KELAS : 6B
NIM : 856748954
1) Karya Ilmiah adalah karya tulis yang dibuat untuk memecahkan suatu
permasalahan dengan landasan teori dan metode-metode ilmiah. Biasanya Karya
ilmiah berisikan data, fakta, dan solusi mengenai suatu masalah yang diangkat.
Penulisan karya ilmiah dilakukan secara runtut dan sistematis.
Ciri karaya ilmiah :
A). Reproduktif
Karya ilmiah ditulis oleh peneliti atau penulis harus diterima dan dimaknai oleh
pembacanya sesuai makna yang ingin disampaikan. Pembaca harus bisa langsung
memahami konten dari karya ilmiah.
B). Tidak Ambigu
Sebuah karya ilmiah harus memberikan pemahaman secara detail dan tidak dikemas
dengan bahasa yang tidak membingungkan. Dengan begitu, maksud dari karya ilmiah
itu bisa langsung diterima oleh pembacanya.
C). Harus Objektif dan Hindari Kesan Emotif
Ciri-ciri karya ilmiah selanjutnya ialah harus objektif dan tidak boleh emotif atau
dibuat dengan dasar perasaan penulis. Hal ini penting agar karya ilmiah yang dibuat
dapat menjadi suatu karya objektif, bukan berpihak pada emosi penulis.
D). Menggunakan Bahasa yang Baku dan Memperhatikan Cara Penulisan yang Tepat
Ciri-ciri karya ilmiah yang keempat mengharuskan sebuah karya ilmiah untuk ditulis
menggunakan bahasa yang baku dan memperhatikan cara penulisan yang tepat.
Bahasa yang baku maksudnya di sini adalah bahasa yang formal dan resmi sesuai
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
E). Menggunakan Kaidah Keilmuan
Ciri-ciri karya ilmiah yang kelima, yakni sebuah karya ilmiah harus ditulis dan
disusun dengan kaidah keilmuan. Kaidah keilmuan di sini maksudnya adalah
metodologi penelitian yang harus diperhatikan oleh penulis karena dengan
metodologi, karya ilmiah memiliki kerangka pemikiran yang logis.
F). Berkohesi dan Menggunakan Kalimat yang Efektif
Ciri-ciri karya ilmiah yang terakhir ialah berkohesi dan menggunakan kalimat yang
efektif. Berkohesi di sini maksudnya adalah antara satu bab dengan bab yang lain
harus saling berkesinambungan, terutama isinya.
Hindari penggunakan kalimat yang tidak efektif alias bertele-tele dalam menulis
sebuah karya ilmiah.
A) Objektif. Dalam karya ilmiah, objek yang dibahas harus dinilai secara objektif dan
tidak bias.
B) Faktual. Objek yang dibahas harus ditulis fakta yang bisa dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Tidak menggunakan informasi yang mengada-ada.
C) Sistematis. Dalam menulis karya ilmiah, ada sistematika penulisan ilmiah yang
harus dipatuhi.
D) Bermetode. Penyusunan karya ilmiah harus menggunakan metodologi ilmiah yang
sesuai.
E) Cermat dan jujur. Pembahasan masalah harus teliti, sesuai dengan kebenaran, dan
tidak dikarang begitu saja.
F) Aktual. Tema atau masalah yang diangkat dalam penelitian harus relevan dan
terkini mengikuti perkembangan zaman.
Karya ilmiah adalah jenis tulisan nonfiksi yang membahas ilmu akademis dengan
penyusunan sistematis dan ditulis berdasarkan bahasa yang baik dan benar. Ada
beberapa jenis karya ilmiah yang sering kita temukan di lapangan, seperti laporan
penelitian, artikel ilmiah, karya tulis ilmiah, hingga makalah seminar.
Ada beberapa kaidah kebahasaan yang harus dimiliki oleh karya ilmiah, seperti:
1) Kata denotasi atau kata yang ditulis dalam makna yang sebenarnya.
2) Kata teknis atau istilah keilmuan yang hanya digunakan di bidang tertentu.
3) Kata baku.
4) Ejaan dan tanda baca yang benar.
5) Kalimat efektif.
Tujuan penelitian merupakan salah satu sub bab yang terdapat dalam "Bab I.
Pendahuluan" dalam sebuah laporan penelitian. Pada bab tersebut biasanya membahas
mengenai latar belakang terjadinya masalah, rumusan-rumusan yang digunakan dalam
memecahkan masalah serta tujuan diadakannya penelitian. Kurikulum 2013
merupakan kurikulum baru yang memiliki metode berbeda dengan kurikulum-
kurikulum sebelumnya yang ada di Indonesia. Sehingga perlu dilakukan adanya
penelitian untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam mengerjakannya, serta
kemampuan dari para guru dalam melakukan sistem pengajaran ini. Karena tanpa
koordinasi dan pemahaman antara guru dan siswa, maka kurikulum ini tidak dapat
berjalan dengan baik.
