Anda di halaman 1dari 12

Apr

15

ALUMINOSILIKAT
Aluminosilikat anorganik polimer juga dikenal sebagai geopolimer. Aluminosilikat
anorganik polimer idealnya terdiri dari struktur amorf, tiga-dimensi akibat polimerisasi
aluminosilikat monomer dalam larutan basa. Alumina (Al2O3) dan silika (SiO2) adalah dua
mineral yang paling banyak dari kerak bumi. Kelas mineral yang mengandung aluminium oksida
dan oksida silikon dikenal dengan sebutan aluminosilikat. Mineral aluminosilikat terbentuk dari
penggantian beberapa ion Si4+ dalam silikat oleh ion Al3+. Atom aluminium menggantikan atom
silikon dalam tetrahedral atau menempati lubang oktahedral atom oksigen, membuat struktur
yang lebih kompleks. Substitusi silikon tetravalen dengan aluminium trivalen menyebabkan
kekurangan muatan yang harus dikompensasi dengan kation lain seperti H+, Na+, Ca2+, dan
sebagainya.
Felspar adalah mineral khas aluminosilikat, KAlSi3O8 (ortoklas) dan NaAlSi3O8 (albit)
juga dikenal. Felspar mempunyai struktur 3 dimensi dengan semua sudut tetrahedra SiO4 dan
AlO4 digunakan bersama. Di pihak lain, lapisan 2 dimensi terbentuk bila satuan [AlSiO5]3-
digunakan bersama, dan bila kation berkoordinasi 6 dimasukkan di antar lapisan dihasilkanlah
mineral berlapis semacam mika. Bila jumlah oksigennya tidak cukup untuk membentuk
oktahedra antar lapis, ion hidroksida akan terikat pada kation Al insterstial. Muskovit,
KAl2(OH)2Si3AlO10, adalah suatu jenis mika yang berstruktur seperti ini dan sangat mudah
dikupas. Sebagai mineral silikat pembentuk batuan, felspar mempunyai kerangka struktur
tektosilikat yang menunjukkan 4 (empat) atom oksigen dalam struktur tetraheral SiO2 yang
dipakai juga oleh struktur tetraheral lainnya. Kondisi ini menghasilkan kisi-kisi kristal seimbang
terutama bila ada kation lain yang masuk ke dalam struktur tersebut seperti penggantian silikon
oleh aluminium. Terlepas dari bentuk strukturnya, apakah triklin atau monoklin, felspar secara
kimiawi dibagi menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium felspar (KAlSi3O8), natrium
felspar (NaAlSi3O8), kalsium felspar (CaAl2Si2O8) dan barium felspar (BaAl2Si2O8) sedangkan
secara mineralogi felspar dikelompokkan menjadi plagioklas dan K-felspar.
Plagioklas merupakan seri yang menerus suatu larutan padat tersusun dari variasi
komposisi natrium felspar dan kalsium felspar. Plagioklas felspar hampir selalu memperlihatkan
kenampakan melidah yang kembar (lamellar twinning) bila sayatan tipis mineral tersebut dilihat
secara mikroskopis. Sifat optis yang progresif sejalan dengan berubahnya komposisi mineralogi
memudahkan dalam identifikasi mineral-mineral felspar yang termasuk ke dalam kelompok
plagioklas tersebut. Na-plagioklas banyak ditemukan dalam batuan kaya unsur alkali (granit,
sienit). Andesin dan oligoklas terdapat pada batuan intermediate seperti diorit sedangkan
labradorit, bitownit dan anortit biasanya sebagai komponen batuan basa (gabro) dan anortosit.
Mineral yang termasuk kelompok K-felspar diklasifikasikan berdasarkan suhu
ristalisasinya, mulai dari sanidin (suhu tinggi), ortoklas, mikroklin sampai adu-laria (suhu
rendah). Keempat mineral mempunyai rumus kimia sama yaitu KAlSi3O8 dan (terutama)
ditemukan pada batuan beku asam seperti granit dan sienit, selain itu ditemukan pula pada
batuan metamorfosis dan hasil re-work pada batuan sedimen.
Keberadaan felspar dalam kerak bumi cukup melimpah. Walaupun demikian untuk
keperluan komersial dibutuhkan felspar yang memiliki kandungan (K2O + Na2O) > 10%. Selain
itu, material pengotor oksida besi, kuarsa, oksida titanium dan pengotor lain yang berasosiasi
dengan felspar diusahakan sesedikit mungkin. Felspar dari alam setelah diolah dapat
dimanfaatkan untuk batu gurinda dan felspar olahan untuk keperluan industri tertentu. Mineral
ikutannya dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri lain sesuai spesifikasi yang ditentukan.
Industri keramik halus dan kaca/gelas merupakan dua industri yang paling banyak
mengkonsumsi felspar olahan, terutama yang memiliki kandungan K2O tinggi dan CaO rendah.
Berbicara mengenai potensi endapan felspar di Indonesia, sebaran material ini terdapat
hampir di seluruh negeri dengan bentuk endapan berbeda dari satu daerah dengan daerah yang
lain tergantung jenis endapan, primer atau sekunder. Data dari Direktorat Inventarisasi
Sumberdaya Mineral menunjukkan cadangan terukur (proved), tereka (probable) dan terindikasi
(possible) masing-masing sebesar 271.693, 11.728 dan 56.561 ribu ton.
Kaolinit (Tipe 1 : 1)
Mineral kaolinit adalah alumino-silikat yang terhidrasi dengan komposisi kimia umum
Al2O3 : SiO2 : H2O = 1:1:2 atau 2SiO2.Al2O3.2H2O per satuan sel. Seperti telah dinyatakan,
golongan ini termasuk tanah liat filosilikat dengan tipe 1 : 1. Kristalnya terdiri dari lapisan
aluminium oktahedral tersusun di atas lembar silika tetraeder. Lembar-lembar ini memanjang
terus menerus dengan arah a dan b dan satu tersusun di atas lembar lainnya dalam arah sumbu z
atau c. Satuan sel adalah non-simetris, dengan satu lembar silika tetraeder pada satu sisi dan satu
lembar aluminium oktaeder pada sisi lain. Sebagai akibatnya, bidang dasar (basal plane) atom-
atom oksigen pada satu unit krsital berseberangan dengan bidang dasar ion-ion OH dari lapisan
berikutnya. Gejala terakhir menghasilkan mineral-mineral memiliki dua tipe permukaan. Kedua
