalam
rapat kerja, simposium, seminar, dan sejenisnya. Istilah makalah itu sendiri terkadang
dikaitkan dengan karya tulis dikalangan siswa/mahasiswa, yakni segala jenis tugas tertulis
yang berhubungan dengan bidang studi, hasil pembahasan buku atau tulisan tentang suatu
persoalan.
Tanjung (2000:7) mengemukakan bahwa makalah adalah karya tulis yang memuat
pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut
dengan disertai analisis yang logis dan objektif. Makalah ditulis untuk memenuhi tugas
terstruktur yang diberikan oleh dose atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk disajikan dalam
forum ilmiah.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa makalah merupakan
karya tulis ilmiah yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang
ditulis secara runtut dan sistematis dengan disertai analisis yang logis dan objektif.
a. Ciri-ciri Makalah
Secara umum, makalah yang baik (berkualitas tinggi) memiliki ciri umum sebagai berikut :
1. Akurat dan Menyeluruh (Comprehensive)
Artinya, makalah tersebut menyajikan fakta dan gagasan secara akurat dan membahas
masalahnya secara lengkap dan tuntas. Makalah tersebut juga telah mengantisipasi
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan calon pembaca mengenai topik tersebut dan
kemudian menjawabnya dengan baik.
2. Memiliki Sumber Informasi yang Baik
Ciri yang paling penting dari setiap makalah adalah memiliki sumber informasi yang
baik. Makalah yang baik mengakui sumbangan penulis lain yang karyanya tentang topik itu
telah diterbitkan. Tidak melakukan hal itu dianggap sebagai praktik kesarjanaan yang buruk.
Makalah tersebut menggunakan sumber informasi yang beragam (semakin banyak semakin
baik). Untuk semua fakta dan gagasan yang bukan merupakan karya asli penulis makalah
diberikan kutipan. Kutipan langsung digunakan secara jarang, dan dipilih untuk memberikan
ilustrasi gagasan penulis lain dalam bahasa mereka sendiri (penjelasan tentang kutipan dan
rujukan lebih lanjut akan disampaikan di bawah).
3. Seimbang
Ini berarti bahwa makalah tersebut membahas fakta, gagasan, dan sudut pandang yang
dibicarakan secara objektif dan seimbang, dengan memerhatikan kekuatan dan kelemahan
masing-masing. Makalah yang baik mungkin bersikap kritis terhadap karya tulis sebelumnya,
tetapi tidak memberikan kritik tanpa dasar dan menyerang kepada penulis lain.
4. Kreatif
Kratif dalam pengertian ilmiah berarti bahwa makalah tersebut tidak sekedar menyajikan
fakta belaka, tetapi ini tidak berarti bahwa informasi yang disajikan itu “dikarang” atau tidak
berdasarkan fakta. Dalam makalah yang berkualitas, fakta-fakta itu ditata, dianalisis,
dipadukan, dan digunakan sebagai dasar kesimpulan dengan cara yang inovatif, kreatif, dan
orisinil.
5. Secara Teknis, Penulisannya Benar
Ini berarti bahwa makalah tersebut terbebas dari keselahan gaya bahasa, tata bahasa,
tanda baca, penggunaan kata, dan ejaan.
6. Tertata dengan Baik
Ini berarti bahwa makalah tersebut memiliki tujuan yang jelas. Dalam makalah yang
berkualitas, materinya ditata secara logis, dengan kata-kata transisi yang baik di antara
bagian-bagiannya dan dengan kecepatan yang tepat.
b. Jenis-jenis Makalah
Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan, makalah dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu : (1) makalah deduktif (2) makalah induktif (3) makalah campuran.
Makalah deduktif merupakan makalah yang penulisannya didasarkan kajian teoritis yang
relevan dengan masalah yang dibahas. Dalam hal ini motode berpikir yang digunakan adalah
deduktif, yaitu metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Makalah induktif merupakan
makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang diperoleh dari lapangan serta relevan
dengan masalah yang dibahas. Dalam hal ini metode yang berpikir yang digunakan adalah
induktif, yaitu metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke
umum.
Makalah campuran merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian
teoritis digabung dengan data empiris yang relevan dengan masalah yang dibahas. Dalam hal
ini, metode berpikir yang digunakan adalah deduktif-induktif (campuran), yaitu metode yang
digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal yang bersifat umum menuju ke hal-hal
yang bersifat khusus, kemudian disimpulkan kembali menjadi hal yang bersifat umum.
Dalam pelaksanaanya, jenis makalah pertama merupakan jenis makalah yang paling
banyak digunakan. Selanjutnya, dari segi jumlah halaman, makalah dapat dibedakan menjadi
makalah panjang yang memiliki jumlah halaman lebih dari 20 halaman dan makalah pendek
kurang dari 20 halaman.

Menurut Soegandar (dalam http://www.scribd.com), jenis-jenis makalah dibedakan


menjadi :
1. Makalah Ilmiah
Makalah ilmiah pada umumnya digunakan sebagai karya tulis hasil studi ilmiah yang
berisi masalah dan pembahasan. Perlu diperhatikan jika dilihat dari segi prinsip dan
prosedur ilmiahnya, makalah ilmiahnya menyerupai laporan penelitian sederhana. Maka
ilmiah biasanya ditulis sebagai suatu saran pemecahan masalah secara ilmiah.
2. Makalah Kerja
Makalah kerja pada umumnya dibacakan pada seminar makalah kerja, disampaikan
dalam bentuk argumentasi dalam suatu hasil penelitian. Dalam makalah kerja yang
dibacakan itu harus ada masalah. Penyampai makalah kerja sudah memasukkan asumsi
dan hipotesis untuk menjawab masalah. Berdasarkan isi makalah demikian, timbullah
diskusi.
3. Makalah Kajian
Istilah ini dipakai untuk karya tulis ilmiah yang merupakan saran pemecahan suatu
masalah yang kontoversial tanpa maksud untuk dibaca dalam suatu seminar.
c. Cara Menyusun Makalah
Menurut Ekosusilo (1991: 146), agar makalah dapat tersusun secara sistematis, maka
harus diperhatikan hal-hal yang terkait dengan cara penyusunan makalah tersebut.
Permasalahan itu adalah bagaimana cara menyusun pola pikir, pengumpulan dan pengolahan
data, penulisan makalah, dan penelitian akhir makalah. Untuk menyusun makalah secara
sistematis, harus memperhatikan tata urutan penyajian makalah yang umumnya diawali
dengan pendahuluan dan dakhiri dengan penutup.
Secara terperinci pembagian makalah tersebut adalah sebagai berikut (dengan kompisisi
dalam persen) :
Pendahuluan.................................... 15%
Permasalahan................................... 5%
Pembahasan..................................... 65%
Kesimpulan dan saran..................... 10%
Penutup........................................... 5%
1. Menyusun Pola Pikir
Untuk dapat menyusun pola pikir yang baik, maka kita harus memperhatikan hal-hal
berikut :
a. Mengenali persoalan
b. Menentukan tujuan dan ruang lingkup
c. Menentukan kepada siapa makalah disajikan
2. Pengumpulan Bahan dan Pengolahan Data
Untuk dapat menyusun makalah dengan baik, maka kita harus mengumpulkan bahan-
bahan referensi untuk mendukung argumentasi yang kita susun dalam makalah. Bahan ini
dapat diperoleh lewat buku-buku, majalah, surat kabar, bulletin, hasil penelitian, dan
sebagainya. Bahan yang dipilih hendaknya mendukung judul yang kita ajukan, jangan
sebaliknya tidak memiliki kaitan langsung dengan makalah yang kita buat. Setelah bahan-
bahan terkumpul, maka bahan atau materi tersebut kita olah dengan daya pemikiran kita.
