“HIDROSFER”
Dibuat Oleh:
2016
LATAR BELAKANG
Ilmu Fisika adalah ibu dari segala ilmu pengetahuan alam. Di dalam fisika aspek-aspek yang
dibahas sangatlah luas. Salah satu pembahasannya yaitu Fisika Lingkungan.
Fisika Lingkungan tentu saja mebahas segala tentang lingkungan dari sudut pandang Fisika.
Cakupan lingkungan yang dibahas didalam Fisika Lingkungan tersebut tentu saja seluruh apa
yang ada di Bumi ini. Secara garis besar bumi bisa dibagi menjadi atmosfer, litosfer dan
Hidrosfer.
Di makalah ini kami membahas suatu bagian Bumi yang disebut Hidrosfer.
Hidrosfer berasal dari kata hidros = air dan sphere = daerah atau bulatan. Sehingga
hidrosfer diartikan sebagai daerah perairan yang mengikuti bentuk bumi bulat.
PEMBAHASAN
Hidrosfer berasal dari kata hidros = air dan sphere = daerah atau bulatan. Sehingga hidrosfer
diartikan sebagai daerah perairan yang mengikuti bentuk bumi bulat. Perairan lebih luas dari
daratan, perbandingannya, yaitu 71% berbanding 29%. Dari 71%perairan, 97,2%berupa lautan
dan sisanya 2,8% berupa perairan darat dalam bentuk sungai, danau, air tanah, dan es. Jumlah
seluruh air di bumi kurang lebih 1.386 juta km³.
Air permukaan
Terjadinya siklus air tersebut disebabkan adanya proses-proses yang mengikuti gejala-gejala
meterologis dan klimatologis, seperti berikut:
Jenis dan Persebaran Perairan Darat di Inonesia serta Arti Pentingnya dalam Kehidupan
Jenis air yang termasuk perairan darat
1. Air Tanah
air yang terdapat atau tersimpan di dalam tanah. Hampir semua air tanah merupakan
bagian dari siklus hidrologi, namun ada sedikit air tanah yang tidak megikuti siklus
hidrologi, yaitu air connate (air fosil) dan air magma (air vulkanis). Asal usul air tanah
di kelompokkan menjadi:
a. Air Hujan
air meteorit atau air vados, yaitu tetes air hujan yang mencapai permukaan
bumi dan sebagian meresap ke dalam tanah disebut dengan
b. Air Magmatik (Air Vulkanis)
adalah air yang berasal dari magma dan dinamakan juga sebagai air juvenile
c. Air Connate
adalah air tanah yang tersekap atau terjebak dalam pori-pori batuan pada saat batuan
itu terbentuk, berasal dari air tawar atau air laut dan bermineral tinggi.
Tabel kecepatan Aliran Air Tanah
(m/hari)
(mm)
1) Zone Jenuh,
dalam zona ini semua rongga atau pori-pori tanah terisi oleh air
Permukaan freatik, yaitu permukaan air tanah yang sama dengan permuakaan air tanah
Air tanah dangkal / air tanah bebas, yaitu air tanah yang berada di antara muka bumi hingga
lapisan impermeable
Air tanah dalam, yaitu air tanah yang terletak diantara dua lapisan impermeabel
Akuifer, yaitu lapisan kulit bumi yang dapat menahan air dan terletak siantara dua lapisan
impermeable
Sumur artetis, yaitu sumur yang sumber airnya berasal dari akuifer
Tinggi energi total (total Head) adalah tinggi energi elevasi atau Elevation Head(z)
ditambah tinggi energi tekanan atau pressure Head (h) yaitu Ketinggian kolom air h A atau hB
Tekanan hidrostatis bergantung pada kedalaman suatu titik dibawah muka air tanah.
Untuk mengetahui besar tekanan air pori, Teorema Bernaulli dapat diterapkan. Menurut
Bernaulli, tinggi energi total (total Head) pada suatu titik dapat dinyatakan oleh persamaan :
p v2
h= z
w 2g
Dengan :
Karena kecepatan renbesan didalam tanah sangat kecil,maka tinggi energi kecepatan dalam
suku persamaan Bernoulli dapat diabaikan.Sehingga persamaan tinggi energi total menjadi :
p
h= z
w
Untuk menghitung debit rembesan lewat tanah pada kondisi tertentu, di tinjau kondisi
tanah.
Hukum Darcy
Darcy (1956), mengusulkan hubungan antara kecepatan dan gradient hidrolik sebagai
berikut :
v = ki
Dengan :
i = Gradien hidrolik
pA p
h hA hB Z A B Z B
w w
Kehilangan energi Δh tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan tanpa dimensi
seperti di bawah ini :
h
i
L
Dengan :
i = Gradien hidrolik
q = kiA
Koefisien permeabilitas (k) mempunyai satuan yang sama dengan kecepatan cm/det atau
mm/det. Yaitu menunjukkan ukuran tahanan tanah terhadap air, bila pengaruh sifat-sifatya
dimasukkan, Maka :
k wg
k (cm/det) =
Dengan :
Hukum Herzberg
pH = po x (H + h)
H= po xh
p - po
2.Sungai
Air hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian besar akan menjadi aliran permukaan dan
sebagian lagi meresap ke dalam tanah menjadi air tanah. Aliran permukaan berkumpul dan
mengalir ke daerah-daerah yang lebih rendah kemudian menuju ke parit, selokan, anak sungai,
serta sungai. Sungai mengalir dengan kemiringan yang berbeda-beda. Di daerah hulu, sungai
lebih curam, sedangkan di daerah hilir sungai datar dan lebih berkelokkelok.
3.Danau
Cekungan-cekungan yang ada di permukaan Bumi, baik itu yang terjadi akibat proses tektonik,
vulkanik, atau proses lain lama-kelamaan akan terisi oleh air. Air tersebut dapat berasal dari air
hujan atau dari air sungai yang bermuara di cekungan tersebut. Inilah yang disebut danau.
Berdasarkan proses terjadinya, danau dibagi menjadi danau alami dan danau buatan. Danau
alami dibedakan menjadi danau tektonik, vulkanik, karst, erosi, tapal kuda, dan danau bendungan
alami.
4.Rawa
Rawa adalah tanah basah yang sering digenangi air karena letaknya yang relitf rendah. Rawa
biasanya ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan yang batangnya lunak atau rumput-rumputan. Ada
dua jenis rawa, yaitu rawa di daerah pedalaman yang berisi air tawar dan rawa yang disebabkan
oleh pasang naik dan pasang turun yang berisi air asin. Rawa-rawa banyak terdapat di Pantai
Sumatra bagian timur dan Pantai Kalimantan bagian selatan.
Perairan di Laut
Tidak hanya perairan darat saja, perairan laut juga termasuk ke dalam pembahasan hidrosfer.
Menurut proses terjadinya, laut bisa di klasifikasi menjadi tiga yaitu:
• Laut Regresi, yaitu laut yang menyempit pada waktu zaman es, terjadi penurunan
permukaan air laut. Dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul pada zaman glasial
merupakan daratan. Dangkalan Sunda merupakan bagian dari Benua Asia, sedangkan
dangkalan Sahul merupakan bagian dari Benua Australia. Pada waktu air surut ada
bagian dari laut yang masih merupakan laut karena dalamnya, laut inilah yang dinamakan
laut regresi. Contohnya Laut Banda dan Selat Makassar.
• Laut Transgresi adalah laut yang terjadi karena genangan air laut terhadap daratan akibat
kenaikan tinggi permukaan air laut yang mencapai kurang lebih 70 m pada zaman es.
Inilah yang menyebabkan dataran rendah di Indonesia Timur atau Barat tergenang air laut
dan sekarang menjadi laut dangkal. Contoh: Laut Jawa, Selat Sunda, Selat Karimata, Laut
Cina Selatan, dan Laut Arafuru.
• Laut Ingresi adalah laut yang terjadi karena dasar laut mengalami gerak menurun, dapat
berupa palung laut atau lubuk laut. Contoh: Laut Banda, Laut Flores, Laut Sulawesi, dan
Laut Maluku.
• Laut Tepi (sub/ocean), adalah laut yang letaknya di tepi benua dan terpisah dengan lautan
oleh adanya deretan pulau. Contohnya, Laut Jepang dan Laut Cina Selatan.
• Laut Pertengahan (middle sea) adalah laut yang terletak di antara benua, contohnya Laut
Tengah.
• Laut Pedalaman (inland sea) adalah laut yang terletak di tengah-tengah benua (daratan).
Contohnya, Laut Hitam dan Laut Kaspia.
Dasar laut ternyata tidak rata kedalamannya. Pada umumnya, laut di pinggir benua lebih
dangkal daripada di tengah lautan. Tingkat kedalaman dasar laut adalah sebagai berikut.
1. Zona Litoral (pesisir), yaitu daerah pantai yang terletak di antara garis pasang naik dan
pasang surut.
• Zona ini meliputi Landas Kontinen Sunda, seperti Laut Jawa, Laut Natuna, Selat
Karimata, Selat Malaka, dan Landas Kontinen Sahul yaitu Laut Arafuru.
• Sinar matahari sudah tidak tembus sampai ke dasar laut, karena itu tumbuh-tumbuhan
laut jumlahnya terbatas demikian juga binatang-binatang lautnya.
4. Zona Abissal (wilayah laut sangat dalam), dengan ketentuan sebagai berikut.
5. Zona Hadal (wilayah laut yang paling dalam), kedalamannya lebih dari 5000 m, termasuk
palung laut dan lubuk laut.
DAFTAR PUSTAKA