lembar yang membentuk satu satuan lapisan (unit layer) diikat oleh atom oksigen. Atom oksigen
ini satu valensinya berpegangan erat dengan silikon, sedangkan yang lain memegang Al secara
ikatan koordinasi sedangkan satuan-satuan lapisan berpegangan satu sama lain melalui ikatan H
(Hydrogenbonding), menghasilkan ruang antar-misel dengan dimensi tertentu. Basal spacing
dari mineral kaolinit adalah 7,14 . Anggota golongan kaolinit adalah kaolinit, dikit, nakrit dan
haloisit. Kecuali haloisit, mineral lainnya tidak dapat mengebang dalam air. Dari mineral-mineral
disebutkan di atas mineral kaolinit yang distribusinya terluas. Mineral ini banyak didapati pada
tanah ordo ultisol dan oxisol di daerah tropik. Fungsi utama dari mineral ini adalah sebagai
bahan baku keramik.
Haloisit (Tipe 1 : 1)
Mineral ini mempunyai komposisi umum Al2O3.2SiO2.4H2O. Strukturnya mirip kaolinit,
perbedaan dengan kaolinit terletak pada susunan yang tidak beraturan dari lapisan-lapisan dan
terdapatnya dua atau lebih antar lapisan air (water interlayer). Molekul-molekul air terikat
bersama-sama menurut pola heksagonal, molekul air ini selanjutnya terikat dengan lapisan-
lapisan kristal melalui ikatan H. Oleh karena terdapatnya air di antara lapisan maka haloisit
memiliki nilai =10,1 lebih besar dari kaolinit. Jika haloisit dipanaskan, maka nilai d turun
menjadi 7,2 . Mineral yang airnya telah keluar disebut metahaloisit. Haloisit dilaporkan cepat
berubah menjadi metehaloisit jika suhu menjadi 50C. Haloisit umumnya berbentuk pipa
(tubular) jika dilihat melalui mikroskop elektron, bentuk ini berbeda dengan kaoilinit yang
berbentuk heksagonal. Proses pembentukan dan kemantapan haloisit di dalam tanah diketahui
dipengaruhi oleh kelembaban tanah. Kondisi tanah lembab diperlukan untuk perkembangan
mineral itu. Terdapat indikasi bahwa haloisit dipercaya sebagai bahan asal dari kaolinit. Proses
pembentukan kaolinit mengikuti urutan (sequence) pelapukan berikut ini: Montmorilonit
Haleisit Metahaloisit Kaolinit
Montmorilonit (Tipe 2 : 1)
Mineral dalam kelompok ini kadang-kadang disebut smektit dan mempunyai komposisi
beragam. Namun rumus umum dinyatakan sebagai Al2O3.4SiO2.H2O + xH2O. Nama
montmorilonit diperuntukkan bagi jenis aluminosilikat berhidrasi. dengan substitusi rendah. Tipe
tanah liat ini sering pula disebut bentonit. Montmorilonit memiliki ion-ion Mg2+ dan Fe3+ di
dalam posisi oktaeder, sementara beidelit yang baik tidak mengdung Mg dan Fe di dalam lembar
oktaeder. Beidelit dicirikan oleh kandungan Al yang tinggi. Muatan silika semua berasal dari
penggantian Si4+ oleh Al3+. Dua macam teori struktur dari montmorilonit ialah (1) menurut
Hofmann dan Endell serta (2) menurut Edelman dan Favajee. Kedua teori itu menunjukkan
kemiripan yakni dalam hal struktur unit sel yang dianggap simetris, sehingga berlawanan dengan
kaolinit. Satu lembar aluminium oktaeder terselip atau terjepit di antara dua lembar silika
tetraeder. Ikatan antara lapisan relatif lemah dan mempunyai ruang antar lapisan yang dapat
mengembang jika kandungan air meningkat. Perbedaan antara struktur Hofmann dan Endell
dengan struktur menurut Edelman dan Favajee adalah dalam penyusunan jaringan silika tetraeder
seperti yang dilukiskan pada Gambar 4 Edelmann dan Favajee berpendapat bahwa susunan
alternatif dari silika tetraeder terwujud dengan ikatan Si-O-Si bersudut 180, dengan bidang
dasar terdiri dari gugusan OH yang diikat oleh silika di dalam tetraeder.
Muatan negatif montmorilonit umumnya berasal dari substitusi isomorfik yaitu
penggatian kation bervalensi tinggi dengan kation valensi yang lebih rendah dengan syarat jari-
jari atom relatif sama. Hanya terdapat sedikit muatan berubah, karena semua gugusan hidroksil
berlokasi dalam bidang permukaan yang ditutupi oleh jaringan atom-atom oksigen.
Montmorilonit umumnya berukuran sangat halus, sedangkan komponen-komponen dalam
lapisan tidak terikat kuat. Jika mengadakan persentuhan dengan air, maka ruang di antara lapisan
mineral mengembang, menyebabkan volume tanah liat dapat berlipat ganda. Terdapat tanda
bahwa jarak dasar (basal spacing) montmorilonit meningkat secara seragam jika terjadi
penyerapan air.
Tingginya daya mengembang atau mengerut dari montmorilonit menjadi alasan kuat,
mengapa mineral ini dapat menyerap dan memfiksasi ion-ion logam dan persenyawaan organik.
Jerapan persenyawaan organik menjurus pembentukan kompleks organo-mineral. Ion-ion
organik dipercaya dapat menggantikan kedudukan kation-kation organik di dalam ruang antar
misel. Jerapan persenyawaan organik sperti gliserol dan etilen glikol merupakan penciri dalam
mengidentifikasi montmorilonit dengan analisa difraksi sinar-x. Jika montmorilonit dipanaskan
dalam oven pada suhu 105C, maka biasanya mineral ini dicirikan oleh puncak difraksi dari
jarak dasar 10 , sedangkan nilai untuk kondisi kering udara adalah 12,4 14 . Dari
keanekaragaman jenis tanah liat, monmorilonit ditemukan dalam bentuk tanah kebanyakan
montmorilonit termasuk oktaeder, dan banyak ditemukan pada jenis tanah Vertisol, Mollisol,
Affisol maupun Entisol. Tingginya daya plastis, mengembang dan mengkerut mineral ini
menyebabkan tanah menjadi plastis jika basah dan keras jika kering. Retakan-retakan pada
permukaan tanah akan terlihat jika permukaan tanah mengering.