3. Penulisan Makalah
Pada tahap penulisan ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penulis naskah,
yakni :
a. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b. Gunakan kalimat yang efektif, sehingga mudah dicerna oleh pembaca.
c. Uraian materi hendajnya berkoherensi.
d. Pembahasan jelas, singkat, tegas, dan jangan sampai bertele-tele.
e. Hindari kata-kata yang bombastis yang hanya akan mangaburkan isi makalah.
d. Koreksi Akhir Makalah
Sebelum makalah ditampilkan, sebaiknya diadakan koreksi ulang terhadap makalah
yang disusun guna penyempurnaan makalah. Tujuan dari koreksi ulang ini adalah untuk
mendapatkan hasil yang objektif sebesar-besarnya. Dalam hal ini, penulis perlu membaca
ulang secara keseluruhan isi makalah tersebut sehingga dapat ditemukan kesalahan berupa
pengorganisasian isi, penulisan kalimat, hubungan antarparagraf penggunaan diksi,
penggunaan unsur mekanik (EYD).
e. Sistematika Penulisan Makalah
Menurut Zaenuddin (2004:114-125), format penulisan makalah secara umum terdiri
atas bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
1. Bagian Awal Makalah
Bagian ini berisi tentang :
a. Lembar Judul
1) Judul Makalah
2) Nama, NIM, NPM
3) Nama dan Tempat Perguruan Tinggi dan Keterangan
4) Tahun
b. Kata Pengantar
Kata pengantar ini belum termasuk bagian bab pendahuluan, oleh karena itu
penempatannya harus di luar tubuh tulisan.
c. Daftar Isi
Daftar isi merupakan kerangka tulisan yang terperinci yang telah ditulis, mulai Kata
Pengantar sampai dengan Indeks. Dalam bagian ini dicantumkan bab-bab, subbab-
subbab, disertai dengan nomor halaman tempat bagian-bagian tersebut terdapat dalam
tulisan. Daftar isi diletakkan pada halaman baru setelah Kata Pengantar.
d. Daftar Gambar (jika ada)
e. Daftar Tabel
Bagian ini berisi keterangan tabel-tabel yang tercantum dalam tulisan. Yang disajikan
dalam bentuk tabel biasanya yang berupa jumlah, statistik, presentase, dan lain-lain
(jika ada).
2. Bagian Inti Makalah
Bagian ini berisi tentang :
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian dari makalah yang berusaha mengantarkan pembaca
ke arah pokok permasalahan yang disajikan. Adapun hal-hal yang yang perlu
diperhatikan dalam pendahuluan adalah :
1) Umum
2) Maksud dan Tujuan
3) Pendekatan
4) Ruang Lingkup
5) Pengertian-pengertian
6) Tata urutan

b. Permasalahan
Permasalahan merupakan kesulitan yang ingin dipecahkan manusia, atau suatu
kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginan. Permasalahan dalam makalah perlu
mengikuti kriteria berikut ini.
1) Apakah masalah tersebut berguna untuk dipecahkan ?
2) Apakah penulis memiliki kepandaian/kemampuan untuk memecahkan ?
3) Apakah permasalahan tersebut menarik untuk dipecahkan ?
4) Apakah permasalahan tersebut memberikan sesuatu yang baru apabila dipecahkan
?
5) Untuk memecahkan permasalahan tersebut apakah cukup data yang tersedia ?
c. Pembahasan
Pembahasan merupakan isi dari makalah, berupa uraian yang relevan dengan ruang
lingkup, uraian yang membahas pemecahan masalah sesuai dengan isi topik.
Pembahasan juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengurangi permasalahan yang
diajukan. Pembahasan yang baik harus berorientasi pada pokok permasalahan yang
disoroti selain harus disusun dengan bahasa yang baik, jelas, dan singkat. Untuk
memperjelas permasalahan, penulis makalah dapat memperjelas uraiannya dengan
menggunakan contoh-contoh.
d. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan disesuaikan dengan kajian masalah yang telah dikemukakan. Kesimpulan
hendaknya dibuat secara sederhana dan sistematis, sehingga pembaca dapat
memahami isi makalah dengan mudah. Ringkasan itu hendaknya menyatakan kembali
secara ringkas tujuan makalah, setiap hipotesis yang diuji, materi dan metode
penelitian yang digunakan, dan hasil yang diperolehnya. Kemudian kesimpulan
ditarik berdasarkan hasil/temuan penelitian tersebut.
Saran merupakan anjuran-anjuran yang bersifat realistis demi perbaikan makalah
tersebut dan manfaat makalah tersebut bagi pembaca umumnya.
e. Penutup
Penutup merupakan bab atau bagian paling akhir dari suatu makalah. Penutup
hendaknya ditulis secara singkat dan ringkas sebagai penegasan apa yang telah ditulis
dalam makalah tersebut.
3. Bagian Ahir Makalah
Bagian ini berisi daftar rujukan dan lampiran jika ada.
a. Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi semua kepustakaan yang dipergunakan dalam penulisan. Sumber
kepustakaan ini dapat berupa acuan dalam penulisan makalah baik dari buku, surat
kabar, internet, dan sumber tertulis lainnya. Penulisan daftar pustaka hendaknya
memenuhi kaidah yang lazim dalam penulisan ilmiah. Penulisan disusun secara
alfabetis, dari A sampai Z, dengan patokan huruf pertama dari nama keluarga
(sariname) penulisnya.
b. Lampiran-lampiran
Lampiran atau sering disebut appendiks biasanya disusun setelah daftar pustaka dan
sebelum indeks dengan memberikan tulisan “lampiran”, nomor urut lampiran, dan
judul lampiran. Lampiran ini berisikan tentang tabel-tabel yang tidak tercantum dalam
teks atau perincian perhitungan yang tidak terjabarkan dalam hitungan statistik. Selain
itu, lampiran juga berisikan pula gambar-gambar, bagan, peta, instrumen, penelitian,
transkripsi, pegangan kerja, rancangan penelitian, riwayat hidup.
f. Teknik Kutipan dalam Penulisan Makalah
Menurut Ekosusilo & Bambang (1991:37), kutipan berfungsi sebagai pendukung
penulisan makalah.
1. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah kutipan dengan mengambil pendapat/uraian dari
buku/sumber lain yang penyajian dengan bahasa sendiri.
Contoh :
Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, dan mudah dipahami oleh si pe
ndengar (Dalman, 2010).
2. Kutipan Langsung
Yang dimaksud kutipan langsung adalah kutipan dari buku atau tulisan yang harus sama
dengan aslinya baik dengan susunan kata-katanya maupun tanda bacanya. Kutipan yang
panjangnya 5 (lima) baris atau lebih, diketik berspasi 1 (satu) dengan mengosongkan lima
ketik dari garis batas/margin sebelah kiri dengan tidak diberi tanda kutip.
Contoh :
Menurut Sunarto, dalam bukunya berjudul Perpajakan (2002:46), yang dimaksud dengan
objek pajak adalah penghasilan yang setiap tambahan kemampuan ekonomis diterima atau
diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang
bersangkutan, dengan nama dalam bentuk apa pun.
g. Format Kutipan dalam Penulisan Makalah
Menurut Nasution & Thomas (1995: 20) format dasar suatu kutipan adalah (Penulis,
tahun) atau (Para penulis, tahun). Sebagai contoh, (Brackman,1980) atau (Gonick & Wheelis,
1983). Kebanyakan editor lebih suka anda menggunakan tanda “&” daripada kata “dan”.
Berikut ini adalah beberapa penyempurnaan dan pengecualian atas prinsip dasar diatas.
1. Apabila ada lebih dari dua penulis, anda hendaknya menggunakan “et.al.”. Sebagai
contoh, (Barkow et.al., 1992) dan bukan (Barkow, Cosmides, dan Tooby,1992).
2. Untuk menyitir beberapa sumber fakta atau gagasan, letakkan semuanya dalam tanda
kurung yang sama dan pisahkan masing-masing dengan tanda titik-koma. Urutkan
sumber itu berdasarkan tanggal penerbitannya (yang paling tua lebih dahulu) dan secara
alfabetis bila ada dua sumber yang bertahun penerbitan sama. Sebagai contoh, (Darwin,
1872; Ardrey, 1966, William, 1966; Carey, 1982).
3. Ketika menyitir dua atau lebih karya tulis dari seseorang penulis, sebutkan nama penulis
itu sekali saja dan pisahkan tahun penerbitan karya itu dengan koma. Contoh : (Barkow,
1973, 1978, 1989, Leslie, 1987, 1988). Jika ada dua atau lebih karya yang diterbitkan
dalam tahun yang sama, gunakan huruf sesudah tahun penerbitan itu untuk
membedakannya. Contoh : (Daly & Wilson, 1984a, 1984b, 1987). Gunakan huruf itu juga
ketika anda merujuk kutipan itu dalam daftar pustaka.
4. Nomor halaman biasanya tidak digunakan kecuali untuk kutipan langsung. Ketika
mengutip langsung, letakkan nomor halaman itu sesudah tahun penerbitan, dan pisahkan
dari tahun penerbitan itu dengan titik dua (:). Contoh: (Hooton, 1935:113-114).
5. Apabila menyebut nama penulis di dalam teks makalah, hanya sertakan tahun
penerbitannya saja, sesudah namanya. Contoh : Conroy (1997).
2. Artikel
a. Pengertian Artekel
Artikel dibagi menjadi dua macam, yaitu artikel ilmiah dan artikel ilmiah populer.
Artikel ilmiah adalah makalah yang mengalami variasi dan adaptasi tertentu berdasarkan
aturan media yang menerbitkannya, tanpa meninggalkan prinsip dari struktur, format,
sistematika, dan isi makalah ilmiah. Dengan kata lain, artikel ilmiah ini merupakan sebutan
lain dari makalah yang mengalami variasi dan adaptasi untuk mengikuti aturan media
penerbit. Artikel ini ditunjukan untuk kalangan akademik atau ilmuwan, biasanya disajikan
dengan bahasa yang baku sesuai dengan aturan yang berlaku dalam jurnal yang
menerbitkannya. Masalah yang diangkat dalam artikel ilmiah biasanya masalah aktual yang
disertai alternatif pemecahannya atau menyertakan harapan dan saran kepada pembaca.
Artikel ilmiah dapat dibedakan menjadi artikel hasil penelitian dan artikel konseptual. Artikel
hasil penelitian adalah artikel ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil atau temuan kegiatan
penelitian. Sementara itu, artikel konseptual adalah artikel yang ditulis berdasarkan hasil
pemikiran yang berupa gagasan atau telaah dan analisis kritis. Sedangkan artikel ilmiah
populer adalah artikel ilmiah yang ditulis dengan gaya bahasa populer untuk dimuat dimedia
massa (surat kabar, majalah, dan tabloid). Tujuan penulisannya untuk konsumsi publik atau
masyarakat luas. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan tidak terikat ketat dengan aturan
penulisan karya ilmiah tujuannya agar mudah dimengerti masyarakat awam. Artikel ilmiah
populer dapat dibuat berdasarkan hasil penelitian dengan sajian yang lebih ringkas dan lugas.
Artikel adalah salah satu karya ilmiah yang ditukis berdasarkan hasil penelitian dan hasil
pemikiran atau kajian pustaka. Dapat pula dikatakan bahwa artikel adalah karya tulis yang
berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang bersifat aktual dan
kadang-kadang kontoversial dengan tujuan untuk memberi (informasi), memengaruhi,
meyakinkan, (persuasif argumentasi), menghibut khalayak pembaca.
Menurut Hakim (2008: 44) artikel sebenarnya merupakan karya tulis yangbbersifat
umum dan luas, biasanya merupakan karya tukis yangnbersifat umum dan luas, biasanga
merupakan oponi bahkan juga merupakan berita. Selanjutnya, Zaenuddin (2004: 85)
mengemukakan bahwa "artikel adalah bentuk karangan bebas yang mengangkat berbagai
macam tema terutama yang menyangkut masalah sosial dan kemanusiaan." Artikel adalah
karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai dimajalah, artikel merupakan salah satu
karya tulis ilmiah yang paling sederhana.
jadi dapat disimpulkan bahwa artikrl adalah salah satu karya ilmiah yang berisi opini
seseorang yang dimuat di media massa, untuk memberi informasi kepada khalayak ramai.
b. Jenis-jenis Artikel
Rohmanto (2008: 21) menyatakan bahwa artikel berdasarkan cara penyampaian dan
tingkat kesulitannya dapat dibagi atas empat jenis, yaitu sebagai berikut.
1. Artikel Praktik
Artikel praktik seperti petunjuk-petunjuk cara membuat, memperbaiki, dan mengoprasikan
suatu alat. Penulisannya pun disusun sesuai dengan urutan waktu, peristiwa, dan tahapan-
tahapan. Contoh artikel praktik adalah "Cara-cara merawat muka" yang biasa ada dimajalah-
majalah.
2. Artikel Ringan
Artikel ringan biasanya mengangkat masalah-masalah yang ringan.bDalam artikel jenis ini,
isinya tidak memerlukan pemahaman yang mendalam. Artikel seperti ini ada dalam rubrik-
rubrik remaja majalah atau surat kabar.
3. Artikel Halaman Opini
Pada dasarnya, semua artikel ialah opini, namun artikrl yang satu ini ditempatkan dalam suraf
kabar atau majalah dibagian khusus opini seperti tajuk rencana, karikatur, pojok, kolom, dan
surat pembaca. Artikel opini biasanya mengupas tuntas masalah secara akademis. Contohnya:
"Orangtua dan guru Agama dalam pendidikan".
4. Artikel Analisis Ahli
Artikel analisis ahli lebih berat dari pada artikel opini. Artikel ini juva harus ditulis oleh
orang yang berdisiplin ilmu sesuai dengan topik artikel. Perbedaannya kalau artikrl lain harus
selalu menggunakan bahasa populer, sedangkan artikel analisis ahli boleh menggunakan
bahasa ilmiah. Contohnya: "Arah dan tujuan indonesia",
c. Langkah-langkah menulis artikel
Langkah-langkah menulis sebuah artikel dapat ditempuh sebagai berikut.
1. Mencari ide
Ide adalah suatu yang melintas pada pikiran, baik berupa kata atau kalimat, seyelah kita
membaca, menyimak, melihat, mengalami, dan merenungkan sesuatu. ide yang ditulis harus
aktual, relavan, dan terjangkau.
2. Menentukan Topik
Topik adalah pokok permasalahan yang akan dibahas. Topik artikel yang baik harus sesuai
dengan latar belakang pengatahuan penulis, menarik, sesuai dengan pengathuan pembaca,
aktual, fenomenal, kontroversial, dibatasi dan harus ditinjau oleh referensi yang tersedia.
3. Menatapkan judul
Judul adalah identitas karangan. Judul harus singkat, padat relevan. judul berupa kata, frasa,
klausa, atau kalimat tanya.
