Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENYUSUNAN LITERATUR SEKUNDER


Dosen Pengampuh :
Dr. Prita Andarbeni. S.Sos., M.Si.

Di Susun Oleh :
RAHMAT HIDAYAT (194180023)

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS SLAM NEGERI
DATOKARAMA PALU
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha


Pemurah dan lagi Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan Hidayah dan
Rahmat Nya sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah
mata kuliah Penyusunan Literatur Sekunder dengan judul “Penyusunan
Literatur Sekunder”
Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan
didalamnya. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya. penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini selesai tepat waktu, khususnya kepada Dosen
pengampu kami Ibu Dr. Prita Andarbeni. S.Sos., M.Si.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi
banyak pihak dan untuk menyempurnakan makalah ini, penyusun
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Palu, 22 Juni 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Literatur dalam bentuk rekaman terutama tulisan dapat difungsikan
sebagai media pengembangan bidang dan profesi. Suatu bidang atau
profesi akan cepat atau lambat berkembang dipengaruhi oleh kelancaran
komunikasi tulis dan lisan. Namun demikian, komunikasi tertulis
memiliki beberapa dimensi positif antara lain:
1. Pengarahan ide, pemikiran, penemuan, hasil penelitian dan
pengalaman ilmiah akan lebih cepat dan lebih las daripada
komunikasi lisan
2. Media komunikasi tulis bersifat terbuka sehingga siapapun dapat
mengetahuinya bahkan dapat menguji kebenaran-kebenaran yang
dikemukakannya.
3. Penyajian karya intelektual itu telah mengalami seleksi bahkan
bimbingan.
4. Informasi ilmiah yang direkam pada literatur itu akan memiliki
nilai
keawetan.

(Lasa Hs., 1998: 108)

Dengan fungsi ini maka tradisi komunikasi tulis ini dalam


perkembangannya dijadikan sebagai tes intelektual sejati terhadap
kemampuan pengembangan bidang atau profesi seseorang. Oleh karena
itulah, maka nama-nama yang sering muncul dalam kegiatan inilah
terutama yang terkait dengan komunikasi tulis ilmiah kiranya akan lebih
dikenal dan diakui memiliki reputasi tersendiri. Maka disinilah letak
kepuasan dan kebanggan seorang ilmuwan dan seorang profesional
karena diakui eksistensinya. Pengakuan dan penghargaan akan diterima
apabila mampu menunjukkan prestasi yang bisa dibuktikan. Di era
informasi ini, perkembangan literatur meningkat tajam. Hal dipicu oleh
beberapa faktor antara lain:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi
Perkembangan IPTEK memeriukan media rekam dan media
penvebar pemikiran-pemikiran manusia. Maka perkembangan
IPTEK akan mendorong peningkatan literatur/rekaman tercetak
maupun noncetak.
2. Perkembangan jurnal ilmiah/scientific journal
Kehadiran jurnal ilmiah membawa perubahan peat terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan. Bahkan beberapa ahli
perpustakaan dan informasi berpendapat bahwa juraal dan terbitan
berkala lain merupakan awal perubahan pemikiran manusia.
3. Kebutuhan ilnuwan akan literatur
Sebelum melakukan kegiatan ilmiah, para ilmuwan memerlukan
informasi dari berbagai sumber informasi.Mereka membutuhkan
pengertian, rumusan, pemikiran, hasil penelitian, dan penemuan-
penemuan yang mutakhir. Literatur ini berfurgsi sebagai sumber
inspirasi dan motivasi.

Disamping itu, setelah mereka melakukan kegiatan ilmiah, mereka


memerlukan media rekam/literatur yang berfungsi sebagai dokumen
ilmiah dan penyebar informasi ilmiah itu.
Dengan adanya komunikasi ilmiah secara timbal balik ini, para
ilmuwan akan memperoleh informasi mutakhir, menambah wawasan, dan
dorongan untuk menulis. Sebab pada dasarnya pertumbuhan ilmu
pengetahuan itu berdasarkan teori, penemuan, hasil penelitian, pemikiran,
dan rumusan-rumusan yang telah ada. Maka dapat dikatakan bahwa
lahirnya ilmu pengetahuan itu merupakan hasil kecerdasan kolektif umat
manusia.

