Anda di halaman 1dari 4

1. Kenapa publikasi artikel ilmiah penting bagi lingkup perguruan tinggi?

Selain
memberikan kontribusi untuk pengembangan ilmu pengetahuan, lanjutnya, publikasi
ilmiah juga dapat mengkomunikasikan data, informasi, dan pemikiran ilmiah seseorang.
Selain itu, adanya publikasi juga memenuhi janji hibah penelitian dosen dan syarat untuk
naik pangkat.

Publikasi ilmiah dapat diartikan sebagai penyebarluasna suatu penelitian ilmiah yang
bersifat orisinil yang telah dilakukan oleh seseorang/sekelompok orang. Atau juga bisa
diartikan sebagai penyebarluasan perbaharuan penelitian yang sebelumnya telah
dilakukan oleh orang lain.

2. Istilah publikasi ilmiah tentu sudah tidak asing lagi di kalangan akademisi, khususnya
dosen dan peneliti. Saat ini, publikasi ilmiah terus digencarkan di perguruan tinggi guna
meningkatkan kualitas institusi, mendorong produktivitas dosen, dan lain-lain.
Tak hanya dosen yang perlu melakukan publikasi ilmiah, mahasiswa tingkat akhir
umumnya juga diwajibkan mempublikasikan skripsi, tesis, atau disertasi dalam bentuk
artikel jurnal yang menjadi salah satu syarat kelulusan.
Kini, kesempatan menerbitkan artikel di jurnal nasional maupun internasional terbuka
lebar untuk mahasiswa. Melalui pembinaan, pelatihan, dan kolaborasi penelitian bersama
dosen pembimbing, mahasiswa bisa ikut menyumbang andil dalam pengembangan ilmu
pengetahuan.
Sayangnya, masih banyak mahasiswa yang menganggap bahwa menulis jurnal ilmiah
merupakan tugas berat, sehingga mereka cenderung menghindar dan enggan terlibat
dalam proyek penelitian. Padahal, publikasi jurnal menawarkan beragam manfaat untuk
mahasiswa loh, apa saja?
a. Asah Kemampuan Argumentasi. Mahasiswa dituntut untuk menyampaikan
argumentasi secara ilmiah dan berdasarkan data, terutama pada hasil penelitian.
Mahasiswa harus selalu ingat bahwa penelitian bertujuan untuk membuktikan
hipotesa, sehingga jangan mengarang hasilnya dengan data keliru.
b. Meningkatkan Kemampuan Kerja Sama dan Menjelaskan Secara Sederhana.
Menulis jurnal bagi mahasiswa biasanya didampingi oleh pembimbing sebagai
penulis. Dengan demikian, beban kontribusi tidak dibebankan sendirian, melainkan
bersama tim penulis. Mahasiswa bekerja sama dengan pembimbing untuk membantu
penelitian dan proses submisi ke portal jurnal. Selain itu, menulis jurnal juga
meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menjelaskan permasalahan secara
sederhana. Gaya menulis jurnal ilmiah tidak seperti skripsi yang detail dan bertele-tele.
Mahasiswa ditantang untuk menjelaskan penelitian dengan padat dan jelas. Skripsi
mesti dirangkum dengan struktur yang mudah dipahami dan tidak mengurangi
substansi.
c. Pembuktian Kompetensi dan Portfolio. Di samping sebagai syarat kelulusan untuk
menyandang gelar sarjana, publikasi ilmiah bisa menjadi portfolio apabila ingin
mendaftar beasiswa atau melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Publikasi
ilmiah juga bermanfaat sebagai rekam jejak kompetensi kamu loh!
d. Berkontribusi untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Tanpa adanya publikasi
