DISUSUN OLEH :
- HERDIYANTORO
- WINDA EKASARI
FAKULTAS KEWIRAUSAHAAN
BEE UNIVERSITY
1.3 Tujuan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan di atas, ada satu
tujuan yang ingin dicapai.
1) Mengetahui Perencanaan karya tulis ilmiah yang baik dan benar
2.2 Perbedaan Karya Tulis Ilmiah dan Karya Tulis non Ilmiah
Istilah karya ilmiah dan non ilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui
orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli Bahasa
menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi.
Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui
adalah baik karya ilmiah maupun non ilmiah/fiksi dan non fiksi atau apapun namanya, kedua-
keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat
dicermati dari beberapa aspek.
1. Karya ilmiah bersifat objektif dan faktual berdasarkan fakta yang ada. Sedangkan
karya non ilmiah bersifat subjekti dan fiktif atau berdasarkan imajinasi penulis.
2. Karya ilmiah tidak bersifat persuasif, sedangkan karya non ilmiah bersifat persuasif
dan dapat merangsang imajinasi pembaca.
3. Karya ilmiah disusun demi kepentingan pribadi, sedagkan karya non ilmiah disusun
demi kepentingan seni dan kepuasan batin penulisnya.
4. Karya ilmiah mengandalkan analisis dan hipotesis, sedangkan karya non ilmiah tidak.
5. Gaya bahasa karya ilmiah cenderung formal atau baku dan lugas, sedangkan karya
non ilmiah gaya bahasanya cenderung sastrawi dan berkias.
6. Dari segi penulisannya, karya ilmiah ditulis dengan metode penulisan ilmiah,
sedangkan karya non ilmiah ditulis berdasarkan gaya penulisan jenis karangan non
ilmiahnya.
Selain karya ilmiah dan non ilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga
karangan yang berbentuk semi ilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli Bahasa membedakan
dengan tegas antara karangan semi ilmiah ini dengan karangan ilmiah dan non ilmiah. Finoza
(2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semi
ilmiah, ilmiah, dan non ilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi
karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan Bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu
tertentu, dalam karangan semi ilmiah Bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin
dihindari. Dengan kata lain, karangan semi ilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-
istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan,
karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan
sistematis, sedangkan karangan semi ilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari
segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat
pada karangan semi ilmiah. Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semi ilmiah, dan non
ilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan,
makalah, skripsi, tesis. yang tergolong karangan semi ilmiah antara lain artikel, kritik, esai,
resensi. yang tergolong karangan non ilmiah adalah dongeng, cerpen, cerber (cerita
bersambung), novel, roman, puisi, dan naskah drama. Karya non ilmiah sangat bervariasi
topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan non ilmiah
ditulis berdasarkan fakta pribadi dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret
atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal
dan teknis. Karya nonilmiah bersifat, antara lain:
1. Emotif : merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih
mencari keuntungan dan sedikit informasi
2. Persuasif : merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan
pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
3. Deskriptif : merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan
4. Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Prapenulisan :
Menurut Minto Rahayu dalam buku Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi tahap
prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis yang mencakup
beberapa langkah yaitu :
a. Menentukan topik atau judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis.
b. Menyusun ragangan (garis besar idi dan menyempurnakannya menjadi kerangka
karangan lengkap setelah datanya lengkap).
c. Menetapkan landasan teoritis.
d. Menetapkan sumber data (primer, sekunder) dan cara mengumpulkannya,
e. Menetapkan metode pembahasan.
f. Menyusun daftar pustaka sementara, dan
g. Menjadwalkan pelaksanaanya.
2. Penulisan :
a. Menulis keseluruhan naskah secara konseptual, disertai kutipan atau data yang
diperlukan.
b. Penulisan tersebut mencakup :
- Bagian pelengkap pendahuluan seperti halaman judul, abstrak, kata pengantar,
daftar isi, daftar gambar, daftar table.
- Bagian naskah utama terdiri dari pendahuluan, bahasan utama, dan kesimpulan
dan saran.
3. Penyuntingan (Editing) / Revisi :
Tahap penyuntingan / revisi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah
jadi ataupun memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Yang
direvisi dari karangan yang telah dibuat meliputi:
a) Penyuntingan Naskah (data), data baru yang ditemukan memungkinkan untuk
dilakukan penambahan ataupun penggantian data.
b) Penyuntingan Materi (pendapat baru), seringkali setelah menulis karangan
penulis menemukan ide dan pendapat baru yang lebih baik dari pendapat lama
sehingga perlu dilakukan revisi.
c) Penyuntingan Bahasa (ketikan), dalam penulisan karangan hendaknya melakukan
pengeditan ulang terhadap bahan yang akan disajikan karena bahan tersebut harus
sesuai dengan Bahasa diksi dan kalimat. Contohnya: Penulisan kutipan yang
benar, penulisan kata serapan yang sesuai EYD.
Penyuntingan naskah, penyuntingan materi, dan penyuntingan Bahasa.
Dengan adanya tahap penyuntingan, semua kesalahan dan kekurangan itu dapat
diantisipasi.
Dalam merencanakan sebuah karya tulis ilmiah supaya menghasilkan suatu karya tulis
ilmiah yang baik dan sistematis, terdapat langkah-langkahnya yakni, menentukan:
1. Topik Karangan
Topik karangan adalah ide sentral yang berfungsi mengikat keseluruhan uraian, deskripsi,
penjelasan, dan seluruh pembuktian, Topik merupakan inti bahasan yang menjiwai seluruh
karangan. Seluruh karangan harus mencerminkan topik tersebut.
Fungsi topik karangan :
a. Mengikat keseluruhan isi.
b. Memudahkan pengembangan ide bagi penulis.
c. Memberikan daya tarik dan mudah dimengerti bagi pembaca.
Pemilihan topik untuk karangan ilmiah, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
a. Bermanfaat untuk perkembangan ilmiah atau profesi penulis.
b. Menarik untuk ditulis dan dibaca.
c. Dikuasai dengan baik.
d. Bersifat terbatas dalam artian tidak terlalu luas.
e. Didukung data yang relevan.
2. Judul Karangan
Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau jabaran dari topik atau judul
merupakan nama yang diberikan untuk bahasan atau karangan, judul berfungsi sebagai slogan
promosi untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Judul lebih
spesifik dan sering menyiratkan permasalahan atau variable yang akan dibahas.
Syarat judul yang baik :
a. Sesuai dengan topic.
b. Sesuai denga nisi karangan.
c. Berbentuk frasa bukan kalimat.
d. Singkat.
e. Jelas.
f. Menarik minat pembaca
3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ialah gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan
penulis dalam melakukan tindakan menyelesaikan tugasnya. Dengan mengetahui tujuan,
penulis akan dapat menentukan bahan tulisan, organisasi karangan, dan sudut pandang. Ada
dua cara menyatakan tujuan penulisan, yaitu :
Tesis
Tesis adalah rumusan singkat yang mengantdung tema dasar dari sebuah karangan bila ada
sebuah tema karangan yang dominan. Tesis sama dengan sebuah kalimat utama dalam
paragraph. Oleh sebab itu, tesis tidak diperkenankan lebih dari satu kalimat. Dengan kalimat
tesis penulis dapat menentukan bahan yang akan menjadi tulisan. Tesis digunakan jika
penulis ingin mengembangkan gagasan yang berupa tema seluruh tulisan.
Ciri-ciri tesis yang baik :
1) Berisi gabungan rumusan topic.
2) Penekanan topik sebagai suatu pengungkapan pikiran.
3) Pembatasan dan ketetapan rumusan.
4) Berupa kalimat lengkap terdapat subjek dan predikat (objek).
5) Menggunakan kata khusus dan denotative (lugas).
6) Berupa pernyataan positif – bukan kalimat tanya, bukan kalimat seru dan bukan
kalimat negative.
7) Dapat mengarahkan, mengembangkan, dan mengendalikan penulisan.
8) Dapat diukur dan dibuktikan kebenarannya.
Contoh dari perumusan tema, tujuan karangan, kalimat tesis, dan rumusan judul :
Tema : Meningkatkan penjualan sepatu buatan dalam negeri
Tujuan : Untuk menunjukkan bahwa sepatu buatan dalam negeri dapat diupayakan agar
lebih diminati oleh konsumen.
Tesis : Sepatu buatan dalam negeri dapat ditingkatkan penjualannya dengan menambah
daya saing agar lebih diminati konsumen
Judul : Sepatu Lokal, Kenapa Tidak?
4. Bahan penulisan
Yang dimaksud dengan bahan penulisan ialah semua informasi yang digunakan untuk
mencapai tujuan penulisan. Informasi itu, mungkin merupakan teori, contoh–contoh, rincian
atau detail, perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan, sebab akibat, pengujian dan
pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan dan sebagainya.
a. Bahan pustaka
Berasal dari buku-buku yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Ada dua
macam bahan pustaka yang harus penulis kumpulkan. Yang pertama, bahan-bahan
sumber yang bersifat teori. Ini biasanya digunakan untuk mencari definisi pengetian, atau
terminology dan lain-lain dari bahan penelitian. Yang kedua bahan sumber asli yang
berasal dari seorang tokoh. Ini biasanya digunakan untuk studi tokoh atau pendapat
seorang tokoh.
b. Wawancara
Wawancara (interview) adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada seorang yang dianggap berkompeten (berotoritas) tentang yang
ditulis. Wawancara biasanya digunakan untuk mendapatkan data secara lisan. Alat bantu
yang digunakan adalah alat perekam semacam tape recorder dan kamera video. Alat
tersebut digunakan untuk memudahkan penyalinan kedalam bentuk tulis.
c. Angket
Angket (questioner) adalah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring pendapat
(opoini) orang tentang sesuatu. Jawaban pertanyaan sudah disediakan. Responden tinggal
melingkari atau menyilangnya.
5. Kerangka Karangan
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana
kita menyusun karangan itu. Kerangka karangan merupakan rencana penulisan akan bersifat
konseptual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran bagi target pembacanya. Yang
mempengaruhi kerangka karangan ini ialah tujuan dan bahan penulisan. Menyusun kerangka
pada hakikatnya membagi topik ke dalam subtopic dan selanjutnya ke dalam sub-subtopik
yang lebih kecil.
A. Rangkuman
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai
dengan makalah. Setiap karya tulis ilmiah memiliki tahap perencanaan yang sistematis dan
kerangka karangan. Tahapan awal yang harus kita rencanakan adalah pemilihan topik yang
menarik untuk dikaji, pemilihan judul yang mewakili bobot hasil penelitian yang akan ditulis,
menentukan tujuan penulisan untuk menyampaikan maksud dari penulisan, dan menen tukan
kerangka karangan untuk mempermudah penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda
dan menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Sesudah karya tulis ilmiah selesai
kita masih perlu membaca ulang dan merevisi isi karya ilmiah, untuk memeriksa kembali
tulisan yang telah jadi ataupun memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya
tulis.
B. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan isi makalah di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Prapenulis adalah tahap awal dari sebuah perencanaan Karya Tulis Ilmiah.
2. Tahap prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis.
3. Tahap pembuatan perencanaan karangan ialah tahap prapenulisan, tahap penulisan
dan tahap penyuntingan (revisi)
4. Perencanaan Karya Tulis Ilmiah adalah semua tahap cara penulisan Karya Tulis
Ilmiah yang baik dan benar hingga terbentuknya sebuah Karya Tulis Ilmiah.
5. Tahap tujuan penulisan adalah tahap gambaran atau perencanaan menyeluruh yang
akan mengarahkan penulis dalam melakukan tindakan menyelesaikan tugasnya.
6. Bahan penulisan diambil dari sebuah penelitian atau semua informasi yang digunakan
untuk mencapai tujuan penulisan.
7. Untuk menyusun karangan yang baik perlu diperhatikan dalam memilih judul, topik,
tujuan penulisan, bahan penulisan, dan penyusunan kerangka karangan.
8. Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan
bagaimana cara menyusun karangan itu.
9. Tahap revisi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun
memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis.
C.Saran-Saran