Anda di halaman 1dari 5

Jenis-jenis karya tulis ilmiah :

1. Makalah atau paper merupakan rumusan atau simpulan pemikiran sebagai hasil
pemikiran atau pengkajian sederhana dari sebuah referensi bacaan, pemikiran tokoh,
ilmuwan atau penulis sebelumnya. Karya ilmiah jenis ini biasa diberikan oleh dosen
atau guru kepada mahasiswa atau siswanya.
2. Laporan praktikum biasanya merupakan laporan tertulis dari serangkaian kegiatan
praktikum yang telah dilakukan oleh seorang atau sekelompok siswa.
3. Artikel merupakan gagasan tertulis dari penulis tentang suatu permasalahan yang
didasarkan pada kajian pustaka atau hasil penelitian.
Fungsi utama karya ilmiah sebagaimana dipaparkan di atas adalah fungsi akademik.
Melalui karya ilmiah terjalin komunikasi akademik antarberbagai komponen dalam sebuah
bidang keilmuan. Seorang guru akan mengetahui model-model terbaru dalam pembelajaran
bahasa apabila membaca jurnal ilmiah atau tulisan dari berbagai sumber. Demikian pula
apabila menuliskan temuannya, guru yang lain akan mengetahui hasil penelitian guru yang
lain.
Fungsi lainnya adalah sebagai fungsi ekpresif dan fungsi instrumental. Fungsi
ekspresif adalah seseorang dapat menuangkan berbagai gagasan tertulis yang
dikomunikasikan kepada pihak lain.
Sementara
itu, fungsi instrumental adalah bahwa menulis menjadi media bagi seseorang untuk meraih
tujuan-tujuan lainnya.
Contohnya saat kita disuruh menulis sebuah karya tulis untuk dikumpulkan demi menunjang
nilai. Namun tujuan lainnya kita dapat membuka wawasan berfikir kita lebih luas.

BAHASA KARYA ILMIAH


Secara umum, bahasa ilmiah adalah bahasa Indonesia yang baku (resmi) dan
mengandung hal-hal teknis yang sesuai dengan bidang keilmuannya. Bahasa yang demikian
memiliki karakteristik-karakteristik berikut.
a) kencedekiaan.
Bahasa karya ilmiah harus mengandung sebuah bidang keilmuan (cendekia) melalui
pertanyaan yang tepat.
b) lugas dan jelas
Bahasa karya tulis ilmiah harus disajikan dalam bahasa yang memiliki makna yang
jelas, tidak bertele-tele dan tidak bermakna ganda. Bahasa yang digunakan harus pasti dan
memberikan kepastian kepada pembaca.
c) formal dan objektif
Bahasa karya tulis ilmiah harus disajikan secara formal, baik dalam hal penggunaan
kosakata, diksi, kalimat, dan sistem ejaaan yang digunakan. Objektif berarti menyajikan fakta
dalam bahasa yang langsung dan tidak berpihak kepada siapapun.
d) Ringkas dan padat
Bahasa karya tulis ilmiah harus disajikan secara tingkas, langsung pada sasaran yang
dimaksud, dan padat secara isi. Dalam karya tulis ilmiah panjang uraian tidak menentukan
baik-buruknya sebuah karya tulis. Oleh karena itu, bahasa yang disajikan harus bahasa yang
ringkas dan padat.
e) KonsistenBahasa yang konsisten adalah bahasa yang stabil dan mapan dipakai penulis,
terutama
dalam hal istilah atau penggunaan diksi. Konsistensi isilah dan diksi penting dalam karya
ilmiah.
Aspek bahasa yang juga harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah adalah
terdapat berbagai kesalahan yang dilakukan, misalnya kesalahan penalaran atau logika yang
tercermin dalam kalimat dan isi, kesalahan pemakaian dan penulisan kata (diksi), kesalahan
dalam penyusunan kalimat dan kesalahan dalam pemakaian ejaan dan tanda baca.
Kesalahankesalahan tersebut tentu harus dihindari mengingat akan berpengaruh terhadap isi
karya itu
dipahami para pembacanya. Kesalahan penalaran dan logika bisanya terjadi karena kurang
sistematisnya atau kurang jelasnya informasi yang disampaikan dalam kalimat dan teks
tersebut.

LANGKAH MEMBUAT KTI :

1. Memilih Topik dan Tema


Pengertian topik dan tema sering dikacaukan. Wahab (1994:4) menyebutkan bahwa yang
dimaksud topik adalah bidang medan atau lapangan masalah yang akan digarap dalam
karya tulis atau penelitian. Sementara itu, tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau
pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Topik yang memang masih terlalu luas harus
dibatasi menjadi sebuah tema.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah berikut ini.
(1) Isu-isu yang masih hangat.
(2) Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional.
(3) Sesuatu (benda, karya, orang, dan lain-lain) yang dikaitkan dengan permasalahan politik,
pendidikan, agama, dan lain-lain.
(4) Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot. Dalam pertimbangan ini bila akan
menulis karya ilmiah bidang pendidikan maka yang menjadi pertimbangan adalah topic
tentang pendidikan.
Cara yang mudah untuk mencari topik adalah dengan membaca secara cepat berbagai
sumber informasi, khususnya tentang pendidikan. Hal ini bertujuan antara lain:
(a) menetapkan topik yang akan dikembangkan,
(b) mencari kemungkinan terdapatnya sumber sebanyak mungkin, dan
(c) mencari verifikasi yang memungkinkan dilaksanakannya kegiatan penulisan atau
penelitian.
Selanjutnya penulis perlu membatasi topik. Karena itu, penulis hendaknya:
(a) memilih salah satu aspek khusus dari topik yang menjadi pilihannya,
(b) membatasi waktu dan ruang dari aspek yang telah dipilihnya, dan
(c) memilih peristiwa khusus dari pembatasan tersebut.
Selain itu, Wahab (1994:1-2) menyebutkan tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan topik.
Pertama, penulis dapat memilih topik yang telah menjadi minatnya.
Kedua, penulis dapat memilih topik yang diperkirakan dapat mengembangkan minatnya.
Ketiga, topik tersebut mengundang rasa ingin tahu penulis.
Selain ketiga hal itu, latar belakang pengetahuan penulis terhadap topik yang dipilihnya juga
sangat berperan.
Dalam pemilihan suatu topik, penulis harus memperhatikan tiga kriteria berikut ini.
(1) Penulis harus mampu menangani topik yang menjadi pilihannya.
(2) Penulis mempunyai keinginan yang cukup besar untuk mengerjakan.
(3) Penulis mempunyai sarana, prasarana, dan waktu yang cukup untuk mengembangkan
topik pilihanya.
Setiap topik atau masalah yang dibahas dalam penelitian harus layak. Dalam hal ini,
kelayakan suatu masalah penelitian berkaitan dengan banyak faktor. Faktor itu antara lain
sebagai berikut.
(a) Kemanfaatan hasil, sejauh mana penelitian terhadap masalah tersebut akan memberikan
sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan atau kepada pemecahan masalah-
masalah praktis.
(b) Kriteria pengetahuan yang dipermasalahkan, yaitu mempunyai khasanah keilmuan yang
dapat dipakai untuk pengajuan hipotesis dan mempunyai kemungkinan mendapatkan
sejumlah fakta empiric yang diperlukan guna pengujian hipotesis.
(c) Persyaratan dari segi peneliti, sejauh mana kemampuan peneliti untuk melakukan
penelitian. Hal ini setidaknya menyangkut lima faktor, yaitu: biaya, waktu, alat dan bahan,
bekal kemampuan teoritis peneliti, dan penguasaan peneliti terhadap metode penelitian yg
akan digunakan.
2. Mengumpulkan Bahan
Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, penulis mulai mengumpulkan
bahan. Bahan bisa didapatkan dari berbagai media cetak maupun elektronika. Bahan-bahan
tersebut dikumpulkan terutama yang relevan dengan topik dan tema yang akan ditulis.
Pemilihan bahan yang relevan ini bisa dengan cara membaca atau mempelajari bahan secara
sepintas serta menilai kualitas isi bahan. Bahan yang sudah terkumpul tersebut bisa
dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan penulis dan sebagai landasan teoretis dari
karya tulis tersebut.
3. Merencanakan Kerangka Penulisan
Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, serta mengumpulkan bahan yang
relevan, penulis mulai merencanakan susunan kerangka penulisan. Wahab (1994:29)
menyebutkan tiga alasan penulis perlu menyusun kerangka penulisan. Tiga alasan tersebut
adalah:
(1) penyusunan kerangka dapat membantu penulis mengorganisasikan ide-idenya,
(2) penyusunan kerangka mempercepat proses penulisan, dan
(3) penyusunan kerangka dapat meningkatkan kualitas bahasa.
4. Penulisan Karya Ilmiah
Setelah kerangka penulisan karya ilmiah tersusun, langkah selanjutnya yang dilakukan
penulis adalah mengembangkan kerangka penulisan karya ilmiah tersebut menjadi paragraf-
paragraf pengembangan. Pengembangan sebuah paragraf harus memperhatikan hal-hal
berikut ini.
(1) Pilihan kata dalam setiap kalimat dalam paragraf.
(2) Kalimat-kalimat dalam paragraf harus saling mendukung (tidak ada kalimat sumbang,
yakni yang tidak mendukung ide pokok dalam paragraf).
(3) Setiap paragraf mengandung satu ide pokok yang dikembangkan dengan beberapa ide
penjelas.
(4) Bahasa yang digunakan mengikuti kaidah yang berlaku.
(5) Ejaan dan tanda baca harus diperhatikan. (
6) Ada keterpaduan antara paragraf satu dengan paragraf berikutnya.
5. Penyuntingan, Revisi, dan Draf Final
Setelah kerangka dikembangkan menjadi beberapa paragraf dengan memperhatikan
beberapa hal dalam pengembangannya, kegiatan berikutnya adalah penyuntingan.
Penyuntingan ini dapat dilakukan oleh penulis itu sendiri, dapat juga dengan bantuan orang
lain.
Proses penyuntingan ini meliputi beberapa unsur, yaitu:
(a) teknis penulisan (sistematika, ejaan, dan tanda baca),
(b) kalimat,
(c) paragraf,
(d) bahasa, dan
(e) isi.
Setelah melalui proses penyuntingan ini, penulis mulai merevisi karya tulisnya. Pada
akhirnya, draf final karya tulis ilmiah tersebut dapat disusun dan dipublikasikan.

MENYUSUN KERANGKA KARYA TULIS u


Metode penelitian ada dua : dengan kualitatif (penelitian yg hasilnya di deskripsikan secara
detail sehingga para pendengar atau pembaca dapat membayangkan kondisi yang terjadi)
Dengan kuantitatif (penelitian yang menggunakan angka-angka didalam menghitung data
penelitian)

Aspek-aspek Dalam Kualitas Karya Tulis

Topik yang menarik


Pemilihan sebuah topik dalam skrispsi maupun Tulisan Ilmiah cenderung dengan hal-hal
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini yang menimbulkan rasa keingintahuan
pembaca,penjelasannya tidak terlalu luas juga tidak terlalu sempit untuk dikembangkan.
Pemilihan topik sudah pasti banyak mengundang niat masyarakat untuk membaca. Pada topik
tersebut harus mengandung unsur edukasi. Sehingga masyarakat dididik untuk
mengembangkan dan menelaahnya.

Mudah dipahami oleh pembaca


Penjelasannya tidak terlalu berbelit-belit, melainkan singkat padat dan jelas. Dapat
dipahami oleh semua kalangan yang membacanya. Hindari penggunaan teks yang terlalu
banyak sehingga dapat membuat bosan pembacanya. Sebaiknya gunakan kombinasi gambar
dan warna dalam setiap penulisan

Menyusun kerangka karya tulis, salah satu penyusunan laporan hasil penelitian yaitu:
BAB I Pendahuluan (latar belakang, rumusan masalah, tujuan masalah)
BAB II Penyusunan kerangka teoritik (teori-teori yang mendukung permasalahan) , dan
pengajuan hipotesis (dugaan yang muncuk dari rumusan masalah)
BAB III Metodologi Penelitian (cara , alat dan bahan)
BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan
BAB V Simpulan, dan saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai