Anda di halaman 1dari 7

Nama :

Kelas dan Jurusan :

KARYA ILMIAH

Pembelajaran 1
A. Menganalisis Informasi, Tujuan, dan Esensi karya Ilmiah
Pernahkah kamu membaca dengan cermat sebuah karya ilmiah? Informasi apa saja
yang terdapat pada karya ilmiah? Apakah tujuan dibuatnya karya ilmiah? Apakah esensi dari
karya ilmiah? Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan cara analisis karya
ilmiah.melalui materi berikut, kamu diperkenalkan dengan cara menganalisis informasi,
tujuan, dan esensi karya ilmiah.
Karya ilmiah adalah laporan tertulis, biasanya diterbitkan, yang memaparkan hasil
dari penelitian atau pengkajian suatu masalah yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuwan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan. Data, simpulan, dan informasi yang terkandung dalam karya ilmiah
dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian
selanjutnya untuk topik yang serupa. Terdapat jenis-jenis dari karya ilmiah seperti antara lain
karangan ilmiah, laporan ilmiah atau laporan penelitian, makalah atau paper, seminar atau
simposium, skripsi, tesis, disertasi, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu
merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.

Jenis-Jenis Karya Ilmiah

Menurut ahli karya ilmiah terdapat tiga jenis yaitu antara lain makalah dan skripsi, kertas
kerja, laporan penelitian, tesis, dan lain-lain. Mungkin sebagai orang awam Anda masih asing
dengan berbagai jenis karya ilmiah ini. Berikut ini penjelasan dari jenis karya ilmiah :

 Makalah

Makalah adalah karya tulis ilmiah yang mengutarakan suatu masalah dan pembahasannya
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Menurut KBBI, makalah adalah
tulisan resmi suatu pokok dengan tujuan untuk dibacakan di muka umum dalam suatu
persidangan serta disusun untuk diterbitkan dan juga merupakan karya tulis pelajar atau
mahasiswa untuk laporan hasil pengerjaan tugas sekolah atau perguruan tinggi.
 Skripsi

Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang ditulis menurut pendapat orang lain dan diri sendiri.
Data diperoleh melalui observasi lapangan atau percobaan laboratorium. Menurut KBBI
skripsi ialah tulisan saintifik yang wajib dibuat oleh mahasiswa sebagai persyaratan akhir
pendidikannya.
 Kertas kerja

Kertas kerja hampir sama dengan makalah, namun penjabaran untuk kertas kerja lebih
mendetail daripada makalah. Menurut KBBI kertas kerja adalah karangan tertulis yang
membahas masalah tertentu yang disampaikan dalam suatu seminar untuk mendapat jawaban
lebih lanjut.
 Tesis

Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi.
Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri. Karya tulis ini
akan memperbincangkan pengujian terhadap satu atau lebih hipotesis dan ditulis oleh
mahasiswa pascasarjana untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar magister (S2).

Berikut ini beberapa pengertian karya ilmiah:


(1) Robbet Day dan Barbara Gastel (2012:18), menyatakan bahwa karya ilmiah yang
disebut juga dengan scientific paper/tulisan akademik adalah laporan yang ditulis dan
dipublikasikan untuk menggambarkan hasil temuan yang sebenarnya.
(2) Zaenal Arifin (2008:1-2), menyatakan bahwa karya ilmiah adalah penyajian fakta yang
ditulis sesuai metodologi penulisan yang baik dan benar.
(3) Suhardjono (2010:2), menyatakan bahwa karya ilmiah merupakan laporan tertulis
tentang hasil kegiatan ilmiah.
Berkaitan dengan pengertian-pengertian tersebut, karya ilmiah mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut.

1. Karya ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistimatis


2. Karya ilmiah menyajikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan, deskriptif tentang
sesuatu, atau pemecahan atas sesuatu masalah.
3. Karya ilmiah menyajikan pengetahuan berdasarkan pada data (kajian empirik) atau pada
teori-teori yang telah diakui kebenarannya.
4. Karya ilmiah mengandung kebenaran yang objektif (hasil sebenarnya) serta kejujuran
dalam penulisan (hasil karya sendiri bukan plagiat)
5. Selain istilah-istiah yang bersifat denotatif, karya ilmiah disususn menggunakan bahasa
baku yang banyak menggunakan bahasa baku dan banyak menggunakan istilah teknis
6. Karya ilmiah ditulis dengan menggunakan skema tertentu
7. Karya ilmiah tidak emotif (menimbulkan/membangkitkan emosi).

Fungsi Karya Ilmiah


Karya ilmiah juga memiliki fungsi yang perlu Anda ketahui. Secara umum fungsi
karya ilmiah dibedakan menjadi tiga yaitu fungsi untuk pendidikan, fungsi untuk penelitian,
fungsi fungsional. Dibawah ini terdapat pengertian dari tiap fungsi karya ilmiah yaitu :
 Fungsi Untuk Pendidikan

Fungsi yang pertama yaitu untuk pendidikan, dimana dengan menulis karya ilmiah
akan memberikan pengalaman dan pelajaran yang berharga bagi penulisnya. Karena
penulis akan mampu berpikir, menulis dan mempertanggung jawabkan hasil dari
penelitiannya. Di perguruan tinggi, khususnya jenjang sarjana, mahasiswa dilatih untuk
menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir).
Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup
mendalam.
 Fungsi Untuk Penelitian

Berikutnya yang kedua yaitu untuk dunia penelitian, maksudnya karya ilmiah yang
ditulis berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan berguna juga bagi seorang
peneliti untuk mempraktikkan prosedur ilmiahnya. Karya tulis ini sangat membantu
seorang peneliti untuk mendapatkan data yang akurat serta rinci dari objek penelitiannya.
 Fungsi Fungsional
Sebagai fungsi fungsional, fungsi ini maksudnya karya tulis ilmiah dapat berguna
sebagai alat untuk mengembangkan pengetahuan, sebagai bahan pustaka dan untuk
kepentingan disiplin ilmu tertentu.

  Adapun fungsi lainnya bagi karya tulis ilmiah misalnya yaitu:


 Untuk Suatu Penjelasan

Maksudnya karya tulis ilmiah dapat menjelaskan hal-hal yang sebelumnya belum
diketahui pembaca, misal seperti hal-hal yang belum jelas dan tidak pasti, sehingga
menjadi jelas dan pasti kebenarannya.
 Untuk Prediksi

Suatu karya tulis ilmiah hasil penelitian dapat menjadi prediksi mengenai suatu hal
yang belum terjadi, sehingga kejadian tersebut bisa diantisipasi atau bisa dicegah.
 Untuk Kontrol

Karya tulis ilmiah berguna juga untuk melakukan kontrol terhadap benar atau tidaknya
suatu pernyataan mengenai permasalahan.

Namun pada hakikatnya karya ilmiah memiliki fungsi yaitu :

 Penjelasan (explanation), Tulisan ini dapat dijelaskan sebagai suatu hal yang sebelumnya
tidak diketahui, tidak jelas, dan tidak pasti.
 Ramalan (prediction), Tulisan ini dapat membantu mengantisipasi hal yang kemungkinan
akan datang di masa yang akan datang.
 Kontrol (control), Tulisan ini dapat berfungsi untuk mengontrol atau mengawasi benar
tidaknya suatu pernyataan.

Manfaat Karya Ilmiah


Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut.

1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;


2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
4. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
5. Memperoleh kepuasan intelektual;
6. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
7. Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

B. Menganalisis Sistematika dan Kebahasaan Karya Ilmiah


Sistematika/struktur penulisan karya ilmiah dapat dicermati pada bagan berikut.
Sistematika tersebut digunakan jika kamu menulis karya ilmiah dalam bentuk
penelitian. Jika karya ilmiah yang ditulis sangat sederhana berupa artikel, strukturnya hanya
mencakup pendahuluan, isi/pembahasan, dan penutup.

Kebahasaan karya ilmiah


Salah satu kaidah penulisan sebuah karya ilmiah, baik berupa artikel ilmiah, karya
tulis ilmiah, maupun penelitian ilmiah adalah penyusunannya menggunakan bahasa yang
mudah dipahami. Menurut Jujun S. Suriasumantri (1999:184), ciri-ciri bahasa sebagai media
karya ilmiah adalah sebagai berikut.

1. Reprodiktif, artinya bahwa maksud yang ditulis oleh penulisnya diterima dengan makna
yang sama oleh pembaca.
2. Tidak ambigu, artinya tidak bermakna ganda akibat penulisannya kurang menguasai
materi atau kurang mampu menyusun kalimat dengan subyek dan predikat yang jelas.
3. Tidak emotif, artinya tidak melibatkan aspek perasaan penulis. Hal-hal yang
diungkapakan harus rasional, tanpa diberi tambahan pendapat subyektif dan emotional
penulisannya.
4. Penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat, dan paragrap. Penulisan harus
mempergunakan bahasa sesuai tatabahasa agar tulisan tidak mengandung salah tafsir bagi
pembaca.
5. Penggunaan istilah keilmuan. Penulisan karya ilmiah harus menggunakan istilah-istilah
keilmuan bidang tertentu sebagai bukti penguasaan penulis terhadap ilmi tertentu yang
tidak dikuasai penulis dalam bidang lain.
6. Bersifat denotatif, artinya dalam penulisan karya ilmiah harus menngunakan istilah atau
kata yang hanya memiliki satu makna.
7. Rasional, artinya penulis harus menonjolkan keruntutan pemikiran yang logis, alur
pemikiran yang lancer, dan kecermatan penulisan.
8. Ada kohesi antar kalimat pada setiap paragraph dan koseherensi antarparagraf pada setai
bab.
9. Bersifat straightforward atau langsung kesasaran. Tulisan ilmiah hendaknya tidak berbelit-
belit, tetapi langsung ke penjelasan atau paparan yang hendak disampikan kepada
pembaca.
10. Penggunaan kalimat efektif, artinya kalimat itu padat, tidak berkepanjangan (bertele-tele)
sehingga makna yang hendak disampakan kepada pembaca tepat mencapai sasaran.
Setelah mengetahui sistematika dan kebahasaan karya ilmiah, kamu dapat menganalisis
karya-karya ilmiah berdasarkan struktur dan kaidahnya. Langkah-langkah yang dapat
dilakukan untuk menganalisis isi sebagai berikut.
1. Baca dan pahami karya ilmiah yang berupa artikel/makalah/penelitian.
2. Tentukan kriteria yang hendak digunakan dalam analisis.
3. Analisislah dengan menggunakan kriteria yang ditentukan.
4. Tulislah hasil analisis sesuai dengan observasi yang dilakukan.
5. Interpretasikan hasil analisismu sesuai kebutuhan.
6. Simpulkan hasil analisismu.

Pembelajaran 2
A. Merancang Informasi, Tujuan, dan esensi Karya Ilmiah
Bagaimana merancang informasi, tujuan dan esensi karya ilmiah secara proporsional?
Sebelum itu persyaratan-persyaratan berikut ini harus dipenuhi terlebih dahulu, yaitu sebagai
berikut.
1. Penulisan karya ilmiah harus komunikatif, artinya uraian yang disampaikan dapat
dipahami pembaca. Kata dan kalimat disusun bermakna denotatif sehingga mudah
dipahami.
2. Penulisan karya ilmiah harus bernalar, artinya artinya tulisan itu harus sistematis,
berurutan, logis, ada kohesi dan koherensi, mengikuti metode ilmiah yang tepat,
dipaparkan secara objektif dan benar, serta dapat dipertanggungjawabkan.
3. Penulisan karya ilmiah harus ekonomis, artinya kata atau kalimat yang ditulis hendaknya
dipilah dan dipilih agar disusun sedemikian rupa sehingga efektif, tidak bertele-tele,
mudah dipahami, dan bermakna.
4. Penulisan karya ilmiah harus berdasarkan landasan teori yang kuat, artinya suatu hasil
karya ilmiah bukan subjektifitas penulisnya, melainkan berlandaskan pada teori-teori yang
dikuasai secara mjendalam oleh penulis.
5. Penulisan karya ilmiah harus relevan dengan disiplin ilmu penulisannya, artinya tulisan
ilmiah itu ditulis oleh seorang yang menguasai bidang tertentu.
6. Penulisan karya ilmiah harus bertanggung jawab terhadap sumber data, buku acuan, dan
kutipan yang disebutkan dan ditulis dalam karya ilmiah.

B. Mengonstruksi Karya Ilmiah Berdasarkan Isi, Sistematika, dan


Kebahasaan
Mengonstruksi atau membuat karya ilmiah merupakan kegiatan yang harus dilakukan agar
menghasilkan karya ilmiah yang efektif. Karya ilmiah ini perlu didetailkan langkah-
langkahnya agar kamu dapat menggunakannya sebagai pedoman penyusunan karya ilmiah.
Berikut delapan langkah untuk mengonstruksi karya ilmiah.
1. Memilih tema tulisan
Tema merupakan pokok pembahasan dalam artikel. Pemilihan tema yang mudah dan
dikuasai.
Contoh tema: pendidikan karakter di sekolah, penyalahgunaan narkotika dikalangan
pelajar, pergaulan bebas di kalangan remaja.
2. Menulis dengan kerangka
Kerangka tulisan harus dibuat terlebih dahulu sebelum menulis karya ilmiah.
Contohnya, tema tentang prestasi belajar siswa. Poin-poin yang dibuat menjadi kerangka
adalah sebagai berikut.
- Ada apa dengan prestasi belajar siswa?
- Mengapa prestasi belajar siswa menurun?
- Bagaimana cara mengatasinya?
3. Membuat paragraf pembuka dengan baik
Paragraf pembuka di bagian latar belakang karya ilmiah merupakan bagian yang
terpenting. Hal itu karena paragraf pembuka berfungsi sebagai penjelas permasalahan
yang dibahas dalam karya ilmiah. Jadi, penulisan pada paragraf pembuka harus baik agar
pembaca mudah memahami permasalahan.
4. Menuliskan gagasan pokok secara gamblang
Gagasan pokok dalam karya ilmiah disesuaikan dengan kebutuhan penulisan teks tersebut.
Penulisan karya ilmiah untuk kepentingan lomba disesuaikan dengan permintaan panitia.
Penulisan karya ilmiah untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan disesuaikan
dengan rancangan yang sudah dibuat.
5. Memberikan ilustrasi yang wajar
Dalam karya ilmiah, ilustrasi ditunjukkan dengan peristiwa atau kasus yang
melatarbelakangi dibuatnya karya ilmiah.
6. Menggunakan gaya penulisan
Dalam membuat karya ilmiah, gaya penulisan sangat diperlukan untuk menyampaikan
informasi dengan tepat. Menurut Brotowidjojo (1988:15-16), ragam gaya penulisan ilmiah
adalah sebagai berikut.
a) Karya ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi
hukum alam pada situasi spesifik.
b) Karya ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat terkaan.
Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulisan ilmiah, yakni penyebutan
rujukan dan kutipan yang jelas.
c) Karya ilmiah disusun secara sistematis, setiap langkah direncanakan secara terkendali,
konseptual, dan prosedural.
d) Karya ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang
indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
e) Karya ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian
berdasarkan suatu hipotesis.
f) Karya ilmiah hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing
pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi
fakta, tidak bersifat ambisius dan berprasangka. Penyajiannya tidak boleh bersifat
emotif.
g) Karya ilmiah pada dasarnya bersifat ekspositoris. Pembaca dibiarkan mengambil
kesimpulan sendiri berupa pembenaran dan keyakinan akan kebenaran karya ilmiah
tersebut.
7. Menyimpulkan isi karya ilmiah dengan pernyataan yang kuat
Isi karya ilmiaha harus disimpulkan dengan pernyataan yang kuat pada bagian penutup.
Hal ini karena isi karya ilmiah mengandung kebenaran yang faktual.
8. Menyunting
Langkah terakhir mengonstruksi karya ilmiah adalah menyunting. Periksa kembali segala
kata, kalimat, dan paragraf yang ada. Pennyuntingan dilakukan pada struktur dan kaidah,
tidak pada bagian isi. Penyuntingan yang efektif dilakukan oleh editor. Namun, dalam
skala kecil penyuntingan dapat dilakukan oleh penulis melalui tahap tertentu atau
dilakukan oleh orang lain. Meskipun demikian, pihak terbaik yang melakukan
penyuntingan adalah orang lain yang mempunyai latar belakang keilmuan yang sama
dengan penulis.

Anda mungkin juga menyukai