Literatur merupakan bentuk ekspresi manusia yang berupa


pemikiran atau imajinasi yang terorganisir yang dituangkan dalam bentuk
tulisan atau rekaman lain. Rekaman in harus mengandung pengertian-
pengertian yang informatif, sistematis, mengandung unsur
pengembangan, dan dapat dipahami orang lain.

Melalui literatur ini dapat diketahui perkembangan intelektual dan


nilai- nilai kemanusiaan dari waktu ke waktu dan dari generasi ke
generasi. Dengan demikian, literatur merupakan media komunikasi
ilmiah sesama ahli atau antar ahli bidang lain.

Komunikasi ilmiah in secara formal memiliki dimensi positif untuk


mengembangkan bidang dan pengecekan kebenaran ilmiah antar pada
ahli. Dari sikap in akan lahir pengakuan obyektif atas kelebihan dan
keahlian seseorang.

Literatur sebagai bentuk ekspresi dapat dibagi menjadi literatur


fiksi/kesusasteraan dan nonfiksi perbukuan. Apabila dilihat dari keaslian
originalitasnya. maka literstur terdiri dari literatur primer, sekunder, dan
tersier.

B. Rumusan Masalah
A. Definisi Literatur Sekunder
B. Tujuan Literatur Sekunder
C. Fungsi Literatur Sekunder
D. Jenis Layanan Literatur Sekunder di Perpustakaan

C. Tujuan
A. Untuk mengetahui definisi Literatur Sekunder
B. Untuk mengetahui tujuan Literatur Sekunder
C. Untuk mengetahui fungi Literatur Sekunder
D. Untuk mengetahui jenis Layanan Literatur Sekunder di Perpustakaan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Literatur Sekunder


Perkembangan ilmu pengetahuan akan diikuti perkembangan
literatur. Sebab literatur berfungsi sebagai wadah, dokumen, pengatur,
dan penyebar ilmu pengatahuan. Perkembangan literatur in juga
dipengaruhi oleh semakin meningkatnya kebutuhan
manusia akan informasi baik kuantitas, kualitas, maupun bentuknya.
Dalam hal ini Yooke Tjuparman (1994) menyatakan bahwa menurut data
sepuluh tahun yang lalu dalam satu tahun lebih dari du juta artikel ilmiah
yang ditulis oleh kurang lebih 75.000 penulis. Kegiatan ini memang
wajar, karena semakin meningkat kegiatan studi, kajian, penelitian,
seminar, dan pengembangan usaha. Untuk itu perl ada upaya sistematis
untuk mempercepat temu kembali pada literatur yang terlalu banyak
macamnya dan bentuknya
itu antara lain penyusunan literatur sekunder.
Literatur sekunder ini merupakan petunjuk, ringkasan, penjelasan,
maupun penilaian terhadap literatur primer. Literatur in antara lian berupa
katalog, bibliografi, sarikarangan, indeks, resensi, sinopsis, dan lainnya.
Dengan adanya literatur sekunder ini peminat literatur dapat terbantu
dalam temu kembali.
B. Tujuan Literatur sekunder
Tujuan penyusunan literatur sekunder adalah:
- Memberi informasi lebih cepat kepada para pemustaka
- Menginformasikan koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan
- Mempromosikan koleksi perpustakaan
- Membantu pemustaka dalam penelusuran informasi
- Memberi keterampilan dan pengetahuan untuk penemuan informasi
secara cepat
- Memungkinkan terjadinya kerja sama antar perpustakaan
- Menuntun pengatalog agar taat azas dalam pemilihan tajuk
- Untuk mencapai keseragaman terutama dalam transliterasi
- Menuntut pengkatalog untuk membuat acuan-acuan dari tajuk-tajuk
yang tidak digunakan ke tajuk yang digunakan
- Membantu pemakai dalam melakukan penelusuran data bibliografis
- Menghindarkan duplikasi pekerjaan

Munculnya literatur sekunder dalam perkembangan ilmu pengetahuan


didorong
oleh beberapa faktor antara lain:
1. Perkembangan Jurnal Ilmiah/scientific journal
Kelahiran jurnal ilmiah membawa perubahan besar dalam
perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan in semakinmeningkat
secara kualitas dan kuantitas dari waktu ke waktu, Majalah Reader Digest
misalnya yang terbit di Amerika Serikat tahun 1922 dalamwaktu 13 tahun
(1935) oplagnya mencapai satu juta eksemplar dan pada
tahun 1990 menacapai play 16,5 juta eksemplar (Ensiklopedi Nasional
Indonesiz, 1990)
2.Kebutuhan Ilmuwan Untuk Penulisan
Sebelum melakukan penulisan,para ilmuwan mencari informasi,
data, teori, rumusan, dan perkembangan mutakhi ke berbagai sumber.
Pada umumnya mereka
langsung mencari pada literatur primer. Hal in akan sebenarnya
merupakan langkah yang
kurang egektif dan kurang efisien. Oleh karena itu, disinilah perlunya
penyediaan litertaur sekunder untuk membantu proses temu kembali
informasi secara efektif dan efisien.
Setelah selesai melakukan kegiatan ilmiah, mereka akan
menuliskan pemikiran, penemuan, renungan, mauoun hasil penelitian
mereka dalam bentuk laporan/makalah dan ini berarti mereka melahirkan
literatur sekunder.
3. Kesibukan Ilmuwan
Para ilmuwan banyak menghabiskan waktunya untuk kegiatan di
lapangan (mengajar, meneliti, seminar, diskusi, membimbing) sehingga
kesempatan menelusuri informasi sangat terbatas. Untuk membantu
mereka, perludisediakan literatur sekunder seperti bibliografi, katalog
terpasang, internet, indeks, abstrak, dan lainnya.
Bibliografi, sarikarangan, dan lainhya sangat membantu
perkembangan ilmu pengetahuan karena literatur iri berfungsi untuk
menilai/seleksi informasi/selection of information, penyebaran
informasi/dissemination of information, mempercepat dan mempermudah
proses temu kembali/retrieval of information.
C. Fungsi Literatur Sekunder
Dalam pelaksanaan kegiatan penulisan ilmiah keberadaan literatur
sekunder
diharapkan berfungsi:
1. Menginformasikan adanya sumber informasi yang menyebar di
berbagai lokasi.
2. Memberikan penilaian tentang kualitas literatur
3. Memberikan dasar-dasar teori,rumusan, prosedur penelitian, dan
pengembanagnnya
4. Menunjukkan bidang yang terkait
S. Menampilkan hal-hal yang menarik
6. Merangkum berbagai bidang
Kegiatan penulisan ilmiah akan meningkat kualitas dan
kuantitasnya apabila di tunjang dengan sistem akses informasi
yang memadai. Dalam hal ini pesan literatir sekunder akan sangat
mempengaruhi. Sebab literatur ini menyajikan pengarahan,
petunjuk, bahasan, dan penilaian terhadapatur primer.

Penyusunan literatur ini memerlukan tenaga yang profesional yang


harus bekerja dengan tekun, teliti, sabar, ulet dalam waktu yang
lama. Sedangkan di banyak perpustakaan penyediaan literatur in
mash belum terpkirkan secara serius. Hal ini mungkin disebabkan
beberapa faktor antara lain:
I. Keterbatasan pendidikan dan kemampuan pustakawan.
2. Pengaruh teknologi informasi
3. Kesibuakn pustakawan dalam tugas rutinitas terutama pelayanan
4. Rendahnya kreatifitas, keberanian, dan motivasi pustakawan

D. Jenis Layanan Literartur Sekunder di Perpustakaan


Layanan sekunder, adalah layanan yang pada prinsipnya untuk
mendaya gunakan informasi yang terkandung di dalam koleksi
perpustakaan, yaitu:
1. Jasa daftar koleksi perpustakaan, dimana memuat informasi bahan
pustaka yang bar diperoleh dan merupakan tambahan koleksi
perpustakaan.
2. Jasa daftar artikel majalah atau yang biasa dikenal dengan jasa
"Informasi Kilar" berupa pengiriman fotokopi daftar isi majalah tertentu
kepada pengguna tertentu sesuai dengan bidang minatnya dan bersifat
mutakhir.
3. Buletin, sari karangan dan indeks yaitu dengan adanya jasa ini maka
pembaca dapat menentukan apakah mereka perlu atau tidak untuk
membaca bahan pustaka yang ada.
4. Paket informasi, dibuat sesuai dengan pesanan atau kecenderungan
pasar serta dikemas dalam bentuk publikasi yang menarik.
5. Bibliografi, pemakai perpustakaan yang sedang melakukan suatu
proyek penelitian sering meminta jasa bibliografi berupa daftar
kepustakaan perpustakaan bersangkutan, tetapi dapat diambil dari sumber
yang jelas dan dapat di pertanggung jawabkan
6. Buletin berita, dibuat seringkas mungkin dan menarik supaya si
pembaca selalu mengikuti masalah-masalah aktual yang ditawarkan
terutama yang berkaitan dengan tugas, fungsi dan sasaran badan
induknya.
7. Selebaran informasi, digunakan untuk memberikan masukan berupa
saran dan pendapat dari para penggunanya. mengenai topik tertentu.
Bahan pustaka yang dicakup tidak hanya koleksi.

Jenis Layanan Literartur Sekunder di Perpustakaan adalah kegiatan


mencari atau menemukan kembali informasi kepustakaan mengenai suatu
bidang tertentu yang ada di perpustakaan maupun di luar perpustakaan
dengan menggunakan bantuan OPAC (Online Public Access Catalogue),
literatur sekunder dan sarana penelusuran lainnya. Kegiatan penelusuran
literatur ini umumnya digunakan untuk mendukung penelitian dan atau
penulisan ilmiah, serta bahan bacaan sesuai kebutuhan pengguna
perpustakaan. Adapun jenis-jenis Koleksi Literatur Sekunder

1. Bibliografi
Bibliografi adalah daftar buku-buku dalam bidang atau
subyek tertentu, di mana hakekat keberadaan (lokasi) buku-buku
tersebut tidak dibatasi pada satu perpustakaan tertentu. Bibliografi
biasanya disusun menurud abjad pengarang atau kronologis atau
subyek. Kadang-kadang bibliografi disertai dengan anotasi dan
disebut dengan bibliografi beranotasi.
Tujuan bibliografi adalah membantu pemakai mengetahui
eksistensi sebuah dokumen atau mengidentifikasi sebuah dokumen
atau bahan pustaka lain sesuai dengan keperluannya.

2. Katalog
Katalog dalam istilah perpustakaan adalah sarana yang
mendaftar seluruh koleksi perpustakaan. Dalam hal ini katalog
dapat dibedakan menjadi:
• Katalog Perpustakaan, yaitu daftar buku atau koleksi yang
dimiliki oleh suatu Perpustakaan tertentu.
• Katalog Induk, daftar buku atau koleksi yang tidak terbatas
pada satu perpustakaan saja. Sudah tentu dalam katalog semacam
ini ada penunjukan terhadap keberadaan koleksinya

3. Indeks
Indeks adalah sarana fisik yang mengacu ke bagian koleksi
dokumen yang secara potensial relevan dengan permintaan
informasi. Ada indeks yang menyatu dengan sebuah buku dan ada
indeks yang terpisah dengan bahan pustaka yang diindeksnya.
Indeks bisa dikelompokkan menjadi:
• Indeks buku, berisi daftar kata-kata penting disertai nomor
yang mengacu ke bagian koleksi dokumen. Indeks jenis ini
biasanya terletak pada bagian akhir sebuah buku.
• Buku indeks, merupakan sebuah buku yang berdiri sendiri
bisa terdiri dari satu jilid atau lebih berisi daftar kata-kata diserta
dengan nomor yang mengacu kepada bagian atau halaman sebuah
buku atau sekumpulan buku.
• Majalah indeks, merupakan terbitan berseri dengan kala terbit
teratur yang berisi
senarai artikel yang dimuat dalam majalah primer.

4. Abstrak
Yang dimaksud dengan abstrak disini adalah majalah
abstrak, yaitu terbitan berseri dengan frekuensi teratur yang berisi
sari karangan atau abstrak dari artikel penting dalam subyek
tertentu yang terbit dalam majalah primer. Dapat juga abstrak ini
berasal dari sari karangan monograf berisi hasil penelitian, laporan
penelitian, paten, serta sumber primer lain dalam bidang tertentu.
Majalah abstrak berfungsi juga sebagai indeks sehingga dapat
digunakan sebagai sarana temu balik informasi serta memberikan
gambaran singkat mengenai penelitian yang sedang berlangsung.
Tujuan utama abstrak ada dua, yaitu:
• Menghemat waktu pemakai dengan cara memeriksa abstrak
serta memeriksa
apakah artikel yang dibuatkan abstrak tersebut bermanfaat atau
tidak bagi pemakai.
• Membantu melakukan penelusuran retrospektif tanpa mel;ihat
artikel
sesungguhnya. Dalam hal ini dapat dikatakan 48% peneliti
menggunakan abstrak
sebagai pengganti artikel sebenarnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkemangan ilmu pengetahuan akan dikuti perkembangan literatur.
Sebab literatur berfungsi sebagai wadah, dokumen, pengatur, dan
penyebar ilmu pengatahuan. Literatur sekunder Yakni bentuk karya
tulis/rekaman yang menunjukkan, meringkas, menafsirkan, atau
menilai literatur yang asl Bentuk in merupakan penjelasan,
pembicaraan, atau penilaian pada literatur primer. Dikatakan
penjelasan karena memberikan keterangan lebih rinci tentang data
bibliografi literatur primer. Katalog, indeks, atau bibliografi
menerangkan data tenteng judul naskah, isi pokok, nama pengarang,
jumlah halaman, dan lainnya.
Dikatakan pembicaraan, karena literatur/tulisan ini mengulas panjang
lebar tentang literatur primer baik dari segi fisik, isi, latar belakang,
dan sistematis penulisan. Fungsi literatur sekunder ada enam (6) Yaitu
1. Menginformasikan adanya sumber informasi yang menyebar di
berbagai lokasi. 2. Memberikan penilaian tentang kualitas literatur. 3.
Memberikan dasar-dasar teori,rumusan, prosedur penelitian, dan
pengembanagnnya. 4. Menunjukkan bidang yang terkait. 5.
Menampilkan hal-hal yang menarik. 6. Merangkum berbagai bidang.
Jenis layanan Literatur di perpustakaan yaitu jasa daftar koleksi
perpustakaan, jasa daftar artikel majalah, buletin, paket informasi,
bibliografi, buletin berita dan selebaran informasi.

B. Saran
Pentingnya Mahasiswa mempelajari Literatur Sekunder untuk mencari
referensi informasi yang di butuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

Dhiman, Anil K. and Sinha, Suresh C. 2002. Academic Libraries.


New Delhi: Ess Ess Publications.

Katz, William A. 1982. Introduction to reference work, vol.1 Basic


information sources. 4th edition. New York: McGrawHill.

Lembaga Perberdayaan Perpustakaan dan Informasi (LpPI). 2001.


Pedoman Pengelolaan Perpustakaan Madrasah. Yogyakarta: FKBA.

Mustafa, Badollahi dan Abdul Rahman Saleh. 1994. Bahan rujukan


umum. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sinha, Suresh C. and Dhiman, Anil K.. 2002. Special Libraries:


Research & Technical Libraries. New Delhi: Ess Ess Publications.

Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta :


Gramedia Pustaka Utama.
Trimo, Soejono. 1997. Buku Panduan untuk Matakuliah Reference
Work dan Bibliography dengan Sistem Modular. Jakrata: Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai