OLEH
SIRAJUDIN DJIUWA
Nim: 131 410 065
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional
karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara, maka diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap kemajuan dibidang-bidang lain. Hal ini menjadikan pendidikan
sebagai salah satu bentuk investasi modal manusia (human investmen) yang nantinya akan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan pada akhirnya bisa membawa bangsa
pada cita-cita sebagaimana yang telah diamanatkan dalam undang-undang dasar 1945 dalam
alenia ke-4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Pancasila dan UUD 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa dan
kualitas sumber daya manusia, mengembangkan manusia serta masyarakat Indonesia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan, keahlian dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, serta
kepribadian yang mantap dan mandiri. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan dan
mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan, wawasan keunggulan,
kesetiakawanan sosial, dan kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para
pahlawan serta berorientasi masa depan. Pendidikan nasional perlu ditata, dikembangkan, dan
dimantapkan secara terpadu dan serasi, baik antar berbagai jalur, jenis, dan jenjang pendidikan
maupun antara sektor pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya serta antar daerah, dengan
menggunakan manajemen pendidikan yang makin mutakhir, efektif, dan efesien serta
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, disesuaikan dengan kemajuan ilmu
Pada undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945 dalam pasal 31 ayat (1)
telah mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut, negara
wajib menyediakan layanan pendidikan bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya
tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan Gender, upaya untuk melaksanakan
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum penyelenggaraan sitem
pendidikan di indonesia.
Sebagaimana dengan hal tersebut, pemerintah kabupaten gorontalo utara ikut serta dalam
menjalankan program pemerintah provinsi gorontalo yaitu program pendidikan gratis atau yang
disebut pendidikan untuk rakyat (PRODIRA). Kebijakan ini sungguh menjadi upaya pendukung
program pendidikan dan juga merupakan salah satu program unggulan pemerintah kabupaten
Gorontalo Utara guna sebagai peningkatan sumber daya manusia yang diharapkan dapat
Program pendidikan gratis tersebut secara tegas telah diamanatkan dalam sistem
perundang-undangan, sebagaimana yang telah kita tau bersama UUD 1945 Amandemen III pasal
31 ayat 2 mengatakan, “setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan negara
membiayainya”. Sangat jelas undang-undang nomor 20 Tahun 2003 pasal 5 menyatakan bahwa,
“setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”,
sementara dalam pasal 34 menegaskan bahwa, :pemerintah dan pemerintah daerah menjamin
terselenggranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.
Sehingga dalam hal ini telah jelas bahwa pendidikan harusnya yang diutamakan dalam
pembangunan daerah.
Pemerintah kabupaten gorontalo utara telah ikut andil dalam peran pendidikan untuk
penyelenggaraan pendidikan dalam peningkatan sumber daya manusia, hal ini yang telah
dijalankan oleh pemerintah kabupaten gorontalo utara dalam program pendidikan gratis
merupakan dana dari pemerintah di bidang pendidikan yang di alokasikan untuk sekolah tingkat
dasar, menengah dan tingkat SMA/MA/SMK di Kabupaten Gorontalo Utara, dengan tujuan
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DIKPORA) kabupaten Gorontalo Utara sebagai
instansi yang bertanggung jawab dalam menjalankan program pendidikan gratis tersebut yang
tujuannya yaitu menyediakan layanan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah guna untuk mengembangkan potensi diri agar dapat bisa bersaing dalam
Terkait dengan hal tersebut sesuai dengan hasil yang diamati dilapangan bahwa masih
begitu banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan gratis karena hal ini
masyarakat belum begitu paham dengan program pendidikan gratis yang diselengarakan oleh
pendidikan gratis tersebut menggratiskan seluruh pembiayaan pendidikan dari tingkatan dasar
sampai pendidikan menengah atas yang berada di kabupaten Gorontalo Utara dan pada akhirnya
hal tersebut tidak demikian, hal ini disebabkan karena pemerintah menjanjikan disaat suksesi
pemilihan bupati dan wakil bupati sehingga sangat sulit jika program tersebut tidak di
aplikasikan sesuai dengan makna dari kata gratis tersebut. Selain itu juga pemerintah kabupaten
Gorontalo Utara tidak tepat waktu dalam penyaluran anggaran tersebut ke pihak-pikak sekolah
pendidikan dasar, menengah dan menengah atas, bahkan penyaluran anggaran tersebut tidk
sesuai dengan kebutuhan sekolah dan ini menjadi kendala dalam program tersebut. Maka dari itu
dengan melihat masalah tersebut pemerintah perlu mengevaluasi dan merumuskan kembali
Kendala ini cukup signifikan dalam pelaksanaan program pembiayaan pendidikan gratis di
kabupaten Gorontalo Utara, hal ini perlu di perhatikan oleh pemerintah agar dapat
tersebut adalah tanggung jawab bersama. Kemudian juga ketidak tepatan waktu dalam
memudahkan proses pertanggungjawaban administratif oleh setiap sekolah justru tdak demikian.
Selain itu, yang diharapkan oleh dinas terkait sekolah dapat lebih memaksimalkan anggaran
tersebut untuk operasionalisasi. Pada kegiatan observasi awal di Dinas Pendidikan, Pemuda dan
pendidikan gratis meliputi program pendidikan usia dini, Pendidikan Dasar hingga Pendidikan
Menengah. Dalam pembiayaan tersebut juga membolehkan penggunaan dananya maksimal 15%
untuk biaya transportasi guru dan tenaga administrasi Non-PNS yang awalnya pada tahun 2012
Hal ini kadang pengganggaran sering terlambat dilakukan karena sekolah-sekolah pun
sering terlambat dalam memasukan proposal sesuai dengan kebutuhan sekolah, sehingga
pelaksanaan dan sampai pelaporan Pertanggungjawaban pun sering terlambat hal ini terjadi
dikarenakan sekolah tidak melakukan analisa kebutuhan (needs assessment) sebelum melakukan
proses penganggaran, Kurang terbangunnya komunikasi dan kerja sama antara pihak sekolah
(pengelola pembiayaan pendidikan gratis) serta begitu banyak dari kalangan masyarakat yang
B. RumusanMasalah
Gorontalo Utara ?
Gorontalo Utara ?
4. Bagaimana tindak lanjut dari program pembiayaan pendidikan gratis di dinas kabupaten
Gorontalo Utara ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memberikan informasi kepada kepada khalayak mengenai konsep dasar pembiayaan
pendidikan gratis.
Gorontalo utara
D. Manfaat Penulisan
1. Dari segi kebijakan : memberikan kontribusi yang positif untuk mengelola pembiayaan
pendidikan gratis yang selama ini masih diliputi berbagai masalah
2. Bagi Pemerintah Daerah : diharapkan dapat memberi manfaat bagi para pengelola kebijakan
pendidikan dalam hal ini pemerintah untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pengelolaan
pembiayaan pendidikan gratis.
3. Bagi Lembaga Pendidikan : sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat menerapkan model ini
dalam konteks manajemen berbasis sekolah.
4. Bagi penulis : secara pribadi, Proposal ini dapat memperluas wawasan penulis mengenai
model pembiayaan pendidikan gratis. Melalui bahasan ini, penulis dapat memberi informasi
kepada khalayak tentang pembiayaan pendidikan gratis di Kabupaten Gorontalo Utara.
5. Bagi masyarakat : dapat di jadikan sebagai pengetahuan baru dan memberi wawasan kepada
masyarakat sehingga kemudian berpartisipasi dalam pembiayaan pendidikan.
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian
Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk
melihat tingkat keberhasilan program. Ada beberapa pengertian tentang program sendiri. Dalam
kamus (a) program adalah rencana, (b) program adalah kegiatan yang dilakukan dengan seksama.
Melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan (Arikunto, 1993: 297).
Menurut Tyler (1950) yang dikutip oleh Arikunto dan Jabar (2009: 5), evaluasi program
adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan telah terealisasikan. Selanjutnya
menurut Cronbach (1963) dan Stufflebeam (1971) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan
Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009: 5), evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi
dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi. Membahas evalusi berarti
kualitas yang dimaksud merupakan konsekuensi logis dari proses evaluasi yang dilakukan.
Proses tersebut tentu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan dalam arti terencana sesuai
dengan prosedur oleh prinsip serta dilakukan secara terus menerus. Suchman (dalam Arikunto
dan Jabar 2010: 1) Memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah
dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Defnisi lain
dikemukakan oleh Stutflebeam dalam Arikunto dan Jabar (2010: 2) mengatakan bahwa,
“evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian dan pemberian informasi yang sangat
Dari beberapa pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa evaluasi program merupakan
proses pengumpulan data atau informasi yang ilmiah yang hasilnya dapat digunakan sebagai
Subiyanto (1988: 16) menyatakan bahwa tujuan diladakanya suatu evalusi adalah untuk
mengetahui apakah suatu pengajaran atau program pengajaran efektif atau tidak. Dengan
melaksanakn evaluasi orang dapat mengetahui apakah tujuan pengajaran (khususnya tujuan
intruksional khusus) dapat tercapai atau tidak. Sejalan dengan pemikiran tersebut Arikunto dan
Abdul Jabar (2004: 12), ada dua macam tujuan evaluasi, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum diarahkan pada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus diarahkan
pada masing-masing komponen. Agar dapat melaksanakan tugasnya maka seorang evaluator
program dituntut untuk mampu mengenali komponen-komponen program. Selain itu tujan lain
dari evaluasi adalah untuk mengetahui pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui
keterlaksanaan kegiatan program , karena evaluator program ingin mengetahui bagian mana dari
komponen dan subkomponen program yang belum terlaksana dan apa sebabnya, Arikunto dan
tujuan untuk pertama: Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Hasil evaluasi ini penting untuk mengembangkan program yang sama ditempat lain.
Kedua:Mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah program, apakah program perlu
Di lihat dari tujuannya, yaitu ingin mengetahui kondisi sesuatu, maka evaluasi program
dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk penelitian evaluatif. Oleh karena itu, dalam
penelitian.
Setiap kegiatan yang dilaksanakan mempunyai tujuan tertentu. demikian juga dengan
evaluasi. Arikunto (2004 : 13) ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. (1)
Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan sedangkan (2) tujuan khusus lebih
untuk melihat sejauh mana program tersebut telah berhasil mencapai maksud pelaksanaan
program yang telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa adanya evaluasi, program-program yang
berjalan tidak akan dapat dilihat efektifitasnya. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan baru
sehubungan dengan program itu tidak akan didukung oleh data. Karenanya, evaluasi program
bertujuan untuk menyediakan data dan informasi serta rekomendasi bagi pengambil kebijakan
(decision maker) untuk memutuskan apakah akan melanjutkan, memperbaiki atau menghentikan
sebuah program.
Ditinjau dari bentuk-bentuk evaluasi, maka evaluasi bertujuan untuk, evaluasi formatif
untuk bertujuan untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan, sedang
evaluasi sumatif bertujuan untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi dan lanjutan. Menurut
Stufflebeam yang membagi evaluasi kepada proactive evaluation, yakni melayani pemegang
pengetahuan dan dukungan dari stakeholders. Disamping itu disebutkan beberapa tujuan
evaluasi,yaitu: 1) Untuk memperoleh dasar bagi pertimbangan akhir suatu periode kerja, apa
yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, dan apa yang perlu mendapat perhatian khusus, 2)
Untuk menjamin cara kerja yang efektif dan efisien yang membawa organisasi pada penggunaan
sumber daya yang dimiliki secara efesien dan ekonomis, 3) Untuk memperoleh fakta tentang
Dalam melaksanakan evaluasi program harus mengacu pada prosedur yang ada. Prosedur
pembelajaran. Arikunto (dalam Dimyati dan Mudjiono 2006: 227-231) membagi prosedur
1) Menyusun latar belakang yang berisikan dasar pemikiran dan atau rasional
penyelenggaraan evaluasi.
3) Tujuan evaluasi merupakan rumusan yang sesuai dengan problematika evaluasi pembelajaran,
4)Populasi dan sample, yakni sejumlah komponen pembelajaran yang dikenai evaluasi
teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam evaluasi pembelajaran. Sumber data adalah
dokumen, kegiatan, atau orang yang dapat memberikan informasi atau data yang diperlukan.
6) Teknik analisis data, yakni cara/teknik yang digunakan untuk menganalisis data yang
1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan disusun.
2) Membuat kisi-kisi yang mencanangkan tentang perincian variabel dan jenis instrument yang
petunjuk pengisian dan indentitas serta yang lain, dan membuat pengantar pengisian instrument.
1) Kuesioner.
2) Wawancara.
3) Pengamatan.
4) Studi Kasus.
Dalam kegiatan evaluasi pemebelajaran, analisis data yang paling banyak dilaksanakan adalah
analisis deskriptif kualitatif yang ditunjang oleh data-data kuantitatif hingga menghasilkan
2) Problematika.
Dalam evaluasi terdapat berbagai model evaluasi, masikipun model evaluasi berbeda tetap
semua model tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu bagaimana menilai pelaksanaan
program.
Arikunto dan Jabar (2004: 24), ada beberapa ahli evaluasi program yang dikenal sebagai
penemu model evaluasi program, yaitu Stufflebeam, Mettfessel, Michael Scriven, Stake dan
Glaser, yaitu:
a. Goal Oriented EvalutionModel, merupakan model yang muncul paling awal. Yang menjadi
objek pengamatan pada model ini adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh
sebelum program dimulai. Evaluasi dilakukan secara berkinambungan, terus menerus, mencek
sejauh mana tujuan tersebut sudah terlaksana di dalam proses pelaksanaan program. Model ini
evaluasi program evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi tujuan program. Yang
perlu diperhatikan dalam program tersebut adalah bagaimana kerjanya program, dengan jalan
mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi, baik hal-hal yang positif (yaitu hal yang
diharapkan) maupun hal-hal negatif (yaitu hal yang tidak diharapkan). Alasan mengapa tujuan
tidak perlu diperhatikan karena ada kemungkinan evaluator terlalu rinci mengamati tiap-tiap
tujuan khusus.
melaksanakan evaluasi, evaluasi tidak dapat melepaskan diri dari tujuan. Tujuan evaluasi
formatif memang berbeda dengan tujuan sumatif. Dengan demikian model ini menunjukkan
adanya pelaksanaan dua hal pokok, yaitu: deskripsi dan pertimbangan serta membedakan adanya
E. CSE-UCLA EvalutionModel, terdiri dari dua singkatan, yang pertama CSE, merupakan
singkatan dari Center For The Study Of Evaluation, sedangkan UCLA merupakan singkatan
dari University Of California In Los Angeles. Ciri dari model ini adalah adanya lima tahap yang
dilakukan dalam evaluasi, yaitu perencanaan, pengembangan, omplementasi hasil dan dampak.
model evaluasi yang paling banyak dikenal dan diterapkan oleh para evaluator. CIPP merupakan
sebuah singkatan dari huruf awal empat buah kata, yaitu: 1) Context evaluation: evaluasi
evaluasi terhadap proses, 4) Product evaluation: evaluasi terhadap hasil. Ke-empat kata yang
disebutkan dalam singkatan CIPP tersebut merupakan sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah
komponen dari proses sebuah program kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP model evaluasi
pandangan adanya ksenjangan di dalam pelaksanaan program. Evaluasi program yang dilakukan
hingga saat ini yang ada di kabupaten Gorontalo utara. Hal ini didasarkan pertimbangan antara
lain bahwa, sumber daya manusia merupakan aset yang sangat menentukan majunya suatu
daerah. Sebagai kabupaten yang baru seumur jagung di Provinsi Gorontalo sangat membutuhkan
sasaran pembangunan yang dapat mempengaruhi sector lain secara signifikan. Program
pendidikan gratis yang di mulai sejak tahun 2008, telah berperan secara signifikan dalam
percepatan pencapaian program wajar 9 tahun. Tinggal bagaimana pengelolaan dan pelaksanaan
dari pemerintah daerah saja dalam melaksanakanya dengan baik. Program ini memberikan
Program pendidikan yang bermutu harus menarik atau atraktif bagi peserta didik, orang
tua, masyarakat local, atau sponsor, pemodal potensial dan orang-orang yang menjalankan
program itu sendiri seperti mengajar, adminstarator dan stafnya. Untuk mejadi aktif maka
program pendidikan harus responsie terhadap kebutuhan (Ansar dan Masaong, 2007: 61).
Program Pendidikan Gratis adalah Program pendidikan yang membebaskan peserta didik,
orang tua atau walinya dari pungutan biaya operasional pada satuan pendidikan menegah,
kecuali pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), Sekolah Bertaraf Internasional
(SBI), dan satuan pendidikan yang diselengarakan oleh masyarakat, serta memberikan biaya
peningkatan mutu pada jenjang pendidikan dasar, dan insentif pada pendidikan PAUD (Juknis
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Program Pendidikan Gratis merupakan
program pemerintah daerah Provinsi Gorontalo yang laksanakan oleh seluruh kabupaten/kota
yang berada di Provinsi Gorontalo yang telah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
Fungsi dan Tujuan pendidikan gratis bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi
seluruh siswa dan meringankan bagi siswa, agar mereka memperoleh layanan pendidikan dasar
yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun. Pemerintah
dengan harapan untuk meningkatkan kuwalitas hidup masyarakat yang masih memerlukan
bantuan.
pemerataan kesempatan memperoleh layanan pendidikan yang gratis, terjangkau, bermutu, dan
berkeadilan bagi setiap warga masyarakat Gorontalo Utara, 2) Pendidikan Gratis dilaksanakan
untuk menunjang pendidikan nasional yang diselenggarakan secara bersama oleh pemerintah,
Pendidikan gratis pada dasarnya merupakan bantuan yang di berikan untuk membantu
sekolah dan masyarakat agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan disekolah. Sasaran
pendidikan gratis yakni seluruh wilayah Provinsi Gorontalo akan tetapi penerapannya di
Kabupaten Gorontalo Utara kecuali RSBI, SBI, program paket A maupun paket B dan SMP
terbuka, oleh karena program tersebut telah dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah. Pendidikan
utnuk gratis ini diharapkan dapat menyediakan layanan pendidikan untuk masyarakat sehingga
Secara umum pendidikan gratis bertujuan untuk menyediakan layanan pendidikan anak
usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menegah, bagi masyarakat Gorontalo Utara untuk
mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri didalam masyarakat atau melanjutkan
penddikan ke jenjang yang lebih tinggi. Secara khusus pendidikan gratis bertujuan untuk: 1)
meningkatkan angka partisipasi pendidikan masyarakat pada jenjang anak usia dini, pendidikan
dasar dan menegah, 2) meningkatkan layanan pada semua jenjang pendidikan untuk terwujudnya
kualitas dan relevansi pendidikan, 3) membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SD/SDLB/MI,
pada pendidikan dasar, 3) Menyediakan biaya administrasi kegiatan cabang dinas dan
administrasi kegiatan kabupaten, 4) Menyediakan sasaran RKB SD, SMP, SMA/MA dan SMK,
Perencanaan sangat diperlukan dalam setiap aspek kehidupan baik secara individu maupun
manajemen organisasi karena tujuan dari perencanaan tersebut akan menjadi lebih jelas dan
terarah serta mengurangi atau bahkan menghilangkan ketidak pastian, agar semua komponen
yang tergabung dalam manajemen mengetahui secara pasti tujuan tersebut sehingga nantinya
semua komponen dapat bekerja keras untuk mencapai tujuan tersebut. Kemudian dapat
membantu dalam memprediksi segala macam hambatan dan kemudahan, agar nantinya
hambatan-hambatan yang akan muncul dapat dicarikan solusi dalam mengatasi hambatan
tersebut, dan memaksimalkan segala kemudahan yang ada, sehingga nantinya pekerjaan yang
mencapai tujuan tersebut. Landasan dasar setiap perencanaan adalah kemampuan manusia untuk
secara sadar memilih alternatif masa depan yang dikehendakinya dan kemudian mengarahkan daya
upayanya untuk mewujudkan masa depan yang dipilih tersebut. Perencanaan merupakan langkah
utama yang penting dalam keseluruhan proses manajemen agar factor produksi yang terbatas
dapat diarahkan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
“perencanaan merupakan tindakan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan, bagaimana
mengerjakanya, apa yang harus dikerjakan, dan siapa yang mengerjakannya.perencanaan sering
juga disebut sebagai jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang keadaan masa kini
dan keadaan yang diharapkan pada masa yang akan dating. Tujuan perencanaan adalah
yang berlebihan dan menentukan untuk mengendalikan perencanaan membuat usaha menjadi
terkoordinasi”
Perencanaan program pembiayaan pendidikan gratis dilakaukan dengan dua cara, yaitu 1)
penyusunan anggaran keuangan sekolah yang meliputi: (1) Sumber pendapatan, (2), pengeluaran
manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak
berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru
lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan lansung dengan orang-orang dalam
organisasi. Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan
dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan
tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut.
pelaksanaan (Actuating) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan
usaha-usaha organisasi. Jadi pelaksanaan artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja
dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhka adalah kepemimpinan.
Actuating atau pelaksanaan adalah Pelaksanaan untuk bekerja. secara fisik kegiatan dari
Leadership ( pimpinan ), perintah, komunikasi dan conseling( nasehat). Actuating disebut juga“
gerakan aksi “ mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manager untuk mengawali dan
melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur-unsur perencanaan dan pengorganisasian agar
yaitu: (1) pelaksanaan biaya operasional sekolah pada jenjang pendidika dasar dengan syarat: 1)
guru mengampuh mata pelajaran ujian nasional, 2) diprioritaskan guru yang belum pernah
mengikuti diklat sejenis yang diselenggarakan oleh lembaga manapun. Dengan sasaran meliputi:
pelajaran ujian nasional. Denga ruang lingkup pembiyaan meliputi: 1) transportasi. 2) biaya
akomodasi dan konsumsi, 3) biaya narasumber, 4) bahan perlengkap diklat. (2) Biaya
sekolah/madrasa jenjang SMA/MA/SMK adalah dana operasional yag diberikan kepada satuan
pendidikan brdasarkan jumlah siswa dengan tujuan meningkatkan akses dan mutu pendidikan
pembiayaan pendidikan gratis, 2) Tidak melakukan pungutan dalam bentuk apapun, kecuali
RSABI, SBI, dan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dibolehkan
memungut selisih kebutuhan sekolah/madrasa sesuai yang tertuang dalam RKAS, 3) Membuat
proposal pelaksanaan kegiatan dan anggran, 4) Wajib menerima siswa dari keluarga miskin. Dan
sasaran yaitu: Semua SMA/MA/SMK di Kabupaten Gorontalo Utara dengan ruang lingkup
pembinaan kesiswaan, 4) manajemen sekolah atau madrasah. (3) penyediaan sarana RKB
SM/MA/SMK Penyedian ruang kelas barau sebagai wadah untuk menampung kelebihan siswa
jumlah siswa melebihi daya tampung ruang kelas yang tersedia,2) sekolah atau madrasa
memlunyai lahan / lokasi pembangunan RKB, 3) mempunyai siswa miskin dari keluarga miskin
penggunaan ruang kelas baru, 5) sekolah/ madrasa mengajukan proposal pembangunan RKB, 6)
surat pernyataan Bupati tentang kesanggupan meubelair RKB. Dengan Anggaran Per RKB
Dalam hali ini mekanisme pelaksanaan pembangunan Ruang Kelas baru akan
dilaksanakan oleh: 1) Pembangunan akan dilaksanakan oleh Dinas Pendidkan, Pemudah dan
Olahraga Kabupaten Gorontalo Utara, sesuai dengan ketentuan dan proses RI No. 54 Tahun
2010, 2) Pihak sekolah/ madrasah akan menerima RKB dalam bentuk hibah barang,3) Sekolah/
madrasa penerima RKB berdasarkan data analisis yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara. (4)
peningkatan kesejatraan pendidik dan tenaga kependidikan Tunjangan bagi tenaga pendidik dan
kependidikan Non PNS yang bertugas di daerah terpencil sebagai tambahan penghasilan dalam
memenuhi tugas profesionalnya yaitu Guru daerah terpencil (GUDACIL) dengan syarat: 1)
mengabdi pada sekolah yang sama di daerah terpencil, minimal 2 tahun terahir, termasuk
didalam DAPODIK, dan memilih NUPTK, 2) memiliki SK penempatan sebagai guru Non PNS
oleh pejabat yang berwewenag, 3) memiliki beban mengajar minimal 12 jam/ minggu yang
ditunjukan dengan SK pembagian tugas mengajar oleh kepala sekolah. Kualifikasi pendidikan
guru, syaratnya sebagai berikut: 1) jenjang SD minimal PGSD/ DII, 2) jenjang SMP minimal
DIII, 3) Jenjang SMA Minimal S1, 4)Pada jenjang SD, maksimal 6 rombongan belajar dengan
jumlah guru 9 orang (akumulasi guru PNS dan non PNS), 5) Pada jenjang SMP dan SMA, jam
mengajar minimal 12 dengan Besaran tunjangan Rp. 400.000/Guru/Bulan. (5) Intensif Guru
Kontrak. Intensif guru kontrak adalah dana yang dibayarkan kepada guru Non PNS yang
bertugas di sekolah negeri atau suwasta di wilayah Provinsi Gorontalo yang ditetapkan oleh
Kepala DInas Pendidikan Pemudah dan oleahraga sebagai penerima bantuan. Dengan kriteria
yaitu: 1) guru non PNS yang berstatus sebagai guru tetap Yayasan (GTY) dan guru tidak tetap
(GTT) sekolah negeri atau suasta pada satuan pendidikan dasar, 2) memenuhi jam wajib
mengajar minimal 12 jam tatap muka per minggu, sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, 3) Memiliki nomor unik pendidik dan tenagga kependidikan (NUPTK) dengan
besaran insentif RP. 500.000/guru/bulan. (6) Insentif Pendidik PAUD. Insentif pendidik PAUD
adalah dana yang dibayar kepada pendidik PAUD yang bersifat incidental dan tidak mengikat
dengan kriteria dan syarat-syarat meliputi: 1) Memiliki NUPTK, 2) Bagi yang belum memiliki
NUPTK, melampirkan surat keterangan dari dinas pendidikan kabupaten/kota bahwa yang
melaksanakan tugas sebagai pendidik PAUD minimal 1 (Satu) taun terakhir secara terus
menerus, dibuktikan dengan surat keterangan dari lembaga PAUD yang bersangkutan, 4)
Melampirkan foto copy KTP / Surat keterangan Domisili yang masih berlaku, 5) Melampirkan
surat keterangan jumlah peserta didik dari pimpinan lembaga, diutamakan memiliki jumlah
peserta didik minimal 15 oarang, 6) Melampirkan foto copy izasah terahir, minimal SLTA
sederajat, 6) Melampirkan surat keterangan bahwa yang bersangkutan tidak berstatus PNS, 7)
Tidak sedang menerima tunjangan/ intensif PAUD lain, yang dibuktikan dengan surat keterangan
kepala dinas pendidikan kabupaten/kota dengan besar Intensif Rp. 250.000/guru/bulan. (7) biaya
administrasi kegiatan cabang dinas. Biaya administrasi kegiatan adalah dana yang digunakan
oleh dinas pendidikan cabang dinas, untuk membiayai pengelolaan Pembiayaan pendidikan
gratis.
Dengan penggunaan dana yaitu: Intensif bagi tim teknis (5 orang) selama 12 bulan, yang
terdiri dari: Ketua, Sekertaris (diusahakan dari dinas pendidikan), dan anggota 3 orang
(diusahkan 1 orang dari Kemenag). (8) biaya administrasi kegiatan provinsi Biaya administrasi
kegiatan profinsi adalah dana yang digunakan oleh dinas pendidikan pemudah dan oleahraga
kabupaten gorontalo utara, untuk membiaya pengelolaan program pendidikan gratis dengan
Larangan menurut laksana (2008: 140) adalah makna ujaran yang bersifat melarang
diungkapkan dengan berbagai bentuk, antara lain dengan bentuk imperative negative jangan atau
dengan frase ingkar tidak dibenarkan. Larangan sangat erat dengan aspek kehidupan manusia
yang berlaku dalam masyarakat, seperti kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan, adat istiadat,
Larangan juga diartikan sebagai: 1) perintah (aturan) yang melarang suatu perbuatan, 2)
sesuatu yang terlarang karena dipandang keramat atau suci, 3) sesuatu yang terlarang karena
Adapun hala-hal yang dilarang dalam penggunaan biaya operasional dalam program
kepada pihak lain, 3) membiayai kegiatan diluar RKAS dan kegiatan lain yang tidak menjadi
prioritas sekolah/madrasa dan memerlukan biaya besar, mislanya study banding, studi tour, dan
pihak lain, kecuali untuk menanggung siswa/ guru yang ikut serta dalam kegiatan terebut, 5)
digunakan untuk membrikan sumbangan dalam rangka perayaan hari besar nasional dan upacara
keagamaan, 6) membeli pakaian/ seragam/ sepatu bagi guru( kecuali untuk inventaris
untuk membiayai pihak lain dari luar sekolah tau madrasah, misalnya Tim Monev Pendidikan
Monitoring dan Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan,
organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui
bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah
evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akant etapi kata ini adalah kata
serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (Echolsdan
terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan
Monitoring dan Evaluasi program pendidikan gratis adalah kegiatan pemantauan terhadap
pelaksanaan program tersebut. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan bahwa dana
diterima oleh yang berhak dalam jumlah, waktu cara, dan penggunaan yang tepat sasaran.
Komponen utama yang dimonitor dalam pendidikan gratis meliputi: 1) jumlah dana yang
diterima oleh sekolah/madrasa, 2) penyaluran dan penggunaan dana, 3), pelayanan dan
Secara umum hal-hal yang yang dimonitoring dan dievaluasi oleh pelaksana program
pemanafaatan dana, pertanggung jawaban keuangan serta hasil monitoring evaluasi dan
pengaduan masalah. Laporan program ini merupakan rekapitulasi penggunaan dana di tiap dinas
cabang. Sumber data dari laporan adalah Formulir P8 yang diperoleh dari setiap dinas cabang
yang kemudian disampaikan ke tim manajemen Dinas kabupaten Gorontalo Utara yang
selanjutnya diteruskan kepada Bupati Gorontalo Gorontalo Utara. Adapun sistematika evaluasi
adalah setelah dievaluasi dan di monitorning pihak sekolah memberikan pelaporan Pembiayaan
Pendidikan Gratis yaitu: 1) pendahuluan berisi: latar belakang, dasar hukum, dan tujuan, 2)
permaslahan dan alternative social, 4) hasil yang dicapai, 5) penutup, berisi: kesimpulan dan
saran, 6) lampiran-pampiran antara lain: dokumentasi kegiatan, rincian penggunaan dana, foto
copy bukti penerimaan dan pengeluaran keuangan, bukti penyetoran pajak, dan lain-lain sesuai
kebutuhan.
wajib belajar sudah semestinya dijalankan dengan serius oleh Pemerintah. Dan ini ditunjukkan
dengan tingginya nilai anggaran yang dialokasikan untuk bidang pendidikan. Salah satu program
Temuan-temuan kesenjangan/gap tersebut terdiri dari delapan hal, yang terkait dengan
pelaksanaan, dan pertanggungjawaban program pendidikan untuk rakyat. Ketiga jenis masalah
tersebut menyebar dan mengisi keseluruh bagian dari ke delapan temuan kesenjangan/gap
tersebut.
Keberlanjutan program pendidikan gratis dari sejak tahun 2008 sampai dengan saat ini
karena memang sudah di canangkan pemerintah daerah kabupaten gorontalo utara. Kalaupun
program ini setelah selesai masa kepemimpinan atau sampai dengan selesai tahun program ini itu
tergantung bagaimana kepemimpinan baru menyikapi keberlangsungan pendidikan gratis yang
ada di kabupaten Gorontalo Utara dengan melihat kebutuhan msyarakat yang ada di daerah.
masyarakat dan dukungan sepenuhnya dari pemerintah Kabupaten dan cabang dinas. Karena itu
penilaian dan tanggapan masyarakat merupakan kunci utama bagaimana keberlanjutan program
ini. Penilaian masyarakat meliputi: 1) sikap masyarakat tentang program pendidikan gratis, 2)
cara pandang masyarakat tentang program pendidikan gratis, 3) penilaian masyarakat terhadap
proses dan program pendidikan untuk masyarakat, 4) harapan masyarakat tentangt masyarakat
pemerintah perlu memperkuat dasar hukum dan memikirkan kedepanya mengenai keberlanjutan
program sehingga masyarakat khususnya masyarakat Gorontalo Utara dapat merasakan atau
METODE PENELITIAN
Banyak model yang bisa digunakan untuk mengevaluasi suatu program. Meskipun antara
satu dengan yang lainnya berbeda, namun maksudnya sama, yaitu melakukan kegiatan
pengumpulan data atau informasi yang berkenaan dengan objek yang dievaluasi, yang tujuannya
menyediakan bahan bagi pengambil keputusan dalam menentukan tindak lanjut suatu program.
Ada beberapa ahli evaluasi program yang dikenal sebagai penemu model evaluasi program
adalah Stufflebeam, Metfessel, Michael scriven dan Glaser. Ada beberapa model evaluasi, salah
satu model evaluasi yang banyak digunakan adalah Goal Attainment atau model evaluasi yang
berorientasi pada tujuan. Objek pengamatan pada model ini adalah tujuan dari program yang
sudah ditetapkan jauh sebelum program dimulai. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan,
terus menerus, mencek seberapa jauh tujuan tersebut sudah terlaksana di dalam proses
Penelitian ini bersifat studi evaluasi dengan jenis deskriptif menggunakan model evaluasi
goal attainment. Model evaluasi ini merupakan model yang muncul paling awal. Yang menjadi
objek pada pengamatan model ini adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan sebelum
Sementara dalam penelitian ini, yang menjadi obyek pengamatan adalah tujuan
pembiayaan pendidikan gratis di kabupaten Gorontalo Utara. Penelitian ini juga akan
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penilaian kurikulum yang
dikembangkan oleh tyler (1950) yang dinamakan dengan goal attainment model. Iangkah-
1. Memulai dengan mentukan tujuan penilaian. Tujuan ini harus menyatakan dengan jelas
2. Memilih, mengubah, atau menyusun alat penilaian atau objektivitas, realibilitas, dan validitas
alat tersebut
4. Bandingkan data yang diperoleh dengan hasil penilaian sebelumnya yang memperoleh data
5. Analisis data untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari pelaksanaan Program
Pembiayaan Pendidikan Gratis dan jelaskan dari alasan dari kekuatan dan kelemahan tersebut
6. Gunakan data untuk membuat perubahan yang dianggap perlu dalam layanan Program
Pendidikan Gratis
Objek yang diteliti adalah evaluasi Program pembiayaan Pendidikan gratis di dinas
Instrumen yang digunakan untuk menjaring data dalam penelitian ini adalah instrument
kriteria evaluasi. Instrumen kriteria evaluasi disusun dan dikembangkan berdasarkan indikator
dari Evaluasi program pembiayaan pendidikan gratis. Indikator tersebut antara lain: a)
kriteria evaluasi.
Instrument evaluasi yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan pendekatan Goald
Atatainment Model yang dikembangkan oleh Tyler. Dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan kepada informan yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
Setiap pertanyaan dalam instrument evaluasi ini menggunakan empat kriteria penilaian
1. Jika jawaban atas instrument evaluasi dari informant mencakup keseluruhan dari criteria
2. Jika jawaban atas instrument evaluuasi dari informant hamper mencakup sebagian besar dari
3. Jika jawaban atas instrument evaluasi dari informant hampir mencakup sebagian kecil dari
4. Jika jawaban atas instrument evaluasi dari informant tidak mencakup seluruh criteria indicator
1. Wawancara
Wawancara seperti yang dikemukakan oleh Esterberg (dalam Sugiyono 2010: 231), “a
meeting of two persons to exchange information and idea trough question and responses,
resulting in communication and joint contruction of meaning about a particular topic”. Yang
berarti wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara merupakan teknik utama dalam penelitian ini yang dilakukan dengan cara
tanya jawab langsung dengan responden pada Dinas Pendidikan, Pemudah dan Olahraga
pembiayaan pendidikan gratis, dan bagaimana evaluasi evaluasi dari program tersebut.
2. Dokumentasi
Menurut Bogdan (dalam Sugiyono 2010: 240) yang menyatakan bahwa “In most tradition
of qualitative research, the phrase personal document is used broadly to refer to any first person
narrative produced by an individual which describes his or her own actions, experience and
belief”. Yang berarti hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel/dapat
dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, ditempat
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah tentang data pelaksanaan program
pendidikan gratis dan keberhasilan program pembiayaan pendidikan gratis. Untuk memperoleh
data yang akurat dalam penelitian ini, maka sumber data yang menjadi informant adalah: Tim
pelaksana program yaitu: Ketua, Sekertaris, Bendahara, Unit Data, Unit Monev, Unit pelayanan
dan penaganan pengaduan masyarakat, dan Unit Pumblikasi/ HUMAS. Selain itu untuk
memperloleh data yang benar-benar valid dan dapat dipertanggung jawabkan hasilnya, maka
1. Data primer, yaitu data yang diambil dan diperoleh langsung dari responden.
2. Data sekunder, data yang diperoleh secara tidak langsung dari responden, berupa laporan dan
Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan dengan presentase. Setiap poin
pernyataan dalam instrumen dibuat tabel. Kegunaan tabel tersebut adalah untuk memperoleh
gambaran presentase, skor capaian serta skor ideal yang dicapai dalam instrumen setiap indikator
dengan melalui cara memfrekuensi masing-masing alternatif jawaban. Setiap butir pernyataan
instrumen evaluasi dibagi jumlah informan x 100% yang dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
Pr : Presentase
F : Frekuensi
N : Jumlah informan
Keterangan:
Pr : Presentase
atas maka langkah selanjutnya adalah mencocokkan dengan kualifikasi kriteria seperti pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.1: Kualifikasi Kriteria
2 76-90 Baik
Ansar, dan Masaong. 2007. Manajemen berbasisi sekolah. Malang: Nurul Jannah.
Arsyad, Arfan. 2013. Petunjukteknisi program pendidikan untuk rakyat di provinsi gorontalo.
Arikunto, dkk. 2010. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa
dan Praktisi Pendidikan. Cetakan II, Jakarta: BumiAksara.
Laksana, Krida. 2008. Larangan penggunaan atau tabu kebudayaan. Jakarta: RinekaCipta
Lexi, Maleong, 2005. Metedeologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Peraturan Gubernur nomor. 9A tahun 2012 tentang pendidikan gratis di provinsi gorontalo
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sisdiknas, 20110. Undang-undang Nomor.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Bandung: Fokus Media.
Tayibnapis. 2008. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi. Cetakan I, Jakarta: Rineka Cipta.
Wirawan. 2011. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.