Anda di halaman 1dari 6

Air bersih yang dihasilkan dari proses distilasi didapatkan dengan jalan melakukan

penguapan terhadap air sumber / air baku. Cara ini efektif untuk menghilangkan garam yang
menyebabkan rasa asin pada air. Ada dua cara sederhana dalam membuat alat distilasi air ini,
yakni menggunakan kompor atau menggunakan sinar matahari. Stove-top still merupakan model
sederhana untuk alat distilasi dengan menggunakan kompor. Pertama-tama kompor memanaskan
air yang ada sebuah belanga. Pemanasan tersebut akan menghasilkan uap panas yang akan
dipakai untuk memanaskan belanga kedua yang berisi air sumber yang nantinya akan berisi air
bersih. Pemanasan pada belanga kedua juga akan memicu munculnya uap air dari air sumber.
Butiran-butiran uap air ini akan tertahan poleh membran plastik dan akhirnya akan jatuh pada
wadah air bersih yang terletak ditengah-tengah belanga kedua. Untuk lebih lengkapnya lihat
gambar dibawh ini.

Adapun cara yang kedua adalah menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan uap
air. Butiran uap-uap air tersebut kemudian akan tertahan pada kaca tembus pandang. Setelah
butiran semakin banyak, maka akan berubah menjadi tetesan air yang akan ditahan oleh
palung/talang air yang akan mengarahkan butiran air ke dalam wadah untuk penampungan air
bersih. Ada berbagai cara distilasi menggunakan sinar matahari ini yang selengkapnya dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
DESTILASI AIR LAUT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak cara yang dilakukan untuk memperoleh air bersih, salah satunya yaitu dengan
destilasi. Pada proses destilasi terjadi pemanfaatan sinar matahari untuk memisahkan garam dari
airnya sehingga diperoleh air murni. Krisis air bersih pada beberapa tahun yang lalu melanda
banyak daerah di Indonesia. Sedangkan penyaluran air bersih belum mampu memenuhi
kebutuhan seluruh penduduk. Banyak masyarakat merasakan kesulitan, terlebih pada musim
kemarau yang panjang ini.
Di pasaran, air minum kemasan bisa lebih mahal dari bensin untuk setiap liternya.
Kebutuhan air industri juga sangat besar, namun sumber daya alam amat terbatas, terutama di
daerah-daerah tanpa sumber air yang cukup sepanjang tahun. Sedangkan untuk daerah atau kota
di dekat pantai, air laut cukup berlimpah. Teknologi distilasi air laut atau desalinasi sangat
diharapkan untuk menghasilkan air tawar dengan produksi tinggi tetapi dengan energi murah.
Dengan kemampuan menguasai dan menerapkan teknologi tepat guna, secara mandiri kita dapat
membuat instalasi dengan biaya investasi dan operasi yang relatif rendah. 
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui keseimbangan massa dan
energi untuk destilasi air laut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Destilasi merupakan proses pemisahan yang berdasarkan perbedaan titik didih dari
komponen-komponen yang akan dipisahkan. Destilasi sering digunakan dalam proses isolasi
komponen, pemekatan larutan, dan juga pemurnian komponen cair. Proses distilasi didahului
dengan penguapan senyawa cair dengan pemanasan, dilanjutkan dengan pengembunan uap yang
terbentuk dan ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapatkan distilat. Dasar proses
destilasi adalah kesetimbangan senyawa volatil antara fasa cair dan fasa uap. Bila zat non volatil
dilarutkan kedalam suatu zat cair, maka tekanan uap zat cair tersebut akan turun. Pada larutan
yang mengandung dua komponen volatil yang dapat bercampur sempurna, maka tekanan uap
masing-masing komponen akan turun. Hukum Raoult menyatakan bahwa tekanan uap masing-
masing komponen berbanding langsung dengan fraksi molnya (Yasin ,H,2009).
Metode flash evaporation merupakan salah satu metode penguapan air laut secara cepat
dalam tabung evaporasi melalui proses throttling. Flashing terjadi ketika kondisi cairan sekeliling
berubah secara tiba-tiba menjadi lebih rendah daripada kondisi jenuhnya akibat perubahan
tekanan dan temperatur. Metode flashing ini akan menghasilkan uap jauh lebih banyak daripada
proses penguapan sederhana lainnya. Penomena flasing ini mengakibatkan turbulensi pada aliran
fluida sehingga terbentuk laju perpindahan massa yang tinggi yang kemudian mengalami
pendinginan cairan (Johana, 2004).
Proses penguapan memerlukan suatu sumber panas yang cukup untuk mengubah fase cair
air laut menjadi uap jenuh didalam suatu medium. Sumber panas tersebut dapat diperoleh dari
panas matahari melalui suatu kolektor atau melalui pembakaran bahan bakar. Dengan
pertimbangan ekonomis maka dapat digunakan bahan bakar yang cukup murah dan mudah
didapatkan seperti bahan bakar dari biomassa diantaranya adalah sekam padi, arang kayu, serbuk
gergajian kayu, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik untuk
proses destilasi air laut (Humoeditomo, 2009)
Proses kerja destilasi ini mulanya air laut dihisap oleh pompa ejektor yang terdapat
dipantai. Kemudian, air laut tersebut dimasukan ke dalam alat penukar gas (heat exchanger).
Pada tahap ini, air laut dipanasi oleh air panas dari panas buang diesel atau boiler limbah
biomassa pada suhu 80 derajat C. Selanjutnya, air tersebut divakumkan pada tekanan udara
kurang dari 1 atm. Pada kondisi hampa udara (vakum) yang tinggi dan suhu rendah itulah,
jelasnya lagi, sebagian dari air laut menguap. Dimana, uap bertekanan rendah dari tempat lain
mendapat pendinginan dari air laut yang dimasukkan dari cerobong terpisah(Birne, 2008). Pada
saat itulah, uap berkondensasi menjadi air tawar. Air laut yang sudah hangat akan mengalir dari
saluran keluar pendingin. Dan selanjutnya akan masuk ke dalam heat exchanger sebagai air
umpan. Uap tekanan rendah yang timbul di dalam heat exchanger mengalir masuk ke dalam
evaporator. Begitu pula dengan air sisa buangan yang kental. Selanjutnya, uap air itu didinginkan
oleh air laut dan berkondensasi menjadi air tawar. Hasil air tawar di kondensor itu kemudian
dipompa keluar oleh condensate pump. Kemudian, air tersebut dialirkan ke tangki persedian air
tawar. Sementara sisa air buangan dikeluarkan secara teratur oleh water ejector. Sedangkan
mengenai kadar garam dari air destilat (air yang dihasilkan dari proses destilasi ini) secara terus
menerus dipantau oleh salinity indicator. Sebuah solenoid valve dipasang pada saluran keluar
pompa air destilasi. Untuk menentukan kadar garam air destilatnya kita bisa atur, umumnya
kadar garam yang dimiliki oleh air destilat ini maksimal sebesar 10 ppm. Artinya, kualitas air
yang dihasilkan dari proses ini sangat bagus. Air tawar yang dihasilkan dari mesin diesel
bertenaga 2×250 kW dan 2×500 kW mampu menghasilkan 5.000 liter air dalam 24 jam
(Anonim, 2009).

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan hari Minggu, 6 Desember dari pukul 08.00 WITA hingga
pukul 17.00 WITA di Laboratorium Mekanisasi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas
Mataram.
3.2 Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah destilator bertingkat, termokopel, 1
buah gelas ukur 1000 ml, stopwatch.
3.2.2. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air laut.
3.3 Prosedur Kerja
1.      Diletakkan alat destilator menghadap sinar matahari.
2.      Dimasukkan air laut.
3.      Diletakkan termokopel masing-masing pada air laut, dinding kaca bagian dalam, dinding kaca
bagian luar dan pada lingkungan.
4.      Diambil data setiap satu jam.
5.      Diambil data radiasi sinar matahari.
6.      Dihitung dan dianalisis setiap data
Air minum sangat dibutuhkan untuk menunjang kelangsungan hidup bagi setiap individu.
Manusia mampu bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air manusia
akan mati dalam beberapa hari saja. Sebagian besar masyarakat perkotaan di Indonesia telah
mengkonsumsi air sehat walaupun belum tentu layak minum. Air layak minum memerlukan
persyaratan tertentu khusus. Kita ketahui, sumber air berasal air tanah, mata air, air sungai, danau
dan air laut. Untuk lebih mudahnya ditinjau dari kandungan air didalamnya maka air laut amat
sedikit digunakan untuk diolah menjadi air layak pakai dan layak minum. Hal ini disebabkan
karena air laut memiliki kandungan lebih komplek khususnya garam yang memerlukan peralatan
khusus untuk memisahkannya. Disamping itu kandungan garam (NaCl) cukup banyak didalam
air laut jika dibandingkan dengan air yang berasal dari sumber lainnya. Luas lautan Indonesia
mencapai sekitar 3.288.683km2. Sehingga Indonesia juga mendapat julukan negara maritim.
Melihat  Indonesia yang terletak ditengah kepungan air laut, kekurangan air bersih banyak
menimpa masyarakat yang tinggal di pesisir pantai. Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memiliki
luas wilayah 251.810,71 km yang sebagian besar 95,97 persen atau 241.251,30 km2 merupakan
perairan dan terdiri dari gugusan kepulauan sebanyak 1.062 pulau. Jika ditelaah, hampir setiap
pulau belum semuanya memiliki air layak minum. Hal ini sulit untuk dilaksanakan karena
membutuhkan dana yang besar. Membangun instalasi air bersih dan layak minum sangat besar
dananya, apalagi bahan dasarnya dari air laut. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk
menciptakan proses yang sangat sederhana untuk memperoleh air layak pakai dan layak minum.

Pengolahan air laut menjadi air tawar layak pakai dan minum dikenal juga dengan istilah
desalinasi. Proses ini dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu, pertama, proses destilasi
atau poses penyulingan. Air laut dengan kandungan berbagai zat dipisahkan dengan cara
pemanasan sehingga unsur air akan menguap. Selanjutnya uap air ini didinginkan menjadi titik
air yang selanjutnya dapat ditampung menjadi sekumpulan air bersih layak pakai dan minum.
Komponen lain seperti logam atau garam yang ada dalam air laut akan tertinggal  dengan
sendirinya berdasarkan kaedah gravitasi .

Kedua, proses pertukaran ion. Proses ini ditemukan Way pada 1852, saat melakukan
eksperimen menghilangkan ammonia dalam larutan air yang meresap melalui tanah. Dari hasil
penemuan ini kemudian dikembangkan proses konversi kimia. Proses ini kemudian digunakan
secara dan berskala (Industri). Proses pembuatan air minum dari air laut dengan teknik pertukarn
ion memanfaatkan proses kimiawi untuk memisahkan garam dalam air. Ion garam (Na+Cl-)
ditukar dengan ion seperti Ca+2 dan SO4-2. Kedua komponen ini diperoleh dari bahan alam dan
sintetis. Ion alam dapat diperoleh dari seperti zeolit sedangkan yang Ion sintetis dapat diperoleh
dari resin (resin kation dan resin anion). Pada proses pertukaran ion merupakan reaksi kimia
dengan ion terhidrata dan sifatnya bergerak di dalam zat padat, dipertukarkan atas dasar
ekuivalen dengan ion yang bermuatan sama yang terdapat di dalam larutan. Zat padat
mempunyai struktur seperti jala terbuka dan ion yang bergerak itu menetralisir muatan atau
muatan potensial. Pertukaran kation berlangsung bila kation yang bergerak dan bermuatan positif
terikat pada gugus yang bermuatan negatif. Proses pertukaran ion berlangsung bila anion
bergerak, bermuatan negatif yang melekat pada gugus bermuatan positif di dalam resin, penukar
kalor saling bertukar dengan anion di dalam larutan. Ketiga, proses Filtrasi. Proses ini lebih
dikenal dengan proses Reverse Osmosis (RO) yaitu salah satu teknologi pengolahan air laut
menjadi air tawar yang paling sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum.
Keistimewaannya adalah mampu menyaring molekul yang lebih besar dari molekul air.

Proses filtrasi dikenal dengan Teknologi membrane. Sedangkan teknologi membrane


dapat melalui proses elektrodialisis dan RO. Dari kedua teknologi ini RO lebih sering digunakan.
Dari ketiga proses itu, yang paling sederhana dan mudah adalah proses distilasi. Namun
demikian proses ini memerlukan bahan bakar yang cukup banyak sehingga belum seimbang
antara pengeluaraan bahan bakar dengan output yang dihasilkan. Berbagai penelitian terhadap
kemungkinan pemanfaatan air laut untuk dijadikan air layak pakai dan minum telah dilakukan
dengan berbagai jenis dan tipe peralatan pendukungnya termasuk didalamnya tentang
penggunaan bahan bakar untuk proses yang dilakukan. Penggunaan bahan bakar minyak atau
fosil untuk masa yang akan datang haruslah dipertimbangkan secara baik, karena semakin lama
semakin mahal dan persediaan bahan bakar ini semakin menipis.

Sehingga penggunaan sinar matahari atau juga lazim disebut sinar surya dapat digunakan
mengganti energi fosil ini. Energi surya dapat digunakan sebagai bahan pemanas proses destilasi
air laut menjadi air minum. Di beberapa daerah yang letaknya dekat dengan khatulistiwa
menjadikan energi surya menjadi sumber energi yang paling banyak dapat digunakan. Kini
pemakaian energi surya untuk pemanasan pada proses distilasi ini dalam skala besar akan
dibangun oleh PT Pembangunan Jaya Ancol. Inovasi yang dilakukan, antara lain, 7.000 meter
kubik air laut diubah menjadi 5.000 meter kubik air tawar per hari. Sisanya, sekitar 2.000 meter
kubik, menjadi air berkadar garam tinggi yang digunakan untuk kolam apung, salah satu wahana
wisata di Ancol Taman Impian. Skala ini tentunya memerlukan investasi yang sangat besar dan
banyak kesulitan jika disetiap daerah khususnya di daerah kepulauan akan dibangun instalasi
yang demikian. Oleh karenanya perlu dilakukan inovasi untuk memperoleh air bersih layak
minum ini untuk masyarakat pedesaan atau pesisir dengan memanfaatkan energi surya. Namun
demikian proses distilasi dengan menggunakan sinar surya terbatas hanya paling lama 10 jam
dalam sehari semalam. Selebihnya energi pemanasan tidak dapat lagi diperoleh sehingga
diperlukan inovasi baru bagaimana supaya dapat beroperasi 24 jam.

Proses distilasi air laut untuk menghasilkan air layak pakai dan layak minum sangat
sederhana. Air laut dipanasi dalam ruangan sehingga menghasilkan uap air. Kemudian uap air
dikondensasi sehingga menjadi butiran air yang menempel dinding dan dikumpulkan. Air yng
dihasilkan sudah layak pakai. Untuk menjadikan air layak minum dengan teknologi penyinaran
ultra violet yang dilakukan secara intermitten dapat membunuh kuman yang ada dalam air
sehingga produk air menjadi sehat dan layak minum.

Sinar surya yang digunakan untuk pemenasan dalam proses distilasi ini tidak dilakukan
secara langsung tetapi melalui Photo Voltage (PV) dirubah menjadi energi listrik yang kemudian
melalui inverter energi ini digunakan sebagai pemanas coil air yang akan diuapkan. Pada sore
dan malam hari energi listrik untuk pemanas coil diganti dengan sinar infra red sehingga proses
ini terus berjalan hingga keesokan paginya matahari menyinari bumi kembali dan PV dapat
memanfaatkannya. Melalui teknologi ultra violet yang juga diperoleh dari sinar matahari air di
sterilisasi dengan sinar ini sehingga layak minum. Kajian ini sedang dilakukan dan perakitan
telah dibuat tinggal menunggu hasil uji air yang dihasilkan. Kajian ini memperoleh dana dari
Provinsi Kepri, Tanjungpinang. Tentu saja diharapkan kajian ini akan memperoleh alat yang
dapat diproduksi dengan harga yang terjangkau dengan kapasitas yang memadai. Sedangkan
prototype alat yang dirancang rencana akan diikut sertakan dalam pameran TTG tingkat Nasional
pada Oktober di Batam.

Seperti yang kita ketahui bahwa air laut merupakan zat campuran. Yaitu , campuran antara air
tawar dan garam. Karena air laut merupakan campuran maka air laut bisa dipisahkan hingga
menjadi dua komponen campurannya. yaitu air tawar biasa dan garam. Namun , disini kita akan
memisahkan air tawar saja. Cara memisahkannya ternyata sangat mudah seperti contoh gambar
disamping ini. Yaitu , dengan cara destilasi atau penyulingan yang sederhana dan bisa dicoba
dengan berbagai alat atau bahan-bahan yang sederhana dan mudah didapatkan.

Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah suatu proses pengembunan yang diikuti proses penguapan.
Destilasi ini dapat digunakan untuk memisahkan komponen dari dari campurannya dengan
menggunakan perbedaan titik didih. apabila titik didih komponen lain jauh lebih tinggi. Cara
kerjanya adalah ketika air laut didihkan atau dipanaskan (titik didih air 100 derajat celcius) maka
akan terjadi penguapan air tawar sedangkan garam tidak menguap. Hal itu dikarenakan
perbedaaan titik didih yang sangat jauh. yaitu titik didih garam ialah 1.400 derajat celcius
sedangkan air 100 derajat celcius. hal tersebut menyebabkan air menguap yang kemudian
diembunkan. Maka dari embun itulah disebut air murni namun belum steril. Air murni itulah
yang bisa kita manfaatkan untuk mandi , mencuci , dll. Namun apabila kita ingin gunakan untuk
minum cukup kita sterilkan, yaitu dengan memasak lagi hingga mendidih.

Anda mungkin juga menyukai