Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sangat penting peranan Bahasa Indonesia di dalam dunia pendidikan dan dunia
sehari - hari kita. Mengingat hal yang terjadi pada zaman sekarang banyak bagi mereka
yang seolah – olah ingin melupakan Bahasa Indonesia Bahasa persatuan ataupun gengsi
dan lain sebagai nya, karena kebanyakan bagi mereka lebih memilih Bahasa
internasional yang sedang tren saat ini yaitu English Langueage (Bahasa Inggris). Dan
pula banyak dari mereka bagi mahasiswa yang belum mengetahui bagaimana cara
membuat makalah atau karya tulis ilmiah yang sebenarnya (sempurna).
Karya Tulis Ilmiah adalah tulisan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan
memiliki ciri-ciri tertentu. Demikian juga karya nonilmiah dan tulisan popular memiliki
ciri khasnya tersendiri. Lalu bagaimana membedakan satu sama lainnya, dan bagaimana
proses penulisan karya tulis ilmiah yang baik dan benar, di dalam makalah ini akan
dijelaskan bagaimana membedakan antara semua jenis karangan, mengetahui jenis–
jenis karya tulis ilmiah serta bagaimana menuliskan karya tulis ilmiah yang baik dan
benar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang disampaikan pada paparan di atas, ada beberapa
permasalahan yang bisa diangkat.

1) Bagaimana proses pembuatan perencanaan karya tulis ilmiah.

1.3 Tujuan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan di atas, ada
satu tujuan yang ingin dicapai.
1) Mengetahui Perencanaan karya tulis ilmiah yang baik dan benar

1.4 Manfaat penulisan


Makalah ini dapat dijadikan sebagai modul pembelajaran yang mungkin akan
berguna bagi kegiatan belajar mengajar di masa mendatang. Makalah ini juga dapat
dijadikan referensi yang mungkin berguna dalam memperlajari materi Bahasa Indonesia
Perencanaan penulisan Karya Tulis Ilmiah.

1
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Karya Tulis Ilmiah
Menurut Hery Firman, Karya tulis ilmiah biasa disingkat Karya Tulis Ilmiah
(Scientifi Paper) adalah tulisan atau laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian
atau pengkajian suatu masalah oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah
dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh mayarakat keilmuan.
Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam kaya ilmiah tersebut
dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya. Karya tulis ilmiah sering juga disebut “tulisan akademis”
(academic writing) karena biasa ditulis oleh kalangan kampus perguruan tinggi dosen
dan mahasiswa. Karya tulis ilmiah berfungsi sebagai sarana untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi berupa penjelasan (explanation), prediksi (prediction),
dan pengawasan (control).

2.2 Perbedaan Karya Tulis Ilmiah dan Karya Tulis nonIlmiah


Istilah karya ilmiah dan non ilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim
diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga
sebagian ahli Bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi.
Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk
diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apapun
namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan
yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.

1. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif).
Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti.
Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
2. Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah
digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan
terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
3. Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan
kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.

2
Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan
pengklasifikasian.

Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan
yang berbentuk semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli Bahasa membedakan dengan
tegas antara karangan smiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza
(2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan
semiilmuah, ilmuah, dan nonilmuah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan
kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmuah digunakan Bahasa yang khusus dalam
di bidang ilmu tertentu, dalam karangan smiilmiah Bahasa yang terlalu teknis tersebut
sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan smiilmuah lebih mengutamakan
pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari
segi sistematika penulisan, karangan ilmuah menaati kaidah konvensi penulisan dengan
kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semiilmiah agak longgar
meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan
(preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan smiilmiah. Berdasarkan
karakteristik karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas,
yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi;
yang tergolong karangan smiilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang
tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel,
roman, puisi, dan naskah drama. Karya nonilmuah sangat bervariasi topik dan cara
penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis
berdasarkan fakta pribadi dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau
abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal
dan teknis. Karya nonilmiah bersifat, antara lain:

1. Emotif : merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih
mencari keuntungan dan sedikit informasi
2. Persuasif : merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan
pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
3. Deskriptif : merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan
4. Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.

3
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Tahapan Pembuatan Perencanaan Karya Tulis Ilmiah


Tahapan-tahapan pembuatan perencanaan karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut :
Tahap Penulisan :
1) Prapenulisan :
Menurut Minto Rahayu dalam buku Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi tahap
prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis yang mencakup
beberapa langkah yaitu :
Menentukan topik atau judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
b. Menyusun ragangan (garis besar idi dan menyempurnakannya menjad kerangka
karangan lengkap setelah datanya lengkap),
c. Menetapkan landasan teoritis,
d. Menetapkan sumber data (primer, sekunder) dan cara mengumpulkannya,
e. Menetapkan metode pembahasan,
f. Menyusun daftar pustaka sementara, dan
g. Menjadwalkan pelaksanaanya.
2) Penulisan :
a. Menulis keseluruhan naskah secara konseptual, disertai kutipan atau data yang
diperlukan :
b. Penulisan tersebut mencakup :
i. Bagian pelengkap pendahuluan seperti halaman judul, abstrak, kata pengantar,
daftar isi, daftar gambar, daftar table.
ii. Bagian naskah utama terdiri dari pendahuluan, bahasan utama, dan kesimpulan
dan saran.
3) Penyuntingan (Editing) :
Penyuntingan naskah, penyuntingan materi, dan penyuntingan Bahasa.
Dengan adanya tahap penyuntingan (revisi), semua kesalahan dan kekurangan itu
dapat diantisipasi.

4
Dalam merencanakan sebuah karya tulis ilmiah supaya menghasilkan suatu karya
tulis ilmiah yang baik dan sistematis, terdapat langkah-langkahnya yakni,
menentukan:
1. Topik karangan adalah ide sentral yang berfungsi mengikat keseluruhan uraian,
deskripsi, penjelasan, dan seluruh pembuktian, Topik merupakan inti bahasan yang
menjiwai seluruh karangan. Seluruh karangan harus mencerminkan topik tersebut.
Fungsi topik karangan :
a. Mengikat keseluruhan isi;
b. Memudahkan pengembangan ide bagi penulis;
c. Memberikan daya tarik dan mudah dimengerti bagi pembaca;
Pemilihan topik untuk karangan ilmiah, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
a. Bermanfaat untuk perkembangan ilmiah atau profesi penulis;
b. Menarik untuk ditulis dan dibaca;
c. Dikuasai dengan baik;
d. Bersifat terbatas dalam artian tidak terlalu luas;
e. Didukung data yang relevan;

2. Judul Karangan
Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau jabaran dari topik atau judul
merupakan nama yang diberikan untuk bahasan atau karangan, judul berfungsi
sebagai slogan promosi untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi
karangan. Judul lebih spesifik dan sering menyiratkan permasalahan atau variable
yang akan dibahas.
Syarat judul yang baik :
a. Sesuai dengan topik;
b. Sesuai denga nisi karangan;
c. Berbentuk frasa bukan kalimat;
d. Singkat;
e. Jelas;
f. Menarik minat pembaca;
3. Tujuan Penulisan

5
Tujuan penulisan ialah gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan
mengarahkan penulis dalam melakukan tindakan menyelesaikan tugasnya. Dengan
mengetahui tujuan, penulis akan dapat menentukan bahan tulisan, organisasi
karangan, dan sudut pandang. Ada dua cara menyatakan tujuan penulisan, yaitu :
a. Tesis
Tesis adalah rumusan singkat yang mengantdung tema dasar dari sebuah karangan
bila ada sebuah tema karangan yang dominan. Tesis sama dengan sebuah kalimat
utama dalam paragraph. Oleh sebab itu, tesis tidak diperkenankan lebih dari satu
kalimat. Dengan kalimat tesis penulis dapat menentukan bahan yang akan menjadi
tulisan. Tesis digunakan jika penulis ingin mengembangkan gagasan yang berupa
tema seluruh tulisan.