Langkah dalam penulisan karya ilmiah yang pertama yaitu menentukan topik atau
tema dari penelitian. Langkah ini sangat penting karena topik merupakan inti dari
semua isi tulisan yang akan disampaikan kepada para pembaca.
Langkah yang berikutnya yaitu menyusun kerangka penelitian untuk memandu Anda
ketika melaksanakan proses menulis karya ilmiah. Sehingga tulisan tersebut tidak
akan melebar jauh dari topik.
Survei lapangan bertujuan untuk mengamati objek yang diteliti dengan menetapkan
masalah serta tujuan yang diteliti serta yang akan dijadikan sebagai karya ilmiah.
Penyusunan bibliografi bertujuan untuk mengetahui sebuah pustaka atau buku yang
pernah diterbitkan dan dijadikan sebagai dasar teori dalam penelitian. Sehingga
tulisanmu mempunyai daftar lengkap yang tersusun rapi untuk mereferensi tulisanmu.
Rancangan penelitian adalah kerangka kerja untuk penelitian yang akan dilaksanakan.
Pada langkah ini, peneliti melakukan analisis serta interpretasi dari hasil pengamatan
untuk memperkirakan yang akan terjadi dari pengamatan serta pengumpulan data.
Peneliti merumuskan kesimpulan mengenai hal-hal yang terjadi sejak awal hingga
akhir penelitian.Dengan adanya langkah dalam penulisan karya ilmiah maka para
peneliti lebih mudah dalam menyusun sebuah karya ilmiah. Selain itu, karya ilmiah
yang dihasilkan dipastikan dapat memenuhi kaidah penulisan yang berlaku.
5) Pengumpulan informasi pada metode ilmiah dapat dilakukan dengan beberapa cara
seperti :
1. Kuisioner ialah daftar pertanyaan tertulis yang berfungsi untuk ditujukan kepada
responden. Biasanya jawaban dari responden akan dicatat sehingga Kuisioner tersebut
dapat menyimpulkan atas pertanyaan dia.
Ini merupakan cara agar peneliti lebih mudah dalam membangun pertanyaan yang
terarah, menganalisis serta mengolah data dari jawaban responden. Misalnya,
kuesioner ditujukan untuk ibu muda usia 25 hingga 35 tahun atau untuk pria maupun
wanita yang mengenakan brand pakaian tertentu.
Ada beberapa tipe kuesioner penelitian yang memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing. Apa saja?
Pertanyaan dikotomis: tipe pertanyaan ini yang hanya menyediakan dua jawaban
valid, seperti “ya” dan “tidak” atau “setuju” dan “tidak setuju”. Meski mudah
dianalisis, data yang dihasilkan tidak mendetail.
Pilihan ganda: pertanyaan pilihan ganda menyediakan tiga atau lebih jawaban yang
saling bertentangan. Jawaban dari responden dapat dianalisis dengan mudah, tetapi
kemungkinan bukan jawaban yang diinginkan responden.
Pertanyaan terbuka: tipe ini membuka peluang bagi responden untuk menjawab
pertanyaan sesuai dengan keinginan mereka, tetapi cukup sulit dianalisis.
Pertanyaan berupa skala: pertanyaan ini melibatkan jawaban berupa skala, misalnya
dari yang paling diminati hingga tidak diminati sama sekali. Peneliti juga bisa
meminta responden mengurutkan pilihan dari yang kurang penting hingga terpenting.
Jawaban dari pertanyaan ini mudah dianalisis, tetapi membuat responden
mendiskriminasi pilihan yang ada dan tidak menjelaskan alasannya.
Namun terkadang ada peneliti yang mencampur beberapa tipe pertanyaan. Umumnya
pertanyaan yang membutuhkan jawaban lebih mendetail mengenai pemikiran
responden, peneliti memilih tipe pertanyaan terbuka.
Pertanyaan yang diajukan sebaiknya tidak bertele-tele. Responden akan lebih cepat
menangkap pertanyaan bila ditulis secara jelas namun lugas. Berikan pertanyaan
dalam satu kalimat tetapi menjurus untuk menghindari kebingungan.
Biasanya, peneliti akan membuat kuesioner secara anonim untuk melindungi identitas
responden. Namun jika ingin mengetahui beberapa informasi pribadi mengenai
responden, ada baiknya beri pilihan tanpa nama. Contohnya, pilihan jenis kelamin dan
usia.
2. Observasi atau pengamatan ialah pengamatan yang berhubungan dengan semua alat
indera dan biasanya digunakan bantuan alat elektronik