Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa sekarang ini sering kali kita menjumpai orang yang membuat, menulis,
maupun membahas karya ilmiah, oleh karena itu kita membuat makalah mengenai
karya ilmiah agar kalian para pembaca mengerti apa itu karya ilmiah dan bagaimana
cara membuatnya agar baik dan benar. Dalam makalah kita akan membahas mengenai
pengertian karya ilmiah, ciri-ciri, jenis, tahapan membuat, serta bahasa apa yang
seharusnya kita pakai saat membuat karya ilmiah.

Karya ilmiah ini selalu ditulis secara jelas, lugas, dan sistematis. Pada karya ilmiah
sering kali membahas sesuatu yang belum pernah dibahas sebelumnya. Oleh karena itu
Kami sangat berharap bahwa makalah yang kami buat ini bermanfaat untuk para
pembaca.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari karya ilmiah?


2. Apa saja ciri – ciri karya ilmiah?
3. Apa saja jenis – jenis karya ilmiah?
4. Bagaimana tahapan – tahapan menulis karya ilmiah?
5. Bagaimana bahasa dalam penulisan karya ilmiah?

1.3 Tujuan Penulisan Karya Ilmiah

1. Agar dapat mengetahui pengertian dari karya ilmiah.


2. Agar dapat mengetahui ciri – ciri dari karya ilmiah.
3. Agar dapat mengetahui jenis – jenis dari karya ilmiah.
4. Agar dapat mengetahui tahapan saat menulis karya ilmiah yang benar.
5. Agar dapat mengetahui bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah.
2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Karya Ilmiah

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu
pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk
memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya
ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk
membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam obyek tulisan.1

Istilah karya ilmiah disini yaitu mengacu kepada karya tulis yang menyusun dan
penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Dilihat dari panjang
pendeknya atau kedalam uraian, karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan
laporan penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian,
didasarkan pada kajian karya ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian
karya semacam itu didahului oleh studi pustaka dan lapangan (Azyumardi dalam Alex
dan Achmad)

Karangan ilmiah ialah karya tulis yang memaparkan pendapat, gagasan, tanggapan,
atau hasil penelitian yang berhubungan dengan kegiatan keilmuan.2 Karya tulis ilmiah
yang selanjutnya disingkat KTI adalah tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan
(review), kajian dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau
kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah.3 Pengertian karya tulis ilmiah menurut KBBI
merupakan karya tulis yang dibuat menggunakan prinsip – prinsip ilmiah dan
berdasarkan fakta (observasi, eksperimen, dan kajian pustaka).4 Sedangkan pengertian
karya ilmiah menurut Wikipedia adalah laporan tertulis diterbitkan yang
mengungkapkan hasil penelitian atau pengkajian yang dilakukan oleh seseorang atau
tim dengan memenuhi kaidah serta etika keilmuan yang ditaati oleh masyarakat
keilmuan.5

1
Dalman, Menulis Karya Ilmiah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), hal. 5
2
Alek dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi ,(Jakarta: Kencana, 2011) hal. 166
3
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pedoman Karya Tulis Ilmiah, dalam pusbindiklat.lipi.go.id,
diakses 31 Oktober 2019
4
Julia Anjarwati, Karya Ilmiah: Pengertian, Jenis, Fungsi, Struktur, dan Contoh, dalam
https://bahasa.foresteract.com, diakses 31 Oktober 2019
5
Ibid
3

Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa karya


ilmiah merupakan suatu tulisan yang didasarkan atas penelitian ilmiah yang
memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah dan dilakukan oleh seorang penulis atau
peneliti.

2.2 Ciri – ciri Karya Ilmiah

Ciri – ciri karya ilmiah menurut Alek dan Achmad adalah :

a) Logis, artinya segala keterangan yang disajikan dapat diterima oleh akal.
b) Sistematis, segala yang dikemukakan disusun dalam urutan yang memperlihatkan
adanya kesinambungan.
c) Objektif, artinya segala keterangan yang kemukakan menurut apa adanya.
d) Lengkap, artinya segi segi masalah yang ungkapkanitu dikupas selengkap-
lengkapnya.
e) Lugas, artinya pembicaraan langsung kepada hal pokok.
f) Saksama, maksudnya berusaha menghindarkan diri dari segala kesalahan betapa pun
kecilnya.
g) Jelas, segala keterangan yang dikemukakan dalam mengungkapkan maksud secara
jernih.
h) Kebenarannya dapat diuji (empiris).
i) Terbuka, yakni konsep atau pandangan keilmuan dapat berubah seandainya muncul
pendapat baru.
j) Berlaku umum, yaitu semua simpulan-simpulannya berlaku bagi semua populasinya.
k) Pengajian menggunakan ragam bahasa ilmiah dan bahasa tulis yang lazim.
l) Tuntas, yaitu segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.6

Sedangkan ciri karya ilmiah menurut Dahlan adalah dapat dipertanggung jawabkan
secara empiris dan objektif. Empiris memiliki arti bahwa sumber pengetahuan berasal
dari observasi atau suatu percobaan secara langsung.7

6
Alek dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia…….., hal. 168
7
Dalman, Menulis Karya……., hal. 12
4

Menurut sumber lain ciri karya ilmiah adalah :

a) Objektif
Mengungkap setiap fakta yang ada di dalam data yang disampaikan tanpa adanya
manipulasi.
b) Netral
Kenetralan bisa terlihat dari penilaian pada setiap pernyataan atau penilaian bebas
dari kepentingan – kepentingan tertentu baik keperntingan pribadi maupun
kepentingan kelompok.
c) Sistematis
Mengikuti pola pengembangan tertentu misalnya seperti, pola urutan, klasifikasi,
kausalitas, dan sebagainya.
d) Logis
Kelogisan ini dapat dilihat dari pola nalar yang digunakan.
e) Menyajikan fakta (bukan emosi maupun perasaan)
f) Tidak pleonastic
Kata – kata yang digunakan tidak berlebihan ataupun berbelit – belit.
g) Bahasa yang digunakan adalah ragam formal8
Jadi dapat disimpulkan bahwa ciri –ciri karya ilmiah yaitu: logis, sistematis, dan
objektif.
2.3 Jenis Karya Ilmiah

Karya tulis ilmiah dapat dilihat dari bentuk penyajian (bahasa) dan kajiannya. Dari
segi bentuk penyajiannya, sebagian karya tulias ilmiah memang disajikan secara ilmiah
teknis yang umumnya dipahami oleh kalangan tertentu. Karya tulis seperti ini disebut
karya tulis ilmiah akademis atau pendidikan. Biasnaya karya tulis seperti ini
dimaksudkan untuk kepentingan akademis. Sebagian lagi ditulis untuk kepentingan
publikasi yang dapat dipahami oleh banyak orang. Karya tulis ini tidak terlalu banyak
menggunakanistilah teknis dan menggunakan bahasa yang familiar dan popular. Karya
tulis ilmiah semacam ini disebut karya tulis ilmiah poluler. Sedangkan dari segi
kajiannya, karya tulis ilmiah dapat diangkat dari penelitian ilmiah yang dilakukan.
Tetapi sebagian lagi tidak berasal dari penelitian ilmiah, melainkan hanya gagasan
konsentual atau telah kritis.9
8
Sri Sataka, Devi Suswandari, Dadi Waras Suhardjono, Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian untuk Penulisan Akademik di Perguruan Tinggi, (Bogor: Mitra Wacana Media, 2005), hal.93
9
Dalman, Menulis Karya……., hal. 35
5

Karya ilmiah dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu (a) karya ilmiah yang
merupakan laporan hasil pengkajian/peneliatian dan (b) karya ilmiah yang berupa
tinjauan/ulasan/gagasan ilmiah (Hayanto dalam Suyono,dkk). Kedua karya ilmiah
tersebut berbeda, namun memiliki beberapa kesamaan ciri sebagai bagian dari suatu
karya ilmiah. Berdasarkan klasifikasi tersebut, maka jenis-jenis karya ilmiah yang
dijelaskan pada bagian ini meliputi: (1) laporan penelitian, (2) artikel hasil penelitian,
(3) artikel gagasan konseptual, (4) makalah.10

a. Laporan penelitian

Laporan Penelitian merupakan karya ilmiah yang ditulis setelah penulis melakukan
suatu penelitian ilmiah dengan tujuan tertentu. Penelitian yang dilakukan harus
didasarkan pada prosedur ilmiah. 11 Metode penelitian, hasil penelitian, maupun teori
yang digunakan sebagai landasan penelitian kemudian dituliskan dalam bentuk karya
ilmiah dengan mengikuti sistematika penulisan ilmiah sesuai dengan kovensi yang
berlaku. Karya ilmiah hasil penelitian dapat berupa: (1) skripsi, (2) tesis, (3)disertasi,
(4) artikel ilmiah hasil penelitian, (5) laporan penelitian tindakan kelas (PTK) oleh guru,
dan (6) laporan penelitian oleh siswa dan mahasiswa (laporan karya ilmiah Remaja
(KIR), laporan program kreativitas mahasiswa (PKM), dan laporan karya ilmiah
sebagai persyaratan beasiswa.12

b. Artikel hasil penelitian

Sebuah laporan penelitian, umunya dipublikasikan kembali pada masyarakat dalam


wujud yang lebih ringkas, yakni artikel. Sebuah artikel ilmiah hasil penelitian ditulis
dalam 12-20 halaman sesuai dengan konvensi jurnal yang menjadi wadah publikasinya.
Substansi artikel ilmiah hasil penelitian dapat berupa seluruh (ringkasan) atau sebagian
informasi dari laporan penelitian

Komponen-komponen yang wajib hadir dalam sebuah artikel hasil penelitian


meliputi: (1) judul: jelas, factual, dan menarik; (2) identitas penulis; (3) abstrak:
gambaran umum substansi, 50-75 kata bergantung gaya selingkung; (4) kata kunci: kata
atau kelompok kata yang merujuk pada konsep spesifik dan sunbtansial; (5)
pendahuluan; (6) metode; (7) pembahasan; (8) simpulan dan saran; (9) daftar rujukan

10
Suyono,dkk., Cerdas Menulis Karya Ilmiah, (Malang: Penerbit Gunung Samudera, 2015), hal.3
11
Ibid., hal. 3
12
Ibid., hal. 4
6

perbedaan spesifik antara komponen pada artikel ilmiah hasil penelitian juga dipilih
berdasarkan prinsip kemudahan dan kedekatan dengan pembaca. Meskipun demikian
aturan kebakuan dan keefektifan juga perlu tetap diperhatikan.

c. Artikel gagasan konseptual

Artikel gagasan konseptual berbeda dengan artikel hasil penelitian. Informasi yang
disajikan melalui jenis karya ilmiah ini adalah hasil telah kemustakaan dan
pengembangan gagasan ilmiah penulis. Artinya, karya ilmiah jenis ini bukan berasal
dari pengolahan kembali laporan penelitian, tetapi berupa gagasan konseptual yang
informasi terpercaya.13

Komponen-komponen yang wajib hadir dalam sebuah artikel gagasan konseptual


meliputi: (1) judul: jelas, factual, dan menarik, (2) indentitas penulis; (3) abstrak;
gambaran umum substansi, 50-75 kata bergantung gaya selingkung; (4) kata kunci; kata
atau kelompok kata yang merujuk pada konsep spesifik dan substansi; (5) pendahuluan;
(6) pembahasan; (7) penutup; berisi catatan akhir atau simpulan dan saran; (8) daftar
rujukan. Kedelapan komponen tersebut pada dasarnya sama dengan komponen-
komponen artikel hasil penelitian. Perbedaanya terdapat pada pencantuman komponen
metode. Pada artikel gagasan konseptual tidak dicantumkan metode (penelitian) karena
penulis tidak melakukan penelitian dan pengambilan data secara langsung.14

d. Makalah
Makalah merupakan jenis karya ilmiah yang paling dekat dengan kehidupan
akademik siswa dan mahasiswa. Makalah adalah kajian atau ulasan ilmiah hasil
gagasan pribadi penulis yang disajikan dalam bentuk tulisan. Makalah harus
mengandung permasalahan yang membutuhkan suatu solusi penyelesaian. Di dalam
makalah juga perlu disertakan prosedur atau metode pemecahan makalah, pembahasan,
dan simpulan.

Berdasarkan prosedur pemecahan masalah, makalah dapat dibedakan dua jenis,


yakni makalah deduktif dan makalah induktif. Makalah deduktif adalah makalah yang
pemecahan masalahnya didasarkan atas cara berpikir rasional atau melalui telah
kepustakaan. Makalah induktif adalah makalah yang pemecahan masalahnya
didasarkan atas berpikir empiris melalui data dan fakta yang diperoleh dari lapangan.
13
Ibid., hal. 4
14
Ibid., hal. 5
7

Berdasarkan substansi informasi yang disajikan, makalah jika dibedakan menjadi


dua jenis. Pertama, makalah informasi yang berisi konsep-konsep /teori/informasi rinci
mengenai suatu topic. Kedua, makalah solutif yang berisi ulasan permasalahan beserta
solusi dari penulis.

Makalah dapat ditulis dengan panjang 7-20 halaman. Komponen-komponen yang


wajib hadir dalam sebuah makalah meliputi: (1) judul: jelas, factual, dan menarik; (2)
identitas penuh; (3) pendahuluan berisi latar belakang penulisan dan fokus pembahasan;
(4) pembahasan; (5) penutup yang berisi simpulan dan saran; (6) daftar rujukan.
Perbedaan spesifikasi antara komponen pada artikel ilmiah dan laporan penelitian
adalah pada bagian abrtrak, kata kunci, kelengkapan data yang dilampirkan, dan
kepadatan sajian. Bahasa dalam artikel ilmiah hasil penelitian juga dipilih berdasarkan
prinsip kemudahan dan kedekatan dengan pembaca meskipun demikian aturan
kebakuan dan keefektifan juga perlu tetap diperhatikan.15

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa jenis karya
ilmiah meliputi: laporan penelitian, artikel hasil penelitian, artikel gagasan konseptual,
dan makalah.

2.4 Tahapan Menulis Karya Ilmiah

Karya ilmiah merupakan salah satu bentuk karya tulis yang dihasilkan oleh
seseorang baik melalui hasil pemikiran maupun hasil penelitian. Maka dari itu dalam
penulisan karya ilmiah, kita harus melalui beberapa tahapan yang secara umum ada tiga
tahapan yang harus kita lakukan dalam menulis karya ilmiah, yakni (1) tahap
prapenulisan, (2) tahap penulisan, dan (3) tahap perbaikan (editing). Dalam proses
praktiknya proses ini akan menjadi empat tahap, yaitu:

1. Tahap persiapan (pra penulisan)


Adalah ketika penulis :
a) Menyiapkan diri
b) Mengumpulkan informasi
c) Merumuskan masalah
d) Menentukan fokus
e) Mengolah informasi
f) Menarik tafsiran terhadap realitas yang dihadapinya,
15
Ibid., hal. 5
8

g) Berdiskusi, membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan


kognitif yang akan diproses selanjutnya.

2. Tahap Inkubasi

Adalah ketika pembelajar memproses informasi yang dimilikinya demikian rupa,


sehingga mengantarkannya pada ditemukannya pemecahan masalah atau jalan keluar
yang dicarinya. Proses inkubasi ini analog dengan ayam yang mengerami telurnya
sampai telur menetas menjadi anak ayam.

Dalam pengumpulan data, penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:16

a) Pencarian keterangan dari bahan bacaan


b) Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan
ditulis
c) Pengamatan langsung ke objek yang akan diteliti
d) Percobaan dan pengujian di lapanganatau laboratorium

3. Tahap Iluminasi
Ketika datangnya inspirasi atau insight, yaitu gagasan datang seakan-akan tiba-tiba
dan berloncatan dari pikiran kita. Pada saat ini apa yang telah lama mengenal tempat
atau waktu. Ia bisa datang ketika ia dudukdi kursi, sedang mengendarai mobil, sedang
berbelanja di pasar atau di supermarket, sedang makan atau lain-lain. Jika hal seperti itu
terjadi, sebaiknya gagasan yang muncul dan amat dinantikan itu segera di catat, jangan
dibiarkan hilang kembali sebab momentum itu biasanya tidak berlangsung lama. Agar
gagasan itu tidak menguap begitu saja, seseorang pembelajar menulis yang baik selalu
menyediakanballpoint atau pensil dan kertas di dekatnya, bahkan dalam tasnya kemana
pun ia pergi.

4. Tahap Akhir (Verifikasi)


Apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, di
seleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu
dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada
bagian yang mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau

16
Sri Sataka, Devi Suswandari, Dadi Waras Suhardjono, Bahasa Indonesia……., hal. 99
9

kalimat yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya. Untuk mempermudah


seseorang di dalam menulis karya ilmiah, maka ia harus menguasai penulisan dan
pengembangan paragraph dan komposisi atau essai. Dalam hal ini, paragraph yang baik
haruslah memenuhi unsur-unsur :
a. Kalimat topik dan dalam kalimat topik dijelaskan secara tegas si pembatasnya.
b. Kalimat pengembang.
c. Memiliki kalimat penyimpul
d. Memiliki keutuhan
Komposisi ialah tulisan yang terdiri dari 3-5 paragraf. Karena sifatnya uraian bebas,
komposisi biasa disebut dengan tulisan essai. Dalam bentuk lain komposisi ini berupa
tulisan opini untuk surat kabar, kolom majalah, teks  pidato, ulasan buku, atau
komentar. Jenis wacana dalam tulisan ini umumnya eksposisi atau argumentasi. Sama
dengan struktur paragraph, struktur komposisi, terdiri atas : pembuka, isi, dan penutup.
Komposisi atau essai memiliki tiga unsur utama yang harus dipenuhi, yaitu :17
a) Paragraf pembuka
b) Paragraf pengembang
c) Paragraf penutup18
Paragraf pembuka bertujuan untuk menjelaskan batasan apa yang hendak diuraikan
oleh penulis dalam keseluruhan essai. Paragraph pengembang bertujuan untuk
menjelaskan dan menguraikan tesis yang dijelaskan dalam paragraph pembuka.
Semakin banyak paragraf pengembang, semakin jelas dan tuntas pembahasan dalam
esai. Beberapa teknik yang digunakan untuk membuat paragraph pengembang ialah,
kutipan, statistic, contoh, perbandingan, pengalaman dan kontras. Paragraf penutup
berisi simpulan dari uraian yang ditulis dalam paragraph pengembang. Paragraph
penutup harus tetap mengacu pada tesis statement yang dijelaskan dalam paragraph
pembuka. Paragraph penutup bisa ditulis dengan teknik summary, paraphrase, dan
restatement.19
Berdasarkan paragraph diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan, tahapan menulis
karya ilmiah terdiri dari: tahapan persiapan (pra penulisan), tahap inkubasi, tahap
iluminasi, tahap akhir (verifikasi)

2.5 Bahasa Dalam Penulisan Karya Ilmiah

17
Ibid., hal. 100
18
Ibid
19
Ibid., hal. 101
10

Di bidang ilmu, keperluan akan bahasa yang khusus dengan peristilahan,


pengungkapan, dan perlambangan yang serba khusus pula, sangat terasa. Hal ini karena
ada hubungan timbal balik antara kemajuan ilmu dan kemampuan bahasa yang
merekam kemajuan itu, menjelaskannya, dan menyampaikannya kepada pihak lain.
Masyarakat yang tidak mampu merangsang pengembangan ilmu tidak dapat berharap
memiliki bahasa keilmuan. Sebaliknya, ketiadaan bahasa keilmuan akan menghambat
pembiakan suatu generasi ilmuan. Karena kekhususan dalam langgam dan peristilahan,
bahasa keilmuan berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan, meskipun yang menjadi dasarnya adalah bahasa baku, bahasa dalam setiap
bidang keilmuan sering memperlihatkan ciri khasnya masing-masing. Namun, secara
umum bahasa keilmuan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:20
1) Bahasa ilmu itu harus lugas dan cermat, menghindari segala macam kesamaran dan
ketaksaan (ambiguitas). Lugas artinya langsung mengenai sasaran, tanpa basa-basi.
Cermat artinya berusaha untuk melakukan sesuatu tanpa salah atau cacat.
2) Bahasa ilmu itu gayanya ekonomis. Artinya, bahasa ilmu berusaha tidak
menggunakan jumlah kata yang lebih banyak daripada yang diperlukan. Dengan kata
lain, bahasa ilmu itu haruslah padat isi dan bukan padat kata.
3) Bahasa ilmu itu objektif dan berusaha tidak memperlihatkan ciri perseorangan (gaya
impersonal) sehingga wujud kalimatnya sering terlepas dari keakuan si penulis.
Karena itu, dalam tulisan ilmiah sering kita temukan kalimat-kalimat pasif yang lebih
menekankan peristiwa daripada pelaku perbuatan.
4) Bahasa ilmu itu tidak memlibatkan perasaan (tidak beremosi). Ilmu itu merupakan
hasil pemikiran, bukan hasil perasaan. Oleh karena itu ragam bahasanya pun lepas
dari perasaan.
5) Bahasa ilmu itu mengutamakan informasi, bukan imajinasi yang menjadi ciri bahasa
kesusasteraan. Dengan kata lain, bahasa ilmu itu mengutamakan makna denotatif,
bukan makna konotatif.
6) Bahasa ilmu itu, khususnya yang teoritis, umumnya dinyatakan dalam bahasa yang
abstrak.
7) Bahasa ilmu itu gayanya tidak meluap-luap atau kedogma-dogmaan.
8) Bahasa ilmu itu cenderung membakukan makna kata, ungkapan, dan gaya
pemeriannya. Bahkan, bisa saja muncul istilah-istilah khusus (jargon) dalam setiap
bidang ilmu.
20
Ibid., hal. 95
11

9) Ditinjau dari sudut perkembangan bahasa, kata dan istilah ilmiah lebih mantap
umurnya daripada kata-kata sehari-hari dalam bentuk, makna, dan fungsinya.

Bahasa baku memiliki tiga ciri, yakni :


1) Kemantapan dinamis, yakni kaidah-kaidah yang mantap, tidak dapat berubah setiap
saat, dan kaidahnya harus konsisten.21
2) Kecendekiaan, yakni perwujudan dalam kalimat, paragrap, dan satuan bahasa lain
yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan
masuk akal.
3) Keseragaman, bahasa baku berpraanggapan adanya keseragaman kaidah, tetapi bukan
keseragaman bahasa.

Bahasa keilmuan sebagai media karya ilmiah menurut Jujun S. Suriasumantri dalam Sri
Satata, Devi Suswandari, Dadi Waras Suhardjono, antara lain:

1) Reprodiktif, artinya bahwa maksud yang ditulis oleh penulisnya diterima dengan
makna yang sama oleh pembaca.

2) Tidak ambigu, artinya tidak bermakna ganda akibat penulisannya kurang menguasai
materi atau kurang mampu menyusun kalimat dengan subyek dan predikat yang jelas.

3) Tidak emotif, artinya tidak melibatkan aspek perasaan penulis. Hal-hal yang
diungkapakan harus rasional, tanpa diberi tambahan pendapat subyektif dan
emotional penulisannya.

4) Penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat, dan paragraph. Penulisan harus
mempergunakan bahasa sesuai tatabahasa agar tulisan tidak mengandung salah tafsir
bagi pembaca.

5) Penggunaan istilah keilmuan. Penulisan karya ilmiah harus menggunakan istilah-


istilah keilmuan bidang tertentu sebagai bukti penguasaan penulis terhadap ilmi
tertentu yang tidak dikuasai penulis dalam bidang lain.

6) Bersifat denotative, artinya dalam penulisan karya ilmiah harus menngunakan istilah
atau kata yang hanya memiliki satu makna.

7) Rasional, artinya penulis harus menonjolkan keruntutan pemikiran yang logis, alur
pemikiran yang lancer, dan kecermatan penulisan.
21
Ibid., hal. 95
12

8) Ada kohesi antar kalimat pada setiap paragraph dan koseherensi antarparagraf pada
setai bab.

9) Bersifat straightforward atau langsung kesasaran. Tulisan ilmiah hendaknya tidak


berbelit-belit, tetapi langsung ke penjelasan atau paparan yang hendak disampikan
kepada pembaca.

10) Penggunaan kalimat efektif, artinya kalimat itu padat, tidak berkepanjangan (bertele-
tele) sehingga makna yang hendak disampakan kepada pembaca tepat mencapai
sasaran.22

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa bahasa


dalam penulisan karya ilmiah antara lain : Reprodiktif, tidak ambigu, tidak emotif,
penggunaan bahasa baku, penggunaan istilah keilmuwan, bersifat denotative, rasional,
ada kohesi antar kalimat bersifat langsung kesasaran, penggunaan kalimat efektif.

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
1) Pengertian karya ilmiah adalah karya tulis yang didalamnya memaparkan
sesuatu secara logis dan sistematis yang biasa dilakukan oleh seorang peneliti
maupun penulis.

22
Ibid., hal. 96
13

2) Ciri karya ilmiah : logis, sistematis, objektif, lengkap, lugas, seksama, jelas,
empiris, terbuka, berlaku umum, menggunakan bahasa yang lazim, dan tuntas
3) Jenis karya ilmiah : laporan penelitian, artikel hasil penelitian, artikel gagasan
konseptual, dan makalah.
4) Tahap menulis karya ilmiah : tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap
perbaikan (editing).
5) Bahasa yang digunakan baku, mudah dipahami, serta tidak bertele-tele itulah
yang paling utama.

1.2 Saran
Menurut penulis untuk pembaca, sebaiknya apabila kita ingin membuat karya
ilmiah kita harus mempelajarinya terlebih dahulu, agar kita dapat membedakan mana
yang benar dan mana yang salah dalam proses pembuatan sehingga dapat bermanfaat
untuk banyak orang.
14

DAFTAR PUSTAKA

Alek dan Achmad H.P.. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana.

Anjarwati, Julia. Karya Ilmiah: Pengertian, Jenis, Fungsi, Struktur, dan Contoh, dalam
https://bahasa.foresteract.com, diakses 31 Oktober 2019

Dalman. 2015. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pedoman Karya Tulis Ilmiah, dalam


pusbindiklat.lipi.go.id, diakses 31 Oktober 2019

Sataka, Sri, Devi Suswandari, Dadi Waras Suhardjono. 2005.


Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian untuk Penulisan
Akademik di Perguruan Tinggi.

Suyono,dkk.. 2015. Cerdas Menulis Karya Ilmiah. Malang: Penerbit Gunung


Samudera.

Anda mungkin juga menyukai