Ciri-ciri tesis yang baik :


1) Berisi gabungan rumusan topik;
2) Penekanan topik sebagai suatu pengungkapan pikiran;
3) Pembatasan dan ketetapan rumusan;
4) Berupa kalimat lengkap terdapat subjek dan predikat (objek);
5) Menggunakan kata khusus dan denotative (lugas);
6) Berupa pernyataan positif – bukan kalimat tanya, bukan kalimat seru dan bukan
kalimat negative;
7) Dapat mengarahkan, mengembangkan, dan mengendalikan penulisan;
8) Dapat diukur dan dibuktikan kebenarannya;
Contoh dari perumusan tema, tujuan karangan, kalimat tesis, dan rumusan judul :

Tema : Meningkatkan penjualan sepatu buatan dalam negeri


Tujuan : Untuk menunjukkan bahwa sepatu buatan dalam negeri dapat
diupayakan agar lebih diminati oleh konsumen.
Tesis : Sepatu buatan dalam negeri dapat ditingkatkan penjualannya
dengan menambah daya saing agar lebih diminati konsumen
Judul : Sepatu Lokal, Kenapa Tidak?

6
4. Bahan penulisan
Yang dimaksud dengan bahan penulisan ialah semua informasi yang digunakan
untuk mencapai tujuan penulisan. Informasi itu, mungkin merupakan teori, contoh -
contoh, rincian atau detail, perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan, sebab
akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan dan sebagainya.
a. Bahan pustaka
Berasal dari buku-buku yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Ada
dua macam bahan pustaka yang harus penulis kumpulkan. Yang pertama, bahan-
bahan sumber yang bersifat teori. Ini biasanya digunakan untuk mencari definisi
pengetian, atau terminology dan lain-lain dari bahan penelitian. Yang kedua
bahan sumber asli yang berasal dari seorang tokoh. Ini biasanya digunakan
untuk studi tokoh atau pendapat seorang tokoh.
b. Wawancara
Wawancara (interview) adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan
mengajukan pertanyaan kepada seorang yang dianggap berkompeten
(berotoritas) tentang yang ditulis. Wawancara biasanya digunakan untuk
mendapatkan data secara lisan. Alat bantu yang digunakan adalah alat perekam
semacam tape recorder dan kamera video. Alat tersebut digunakan untuk
memudahkan penyalinan kedalam bentuk tulis.
c. Angket
Angket (questioner) adalah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring
pendapat (opoini) orang tentang sesuatu. Jawaban pertanyaan sudah disediakan.
Responden tinggal melingkari atau menyilangnya.

5. Kerangka Karangan
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan
bagaimana kita menyusun karangan itu. Kerangka karangan merupakan rencana
penulisan akan bersifat konseptual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran bagi target
pembacanya. Yang mempengaruhi kerangka karangan ini ialah tujuan dan bahan
penulisan. Menyusun kerangka pada hakikatnya membagi topik ke dalam subtopic
dan selanjutnya ke dalam sub-subtopik yang lebih kecil.
Fungsi Kerangka Karangan :

7
a. Memperhatikan pokok bahasan, sub-sub bahasan karangan, dan memberi
kemungkinan perluasan bahasan tersebut sehingga memungkinkan
penulisan menciptakan suasana kreatif sesuai dengan variasi yang
diinginkan;
b. Mencegah pembahasaan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan
dalam topik judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis;
c. Memudahkan penulis menyusun secara menyeluruh;
d. Mencegah ketidaklengkapan bahasan;
1) Tahapan Penyusunan Kerangka Karangan
a. Tahapan pertama: merumuskan topik yang jelas dan didasarkan pada suatu topik
dan tujuan yang ingin dicapai melalui topik tadi. Topik yang dirumuskan untuk
kepentingan suatu kerangka karangan hendaknya berbentuk pengungkapan
maksud tujuan atau tesis.
b. Kedua ialah mengumpulkan topik-topik bawahan yang dianggap merupakan
rincian jelas dari tesis atau pengungkapan maksud tadi (hal ini sering disebut
dengan istilah inventarisasi). Pada poin ini penulis diperbolehkan untuk
mencatat sebanyak-banyaknya tema-tema yang terlintas dalam benaknya, dan
tidak perlu langsung melakukan evaluasi pada tema-tema tadi.
c. Ketiga ialah melakukan evaluasi pada semua topik bawahan yang sudah dia catat
pada langkah kedua tadi. Evaluasi itu bisa diadakan dalam beberapa tahap
sebagai berikut :
1. Apakah semua teman yang sudah dia catat memiliki pertalian (relevansi)
langsung dengan tesis atau pengungkapan maksud. Dan apabila sama sekali
tidak mempunyai hubungan maka topik tersebut dihapus dari daftar di atas.
2. Semua teman yang masih tersisa kemudian devaluasi lebih lanjut. Jika ada dua
topik atau lebih yang hamper sama, maka mesti dibuat perumusan baru yang
mencakup semua tema tadi.
3. Evaluasi lebih lanjut ditujukan kepada persoalan, apakah semua topik memiliki
derajat yang sama, atau ada tema yang sejatinya merupakan rincian dari topik
lain atau turunan dari topik lain. Jika ada masukkanlah topik turunan itu ke
dalam topik yang dianggap lebih tinggi posisinya.

8
4. Ada kemungkinan bahwa ada dua topik atau lebih yang memiliki derajat yang
sama, tapi lebih rendah dari topik yang lain. Jika terjadi hal yang demikian maka
usahakanlah agar mencari satu topik yang lebih tinggi lain yang akan
membawahi topik-topik tadi.

2) Manfaat Kerangka Karangan


Kerangka karangan adalah rencana kerja yang mengandung ketentuan-ketentuan
tentang pembagian dan penyusunan gagasan yang memuat garis-garis besar suatu
karangan. Adapun manfaat kerangka karangan adalah:
a. Memudahkan penyusunan kerangka secara teratur sehingga karangan
menjadi lebih sistematis dan mencegah penulis dari sasaran yang sudah
dirumuskan dalam topik atau judul.
b. Memudahkan penempatan antara bagian karangan yang penting dan yang
tidak penting.
c. Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan.
d. Membantu mengumpulkan data dan sumber-sumber yang diperlukan.
3) Bentuk Kerangka Karangan
Lazimnya kerangka kalimat berbentuk deklaratif (berita) yang lengkap untuk
merumuskan setiap topik, subtopic, atau sub-subtopik seperti dibawah ini.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang: Isinya bahasan kesenjangan konsep ideal dan fakta, kajian pustaka,
dan penalaran yang menimbulkan masalah.
B. Perumusan Masalah: Isinya rumusan masalah dalam kalimat tanya yang akan dibahas
dan akhirnya akan dijawab dalam kesimpulan.
C. Tujuan penulisan: Isinya target yang ingin dicapai.
D. Pembatasan Masalah: Isinya perincian ruang lingkup pembahasan, tempat penelitian,
dan waktunya.
E. Metode Pembahasan: Isinya metode yang digunakan dalam penelitian tersebut.
F. Sistematika Penulisan: Isinya adalah urutan-urutan system pembahasan.
II. LANDASAN TEORI: Rumusan tori yang berhubungan dengan topik yang akan
dibahas, misalnya: pengertian, bagian-bagian, dan lain-lain yang sifatnya teoritis.

9
III. HASIL PENELITIAN: Isinya adalah inti pembahasan. Biasanya merupakan aplikasi
teori, hasil dari seluruh penelitian.
IV. PENUTUP: Berisi kesimpulan (jawaban masalah) dan saran-saran jika ada.
V. DAFTAR PUSTAKA: Berisi referensi tentang penulisan.

Penyuntingan (Revisi)
Tahap revisi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun
memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Yang direvisi dari
karangan yang telah dibuat meliputi:
a. Penyuntingan Naskah (data), data baru yang ditemukan memungkinkan untuk
dilakukan penambahan ataupun penggantian data.
b. Penyuntingan Materi (pendapat baru), seringkali setelah menulis karangan
penulis menemukan ide dan pendapat baru yang lebih baik dari pendapat lama
sehingga perlu dilakukan revisi.
c. Penyuntingan Bahasa (ketikan), dalam penulisan karangan hendaknya
melakukan pengeditan ulang terhadap bahan yang akan disajikan karena bahan
tersebut harus sesuai dengan Bahasa diksi dan kalimat. Contohnya: Penulisan
kutipan yang benar, penulisan kata serapan yang sesuai EYD.

10
BAB IV
PENUTUP

A. Rangkuman
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
sesuai dengan makalah. Setiap karya tulis ilmiah memiliki tahap perencanaan yang
sistematis dan kerangka karangan. Tahapan awal yang harus kita rencanakan adalah
pemilihan topik yang menarik untuk dikaji, pemilihan judul yang mewakili bobot hasil
penelitian yang akan ditulis, menentukan tujuan penulisan untuk menyampaikan
maksud dari penulisan, dan menen tukan kerangka karangan untuk mempermudah
penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda dan menghindari penggarapan topik
dua kali atau lebih. Sesudah karya tulis ilmiah selesai kita masih perlu membaca ulang
dan merevisi isi karya ilmiah, untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun
memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis.

B. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan isi makalah di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Prapenulis adalah tahap awal dari sebuah perencanaan Karya Tulis Ilmiah.
2. Tahap prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis.
3. Tahap pembuatan perencanaan karangan ialah tahap prapenulisan, tahap
penulisan dan tahap penyuntingan (revisi)
4. Perencanaan Karya Tulis Ilmiah adalah semua tahap cara penulisan Karya Tulis
Ilmiah yang baik dan benar hingga terbentuknya sebuah Karya Tulis Ilmiah.
5. Tahap tujuan penulisan adalah tahap gambaran atau perencanaan menyeluruh
yang akan mengarahkan penulis dalam melakukan tindakan menyelesaikan
tugasnya.
6. Bahan penulisan diambil dari sebuah penelitian atau semua informasi yang
digunakan untuk mencapai tujuan penulisan.
7. Untuk menyusun karangan yang baik perlu diperhatikan dalam memilih judul,
topik, tujuan penulisan, bahan penulisan, dan penyusunan kerangka karangan.
8. Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan
bagaimana cara menyusun karangan itu.

11
9. Tahap revisi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi
ataupun memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis.

C. Saran
Melalui uraian-uraian dan pembahasan yang disampaikan di atas pada bab
sebelumnya sudah cukup menggambarkan mengenai materi pembembelajaran Bahasa
Indonesia Perencanaan penulisan Karya Tulis Ilmiah.Namun semua yang tercantum
dalam makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu saya
sangat berharap akan ada saran-saran dan kritik untuk perkembangan makalah ini
karena makalah ini dirasa bukanlah makalah yang sempurna. Pada bagian ini juga saya
sebagai penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan ketidak-tepatan dari apa
yang saya tuliskan dalam makalah ini. Kesempurnaan bukanlah milik orang yang pandai
maupun bergelar. Kesempurnaan merupakan hasil dari beberapa factor pendukung. Ada
faktor lebih utama dan yang terutama, yaitu kehendak dari Yang Maha Esa, Sang
Pencipta kita yaitu Tuhan kita. Sepandai apapun seseorang tidak akan berhasil secara
mutlak jika tidak ada persetujuan dari Yang Maha Kuasa, karena segala kesempurnaan
tidak akan dimiliki oleh seseorang secara sempurna dan berkelanjutan. Keberhasilan
manusia juga ditentukan dari lingkungan sekitarnya. Seseorang akan berhasil jika orang
tersebut belajar dari lingkungan sekitarnya. Tidak ada yang sempurna kecuali Tuhan
Yang Maha Sempurna. Oleh karena itu untuk kesempurnaan makalah ini diperlukan
adanya pendapat, kritik dan saran yang dapat dijadikan pembelajaran dan menguatkan
apa yang lemah dalam makalah ini. Atas segala kritik, saran, serta perhatiannya penulis
mengucapkan banyak terima kasih.

12
DAFTAR PUSTAKA
Aditya (2013) Makalah Karangan Ilmiah. Diakses pada 10 Mei 2016 Dari
http://ditaraditya04.blogspot.co.id/2013/01/makalah-karangan-ilmiah.html
Saghinarius (2014) Makalah Bahasa Indonesia Perencanaan Karya Tulis Ilmiah.
Diakses pada 10 Mei 2016 Dari http://saghinarius.blogspot.co.id/2014/05/makalah-
bahasa-indonesia-perencanaan_8275.html

13

Anda mungkin juga menyukai