“KARYA ILMIAH”
Disusun oleh:
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga dengan semangat yang ada penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul”Karya Ilmiah”. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya, Penulis mengucapkan
Alhamdulillah,puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang selalu melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan lancar. Penulis
menyadari karya tulis ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Semoga
dengan selesainya makalah ini dapat menambah ilmu kita khususnya dalam hal menulis
karya tulis ilmiah.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………2
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………….3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………..4
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………..…16
3.2 Saran………………………………………………………………………………………………………………………….16
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
Karya ilmiah sangat berkaitan erat dengan dunia pendidikan dan juga dunia penelitian. Kebanyakan
karya ilmiah yang diterbitkan merupakan hasil dari berbagai macam riset yang dilakukan oleh
lembaga penelitian ataupun lembaga pendidikan. Mahasiswa saja misalnya, setiap mahasiswa yang
telah lulus, pasti pernah membuat ataupun mengarang karya ilmiah berupa tugas akhir. Karya ilmiah
berupa tugas akhir biasanya merupakan syarat utama yang harus dipenuhi oleh mahasiswa yang
ingin menyelesaikan studinya. Ada beberapa definisi para ahli tentang karya tulis ilmiah,
diantaranya:
1. Brotowidjoyo
2. Eko Susilo M
Menurut Eko Susilo M, karya ilmiah merupakan suatu tulisan ataupun karangan yang
didapatkan sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari dari berbagai hasil pengamatan, penelitian,
dan peninjauan terhadap bidang ilmu tertentu, yang disusun dengan menggunakan metode tertentu
dengan memperhatikan sistematika penulisan yang baik dan santun, serta dapat
dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
3. Jones
Menurut Jones, karya ilmiah merupakan karangan ilmiah yang ditujukan untuk masyarakat
tertentu ataupun profesional yang biasanya bersifat karya ilmiah tinggi.
4. Hery Firman
Menurut Hery Firman, karya ilmiah merupakan laporan berupa tulisan yang dipublikasikan
ataupun dipaparkan dari hasil pengkajian ataupun penelitian yang telah dilakukan, yang dalam
penulisannya memperhatikan kaidah dan etika keilmuan yang berlaku di masyarakat keilmuan. Jadi
karya tulis ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang ditulis atau
dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman dan konvensi ilmiah yang telah
disepakati atau ditetapkan. Karya tulis ilmiah merupakan suatu sajian bentuk karangan yang dinamis.
Karya tulis ilmiah bukan sebuah “pakem” keilmuan sehingga penyajiannya harus menuntut sesuatu
yang statis dari waktu ke waktu.
Tingkat keilmiahan sebuah karya tulis dapat diukur oleh keruntunan uraian yang tersaji dalam
bentuk kebertamalian antaraspek yang terdapat dalam keterangan tersebut serta kebertalian
antarbagiannya. Keterhubungan antarbagiannya sangat erat dan kentara jika diamati melalui
sistematika penyajian tulisan yang logis. Apabila bagian landasan teoritis bukan merupakan
rangkaian teori yang digunakan untuk menjawab permasalahan atau untuk mendeskripsikan setiap
aspek yang dikaji atau diteliti, bagian tersebut tidak berfungsi teori-teori yang melandasi suatu
gagasan ilmiah.
4
2.2 Ciri-ciri Karya ilmiah
Tulisan ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, atau penelitian dalam
bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun
bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya (keilmiahannya). Dengan demikian,
suatu tulisan disebut karya tulis ilmiah bila memenuhi persyaratan:
3)Sosok tampilannya sesuai dan memenuhi syarat sebagai suatu sosok keilmuan.
Sesuai dengan persyaratan di atas, metode ilmiah merupakan dasar pijakan untuk tulisan ilmiah.
Pada dasarnya metode ilmiah merupakan suatu cara bekerja atau prosedur untuk memperoleh
kebenaran ilmiah (pengetahuan ilmiah) yang memiliki dua tuntutan sekaligus: rasional dan teruji.
Pada hakikatnya ada empat komponen utama dalam metode ilmiah, yakni masalah, hipotetsis,
verifikasi, dan kesimpulan.
Dengan demikian, dalam metode ilmiah digunakan alur berpikir deduktif dan induktif. Penalaran
deduktif digunakan untuk menyusun kerangka pikir dalam memecahkan suatu masalah, yakni
dengan mendasarkan diri pada teori-teori dan hasil kajian yang telah ada. Penalaran induktif
digunakan ketika kita ingin menguji adanya kebenaran suatu pernyataan yang rasional dengan
memanfaatkan fakta-fakta empiris atau kenyataan yang ada. Sebuah pernyataan dianggap benar jika
didukung oleh fakta empiris. Sesuai dengan uraian di atas, ciri-ciri tulisan ilmiah adalah:
1) Logis, yakni segala informasi yang disajikan memiliki argumentasi yang dapat diterima dengan akal
sehat.
2) Sistematis, yakni segala yang dikemukakan disusun berdasarkan urutan yang berjenjang dan
berkesinambungan.
4) Tuntas dan menyeluruh, yakni segi-segi masalah yang dikemukakan ditelaah secara lengkap.
6) Jelas, yakni segala keterangan yang dikemukakan dapat mengungkapkan maksud secara jernih.
8) Terbuka, maksudnya sesuatu yang dikemukakan itu dapat berubah seandainya muncul pendapat
baru.
10) Penyajiannya memperhatikan santun bahasa dan tata tulis yang sudah baku.
5
2.3 Jenis Karya Ilmiah
1.Makalah
• Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris--‐objektif.
• Dilihat dari bentuknya, makalah mempunyai bentuk yang paling sederhana di antara karya tulis
ilmiah yang lain (skripsi, tesis, dan disertasi).
• Makalah ilmiah yang tidak terlalu panjang, menggunakan bahasa yang lugas dan lebih sederhana
dikenal juga
• Makalah ada yang terdokumentasikan ada pula yang tidak. Terdokumentasikan melalui: majalah,
jurnal/prosiding, surat kabar, dsb. Tidak terdokumentasikan, biasanya hanya dipresentasikan melalui
seminar, lokakarya, atau konsorsium.
2.Skripsi
• Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat
orang lain yang didukung oleh data dan fakta empiris--‐objektif (dari studi lapangan atau studi
kepustakaan).
• Ditulis untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana dari suatu perguruan tinggi.
3.Tesis
• Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis membahas
suatu pernyataan atau teori yang didukung oleh sejumlah argument yang dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Disertasi
• Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh
penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis yang terinci.
• Buku pelajaran adalah tulisan yang isinya mengenai materi--‐materi yang dipelajari peserta didik.
• Bentuk fisik diktat lebih sederhana dibandingkan buku pelajaran. Diktat biasanya ditulis, dicetak
dan dipublikasikan oleh dosen yang bersangkutan.
• Modul adalah tulisan yang dikembangkan dosen sebagai pedoman atau pegangan belajar peserta
didik (biasanya dalam proses pembelajaran individu).
6
6.Karya Ilmiah Populer
• Bagian dari karya ilmiah, bedanya pada penyajian. Karya ilmiah popular disajikan dengan gaya dan
bahasa yang lebih bebas daripada karya ilmiah.
Berisi: pendahuluan, jembatan antara pendahuluan dan batang tubuh (isi), batang tubuh, dan
penutup (berisi pesan mengesankan).
• Bahasa yang digunakan komunikatif: cepat ditangkap, ringkas tetapi jelas, lengkap dan teliti,
sederhana dan kalimatnya pendek, paragraf beruntun.
7
2.4 Tahap-tahap penyusunan Karya Ilmiah
Pada dasarnya penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap, yaitu (1) persiapan, (2)
pengumpulan data, (3) pengorganisasian dan pengonsepan, (4) pemeriksaan/penyuntingan konsep,
(5) penyajian/pengetikan.
I. Tahap Persiapan
a. Pemilihan topik/masalah
Topik/masalah adalah pokok pembicaraan. Keraf (1980:111) mengatakan, penyusun karya ilmiah
lebih baik menulis sesuatu yang menarik perhatian dengan pokok persoalan yang benar-benar
diketahui daripada menulis pokok-pokok yang tidak menarik atau tidak diketahui sama sekali. Hal-
hal yang patut dipertimbangkan dengan seksama oleh penyusun karya ilmiah.
1.Topik yang dipilih berada disekitar anda, baik disekitar pengalaman anda maupun disekitar
pengetahuan anda. Hindari topik-topik yang jauh dari diri anda karena hal itu akan menyulitkan anda
ketika menggarapnya.
2.Topik yang dipilih harus topik yang paling menarik perhatian anda.
3.Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan terbatas. Hindari pokok
masalah yang menyeret anda kepada pengumpulan informasi yang beraneka ragam.
4.Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang objektif. Hindari topik yang bersifat subjektif,
seperti kesenangan atau angan-angan anda.
5.Topik yang dipilih harus anda ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya walaupun serba sedikit. Artinya,
topik yang dipilih itu janganlah terlalu baru bagi anda.
6.Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan, memiliki bahasa kepustakaan yang akan
memberikan informasi tentang pokok masalah yang akan ditulis. Sumber kepustakaan dapat berupa
buku, majalah, surat kabar, brosur, surat keputusan, situs web atau undang-undang.
b. Pembatasan topik dan penentuan judul Salah satu contoh teknik pembatasan topic/masalah
adalah dengan pembuatan bagan pembatasan topik. Yaitu dengan cara menempatkan topik yang
anda pilih kemudian tarik garis-garis cabang ke bawahnya untuk menempatkan subbagian dari topik,
lalu tarik kembali garis-garis cabang ke bawahnya untuk menempatkan sub-subbagian atau ranting
dari topik yang anda pilih. Cara penarikan subbagian, sub-subbagian dan seterusnya harus akurat
berdasarkan topik utama.
8
Berdasarkan langkah-langkah yang dikerjakan melalui bagan pembatasan topic itu, kini anda
memiliki topic “Mutu Pelayanan Hotel Berbintang”. Agar topic itu tidak terlalu luas, anda dapat
membatasi nama hotel, nama kota, dan tahun penelitian, misalnya menjadi “Mutu Pelayanan pada
Hotel Berbintang Mandarin Jakarta Tahun 2017”. Topik yang sudah mengkhusus ini dapat langsung
diangkat menjadi judul karya tulis ilmiah anda.
Selain dengan cara bagan pembatasan topic, penentuan judul karya ilmiah dapat pula ditempuh
dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan masalah apa, mengapa, bagaimana, dimana dan kapan.
Contoh masalah :
2.Mengapa : Mengembang
4.Kapan : 2010
Dengan itu didapatkan judul : ”Pengembangan Industri Metanol di Pulau Bunyu Tahun 2010”
Kerangka karangan disebut juga ragangan ( outline ). Penyusunan ragangan pada prinsipnya adalah
proses penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang berbada jenis dan sifatnya,
menjadi kesatuan yang berpautan (Moeliono, 1988:1).Penyusun karya ilmiah dapat membuat
ragangan buram, yakni ragangan yang hanya memuat pokok pokok gagasan sebagai pecahan dari
topik yang sudah dibatasi, atau dapat juga membuat ragangan kerja, yakni ragangan yang sudah
merupakan perluasan atau penjabaran dari ragangan buram. Tentu saja, jenis yang kedua yang akan
memudahkan penyusun untuk mengembangkan karya ilmiah.
Penulis karya ilmiah harus menentukan dahulu judul judul bab dan judul anak bab sebelum
menentukan rangka karangan. Judul bab dan judul anak bab itu merupakan pecahan masalah dari
judul karya ilmiah yang ditentukan. Untuk menentukan judul bab dan judul anak bab, penyusun
karya ilmiah dapat bertanya kepada judul karya ilmiahnya. Pertanyaan yang dapat diajukan ialah
“apa yang akan dilakukan dengan judul itu", “akan diapakan judul itu", atau “masalah apa saja yang
dapat dibicarakan di bawah judul tersebut". Misalnya. judul karya ilmiahnya adalah “Pembuatan dan
Penggunaan Papan Partikel di Jakarta Saat ini". Hal yang dapat tersangkut-paut dan dapat
dibicarakan dalam karya ilmiah itu adalah 1.) "pengenalan papan partikel". 2) “pembuatan papan
partikel", dan 3) “penggunaan papan partikel”. Hal-hal tersebut dapat dijadikan tiga judul bab
analisis. Atau, jika bagian analisis hanya satu bab, hal-hal itu dapat dijadikan judul anak bab. Ketiga
anak bab itu masih dapat dirinci lagi dengan jalan memecah anak bab tersebut ke dalam bagian yang
sekecil-kecil nya. Misalnya, judul anak bab “pengenalan papan partikel" dapat dipecah menjadi a) “di
mana saja penggunaanya" dan b) "apa keuntungan penggunaanya".
Jika sudah merasa yakin bahwa masalah itu sudah dipecah menjadi bab. anak bab. dan anak bab
menjadi sub anak bab seperti itu. Kini penyusun karya ilmiah dapat menuliskan kerangka
karangan/ragaman karya ilmiahnya. Ragangan inilah yang akan membimbing penyusun. Ragangan
inilah yang akan dijadikan patokan bekerja sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih dalam
penganalisisannya. 9
CONTOH RAGANGAN l
Jika ragangan seperti itu dianggap final, langkah berikutnya adalah pembuatan rencana daftar isi
karya ilmiah. Ragangan masalah yang dianalisis ditempatkan pada bab 2 dalam daftar isi. Untuk
membuat daftar isi yang lengkap, analisis masalah yang hanya satu bab (contoh ragangan 1)
dilengkapi dengan tajuk prakata, daftar isi, daftar tabel (jika ada), daftar gambar (jika ada) dan bab
pendahuluan. Bab I Pendahuluan itu terdiri atas latar belakang dan masalah, ruang lingkup,
anggapan dasar, hipotesis, dan kerangka teori, populasi dan sampel, serta metode dan teknik.
Kemudian. pada bagian akhir daftar isi dicantumkan tajuk bab simpulan dan saran, daftar pustaka,
dan lampiran (jika ada).
10
Akhirnya, tersusunlah daftar isi sebagai berikut. :
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
2.3.3 …
2.3.4 …
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA 11
LAMPIRAN
Jika judul karya ilmiah yang akan digarap adalah 'Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah'.
Kerangka karangan yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut.
CONTOH RAGANGAN II
I.METODE HIDROPONIK
II.LOKASI HIDROPONIK
III.PENANGGULANGAN KESULITAN
3.1 …
3.2 …
3.3 …
3.4 …
Seperti tampak pada contoh daftar isi (I), ragangan tentang 'Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa
Tanah' ini dilengkapi dengan bagian awal daftar isi, yang terdiri atas tajuk prakata, daftar isi, daftar
table (jika ada), daftar bagan (jika ada), bab pendahuluan. Bab I Pendahuluan terbagi lagi atas tajuk
latar belakang dan masalah, tujuan pembahasan, kerangka teori, sumber data dan cara
pengumpulan data. Setelah tajuk tajuk analisis masalah ditempatkan pada Bab 2, Bab 3, danBab 4,
daftar isi ini diakhiri dengan Bab 5 Simpulan dan saran, serta daftar pustaka dan lampiran (jika ada)
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN 12
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.1 um Belakang
1.1.2 Masalah
4.1 …
4.2 …
4.3 …
4.4 …
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Kedua contoh ragangan karangan dan kedua contoh daftar isi itu hanya merupakan dua
kemungkinan kerangka dasar pola berpikir yang diterapkan dalam menyusun karya ilmiah. Tidak
tertutup kemungkinan adanya pola berpikir lain (yang lebih sempurna). Sebenarnya. penentuan
daftar isi itu merupakan hak penulis. Akan tetapi, ada baiknya pola daftar isi itu disamakan. Paling
sedikit sebuah kerangka ilmiah berisi tiga bab, yaitu pendahuluan, isi atau analisis dan penutup.
Kalau isi/analisis karangan itu agak luas, Anda dapat memecah isi itu menjadi dua atau tiga bab
sehingga karya ilmiah menjadi empat atau lima bab.
13
Berdasarkan garis besar pemikiran itulah Anda bekerja. Anda tinggal mengembangkan ide pokok
tersebut dengan ide penjelasan didalam paragraf-paragraf. Seandainya dalam mengembangkan
suatu ide Anda mengalami kesulitan Anda tentu harus mencari dahulu kepustakaan yang berkaitan
dengan ide pokok tersebut.
Bagan ragangan yang menggunakan angka Romawi dan yang menggunakan angka Arab. Jika kita
menggunakan konsep angka Romawi, unsur ke bawahnya huruf besar, seperti A, B., dst. Di
bawahnya digunakan angka Arab. seperti 1, 2, 3, dst., di bawahnya lagi huruf kecil. seperti a, b, c,
dst. Agar lebih jelas lihat contoh bagan ragangan di bawah ini.
b.
2.
B.
ll. Secara prinsip. kalau ada bab I tentu sekurang kurangnya harus ada Bab II. Kalau ada huruf besar A
tentu minimal harus ada huruf besar B, dan seterusnya.
Jika kita menggunakan angka Arab semua, tatanannya adalah sebagai berikut.
Penggunaan angka Arab sering dihindari karena ruang pembahasan semakin kekanan semakin
sempit. Karena itu bagan ragangan model ini sering dimodifikasi dengan menempatkan semua sub
subjudul ab dan di bawahnya sering ditempatkan sejajar dengan angka Arab untuk subjudul bab.
Misalnya:
1. Judul bab
14
II. Pengumpulan Data
Jika judul karya ilmiah dan tayangannya sudah disetujui oleh pembimbing atau oleh pimpinan
lembaga pendidikan tinggi yang bersangkutan. Penyusun sudah dapat mulai mengumpulkan data.
Langkah pertama yang harus ditempuh dalam pengumpulan data adalah mencari informasi dari
kepustakaan (buku, Koran, majalan dan brosur) mengenai hal- hal yang ada relevansinya dengan
judul garapan infomasi yang relevan diambil sarinya dan dicatat pada kartu hasil studi. Di samping
pencarian infomasi dari kepustakaan, penyusun juga dapat memulai terjun ke lapangan. Akan tetapi,
sebelum terjun ke lapangan. penyusun minta izin kepada pemerintah setempat atau kepada
pimpinan perusahaan yang perusahaannya akan diteliti. Dan di lapangan dapat dikumpulkan melalui
pengamatan. wawancara atau eksperimen.
III. Pengorganisasian/Pengonsepan
Jika data sudah terkumpul. penyusun menyeleksi dan mengorganisasi dana tersebut. Penyusun
harus menggolong golongkan dan menurut jenis, sifat atau bentuk. Penyusun menentukan data
mana yang akan dibicarakan kemudian. Jadi. penyusun harus mengolah dan menganalisis data yang
ada dengan teknik- teknik yang ditentukan. Misalnya. jika penelitian bersifat kuantitatif, data diolah
dan dianalisis dengan teknik statistik. Selanjutnya. penyusun dapat mulai mengonsep karya ilmiah
itu sesuai dengan urutan dalam ragangan yang ditetapkan.
IV. Pemeriksaan/Penyuntingan
Sebelum mengetik konsep, penyusun memeriksa dahulu konsep itu. Tentu ada bagian yang tumpang
tindih atau ada penjelasan yang berulang ulang. Buanglah penjelasan yang tidak perlu dan
tambahkan penjelasan yang dirasakan sangat menunjang pembahasan. Secara ringkas, pemeriksaan
konsep mencakupi pemeriksaan isi karya ilmiah dan cara penyajian karya ilmiah. termasuk
penyuntingan
V. Pengetikan/Penyajian
Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi kerapian dan kebersihan.
Penyusun memperhatikan tata letak unsur- unsur dalam karya ilmiah. Misalnya, penyusun menata
unsur-unsur yang tercantum dalam kulit luar, unsur-unsur dalam halaman judul. unsur-unsur dalam
daftar isi, dan unsur-unsur dalam daftar pustaka.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, karya ilmiah
adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang
telah dilakukannya. Karya ilmiah juga biasa disebut karangan ilmiah yang disajikan secara fakta dan
ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Dalam penulisan karya ilmiah banyak
aspek yang mesti diketahui oleh calon pembuat karya ilmiah karena itu sangat berperan dengan
hasil karya ilmiah yang akan dibuat, Karya ilmiah mempunyai beberapa jenis seperti, makalah, kertas
kerja, skripsi, tesis, disertai artikel, esai, opini, dan fiksi.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik dari
segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi juga masih perlu
ditambahkan. Oleh karena itu, kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan
dan masukan yang bersifat membangun.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ekosusilo M. dan Triyanto B. 1999. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Dahara Prize.
Farida Hanum, 2003. Penulisan Artikel Ilmiah pada Jurnal. Lemlit UNY
17