Anda di halaman 1dari 22

PENGELOLAAN AIR

MINUM KAWASAN
PESISIR

Kelompok 4

Azizah Ameliah (0801182189)


Astri Nabila (0801182287)
Dinda Mardhiah (0801183396)
Duta Warasita (0801182187)
Rizki Fadhilah Nasution (0801183447)
PENGERTIAN AIR
Air adalah sebuah zat yang ada di alam yang dalam kondisi normal di
atas permukaan bumi berbentuk cair, akan membeku pada suhu di bawah
nol derajat celcius dan mendidih pada suhu seratus derajat celcius. Ahli
kimia mendefinisikannya terdiri dari dua unsur yaitu oksigen dengan dua
‘lengan’ menggandeng hidrogen membentuk satu kesatuan disebut
molekul (Pitoyo Amrih, 2007).

Air sebagai salah satu kekayaan alam yang dilindungi negara


memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai air minum. Secara umum
bagi tubuh manusia air bermanfaat sebagai zat yang membersihkan tubuh
pada saat mandi. Sedang secara khusus di dalam tubuh manusia adalah
antara lain sebagai media pembawa dengan cara melarutnya nutrisi-nutrisi
yang bersama darah akan diedarkan ke seluruh organ tubuh yang
membutuhkan, termasuk juga melarutnya sampah dan racun dari sel-sel
tubuh untuk dibawa keluar tubuh antara lain melalui keringat, urine,
ingus, dan lain-lain.
PENGERTIAN AIR MINUM
Air minum adalah air yang digunakan untuk
konsumsi manusia. Menurut departemen
kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak
berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak
mengandung mikroorganisme yang berbahaya,
dan tidak mengandung logam berat. Air minum
adalah air yang melalui proses pengolahan
ataupun tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum. (Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 907 Tahun 2002).
Adapun yang termasuk sebagai jenis air
minum dijelaskan dalam Pasal 2
Kepmen Kesehatan RI Nomor
907/Menkes/SK/VII/2002 yang meliputi:
a. Air yang didistribusikan melalui pipa
untuk keperluan rumah tangga;
b. Air yang didistribusikan melalui
tangki air;
c. Air kemasan;
d. Air yang digunakan untuk produksi
bahan makanan dan minuman yang
disajikan kepada masyarakat; harus
memenuhi syarat kesehatan air
minum.
STANDART KUALITAS AIR MINUM

Parameter Kualitas Air yang


digunakan untuk kebutuhan
manusia sesuai dengan
Permenkes RI No.
416/MEN.KES/PER/IX/1990
haruslah air yang memenuhi
persyaratan, yaitu :
• Syarat fisik
• Syarat kimia
• Syarat Mikrobiologis
• Syarat radioaktif.
Syarat Fisik Air
● Suhu
Suhu air merupakan derajat panas air yang dinyatakan dalam satuan panas derajat
celcius. Suhu air akan mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahan dan
penerimaan masyarakat akan air tersebut, terutama jika suhunya terlalu tinggi.
Suhu ideal air adalah 10-15°C, kedalaman pipa-pipa saluran air dan jenis sumber
air mempengaruhi suhu air. Suhu air dapat mempengaruhi secara langsung
toksisitas bahan kimia pencemar, pertumbuhan mikroorganisme dan virus
(Sutrisno,2004).

● Warna
Air minum yang baik diisyaratkan tidak berwarna atau bening dan jernih.
Beberapa air memiliki warna yang tampak sebagai akibat adanya substansi terlarut
di dalam air tersebut. Warna yang dihasilkan berasal dari ion Fe, ion Mn, humus,
biota air, plankton dan limbah industri. (Sutrisno,2004).
Syarat Fisik Air
● Bau dan Rasa
Air minum yang baik diisyaratkan tidak berbau dan tidak berasa. Timbulnya rasa dan
bau pada air biasanya terjadi secara bersamaan. Dimana timbulnya rasa pada air
berkaitan erat dengan bau pada air tersebut. Bau dan rasa pada air dapat disebabkan oleh
masuknya benda asing ke dalam perairan dan adanya proses penguraian senyawa organic
yang dilakukan oleh bakteri menghasilkan gas-gas berbau menyengat.

● Kekeruhan (Turbidity)
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya
cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air.
Kekeruhan disebabkan oleh bahan organic dan anorganik baik tersuspensi maupun
terlarut seperti lumpur, pasir halus , bahan anorganik dan bahan organik seperti plankton
dan mikroorganisme lainnya. Menurut Permenkes RI No. 416/MEN.KES/PER/IX/1990,
air yang baik memiliki nilai kekeruhan tidak lebih dari 5 NTU (Nephelometric Turbidity
Unit).
Syarat Kimia
● pH (derajat keasaman) – tingkat keasaman pada air umumnya dikarenakan adanya
pelarutan gas oksida (karbon dioksida), sehingga disyaratkan kandungan pH mencapai 6
hingga 8 agar senyawa kimia tidak berubah menjadi racun yang mengganggu kesehatan.
● Besi (Fe) – kondisi air yang memiliki kandungan besi lebih dari 0,1 mg dapat dicirikan
dengan warna air yang cenderung kuning dan rasa khas seperti logam. Hal ini dapat
beresiko pada gangguan dalam tubuh.
● Kesadahan – kesadahan ditimbulkan oleh adanya kandungan sulfat dan karbonat , klorida
dan nitrat dari magnesium, kalsium,  besi dan aluminium. Tingkat kesadahan dalam air
dipastikan tidak melebihi 500 mg/l karena dapat menimbulkan terbentuknya lapisan kerak
putih pada alat dapur, korosifitas pada pipa air hingga kondisi perut mual.
● Nitrat dan Nitrit – pencemaran kedua zat ini bersumber dari tanah maupun tanaman, yang
apabila terkandung pada air dalam jumlah berlebihan akan menghalangi aliran oksigen di
dalam tubuh.
● Timbal (Pb) – pencemaran air dapat ditimbulkan oleh logam timbal (Pb) yang kemudian
memicu resiko gangguan ginjal, hati, otak hingga kematian sehingga patut untuk dihindari.
Syarat Mikrobiologi

Memastikan air minum tidak terkontaminasi oleh bakteri


E.coli (Escherichia Coli) yang merupakan bakteri patogen
penyebab gangguan pencernaan seperti diare dan muntaber.
Beberapa Coliform lain yang patut dihindari adalah
Salmonella Typhi yang memicu terjadinya demam typoid
(tifus). Bila bakteri ini masuk melalui mulut dan tersebar di
dalam tubuh, hal ini dapat berujung pada gangguan
pencernaan yang ditandai dengan gejala seperti demam,
sakit kepala, sakit perut dan penurunan nafsu makan.
Syarat Radioaktif

Efek dari radioaktif yakni menimbulkan kerusakan pada sel


yang terpapar. Kerusakan dapat berupa kematian dan perubahan
komposisi genetik. Perubahan genetik dapat menimbulkan
berbagai penyakit seperti kanker dan mutasi. Sinar alpha, beta
dan gamma berbeda dalam kemampuan menembus jaringan
tubuh. Sinar alpha sulit menembus kulit, jadi bila tertelan lewat
minuman maka yang terjadi adalah kerusakan sel-sel
pencernaan, sedangkan beta dapat menembus kulit dan gamma
dapat menembus sangat dalam. Kerusakan yang terjadi
ditentukan oleh intensitas sinar serta frekuensi dan luasnya
pemaparan. (Hefni effertdi,2003).
 
METODE & ALAT DALAM
PENGOLAHAN AIR
1. Metode Desalinasi Air Laut
Dapat menghilangkan kadar garam yang berlebih
pada air untuk menghasilkan air yang dapat
dikonsumsi manusia, hewan dan tumbuhan.
teknologi desalinasi bukan sesuatu yang mustahil
dan tidak mungkin. Dalam penanganan bencana
tsunami di Aceh, Australia telah membuktikan
penerapan teknologi ini dengan mengolah air laut
menjadi air minum yang layak konsumsi bagi korban
bencana alam. Indonesia juga telah menerapkan
teknologi desalinasi ini di PT Pembangunan Jaya
Ancol menghasilkan air tawar untuk memenuhi
kebutuhan tempat rekreasi. Alat : Vacum distillation
(sudah mulai di tinggalkan karena mahal) dan
SWRO (yang masih di gunakan)
2. Metode Penyulingan Sederhana

Metode yang paling sederhana


adalah penyulingan, dimana air
dipanaskan dalam tungku atau
panci dan uapnya dikumpulkan.
Uap tersebut yang menjadi air
yang dapat dikomsumsi. Namun
metode ini masih memiliki
kekurangan antara lain adalah
volume air hasil penyulingan
sangat sedikit dibandingkan
dengan jumlah bahan bakar
(energi kalor) yang harus di
pakai.
3. Metode Evaporasi
Metode terakhir adalah dengan evaporasi atau penguapan menggunakan tenaga
matahari. Metode ini adalah metode alami, ketika matahari bersinar terik (hingga
30°C) maka air akan menguap, uap inilah yang menjadi air murni untuk
diminum. Sebagaimana sebuah siklus air, ketika matahari bersinar dan
memanaskan permukaan perairan (sungai, danau dan laut) akan menyebabkan
penguapan lokal pada permukaan air. Air tersebut akan berkumpul satu sama
lain dan membentuk awan kemudian menghasilkan hujan.

Banyaknya volume air yang


menguap dapat dilihat dari
volume air yang jatuh menjadi
air hujan atau salju. Disadari
atau tidak bahwa semua air
hujan dan salju tersebut berasal
dari proses penguapan
(evaporasi) dengan suhu
berkisar 27 oC hingga 45 oC.
SISTEM PENGELOLAAN AIR BAKU MENJADI AIR MINUM
PARA WILAYAH PESISIR

1. Penyulingan Sederhana
Metode yang paling sederhana adalah penyulingan, dimana air dipanaskan
dalam tungku atau panci dan uapnya dikumpulkan. Uap tersebut yang
menjadi air yang dapat dikomsumsi. Kekurangan pada metode ini yaitu
volume air hasil penyulingan sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah
bahan bakar (energi kalor) yang harus di pakai. Selain itu lama waktu untuk
menghasilkan air murni cukup panjang.
SISTEM PENGELOLAAN AIR BAKU MENJADI AIR
MINUM PARA WILAYAH PESISIR

2. Penyaringan dengan filter khusus (desalination)


• Pretreatment, yaitu air umpan yang berasal dari laut disesuaikan dengan
membran dengan cara memisahkan partikel padat yang tersuspensi, menstabilkan
kadar pH, serta menambahkan inhibitor yang bermanfaat untuk mengontrol
scaling yang disebabkan oleh senyawa kimia di dalam air.
• Pressurization, di mana air yang telah melewati pretreatment dipompa untuk
meningkatkan tekanan dari air umpan hingga sesuai dengan membran RO dan
salinitas air umpan.
• Membrane separation, merupakan proses penyaringan dengan membran
permeabel untuk menghalangi aliran garam yang terlarut sehingga terpisah dari
air umpan. Pada proses ini terjadi 2 aliran yang menuju tempat berbeda, yaitu
aliran air bersih dan juga brine atau air asin terkonsentrasi.
• Post-treatment stabilization, adalah proses akhir desalinasi air laut berupa
penyesuaian kembali kadar pH air sebelum dialirkan ke sistem distribusi.
SISTEM PENGELOLAAN AIR BAKU MENJADI AIR
MINUM PARA WILAYAH PESISIR

3. Cara penguapan (evaporasi) dengan piramida kaca


Evaporasi merupakan proses menguapnya air akibat peningkatan
suhu. Suhu udara yang di kungkung di dalam piramida akan meningkat
tajam dengan bertambahnya waktu dan panasnya matahari. Air yang
menguap akan menempel pada dinding fiber glass, dengan bantuan
gravitasi, air tersebut akan bergerak turun dalam
bentuk bulir-bulir air. Semakin tinggi suhu udara maka semakin banyak
pula volume air yang menguap. Air yang menguap tersebut tidak lagi
mengandung garam (air asin berubah menjadi tawar) dan dapat diminum.
Jika volume air baku dalam wadah berkurang, maka akan ditambahkan
kembali sesuai dengan kapasitas daya tampung wadah lantainya. Air hasil
evaporasi tersebut akan jatuh (mengalir menuruni dinding piramida) dan
masuk ke saluran output (penampungan air bersih). Air hasil evaporasi
merupakan air murni dan sangat jernih sehingga dapat dikomsumsi
langsung sebagai air minum.
analisis sistem pengolahan air bersih wilayah
kawasan pesisir daerah pinggiran laut
Makassar kecamatan Ujung Tanah kelurahan
Cambaya

Daerah ini dikategorikan sebagai masyarakat pinggiran dan termasuk kawasan masyarakat
marginal. Sebagian masyarakatnya yang berkemampuan ekonomi tinggi memiliki sumber aliran air
yang berasal dari PDAM. Terdapat beberapa rumah yang menyediakan khusus air bersih siap
dikonsumsi untuk dijual ke masyarakat bagi yang tidak memiliki aliran air PDAM.
Menurut hasil survey bahwa di pesisir kelurahan Cambaya, pada waktu siang hari aliran air dari
sumber PDAM mengalami kondisi kurang lancar mengalirnya. Sehingga warga biasanya membeli
dan mengangkat air melalui roda dua (troli) menggunakan jeriken pada penjual air PDAM.
Sedangkan pada malam harinya, aliran air PDAM baru mengalir pada pukul 20.00 wita hingga
pukul 22.00 wita. Hal ini tentunya masyarakat “terpaksa” begadang menunggu jalannya aliran air
untuk mengangkat masing-masing ke rumahnya. Masyarakat biasanya ‘terpaksa’ membeli air bersih
tiga kali dalam seminggu.
Warga masyarakat kelurahan Cambaya statusnya hanya sebagai masyarakat pinggiran kota
Makassar yang kurang mendapat perhatian dan sentuhan akan kebutuhan air bersih. Terdapat satu
wilayah (satu lorong pemukiman) di Cambaya hidupnya kesulitan akan mengonsumsi air bersih
terutama jika ingin mencuci pakaian dan mandi
next......
Sebagai salah satu negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia, seharusnya tidak ada
penduduk yang kesulitan air bersih. Sistem pemurnian air menjadi kunci dari masalah ini. Metode
yang paling sederhana adalah dengan memanaskan air hingga mendidih dan mengambil uapnya
sebagai air hasil, namun jumlahnya terlalu sedikit untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Metode yang lebih modern adalah dengan menyaring air laut melalui pipa-pipa bertekanan tinggi,
sehingga air hasil saringan (desalination) tidak lagi mengandung garam. Karena menggunakan
teknologi tinggi yang berbiaya mahal, menyebabkan metode ini tidak dapat diaplikasikan pada
masyarakat pulau dan pesisir yang umumnya kesulitan secara ekonomi.
Untuk menjawab masalah air di cambaya tersebut telah dibuat suatu sistem pemurnian air asin
menjadi air minum dengan biaya murah, efektif dan hasil melimpah. Sistem ini menggunakan
sinar matahari sebagai sumber tenaga alami. Selain itu sistem ini juga dirancang untuk
menampung air hujan saat turun hujan. Pada matahari yang terik, sistem ini dapat diatur agar dapat
menghasilkan garam. Dengan alat ini, diharapkan dapat menjadi solusi bagi masyarakat pulau dan
pesisir seperti di kota Makassar dan sekitarnya dalam hal pemenuhan kebutuhan air bersih
khusunya air minum.
Piramida air yang hanya mengandalakan tenaga matahari (green house effect) dapat mengubah air
laut menjadi tawar yang dapat langsung diminum. Prinsip kerja dari piramida air adalah dengan
melalui proses pemanfaatan sinar matahari sebagai sumber tenaga alami. Energi panas (thermal
energy) yang diperoleh ikungkung dalam sebuah ruangan berbahan fiber glass berbentuk piramida.
Saat matahari mulai bersinar, suhu udara dalam ruangan kaca akan meningkat tajam sehingga air
akan menguap dan menempel pada dinding kaca bagian dalam. Gravitasi akan menarik turun bulir-
bulir uap air tersebut ke penampungan (air minum).
alat pemurni air laut

Bulir-bulir air hasil evaporasi pada


dinding piramida.

Kristal-kristal garam (putih).


Thank You
Daftar Pustaka
https://adikatirtadaya.co.id/bagaimana-proses-dan-cara-kerja-desalinasi-air-laut/

https://environment-indonesia.com/desalinasi-memanfaatkan-air-laut-untuk-minum/

https://adikatirtadaya.co.id/bagaimana-proses-dan-cara-kerja-desalinasi-air-laut/

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang Syarat dan Pengawasan Air
Minum

Permenkes RI No. 416/MEN.KES/PER/IX/1990 tentang tentang Syarat dan Kualitas Air


Minum

https://
dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/105/05.2%20bab%202.pdf?sequence=8&isAl
lowed=y

Iswadi, Muh.Said. 2016. Rancang Bangun Alat Pemurni Air Laut Menjadi Air Minum
Menggunakan Sistem Piramida Air (Green House Effect) bagi Masyarakat Pulau dan
Pesisir di Kota Makasar. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika, Jilid 2 Nomor 3

Anda mungkin juga menyukai