Contoh:
1. Pengangguran (juful artikel berupa kata)
2. Rumah sakit Hasan Sadikin (judul artikel berupa frasa)
3. Kondisi sampah di kota Bandung dapat menimbulkan penyakit (judul artikel berupa
klausa)
4. Haruskah BBM naik lagi? (judul berupa kalimat tanya).
3. Skripsi
a. Pengertian Skripsi
Skripsi merupakan salah satu bentuk karya ilmiah yang dihasilkan oleh mahasiswa
sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana.
Menurut Winarno (1981), skripsi yaitu karya tulis di tingkat sarjana muda (biasanya
dijadikan sebagai syarat untuk ujian sarjana muda), yang umumnya didasarkan atas
penyelidikan bahan-bahan bacaan atau observasi lapangan.
Menurut Sudarmaji (2008) mengemukakan bahwa skripsi merupakan karya ilmiah
resmi yang ditulis oleh mahasiswa dalam rangka menyelesaikan studi pada program sarjana.
Menurut Djuharie (2001:17), skripsi adalah bukti kemampuan akademik mahasiswa
melalui penelitian yang berhubungan dengan masalah pendidikan sesuai dengan bidang
studinya.
Menurut Ardial (2005:28) mengatakan bahwa skripsi merupakan hasil penelitian
lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan empiris dan lapangan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa skripsi adalah suatu
karya ilmiah yang menyajian fakta serta mengulas suatu topik yang lebih rinci dan
mendalam, yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana. Dalam
hal ini, skripsi merupakan salah satu bentuk karya ilmiah yang wajib dibuat oleh mahasiswa
S1 sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana.
Skripsi adalah karya tulis ilmiah hasil penelitian yang dibuat secara sistematis
berdasarkan metode ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa Ssatu di bawah pengawasan
pembimbingannya. Skripsi merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa agar memperoleh
gelar sarjana. Skripsi dibuat berdasarkan hasil penelitian mahasiswa. Pembuatan skripsi baru
bisa dilakukan setelah semua persyaratan akademik terpenuhi. Bahdin N. Tanjung dan Ardial
(2007: 4-6) melihat permasalahan, kajian pustaka, dan metodologi yang digunakan, serta
hasil penelitian dalam skripsi sebagai berikut.
a. Identifikasi masalah untuk skripsi didasarkan atas informasi dari koran, majalah, buku,
jurnal, laporan penelitian, seminar, atau keadaan lapangan. Masalah yang dikaji dalam skripsi
cenderung pada masalah yang bersifat penerapan ilmu.
b. Penulis skripsi hanya diminta menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang dilakukan
dengan penelitian lain dengan topik yang sama. Pustaka yang dijadikan acuan dalam kajian
pustaka seyogianya menggunakan sumber primer meskipun masih dapat menggunakan
sumber skunder.
c. Penulis skripsi hanya diminta upayanya dalam memperoleh data penelitian secara akuran
dengan menggunakan instrumen pengumpulan data yang valid. Penyimpangan yang mungkin
terjadi pada skripsi dalam pengumpulan data tidak harus dikemukakan. Asumsi yang
dikemukakan tidak harus diverifikasi dan tidak harus disebutkan keterbatasan
keberlakuannya. Dalam penelitian kuantitatif, data uang digunakan boleh dengan satu
variabel independen dan satu variabel dependen. Dalam penelitian kualitatif berdasarkan
studi kasus tunggal dan boleh dalam satu lokasi saja.
d. Hasil penelitian cukup mendapat dukungan data yang diperoleh dari penelitian yang
dilakukan. Pengajuan saran pada bagian akhir skripsi tidak harus dilengkapi dengan
argumentasi yang didukung oleh hasil penelitian.
b. Karakteristik Skripsi
Beberapa karakteristik yang perlu dimiliki dalam penyusunan skripsi mahasiswa,
sebagai berikut :
1. Disusun berdasarkan pengamatan lapangan.
2. Ditulis dengan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan berdasarkan ejaan yang
disempurnakan.
3. Bidang kajian difokuskan terhadap program studi yang mahasiswa tempuh.
4. Merupakan karya asli hasil penelitian ilmiah yang berkualitas dan bukan hasil karya
orang lain ataupun hasil plagiat.
5. Tebal skripsi minimal 45 hal (tidak termasuk lampiran).
6. Penulisan skripsi berbobot 6 SKS.
c. Sistematika Penulisan Skripsi
Menurut Sudarmaji (2008:11-24) mengatakan, hal-hal yang perlu diperhatikan
mahasiswa dalam penyusunan skripsi antara lain, bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
1. Bagian Awal
Bagian awal ini ada memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Sampul skripsi
Sampul skripsi memuat judul, nama penulis, maksud penulis, jurusan, dan program,
lambang, nama lambang, nama tempat, dan tahun penulisan skripsi.
b. Halaman putih kosong
Halaman ini dimaksudkan untuk memisahkan sampul skripsi dan abstrak.
c. Halaman Abstrak
Abstrak adalah ringkasan, ikhtisari, intisari dari tulisan yang akan dibicarakan. Abstrak
ini disusun dengan urutan kata abstrak, judul skripsi, nama penulisan, dan isi abstrak
yang ditulis dalam tiga paragraf, paragraf pertama berisi uraian singkat mengenai
permasalahan dan tujuan penelitian. Paragraf kedua berisi tentang metode penelitian
yang digunakan populasi dan sampel, instrument, analisis data, dan interpretasikan.
d. Halaman judul
Format halaman judul sama dengan halaman sampul, perbedaanya terletak pada kertas
yang digunakan.
e. Halaman pertanyaan
Halaman ini berisi tentang pertanyaan yang menegaskan bahwa karya tulis (skripsi)
yang tulisannya benar-benar karya mahasiswa yang bersangkutan dan buku hasil
penjiplak ataupun dibuatkan orang lain.
f. Halaman pengesahan
Halaman ini memuat bukti persetujan dan pengesahan oleh dosen pembimbing
(penguji).
g. Halaman riwayat hidup
Halaman ini berisi tentang riwayat diri, riwayat pendidikan, maupun riwayat pekerjaan
yang pernah dilaksanakan atau ditempuh oleh penulis sampai berstatus mahasiwa.
h. Halaman persembahan
Halaman ini dinmaksudkan untuk menyampaikan kata-kata persembahan yang
dianggap penting untuk disampaikan oleh penulis kepada orang tua maupun orang
lain.
i. Halaman moto
Halaman ini berisi tentang kata-kata mutiara yang dianggap penting untuk
disampaikan oleh penulis kepada orang lain. Jika bersumber dari Al-Quran dan hadist,
harus disertai kalimat atau teks asli.
j. Kata pengantar
Halaman ini berisi tentang informasi secara garis besar mengenai isi atau materi
penulisan skripsi. Kata pengantar berisi uraian yang mengantarkan para pembaca
skrispsi kepada permasalahan yang diteliti.
k. Daftar isi
Daftar isi merupakan sistematika pengajuan isi secara lebih rinci dari skripsi. Halaman
ini berfungsi untuk mempermudah para pembaca mencari judul atau subjudul terhadap
isi yang ingin dibacanya. Oleh karna itu, judul dan subjudul yang ditulis dalam daftar
isi harus langsung ditunjukan nomor halamannya.
l. Daftar tabel ( jika ada)
Halaman ini dasarnya sama dengan daftar isi, yakni menyajikan tabel secara berurutan
mulai dari tabel pertama sampai tabel terakhir yang ada dalam skripsi. Secara
berurutan daftar tabel ini menanyakan nomor urut tabel, judul tabel, serta nomor
halaman yang menunjukan pada halaman tabel itu disajikan.
m. Daftar gambar ( jika ada)
Halaman ini pada dasarnya sama dengan daftar tabel, yaitu menyajikan gambar secara
berurutan mulai dari gambar pertama sampai dengan gambar terakhirnya yang ada
dalam skripsi.
n. Daftar lampiran
Halaman lampiran ini mempunyai fungsi yang sama dengan daftar yang lain yakni
menyajikan lampiran secara berurutan. Dalam daftar lampiran disajikan nomor urut
lampiran, judul lampiran, dan nomor halaman tempat masing-masing lampiran itu
terletak. Judul lampiran ditulis dengan spasi tunggal (satu spasi).
2. Bagian Isi
Pada bagian isi skripsi terdiri atas:
a. BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Bagian ini menjelaskan tentang pentingnya permasalahan yang akan diteliti dan
dilihat dari segi pengajaran dan pengembangan ilmu, serta kepentingan
pembangunan. Hal yang perlu disajikan pada latar belakang masalah adalah apa
mengapa peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian. Apa akibatnya jika
permasalahan yang ada tidak diteliti. Latar belakang masalah harus
mengungkapkan gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan sumber dasar
pemikiran untuk menemukan dan mengangkat permasalahan yang ada sebagai
bahan materi.
2. Identifikasi Masalah
Bagian ini berisi tentang kajian terhadap berbagai permasalahan yang muncul dan
perlu dipilah-pilah sesuai dengan maksud, tujuan, dan ruang lingkup penelitian.
Identifikasi masalah hendaknya dituangkan dalam bentuk pertanyaan, dan bukan
dengan kalimat tanya.
3. Pembatasan Masalah
Bagian ini berisi tentang permasalahan pokok yang akan diteliti sesuai dengan
ruang lingkup penelitian. Batasan masalah diambil berdasarkan pada butir-butir
yang ada dalam rincian identifikasi masalah dengan mempertimbangkan aspek-
aspek metodoligis, kelayakan,dan keterbatasan penulis dalam melakukan
penelitian.
4. Perumusan Masalah
Permasalahan yang muncul dan telah dibatasi hendaknya dirumuskan secara jelas
dan logis. Perumusan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kalimat
pertanyaan ataupun kalimat naratif. Masalah yang dirumuskan harus relevan
dengan tujuan penelitian dan hipotesis.
5. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini mengemukakan secara ringkas dengan terget yang ingin dicapai,
baik secara umum maupun secara khusus. Banyaknya rumusan dalam tujuan
penelitian tidak harus sama dengan banyaknya rumusan dalam masalah. Tujuan
umumnya yang ingin dicapai dikemukakan secara singkat dalam satu atau dua
kalimat.
6. Ruang Lingkup Penelitian
Secara berurutan, bagian ini berisi uraian tentang objek (materi) yang akan diteliti,
subjek (pelaku) yang menjadi sasaran penelitian, daerah (lokasi) penelitian, serta
waktu pelaksanaan penelitian.
b. BAB II TINJAUAN PUSAKA
1. Tinjauan pusaka dan kajian penelitian terdahulu yang relavan
Bagian ini berisi analisis berbagai teori yang digunakan sebagai acuan. Analisis
tentang beberapa pengertian yang menjadi dasar penelitian (buku pengertian dalam
kamus). Melalui tinjauan, penelitian atau penulis dapat menunjukan tingkat urgen
suatu penelitian karena itu, tujuan pusaka tidak hanya berisi kumpulan pendapat
beberapa pakar sesuai dengan bidang yang diteliti, melainkan menggungkapkan
beberapa teori atau pengertian.
2. Kerangka berpikir
Kerangka berpikir atau assumsi dapat berisi gambaran tentang pola antar hubungan
antara variabel maupun kerangka konsep yang digunakan oleh penelitian untuk
menjawab permasalahan yang diteliti. Kerangka berpikir disusun berdasarkan
tinjauan pustaka yang telah dilakukan dengan maksud sebagai landasan dalam
merumuskan hipotesis.
3. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara terdapat masalah yang
diajukan oleh penelitian, dan harus diuji kebenaranya melalui penelitian ilmiahnya.
Hipotesi harus dirumuskan secara singkat, jelass dan lugas dengan kalimat berpikir
yang telah dilakukan.
c. BAB III METODE PENELITIAN
1. Metode penelitian
Pada bagian ini tidak perlu diuraikan tentang pengertian metode atau jenis-jenis
metode penelitian, baik pengertian oleh penulis maupun oleh para pakar penelitian,
cukup jelas.
2. Variabel penelitian
Pada bagian dikemukakan variabel apa saja yang menjadi titik perhatian penelitian,
berapa jumlah variabel yang diteliti apa yang menjadi variabel bebas, dan apa yang
menjadi variabel terikat.
3. Populasi, sampel, dan teknik samping
Pada bagian ini tidak perlu diuraikan tentang pengertian populasi, sampel ataupun
teknik samping, baik oleh penulis maupun para pakar melalui kutipan.
4. Teknik pengumpulan data
Pada bagian ini harusdijelaskan tentang berbagai teknik atau cara dan langkah-
langkah yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data.
5. Teknik analisis data
Sebelum melakukan pengujian atas hipotesis yang dilakukan, terlebih dahulu
penulis melakukan pengujian (uji prasyarat) untuk mengetahui keacakan data (uji
keacakan), normalitas data homogenitas varian, linearitas. Uji prasyarat tersebut
dilakukan sesuai dengan keperluan. Artinya tidak semua uji statistika tyerhadap
hipotesis mengharuskan adanya uji prasayat.
d. BAB IV LAPORAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1) Gambaran umum daerah penelitan
Bagian ini berisi uraian mengenai kondisi atau keadaan fisik maupun nonfisik
lokasi dan subjek penelitian.
2) Analisis data pengujian hipotesis
Bagian ini berisi tentang tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan peneliti
dalam menganalisis data yang telah dikumpulkan. Tentang pelaksanaan uji
hipotesis, baik dengan perhitungan statistika maupun nonstatistika.
3) Pembahasan
Bagian ini berisi uraian tentang pembahasan hasil penelitian. Dalam membahas
hasil penelitian, selain peneliti harus menjawab permasalahan yang diajukan juga
harus menjelaskan mengapa dan bagaimana hasil-hasil penelitian itu dapat terjadi.
e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini penjelasan tentang 1. Kesimpulan dan 2. Saran. Pada bagian kesimpulan,
diuraikan tentang kesimpulan yang diambil oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian.
Setelah hasil penelitian disimpulkan, peneliti juga harus mampu memberikan saran
yang operasional berdasarkan temuan penelitian.
Pada bagian saran, perlu dikemukakan rekomendasikan yang ditujukan kepada subjek
penelitian (siswa, guru, orang tua, sekolah atau lembaga).
3. Bagian akhir
a. Daftar pustaka
Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis baik dari buku, artikel jurnal, surat
kabar, dokumen resmi dan sumber-sumber lain, atau dari internet yang pernah dikutip
dan digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah atau skripsi.
Daftar pustaka ditulis secara berurutan berdasarkan alfabetis tanpa nomor urut,
penulisan daftar pustaka mengikuti sistem yang berlaku secara internasional. Nama
pengarang yang lebih dari satu kata, ditulis dengan mendahulukan nama belakangnya
dan dibatasi tanda koma dan diakhiri tanda titik (nama depan disingkat). Selanjutnya,
diikuti tahun penerbitan yang diapit tanda kurang dan diakhiri tanda titi, judul buku
dicetak miring dan diakhiri tanda titik, nama kota tempat buku diterbitkan yang
diakhiri tanda titik dua, dan nama penerbit juga diakhiri tanda titik. Sumber yang
memakan tempat lebih dari satu baris, ditulis dengan jarak satu spasi antarbaris dan
baris kedua menjorok enam ketukan.
b. Lampiran
Bagian ini berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitia dan penulisan karya
ilmiah atau skripsi. Setiap lampiran harus diberi nomor urut dan nomor halaman sesuai
dengan urutan penggunaannya. Jika perlu, dapat ditambahkan judul pada lampiran
tersebut.
4. Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah hasil penelitian yang dibuat secara sistematis dan
mandiri berdasarkan metode ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa S2 di bawah pengawasan
pembimbingannya. Tesis merupakan salah satu syarat akademik yang harus dipenuhi jika
ingin memperoleh gelar strata S2. Tesis dibuat berdasarkan hasil penelitian dan setelah
syarat-syarat terpenuhi. Tesis merupakan karya tulis ilmiah yang kajiannya lebih mendalam
dan cakupannya lebih luas dibandingkan dengan skripsi. Bahdin N. Tanjung & Ardial (2007 :
4-6) melihat permasalahan, kajian pustaka, dan metodologi yang digunakan, serta hasil
penelitian dalam tesis sebagai berikut.
a. Masalah yang dikaji diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang memberikan sumbangan
bagi ilmu pengetahuan.
b. Kajian pustaka tidak hanya menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang dilakukan
dengan penelitian lain, tetapi juga harus dapat menyebutkan secara jelas persamaan dan
perbedaan antara penelitiannya dengan penelitian lain yang sejenis.
c. Data harus dikumpulkan dengan instrumen pengumpulan data yang valid dan disertai
dengan bukti-bukti yang dapat dijadikan pegangan untuk menyatakan bahwa instrumen
pengumpul data yang digunakan cukup valid. Penyimpangan yang mungkin terjadi dalam
pengumpulan data harus dikemukakan alasannya dan sejauh mana penyimpangan tersebut
dapat ditoleransi. Asumsi yang dikemukakan harus diusahakan verifikasinya dan
dikemukakan keterbatasan keberlakuannya. Dalam penelitian kuantitatif, minimal meneliti
dua variabel independen. Dalam penelitian kualitatif harus didasarkan studi multikasus.
d. Hasil penelitian, selain didukung oleh data yang diperoleh dari penelitian, juga harus
dibandingkan dengan penelitian lain yang sejenis. Pengajuan saran haru dilengkapi dengan
argumentasi yang didukung oleh hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan.
Tesis adalah suatu karya ilmiah hasil penelitian pustaka dan/ atau lapangan yang harus
dipertahankan di hadapan penguji sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister
(Strata-2). Tesis dibuat berdasarkan penugasan akademik dari institusi pendidikan kepada
mahasiswa program Pascasarjana di tingkat akhir. Mahasiswa diharapkan mampu
menggeneralisasikan teori berdasarkan data atau memverifikasi teori berdasarkan data di
lapangan dan melaporkannya secara tertulis. Tesis merupakan masterpiece mahasiswa s-2
atau bukti keahliannya dalam pengujian terhadap suatu teori melalui kegiatan ilmiah.
Suatu karya tulis ilmiah dapat dikatakan tesis jika memiliki karakteristik tertentu.
Menurut Mungin E. Wibon, dkk dalam Barnawi dan Arifin (2016), karakteristik tesis adalah
sebagai berikut:
1. Topik terfokus pada kajian yang actual yang tercakup dalam salah satu disiplin ilmu
yang sesuai dengan program studi yang ditempuh oleh mahasiswa.
2. Tesis ditulis atas dasar pengujian empirik, terhadap teori tertentu dalam disiplin ilmu
yang dipelajari.
3. Tesis untuk penelitian lapangan menggunakan data primer (data yang dikumpulkan
dari lapangan) dan dapat ditunjang dengan data sekunder. Untuk penelitian bibliografi
digunakan sumber-sumber yang autentik.
4. Tesis dutulis oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen yang sesuai dengan bidang
keahliannya dan telah ditetapkan dengan surat tugas Direktur Program Pascasarjana.
5. Tesis ditulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan abstrak yang
ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Untuk program studi atau jurusan
tertentu, tesis dapat ditulis dalam bahasa minat (bahasa Inggris)
6. Tesis dipertahankan oleh mahasiswa yang bersangkutan di hadapan tim penguji yang
ditetapkan dengan surat tugas Direktur Program Pascasarjana.
5. Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah hasil penelitian yang lebih mendalam yang dibuat
secara sistematis dan mandiri berdasarkan metode ilmiah dalam memberikan rangka
sumbangan baru atau penemuan baru bagi perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan
seni, yang dilakukan pleh calon doktor dibawah pengawasan promotornya. Dalam disertasi
dikemukakan suatu dalil yang harus dibuktikan berdasarkan data dan fakta yang sahih dan
teperinci. Disertasi disusun berdasarkan kerangka pemikiran baru yang diformulasikan
sendiri namun harus mengacu pada teori-teori yang sudah ada. Analisis data yang digunakan
menggunakan metode analisis yang lebih kompleks. Disertasi merupakan temuan penulis
yang orisinal. Disertai adalah karya ilmiah hasil penelitian pustaka dan atau apangan yang
harus dipertahankan di hadapan penguji sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Doktor
(strata 3). Disertasi dibuat berdasarkan penugasan akademik dari institusi pendidikan kepada
mahasiswa program Doktoral di tingkat akhir. Mahasiswa diharapkan dapat memberikan
sumbangsih kepada disiplin ilmu yang dipelajarinya melalui penemuan baru yang orisinal
dan melaporkannya secara tertulis. Disertasi merupakan masterpiece mahasiswa S-3 atau
bukti keahliannya dalam pengembangan ilmu pada bidang tertentu.
Karya ilmiah dapat dikatakan sebagai disertasi apabila memiliki karakteristik tertentu.
Menurut Mungin E. Wibowo, dkk. (2006: 34-35) dalam Barnawi dan M. arifin, karakteristik
disertasi adalah sebagai berikut:
1. Topik terfokus pada kajian mengenai salah satu disiplin ilmu yang sesuai dengan
bidang yang dipelajari oleh mahasiswa.
2. Disertasi ditulis berdasarkan temuan suatu yang baru dalam disiplin ilmu yang dikaji
secara mendalam, baik yang berupa pengujian terhadap teori yang ada,
pengembangan teori dan prinsip-prinsip baru, atau pengembangan suatu model baru
yang diuji di lapangan.
3. Disertasi menggunakan data primer (data yang dikumpulkan dari lapangan) dan dapat
ditunjang pula dengan data sekunder.
4. Disertasi ditulis oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen, yaitu promoter, ko-
promotor, dan anggota yang sesuai dengan bidang keahliannya yang ditepatkan
dengan surat tugas Direktur Program pascasarjana.
5. Disertasi tulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan abstrak dalam
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Untuk program studi atau jurusan tertentu
disertasi dapat ditulis dalam bahasa minat (bahasa Inggris) dan bahasa Indonesia.
6. Disertasi dipertahankan oleh mahasiswa yang bersangkutan di hadapan tim penguji
yang ditetapkan dengan surat tugas Direktur Program pascasarjana.
Skripsi, tesis, dan disertasi memiliki persamaan sekaligus perbedaan. Persamaannya ialah
sama-sama digunakan untuk memenuhi tugas akhir mahasiswa yang dipertahankan di
hadapan tim pembimbing dan tim penguji. Namun, ketiganya juga memiliki sejumlah
perbedaan. Perbedaan yang sangat jelas ialah skripsi itu lebih deskriptif untuk meraih gelar
S1, tesis bersifat deskriptifanalitis untuk meraih gelar S2, dan disertasi paparannya lebih
dominan analitis untuk meraih gelar S3. Kompleksitas ketiganya berbeda: skripsi masih
sederhana dengan variable antara 1 sampai dengan 2 variabel, tesis minimal 3 variabel, dan
disertasi minimal menggunakan 5 variabel. Bobot ilmiah skripsi termasuk rendah dan tidak
diharuskan menghasilkan penemuan baru sedangkan tesis bobot ilmiahnya sedan dan
diutamakan menghasilkan temuan baru. Sementara itu, desertasi diharuskan melakukan
terobosan dan menghasilkan temuan baru sehingga bobot ilmiahnya sangat tinggi. Dari segi
publikasi hasil penelitian: skripsi minimal dipublikasikan di jurnal kampus, tesis minimal
dipublikasikan dijurnal nasional, sedangkan disertasi dipublikasikan di jurnal nasional dan
internasional.

7. Essai
a. Pengertian Esai
Esai adalah tulisan yang terdiri dari beberapa paragraph yang membahas tentang
topic. Kata “essay” berasal dari bahasa Prancis, essay artinya mencoba atau berusaha. Esai
adalah upaya mengomunikasikan informasi, opini atau perasaan dan biasanya menyajika
argument tentang sebuah topik (http://wwww.infoplease.com dalam dalman 2013). Dalam hal
ini esai adalah tulisan pendek yang biasanya berisi penilaian atau opini penulis tentang subjek
tertentu.
Dalam http://www.ubb.ac.id. Dalam Dalman (2013) dikemukakan bahwa sebuah esai
adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang subjek
tertentu. Sebuah esai dasar dibagi menjadi tiga bagian: pendahuluan yang berisi latar
belakang informasi yang mengidentifikasi subjke bahasan dan pengantar tentang subjek;
tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subjek; dan terakhir adalah konklusi
yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh
esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subjek.
Di dalam menulis esai sebaiknya memerhatikan strukturnya. Esai dapat juga
dikatakan sebagai suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subjek tertentu
yang dicoba untuk dinilainya. Esai dapat berupa kritik yang lebih bersifat subjektif.
Maksudnya apa yang dikemukakan dalam esai lebih merupakan pendapat pribadi penulisnya.
Namun demikian, dalam penulisan esai untuk karya ilmiah murni penulisi sebisa mungkin
harus bersifat objektif. Jadi, apa yang ditulis benar-benar masuk akal dan ditulis sesuai
dengan fakta serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Berdasarkan paparan di atas dapatlah dikatakan bahwa esai adalah salah satu bentuk
karya tulis yang mendeskripsikan pendapat penulis tentang topic (subjek) tertentu. Esai ini
dapat berupa esai ilmiah dan esai sastra. Esai ilmiah lebih bersifat objektif, sedangkan esai
sastra lebih bersifat subjektif. Esai ilmiah juga dibagi menjadi esai semi ilmiah dan esai
ilmiah murni. Esai semi ilmiah adalah esai yang ditulis berdasarkan opini penulisnya
terhadap subjek atau topic yang dinilainya. Hal ini berarti bahwa opini penulis esai tersebut
tergantung dari sikap dan kesan si penulis terhadap suatu subjek atau topic yang dibahas atau
dinilainya. Oleh sebab itu, esai jenis ini lebih bersifat subjektif. Salah satu contoh esai semi
ilmiah adalah esai sastra. Esai ilmiah murni merupakan esai yang ditulis secara objektif
berdasarkan hasil pemikiran atau penelitian. Esai ilmiah dapat berupa artikel ilmiah, makalah
singkat, atau komposisi singkat. Bentuk-bentuk esai tersebut tergolong esai pendek,
sedangkan esai panjang dapat berbentuk skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain.
b. Langkah-Langkah Menulis Esai
Jika dipetakan mengenai langkah-langkah menulis esai, bisa dirunut sebagai berikut:
1. Menetukan tema atau topik’
2. Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan dibahas
3. Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas
4. Menulis tubuh esai; memulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas,
kemudia membuat bebrapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca
untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus
mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya.
5. Membuat paragraph pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan. Itu sebabnya, yang
akan kita tulis itu harus merupakan alasan atau latar belakang alasan kita esai tersebut
6. Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita
harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena
memang tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media
massa yang seharusnya bersikap netral.
Dari keenam langkah menulis esai tersebut, jika diikuti dengan baik setiap langkah
yang disarankan dapat dipastikan tulisan esai yang dihasilkan berkualitas.
Pada dasarnya, sebuah esai yang baik, seperti yang dikemukakan di dam
http://www.indowebster.web.id dalam Dalman 2013 terbagi minimum ke dalam lima
paragraf, yaitu:
1. Paragraf pertama
Dalam paragraf ini, penulis memperkenalkan topic yang akan dikemukakan, berikut
tesisnya. Tesis ini harus dikemukakan dalam kalimat yang singkat dan jelas, sedapat mungkin
pada kalimat pertama. Selanjutnya pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya
yang mengembangkan tesis tersebut dalam beberapa subtopik.
2. Paragraf kedua sampai keempat
Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai yang memiliki struktur yang sama.
Kalimat pendukung tesis dan argumen-argumennya dituliskan sebagai analisis dengan
melihat relevansi dan relasinya dengan masing-masing subtopik.
3. Paragraf kelima
Paragraf kelima merupakan paragraf kesimpulan. Dalam bagian ini, tuliskan kembali
tesis dan subtopik yang telah dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah
sintesis untuk menyakinkan pembaca.
c. Struktur Esai
Struktur esai yang baik terdiri atas tiga bagian:( satu paragraf pendahuluan), (2),
beberapa paragraf pengembang, dan (3) satu paragraph penyimpul (budiharso,2007 dalam
Dalman 2013).
1. Paragraf Pendahuluan
Paragraf pendahuluan ialah paragraf pertama yang digunakan untuk mengawali suatu
esai. Paragraf pendahuluan mempunyai empat tujuan, yaitu (1) mengenalkan topik dalam
esai, (2) memberikan latar belakang umum topic, (3) memberikan petunjuk rencana esai
secara keselutuhan, dan (4) membangkitkan minat pembaca.
2. Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang dalam esai disebut paragraph batang. Paragraf batang tubuh
menjelaskan dan menguraikan pernyataan tesis yang disampaikan pada paragraf
pendahuluan. Dalam hal ini, paragraf batang tubuh menjawab pertnyaan-pertanyaan: apa,
siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana. Paragraf pengembang berisi tentang hal-hal
yang akan dikaji, data, interpretasi tentang topik yang dibahas. Pengembangan paragraf,
dalam batang tubuh suatu esai dilakukan melalui beberapa teknik, yaitu: (1) kronologis, (2)
urutan menurut derajat kepentingan, (3) perbandingkan, (4) contoh atau kombinasi dari
ketiganya.
Setiap paragraf dalam batang tubuh harus merupakan penjelasan langsung mengenai
tesis. Penjelasan dalam paragraf batang tubuh harus terfokus dan terpadu. Informasi yang
diuraikan harus didukung dengan data atau fakta yang disajikan dalam bentuk kutipan secara
ringkas, lengkap, dan objektif. Selain itu, kutipan juga harus relevan dengan topik,
meyakinkan, dan spesfik. Kutipan bisa disajikan dalam bentuk ringkasan, sintesis, dan kritis.
Ringkas maksudnya kutipan harus singkat dan jelas. Sintesis maksudnya kutipan merupakan
penggabungan beberapa fakra yang disajikan menggunakan kalimat-kalimat penulis sendiri.
Kritis maksudnya kutipan harus merupakan hasil membaca kritis yang ditulis ulang
menggunakan bahasa penulus sendiri.
3. Paragraf Penyimpul
Paragraf terakhir dari suatu esai disebut paragraf penutup atau paragraf penyimpul.
Paragraf penyimpul dapat diperoleh dengan menulis ringkasan mengenai hal-hal yang sangat
penting yang dibahas dalam paragraph-paragraf batang tubuh esai atau penegasan kembali
apa yang dinyatakan pada kalimat tesis dengan kata-kata yang tidak sama, ditambah dengan
komentar penulis tentang pokok masalah yang dikemukakan.
Paragraf penyimpul berisi : (1) ringkasan masalah utama, (2) penyataan kembali
kalimat tesis dengan penggunaan kata-kata lain, dan (3) komentar akhir tentang pokok
bahasan.
Perlu dikemukakan kembali bahwa menulis esai merupakan kegiatan menuangkan
gagasan atas subjek yang dinilai atau dibahas sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai
informasi bagi orang lain. Tulis esai dapat dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan
pokok esai, yaitu memiliki minimal satu buah paragraf pembuka atau pendahuluan, beberapa
paragraf pengembang atau isi, dan minimal satu buah paragraf penyimpul atau penutup.
Dalam hal ini, disarankan kepada penulis esai, paragraf yang terdapat dalam sebuah esai
minimal atau tidak boleh kurang dari lima paragraf , yaitu satu buah paragraf pendahuluan,
tiga buah paragraf pengembang, dan satu buah paragraf penyimpul. Kemudian, penulis esai
juga harus memerhatikan hal-hal yang perlu disampaikan dari masing-masing isi paragraf
esai tersebut. Dengan demikian, tulisan esai tersebut dapat dikatakan esai yang baik.
7. Anotasi Bibiografi
1. Pengertian Bibliografi
Kata bibliografi berasal dari bahasa Yunani Kuno atau Greek “biblion” yang berarti
buku dan “graphein” berarti menulis. Kemudian dapat diartikan menjadi pengertian menulis
tentang buku. Juga dapat diartikan sebagai daftar pustaka yang disusun menurut aturan
maupun pola tertentu. Pengertian bibliografi menurut Greg adalah suatu pengkajian tentang
suatu buku-buku sebagai objek materialnya, tanpa melihat pada isi mereka. Lebih lanjut ia
mengemukakan bahwa bibliografi dapat saja mencakup suatu uraian teperinci tentang buku-
buku iru sendiri. Oleh karena itu, untuk dapat menyusun suatu bibliografi diperlukan
pengetahuan tentang sejarah tipografi dan proses penjilidan dan pembuatan kertas.
2. Jenis-jenis Bibliografi
Ada tiga anotasi pada bibliografi, maka bibliografi dapat digolongkan menjadi tiga golongan
sebagai berikut:
a) Bibliografi deskriptif-numeratif, hanya menyebutkan satu persatu karakteristik fisik
dari buku itu dan sekedar uraian ringkas dan isi bukunya
b) Bibliografi deskriptif-analitis, di samping mengemukakan karakteristik fisik bukunya,
juga memberikan uraian agak perinci tentang isi buku yang dicantumkannya terutama
pada aspek-aspek pokok yang dibahas oleh suatu buku, secara ringkas dan
komprehensif
c) Bibliografi deskriptif –evaluative, hampir sama dengan jenis bibliografi deskriptif
analitis, hanya saja formulasi anotasinya memberikan petunjuk-petunjuk tentang
tingkat kegunaannya/mamfaatnya, jenis/tingkat pembacanya.
3. Tujuan penyusunan bibliografi
Bibliografi disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1) Menyebarkan informasi perbukuan kepada masyarakat secara luas, terutama
kepada masyarakat berkecimpung dalam dunia ilmu pengetahuan
2) Ikut mempercepat perkembangan ilmu pengetahuan
3) Memudahkan pencari informasi akan lokasi buku, majalah, maupun terbitan
yang lain mereka perlukan
4) Menghindarkan kemungkinan adanya duplikasi penelitian
5) Sebagai sarana dalam pengadaan dan pemilihan buku
4. Manfaat Bibliografi
Manfaat bibliografi bagi para pembaca untuk mencari:
1) Mencari keterangan-keterangan lebih lanjut tentang pengarang, judul, isi, atau edisi
dan lain-lainnya
2) Mengetahui tentang isi rimgkas dari suatu judul dalam suatu bidang studi/topic
3) Mengetahui apakahsuatu judul yang akan dipakai dalam kajiannya itu cukup sahih
dan merupakan karya-karya standar dalam subjek/topic kajiannya
4) Sebagai pusat-pusat informasi yang menyimpan/memiliki judul yang dibutuhkan
mereka yang tidak tersedia di perpustakaan mereka sendiri
5) Buku-buku bacaan yang layak dan sesuai dengan bidang dan tingkat kemampuan
pembacanya.
B. Ciri-ciri Karya Ilmiah
Dalam http://fikarzone.wordpress.com. Dalam Dalam (2013), dikemukakan bahwa
tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di lapangan adalah
sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri seperti berikut:
1. Objektif
Keobjektifan ini menanpak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanupulasi. Juga setiap
pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa
dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek
(memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
2. Netral
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari
kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok.
Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau
mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3. Sistematis
Uraian yang terdpat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikutipola
pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klarifikasi, kausalitas, dan
sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan
mudah alur uraiannya.
4. Logis
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif
atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan
pola induktif, sebaliknya kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis
digunakan pola deduktif.
5. Menyajikan fakta
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus factual, yaitu
menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional
hendak dihindari.
6. Tidak pleonastic
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya
atau tidak berbelit-belit
7. Bahasa yang digunakan adalah ragam formal
Dalam menulis karya ilmiah tidak boleh menggunkan bahasa ragam santai. Oleh
sebab itu, bahasa yang dugunakan adalah bahasa Indonesia ragama formal, yaitu
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karya tulis ilmiah memiliki banyak ragamnya. Pengelompokannya tergantung dari
cara pandang orang yang melihatnya. Dilihat dari berdasarkan cara penulisannya karya tulis
ilmiah ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu karya ilmiah murni dan karya ilmiah
populer. Karya ilmiah murni ini biasayanya digunakan untuk kalangan cendekiawan,
sedangankan karya ilmiah populer digunakan untuk masyarakat umum atau masyarakat
awam. Sementara itu, jika ditinjau dari dasar penulisannya, karya tulis ilmiah dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu laporan kasus, laporan penelitian, dan studi perpustakaan.
Nurdin membedakan karya tulis ilmiah menjadi dua, yaitu karya tulis kependidikan dan karya
tulis penelitian. Karya tulis kependidikan ada yang digunakan untuk kepentingan kerjaan,
kepentingan didaktik, dan ada pula untuk kepentingan referensi. Karya ilmiah untuk
kepentingan kerjaan, misalnya paper/makalah, skripsi, dan tesis. Karya ilmiah untuk
kepentingan didaktik, misalnya buku pelajaran dan buku pengayaan. Sedangkan karya ilmiah
untuk kepentingan referensi, misalnya kamus dan ensiklopedi. Sementara itu, karya ilmiah
penelitian, misalnya artikel jurnal ilmiah, makalah seminar, dan naskah penelitian. Jenis-
jenis karya ilmiah antara lain makalah, esai, disertasi, tesisi, skripsi, artikel ilmiah, dan
anotasi bibliografi.
Ciri-ciri karya tulis ilmiah antara lain, objektif, netral, sistematis, logis, menyajikan
fakta, tidak pleonastic, bahasa yang digunakan adalah ragam formal.
B. Saran
Untuk bisa menulis karya ilmiah yang baik dan benar, seorang penulis harus sesering
mungkin menulis dan membaca.
DAFTAR PUSTAKA
Barnawi dan arifin. 2016. Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media
Dalman. 2013. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers
Rahma, Eva. 2018. Akses dan Layanan Perpustakaan Teori dan Aplikasi.

Anda mungkin juga menyukai