ilmiah, ilmu pengetahuan tidak akan berkembang. Terlebih, kita hidup pada zaman di
mana riset sudah sangat maju dan berkembang. Proses pengembangan ilmu
pengetahuan diperlukan untuk menyampaikan informasi yang dapat digunakan sebagai
referensi dasar dalam pengembangan bidang ilmu tertentu.
e. Memperdalam Pemahaman di Bidang Ilmu Tertentu. Ketika menulis artikel ilmiah
yang berkaitan dengan bidang ilmu yang dipilih, diharuskan untuk membaca referensi
dari berbagai sumber, mulai dari jurnal, buku, artikel, publikasi ilmiah, dokumen
negara, hingga berita harian. Semakin sumber yang dibaca, wawasan di bidang
keilmuan yang sedang digali otomatis akan meningkat. Cara lain dalam melakukan
penelitian adalah dengan terjun ke lapangan untuk mencari data primer.
3. Karya tulis ilmiah dan non ilmiah.
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan
suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk
memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya
ilmiah memiliki ciri-ciri yaitu, obyektif, netral, sistematis, logis, menyajikan fakta (data
yang fakta yang benar-benar terjadi sesuai dilapangan tanpa adanya emosi atau perasaan
didalamnya. Contohnya, skripsi, thesis dan disertasi.
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang
pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak
didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa
digunakan (tidak terlalu formal). Contohnya dongeng, cerpen, novel, drama dan roman.
4. Ketentuan Sistematika Penulisan Artikel:
a. Artikel berupa hasil penelitian:
1) Judul. Ditulis singkat dan padat (max 12 kata)
2) Nama Penulis. Nama penulis ditulis tanpa gelar, asal dan alamat lembaga, serta
alamat email. (Khusus untuk artikel yang ditulis tim, hanya dicantumkan alamat
email penulis utama).
3) Abstrak. Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Abstrak
memuat uraian mengenai tujuan penelitian, metode yang digunakan, dan hasil
penelitian. Abstrak ditulis secara ringkas, padat dan ditulis dalam satu alinea
(maksimal 150 kata).
4) Kata Kunci. Kata kunci berisi ide-ide atau konsep dasar yang mewakili bidang
yang diteliti. Kata kunci maksimal 5 kata.
5) Pendahuluan. Bagian ini berisi tentang latar belakang penelitian, permasalahan
penelitian atau tujuan penelitian, dan rangkuman kajian teori yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
6) Metode. Bagian ini memuat rancangan atau desain penelitian yang dilakukan.
Pada bagian ini paling tidak memuat tentang jenis penelitian, subjek/objek
penelitian, teknik/instrumen pengumpulan data dan analisis data.
7) Hasil dan Pembahasan. Bagian ini memuat hasil analisis data, pengujian
instrumen dan hipotesis (jika ada), jawaban pertanyaan penelitian, temuan-temuan
dan interpretasi temuantemuan.
8) Simpulan. Menyajikan simpulan hasil penelitian dan jika diperlukan dapat
ditambahkan implikasi, keterbatasan dan saran
9) Daftar Pustaka. Memuat sumber-sumber yang diacu di dalam penulisan artikel,
hanya sumbersumber yang digunakan yang dimuat dalam daftar pustaka.

b. Artikel berupa hasil pemikiran, analisis ilmiah, dan kajian teori:


1) Judul. Ditulis singkat dan padat (maksimal 12 kata).
2) Nama Penulis. Nama penulis ditulis tanpa gelar, asal dan alamat lembaga, serta
alamat email. (Khusus untuk artikel yang ditulis tim, hanya dicantumkan alamat
email penulis utama).
3) Abstrak. Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Abstrak
memuat ringkasan artikel yang mencerminkan gambaran umum masalah yang
dibahas dalam artikel dan hal-hal yang sedang dikritisi dan ditulis dalam satu
alinea (maksimal 150 kata).
4) Kata Kunci. Kata kunci berisi ide-ide atau konsep dasar yang mewakili bidang
yang ditulis. Kata kunci maksimal 5 kata.
5) Pendahuluan. Menguraikan pentingnya permasalahan yang dibahas beserta latar
belakangnya, mengemukakan permasalahan yang dibahas dan tujuan pembahasan.
6) Pembahasan. Bagian ini berisi kajian terhadap permasalahan yang sedang dibahas.
Isinya dapat meliputi analisis, argumentasi teoretik mengenai permasalahan yang
dibahas. Subbab yang ditulis dapat menyesuaikan dengan permasalahan yang
sedang dibahas.
7) Simpulan. Berisi simpulan penulis terhadap masalah yang dibahas, termasuk
saran-saran atau sikap alternatif jika ada.
8) Daftar Pustaka. Memuat sumber-sumber yang diacu di dalam penulisan artikel,
hanya sumbersumber yang digunakan yang dimuat dalam daftar pustaka.
Bentuk-bentuk tindakan plagiat
Tindakan yang dapat masuk ke dalam jenis plagiat cukup beragam dan luas. Jenis-jenis
tindakan tersebut menurut Weber- Wulff 2014 meliputi tindakan-tindakan atau hal-hal berikut
ini.
1. Copy paste. Tindakan ini adalah yang paling populer dan sering dilakukan. Plagiator
mengambil sebagian porsi teks yang biasanya dari sumber online kemudian dengan dua
double keystrokes CTRL + C dan CTRL + V salinan dokumen kemudian diambil dan
disisipkan ke dalam tulisan yang dibuat. Dari penggabungan dokumen ini sebenarnya dosen
sering kali dapat melihat kejomplangan ide dan gaya penulisan. Di bagian tertentu tulisan
terlihat sangat baik sementara di bagian lainnya tidak.
2. Penerjemahan. Penerjemahan tanpa mengutip atau merujuk secara tepat juga sering
dilakukan. Plagiator biasanya memilih bagian teks dari bahasa sumber yang akan
diterjemahkan kemudian secara manual atau 46 melalui software penerjemah melakukan
penerjemahan ke dalam draft kasar. Tak jarang karena menggunakan software yang tidak
peka terhadap konteks kalimat, misalnya, hasil terjemahan pun menjadi rancu.
3. Plagiat terselubung. Yang dimaksud plagiat terselubung di sini adalah tindakan mengambil
sebagian porsi tulisan orang lain untuk kemudian mengubah beberapa kata atau frasa dan
menghapus sebagian lainnya tanpa mengubah sisa dan konstruksi teks lainnya.
4. Shake paste collections. Tindakan ini mengacu pada pengumpulan beragam sumber tulisan
untuk kemudian mengambil darinya ide dalam level paragraf bahkan kalimat untuk
menggabungkannya menjadi satu. Sering kali hasil teks dari penggabungan ini tidak
tersusun secara logis dan menjadi tidak koheren secara makna.
5. Clause quilts. Tindakan ini adalah mencampurkan kata- kata yang dibuat dengan potongan
tulisan dari sumber- sumber yang berbeda. Potongan teks dari berbagai sumber digabungkan
dan tak jarang sebagian merupakan kalimat yang belum tuntas digabung dengan potongan
lain untuk melengkapinya. Beberapa ahli menamakannya mosaic plagiarism .
6. Plagiat struktural. Jenis tindakat plagiat ini adalah terkait peniruan pola struktur tulisan, dari
mulai struktur retorika, sumber rujukan, metodologi, bahkan sampai tujuan penelitian.
7. Pawn sacrifice. Tindakan ini merupakan upaya mengaburkan berapa banyak bagian dari teks
yang memang digunakan walaupun penulis menuliskan sumber kutipannya. Sering kali
bagian teks dari sumber lain yang dikutip dan diberi pengakuan hanya sebagian kecil saja,
padahal bagian yang diambil lebih dari itu.
8. Cut slide. Pada dasarnya mirip dengan pawn sacrifice dengan sedikit perbedaan. Plagiator
biasanya mengambil satu porsi teks dari sumber lain. Sebagian teks tersebut 47 dikutip dan
diberi pengakuan dengan cara yang benar dengan kutipan langsung, sementara sebagian lain
yang jelas-jelas diambil langsung tanpa modifikasi dibiarkan begitu saja masuk dalam
tulisannya.
9. Self-plagiarism. Jenis tindakan ini adalah menggunakan ide dari tulisan-tulisan sendiri yang
telah dibuat sebelumnya namun menggunakannya dalam tulisan baru tanpa kutipan dan
pengakuan yang tepat. Walaupun penulis merasa bahwa ide tersebut adalah miliknya dalam
tulisan sebelumnya dan dapat menggunakannya secara bebas sesuai keinginannya, hal ini
dianggap sebagai praktik akademik yang tidak baik.
10. Other dimensions. Jenis-jenis tindakan plagiat lainnya dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Plagiator dapat menjiplak dari satu sumber atau lebih, atau menggabungkan dua atau
lebih bentuk plagiat yang disebutkan di atas dalam tulisan yang dia buat. Yang pasti,
tindakan plagiat masih memungkinkan untuk berkembang dengan modifikasi dimensi dari
tindakannya.

Cara Publikasi Jurnal Nasional Gratis


1. Pastikan Tulisan Original.
2. Mematuhi Aturan dan Kebijakan Penyelenggara Publikasi.
3. Submit Sesuai Bidang Keilmuan.
4. Memperhatikan Tema atau Topik Artikel Ilmiah.
5. Mencari Tempat Publikasi Jurnal Nasional Gratis.

Anda mungkin juga menyukai