Ilit (Tipe 2 : 1)
Golongan mineral ini termasuk mineral mika (2 : 1) yang tidak mengembang, namun berbeda
dengan mika sesungguhnya yang termasuk dalam mineral sekunder. Mineral ini juga dikenal
dengan nama mika berair (hydrous mica) atau mika tanah. Dalam kelompok ini ilit digunakan
untuk mineral berbutir halus sedangkan berbutir kasar dinamakan mika berair. Sejumlah peneiliti
menolak mengklasifikasikan ilit sebagai tanah liat, mereka mengukakan ilit adalah mika
berukuran tanah liat sehingga tidak dapat dimasukkan ke dalam mineral tanah liat (Theng, 1974).
Namum mineralogi tanah liat ilit dimasukkan dalam soil taxonomy (USDA,1975). Van Olphen
(1977) berpendapat, bahwa mika terutama muskovit adalah prototipe dari ilit, hubungannya yang
dekat dengan mika menjadi alasan namanya disebut sebagai mika berair atau mika tanah.
Mineral ilit hampir mirip komposisinya dengan muskovit, tetapi mengandung lebih banyak SiO2
dan lebih sedikit K. Beberapa peneliti berpendapat bahwa suatu seri yang berkelanjutan dari
suatu ilit terjadi ketika berlangsung perubahan mineral muskovit menjadi montmorilonit.
Montmorilonit
i

Muskovi

H2KAl3Si3O12 Seri Ilit Al2O3.4 SiO2.H2O + x H2O


Oleh karena ilit mengandung K dalam ruang di antara lapisan, maka unit lapisan terikat lebih
kuat dibandingkan dengan monmorilonit. Jadi ruang di antara misel dari ilit dapat mengembang
jika ditambahkan air.
Ilit ditemukan pada tanah-tanah mollisol, alfisol, spodosol, aridisol, inceptisol dan
entisol. Pada tanah yang dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi, mineral ilit cenderung
berubah menjadi montmorilonit, sedangkan di bawah pengaruh iklim sedang atau bersuhu tinggi,
strutur ilit dilaporkan dapat berubah menjadi strutur kaolinit.
Vermikulit (Tipe 2 : 1)
Nama vermikulit berasal dari vermiculare atau vermicularis dalam bahasa latin berarti mirip
cacing = wormlike, yang jika dipanaskan mineralnya dapat memanjang hingga 2030 kali dari
ukuran semula. Kelompok mineral ini membentuk jonjotan mirip mika sperti ilit. Vermikulit
dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu vermikulit sesungguhnya (true vermiculite) dan
vermikulit liat (clay vermiculit). Vermikulit sesungguhnya tidak dianggap sebagai mineral tanah
liat, tetapi sebagai mineral pembentuk batuan (Douglas, 1977). Vermikulit berukuran tanah liat
ditemukan dalam tanah dianggap sebagai vermikulit liat atau vermikulit tanah. Kehadiran
dalam fraksi tanah liat untuk pertama kalinya diperkenalkan pada tahun 1974 di Skodlandia.
Pelacakan mineral ini dalam tanah dilakukan dengan alat Sinarx dengan puncak difraksi pada
14 sehingga acapkali mineral ini disebut sebagai mineral 14 . Tanah liat vermikulit adalah
magnesiumaluminium silikat, dengan Mg menduduki posisi oktaeder di antara dua lembar
silika tetraeder, beberapa atom Fe juga ditemukan. Rumus kimia secara umum dituliskan sebagai
berikut:
22 MgO. 5Al2O3. Fe2O3. 22 SiO2. 40 H2O
atau
Mg3 Si4O10(OH)2x H2O
Struktur vermikulit amat mirip dengan struktur khlorit, perbedaannya ialah terdapatnya lapisan
yang terdiri dari molekul-molekul air setebal 5 di dalam ruang antar misel. Di dalam lapisan
tetraeder terjadi penggantian Si4+ oleh Al3+, sehingga muatan negatif pada mineral ini adalah
tinggi.
Khlorit (Tipe 2:2)
Mineral tanah liat ini tersusun dari magnesium dan aluminium silikat berair yang memiliki
hubungan dengan mineral mika. Kebanyakan khlorit berwarna hijau, struktur khlorit mirip
dengan talk atau tanah liat tipe 2:1 yang memperlihatkan kemiripan dengan vermikulit. Namun
kini sejumlah penulis bersepakat menyebut khlorit sebagai mineral tipe 2:2. Lapisan oktaeder
terdiri dari hidroksida Al dan Mg yang terjepit di antara dua lembar silika tetraeder. Lembar Mg
atau Mg(OH)2 sebelumnya disebut lembar brusit. Dalam ruang antar misel juga ditempati oleh
lembar brusit, sehingga disebut tanah liat tipe 2 :2. Komposisi mineral beragam, tetapi komposisi
umum dilaporkan adalah:
(Mg, Fe, Al)6(Si, Al)4 O10 (OH)8.
Substitusi isomorfik berlangsung di dalam kedua lapisan tetraeder maupun oktaeder. Kation Si
dapat digantikan oleh Al dan Fe dapat menggantikan Mg di dalam posisi oktaeder.
Jika pergantian Mg oleh Al dalam lembar brusit, maka menimbulkan muatan positip. Muatan
positip ini akan menetralisir muatan negatif dari lapisan mika sebagai akibatnya khlorit memiliki
muatan yang rendah dan dengan nilai KTK yang kecil. Khlorit ditemukan dalam jumlah sedikit
tercampur dengan jenis tanah liat lain. Pada tanah afisol, mollisol, dan andosol kebanyakan
mineral khlorit termasuk trioktaeder.

DAFTAR PUSTAKA
Rowles, Matthew And Brian Ocornor. Zeolite Formation In The Synthesis Of Aluminosilicate
Inorganic Polymers: Combining The Power Of The PDF And Synchrotron Data. Materials
Research Group, Department Of Applied Physics, Curtin University Of Technology, GPO BOX
U1987, Perth, WA 6845. Australia
Purcell, Keith F. and John C. Kotz. 1980. An Introduction to Inorganic Chemistry. Japan: Saunders
Golden Sunburst Series.

Diposting 15th April 2011 oleh Raiwata Mertanjaya


0

Tambahkan komentar

Chemist's Blog

Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis

Oct
20

Neils Bohr's Theory

TEORI ATOM NEILS BOHR

By: I Putu Raiwata Mertanjaya

Pendahuluan

Atom adalah satuan unit terkecil dari sebuah unsur yang memiliki sifat-sifat dasar tertentu.
Setiap atom terdiri dari sebuah inti kecil yang terdiri dari proton dan neutron dan sejumlah
elektron pada jarak yang jauh.

Pada tahun 1913 Neils Bohr pertama kali mengajukan teori kuantum untuk atom hydrogen.
Model ini merupakan transisi antara model mekanika klasik dan mekanika gelombang. Karena
pada prinsip fisika klasik tidak sesuai dengan kemantapan hidrogen atom yang teramati.

Model atom Bohr memperbaiki kelemahan model atom Rutherford. Untuk menutupi kelemahan
model atom Rutherford, Bohr mengeluarkan empat postulat. Gagasan Bohr menyatakan bahwa
elektron harus mengorbit di sekeliling inti.

Oct
17

Sabun dan Deterjen

SABUN DAN DETERJEN

By: I Putu Raiwata Mertanjaya

Limbah domestik kerapkali mengandung sabun dan deterjen. Keduanya merupakan sumber
potensial bagi bahan pencemar organik. Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak
tinggi, seperti natrium stearat, C17H35COO-Na+. Aksi pencucian dari sabun banyak dihasilkan
dari kekuatan pengemulsian dan kemampuan menurunkan tegangan permukaan dari air. Konsep
ini dapat dipahami dengan mengingat kedua sifat dari ion sabun.

Oct
16
Fenolftalein dalam Suasana Basa Berlebih

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Titrasi merupakan salah satu metode untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara
mereaksikan sejumlah volume larutan tersebut dengan sejumlah volume larutan lain yang
konsentrasinya sudah diketahui (Justiana dan Muchtaridi, 2009). Dalam titrasi asam-basa, sangat
diperlukan adanya indikator untuk menentukan titik akhir titrasi. Salah satu indikator yang lazim
digunakan dalam titrasi asam-basa adalah fenolftalein.

Oct
10

FERTILIZER AND ITS ROLES

FERTILIZER AND ITS ROLES

By : I Putu Raiwata Mertanjaya

Introduction

Plants hold an important role in our life. They have job to absorb the carbondioxide and to
release the oxygen. To do their job, plants need food for their growing. Without the supply of
food, plants would be dead. To make plants grow faster, what you need to do is supply the
elements that the plants need in readily available forms. That is the goal of fertilizer.

Apr
15

ALUMINOSILIKAT

Aluminosilikat anorganik polimer juga dikenal sebagai geopolimer. Aluminosilikat anorganik


polimer idealnya terdiri dari struktur amorf, tiga-dimensi akibat polimerisasi

aluminosilikat monomer dalam larutan basa. Alumina (Al2O3) dan silika (SiO2) adalah dua
mineral yang paling banyak dari kerak bumi. Kelas mineral yang mengandung aluminium oksida
dan oksida silikon dikenal dengan sebutan aluminosilikat.
Jan
14

PERUBAHAN PARADIGMA PEMBELAJARAN

PERUBAHAN PARADIGMA PEMBELAJARAN

Perubahan paradigma dapat diartikan sebagai perubahan pola pikir terhadap proses
pembelajaran. Ada beberapa perubahan paradigma yang terjadi diantaranya:

1. menurut Prof. Dr. Sudarwan Danin (2005), ada beberapa perubahan paradigma yang terjadi
pada proses pembelajaran yaitu:

a. perubahan paradigma terhadap Guru

Guru tidak lagi sebagai mesin penjual pengetahuan melainkan harus mampu tampil sebagai
pelatih atau fasilitator belajar.

Jan
14

PHYSICAL VS CHEMICAL CHANGES

PHYSICAL VS CHEMICAL

CHANGES

By: I Putu Raiwata Mertanjaya

Introduction

Matter can undergo two types of changes. These are physical and chemical changes. Physical
change is a change in physical properties (such as size, shape, states, etc.). It changes the matter
without altering the structure of matter and no new substances are formed, for example, the
boiling of water. Chemical change is a change of matter not only in it physical properties, but
also altering the structure of that matter.

Jan
14

MOVING PARTICLES OF LIQUID


MOVING PARTICLES OF LIQUID

By: I Putu Raiwata Mertanjaya

Introduction

Liquid is a physical state of matter which occupies a definite volume and takes on the shape of
the container. Liquid is one of very important compound used in our daily life, for example
water. Water has many vital functions to our lives such as for drinking, washing, cooking, etc.
Water used to dissolve many chemical compounds in laboratory.

The most beautiful property of water is its ability to flow.

Jan
7

CEMPAKA PUTIH (Michelia alba D.C)

CEMPAKA PUTIH

(Michelia alba D.C)

1. Taksonomi dan Deskripsi Tanaman

Pohon cempaka adalah tanaman pekarangan yang sangat populer bukan saja di Indonesia, namun
hampir di seluruh negara-negara Asia Timur, dan dihargai untuk bunganya yang memiliki aroma
yang kuat. Di negara-negara lainpun pohon ini dipanggil dengan nama yang hampir-hampir
mirip, menandakan sejak dahulu bunga dari pohon ini dimanfaatkan dan dihargai oleh
keseluruhan komunitas masyarakat di negara-negara Asia.

Dec
11

Reaksi Substitusi

REAKSI SUBSTITUSI

I. TUJUAN

1. Mensintesis t-butilklorida dari t-butilalkohol melalui reaksi substitusi nukleofilik.

2. Mensintesis kristal 4-bromonitrobenzen dari bromobenzen melalui reaksi substitusi


elektrofilik.
3. Menghitung rendemen hasil reaksi substitusi nukleofilik dan elektrofilik.

II. DASAR TEORI

Reaksi yang berlangsung karena pergantian (substitusi) satu atom atau gugus atom dalam suatu
senyawa oleh atom atau gugus atom lain disebut reaksi substitusi (Suja, 2003).

Memuat
I Putu Raiwata Mertanjaya. Tema Tampilan Dinamis. Gambar tema oleh mariusFM77.
Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai