Anda di halaman 1dari 6

[ARTIKEL PENELITIAN]

Aktivitas Fermentasi Larutan Kakao (Theobroma cacao L.) sebagai Atraktan


Nyamuk Anopheles sp. di Desa Sukajaya Punduh Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung
Ika Yunidasari1, Betta Kurniawan2, Efrida Warganegara2, Jhons Fatriadi Suwandi2
1Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

2Bagian Mikrobiologi dan Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium sp. dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles
sp. Salah satu cara untuk mengurangi populasi nyamuk adalah pengendalian secara mekanik. Pengendalian tersebut
menggunakan perangkap nyamuk yang terbuat dari botol yang telah dimodifikasi kemudian diisi atraktan fermentasi
larutan kakao (Theobroma cacao L.) sebagai pemikat agar nyamuk masuk dalam perangkap. Untuk mengetahui aktivitas
fermentasi larutan kakao (Theobroma cacao L.) sebagai atraktan nyamuk Anopheles sp. Metode eksperimental
murni, teknik purposive sampling dengan sampel sepuluh rumah penderita malaria. Terdapat enam kelompok
perlakuan yaitu akuades sebagai kontrol negatif, konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, 50% dan 100%. Pengulangan sebanyak
empat kali. Rata-rata dan standar deviasi jumlah nyamuk Anopheles sp. yaitu 0,10 ± 0,379 untuk kontrol negatif, 0,18 ±
0,385 untuk konsentrasi 6,25%, 0,38 ± 0,740 untuk konsentrasi 12,5%, 0,28 ± 0,506 untuk konsentrasi 25%, 0,15 ± 0,362
untuk konsentrasi 50% dan 0,38 ± 0,628 untuk konsentrasi 100%. Hasil uji statistik kruskal wallis didapatkan nilai
p=0,116 atau p>0,05. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa secara statistik tidak ada perbedaan jumlah nyamuk
Anopheles sp. yang masuk dalam perangkap secara bermakna pada semua kelompok.

Kata kunci: Atraktan, kakao (Theobroma cacao L.), malaria, nyamuk Anopheles sp.

Activity Solution of Cacao (Theobroma cacao L.) as The Anopheles sp.


Mosquito Attractant in Sukajaya Punduh Village, Marga Punduh Districts,
Pesawaran, Lampung Province
Abstract
Malaria is a disease caused by the Plasmodium sp. parasite and transmitted by the bite of Anopheles sp. One way to
reduce the mosquito population is mechanically control. The control using mosquito trap made from a bottle that has
been modified and then filled with attractant solution fermentation of cocoa (Theobroma cacao L.) as a decoy so that
mosquitoes into a trap. To know activitie solution of cacao (Theobroma cacao L.) as the Anopheles sp. mosquito
attractant. Purely experimental study, purposive sampling is ten houses of malaria patients. There are six treatment
groups namely distilled water as a negative control, a concentration of 6.25%, 12.5%, 25%, 50% and 100%. Repeated
four times. The average and standard deviation of the number of Anopheles sp. namely 0.10 ± 0.379 for the negative
control, 0.18 ± 0.385 for a concentration of 6.25%, 0.38 ± 0.740 for a concentration of 12.5%, 0.28 ± 0.506 to a
concentration of 25%, 0.15 ± 0.362 for concentration of 50% and 0.38 ± 0.628 to 100% concentration. Statistical
test results kruskal wallis test p value = 0.116 or p> 0.05. Statistically there is no difference in the number of Anopheles
sp. who entered the trap significantly in all groups.

Keyword: Anopheles sp. mosquito, attractant, cocoa (Theobroma cacao L.), malaria

Korespondensi: Ika Yunidasari. Alamat Jl. Nangka 1, Korpri Jaya, Sukarame, Bandarlampung. No HP 081367974421.
Ikayunidasari1495@gmail.com

Pendahuluan penyakit akan selalu menjadi masalah di


Nyamuk merupakan filum arthropoda, tengah masyarakat selama vektor tersebut
kelas insekta, ordo diptera yang sangat masih ada. Anopheles sp. adalah vektor
berperan dalam penularan penyakit. penyebar penyakit malaria. Penyakit malaria
Subfamili culicidae yang merupakan vektor merupakan salah satu penyakit yang
dalam dunia kedokteran adalah Anopheles, disebabkan oleh uniseluler obligat parasit
Culex, Aedes dan Mansonia. Beragam jenis protozoa dari genus Plasmodium.1,2,3
nyamuk tersebut sebagai vektor penular

J Agromedicine |Volume 6|Nomor 1| Juni 2019| 6


Ika Yunidasari ǀ Betta Kurniawan ǀ Efrida Warganegara ǀ Jhons Fatriadi Suwandi ǀ Aktivitas Fermentasi Larutan Kakao
(Theobroma cacao L.) sebagai Atraktan Nyamuk Anopheles sp. di Desa Sukajaya Punduh Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

Penyakit malaria pada manusia bagi reseptor sensoris nyamuk. Salah satu
disebabkan oleh lima spesies Plasmodium bahan alam yang dapat difermentasikan dan
yang berbeda yaitu: Plasmodium falciparum, dapat menjadi alternatif atraktan yaitu
Plasmodium malariae, Plasmodium ovale, tanaman kakao.9,10
Plasmodium vivax dan Plasmodium knowlesi. Kakao (Theobroma cacao L.)
Gejala pada penyakit ini meliputi demam adalah salah satu komoditas andalan
episodik dan berulang, arthritis, ruam kulit, perkebunan. Bagian dari buah kakao
nyeri abdomen atau nyeri dada karena terdiri dari biji dan daging buah. Daging
serositis, dan ulkus oral. Penyakit malaria buah kakao atau yang disebut juga dengan
merupakan salah satu penyakit yang pulpa memiliki bobot 20-30% dari bobot
endemis di Indonesia, termasuk di Pulau total buah. Kandungan gula pada pulpa
Sumatera.2,3 , 4 mencapai 10-15%. Jika dilakukan fermentasi
Pengendalian nyamuk Anopheles sp. pada daging buah, maka akan menghasilkan
yang menjadi vektor malaria dilakukan secara alkohol dan CO2 oleh ragi Saccharomyces
biologi, mekanik, fisika, kimia bahkan sampai cerevisiae serta adanya kandungan
genetik. Pengendalian yang paling cepat ammonia, asam sitrat dan asam laktat.
untuk membunuh nyamuk adalah Pada penelitian ini akan dibuat atraktan yang
penggunaan insektisida. Insektisida baik mengandung unsur CO2. Maka fermentasi
dalam bentuk gas/aerosol, daging buah kakao dianggap sebagai atraktan
fogger/pengasapan, elektrik, bakar, repellent, untuk pengendalian nyamuk Anopheles
cairan, serbuk, maupun kepingan kertas sp.10,11
dapat menyebabkan toksisitas baik lokal
maupun sistemik jika bersentuhan dengan
Metode
tubuh. Bahan kimia yang digunakan sebagai
insektisida seperti malation, bendiokarb,
lambdasihalotrin, permetrin, deltametrin dan Jenis dan Desain Penelitian
etofenprok telah diteliti mengalami Jenis penelitian adalah eksperimental murni.
resistensi. Selain mengalami resistensi, harga
insektisida cukup mahal, sehingga diperlukan Waktu dan Tempat Penelitian
metode pengendalian nyamuk yang lebih Pelaksanaan penelitian dilakukan pada
ramah lingkungan dan ekonomis, salah bulan November 2016. Lokasi penelitian
satunya yaitu pengendalian secara untuk menguji aktivitas fermentasi larutan
mekanik. 2,5,6,7,8
kakao sebagai atraktan nyamuk Anopheles sp.
Inovasi terbaru metode pengendalian dilakukan di Desa Sukajaya Punduh,
nyamuk secara mekanik yang dapat Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten
diterapkan yaitu dengan penggunaan alat Pesawaran, Provinsi Lampung. Sedangkan
perangkap nyamuk/trapping. Perangkap ini untuk mengidentifikasi nyamuk yang masuk
memanfaatkan barang bekas berupa botol dalam perangkap atraktan dilakukan di
yang dijadikan sebagai alat untuk Laboratorium Mikrobiologi Parasitologi
memerangkap nyamuk. Dalam penggunaan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
alat ini diberikan suatu atraktan/pemikat
dengan pemberian larutan yang dapat Subjek Penelitian
mengundang nyamuk masuk ke dalam Populasi
perangkap/trapping. Atraktan dapat Populasi adalah rumah warga yang
digunakan untuk mempengaruhi perilaku, berada di Desa Sukajaya Punduh,
memonitor atau menurunkan populasi Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten
nyamuk secara langsung, tidak menimbulkan Pesawaran, Provinsi Lampung yaitu
residu serta aman bagi manusia dan hewan sebanyak 299 rumah berdasarkan data dari
lainnya. Karbon dioksida (CO2) yang kantor Kecamatan Marga Punduh.
dihasilkan dalam suatu fermentasi telah
diketahui dapat digunakan sebagai suatu
atraktan nyamuk yang mempunyai daya tarik

J Agromedicine |Volume 6|Nomor 1| Juni 2019| 7


Ika Yunidasari ǀ Betta Kurniawan ǀ Efrida Warganegara ǀ Jhons Fatriadi Suwandi ǀ Aktivitas Fermentasi Larutan Kakao
(Theobroma cacao L.) sebagai Atraktan Nyamuk Anopheles sp. di Desa Sukajaya Punduh Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

Sampel melihat apakah distribusi data normal atau


Sesuai dengan kriteria inklusi dan tidak dengan menggunakan uji normalitas
eksklusi serta teknik purposive sampling, Kolmogorov-Smirnov karena jumlah sampel
maka jumlah rumah yang didapat sebanyak penelitian ≥ 50. Uji normalitas data dengan
10 rumah penderita malaria dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dianggap
peletakan masing-masing 6 sampel setiap bermakna (data distribusi normal) apabila
satu rumah, sehingga terdapat 60 sampel. p>0,05. Dari data tersebut didapatkan semua
data tidak berdistribusi normal pada setiap
Desain dan Rancangan Penelitian kelompoknya.
Jenis penelitian adalah eksperimental Oleh karena itu dilakukan
murni. Rancangan penelitian adalah post test transformasi data dan tetap didapatkan
only control group design. Terdapat enam distribusi data yang tidak normal. Kemudian
kelompok perlakuan (t) yaitu fermentasi analisis dilanjutkan dengan menggunakan uji
larutan kakao dengan konsentrasi 100%, non parametrik yaitu uji Kruskal-Wallis dan
50%, 25%, 12,5% dan 6,25% dan akuades didapatkan nilai p=0,116 atau p>0,05 yang
masing-masing 100 ml. pengulangan berarti tidak terdapat perbedaan jumlah
dilakukan sebanyak empat kali. nyamuk Anopheles sp. yang masuk dalam
perangkap secara bermakna pada semua
kelompok. Pada penelitian ini, selain nyamuk
Alat dan Bahan
Anopheles sp. terdapat nyamuk jenis lain
Alat penelitian yang digunakan dalam
yang masuk dalam perangkap, yaitu
penelitian ini adalah:
nyamuk Culex sp. didapatkan nilai p=0,584
a. Gelas ukur untuk mengukur jumlah air.
atau p>0,05 yang berarti tidak terdapat
b. Botol plastik bekas ukuran 1500 ml untuk
perbedaan jumlah nyamuk Culex sp. yang
membuat perangkap nyamuk.
masuk dalam perangkap secara bermakna
c. Cat hitam untuk mengecat botol plastik.
pada semua kelompok.
d. Pisau pemotong (cutter) untuk memotong
Berdasarkan hasil penelitian di atas,
botol plastik.
diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan
e. Mikroskop untuk mengamat jenis
bermakna jumlah nyamuk Anopheles sp. yang
nyamuk yang masuk dalam perangkap
terperangkap terhadap atraktan yang berasal
dari fermentasi larutan kakao (Theobroma
Bahan penelitian yang digunakan adalah:
cacao L.) pada semua kelompok.
a. Buah Kakao
Pada penelitian sebelumnya yang
b. Air
dilakukan oleh Indriyanti pada tahun 2011
mengenai eksplorasi dan potensi senyawa
Hasil dan Pembahasan
olahan limbah sebagai atraktan lalat buah
Berdasarkan penelitian yang sudah
Bactrocera carambolae didapatkan hasil dari
dilakukan pada enam kelompok perlakuan,
olahan limbah kakao dapat menarik lalat
maka didapatkan hasil rata-rata jumlah
buah betina karena mengandung protein
nyamuk Anopheles sp. yang masuk dalam
hidrolisat dan ammonia. Pada atraktan
perangkap seperti pada Tabel 1.
larutan buah kakao (Theobroma cacao L.)
terdapat pula senyawa ammonia yang
Tabel 1. Rata-Rata Jumlah Nyamuk Anopheles sp.
Kelompok Rata-rata ± Standar Deviasi terkandung didalamnya, sehingga dapat
memengaruhi nyamuk untuk masuk dalam
Kontrol negatif 0,10 ± 0,379
Konsentrasi 6,25% 0,18 ± 0,385 perangkap.12
Konsentrasi 12,5% 0,38 ± 0,740 Selain itu terdapat pula kandungan
Konsentrasi 25% 0,28 ± 0,506 alkohol pada hasil fermentasi, sehingga pada
Konsentrasi 50% 0,15 ± 0,362 atraktan olahan limbah kakao dengan
Konsentrasi 100% 0,38 ± 0,628 konsentrasi yang tinggi mengalami
penurunan jumlah lalat buah yang
Dari hasil nilai rerata jumlah nyamuk terperangkap. Kadar alkohol pada olahan
Anopheles sp. tersebut dilakukan uji untuk limbah kakao memengaruhi ketertarikan lalat

J Agromedicine |Volume 6|Nomor 1| Juni 2019| 8


Ika Yunidasari ǀ Betta Kurniawan ǀ Efrida Warganegara ǀ Jhons Fatriadi Suwandi ǀ Aktivitas Fermentasi Larutan Kakao
(Theobroma cacao L.) sebagai Atraktan Nyamuk Anopheles sp. di Desa Sukajaya Punduh Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

buah betina, karena semakin tinggi kadarnya bau tersebut melewati cairan limfe menuju
maka aroma semakin menyengat. Alkohol dendrit. Kebanyakan molekul bau sangat
mempunyai efek toksik pada serangga secara mudah menguap dan relatif hidrofobik. Bau
langsung maupun tidak langsung, serangga berikatan dengan OBPs (odorant binding
mendeteksi rangsang melalui alat sensornya proteins) kemudian melewati cairan lymph.
yaitu olfaktori yang bersifat kimiawi (aroma) Selain sebagai pembawa, OBPs juga bekerja
pada umumnya, kemudian serangga tersebut melarutkan molekul bau tersebut dan
memberi respon yaitu mendekati dan bertindak dalam seleksi informasi
menjauhi. Apabila sifat aroma menarik, penciuman. Ketika kompleks bau OBPs
misalnya saja sex pheromone atau mencapai membrane dendrit, bau akan
perangkap dengan senyawa atraktan maka berikatan dengan reseptor transmembran,
serangga mendekat, sedangkan apabila kemudian ditransfer ke permukaan
sumber aroma/rangsangan dianggap membran intraseluler. Selanjutnya impuls
membahayakan dan tidak disukai maka elektrik tersebut disampaikan ke pusat otak
serangga tersebut akan menghindar. Pada yang lebih tinggi dan berintegrasi untuk
penelitian yang telah penulis lakukan, hasil menghasilkan respon tingkah laku yang tepat.
fermentasi larutan kakao mengandung Pada penelitian yang telah penulis lakukan,
alkohol yang dihasilkan dari fermentasi kandungan CO2 yang berasal dari hasil
gula pada pulp kakao dengan bantuan fermentasi kakao dapat memengaruhi
khamir dan bakteri, kemungkinan tidak ada reseptor sensoris nyamuk, hal ini terlihat dari
perbedaan yang bermakna terhadap atraktan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa
tersebut akibat dari terlalu tingginya kadar terdapat nyamuk yang masuk dalam
alkohol sehingga tidak banyak nyamuk yang perangkap botol yang telah dimodifikasi dan
tertarik dengan atraktan tersebut.12,13,14 diisi oleh atraktan.8,10,15
Kemudian pada penelitian lain yang Selain itu, terdapat penelitian yang
dilakukan oleh Endang Puji Astuti dan Roy dilakukan oleh Aioub Sofizadeh, Seyed
Nusa pada tahun 2009 meneliti tentang Hassan dan Hossein pada tahun 2016 tentang
efektifitas alat perangkap (trapping) nyamuk kandungan makeup (asam laktat, getyl
vektor demam berdarah dengue dengan alkohol, dan asam sitrat) sebagai
fermentasi gula. Penelitian tersebut atraktan nyamuk, menunjukkan hasil bahwa
dilakukan di laboratorium dengan jumlah nyamuk, khususnya nyamuk Aedes sp.
menggunakan larutan gula ditambah dengan Anopheles sp. dan Culex sp. yang hinggap
ragi karena reaksi fermentasi akan pada tubuh tikus putih paling tinggi pada
menghasilkan CO2 yang merupakan salah asam laktat dan asam sitrat, sedangkan
satu atraktan nyamuk Aedes sp. hinggapan pada getyl alkohol paling sedikit
Karbondioksida merupakan salah satu jumlahnya. Hal ini sejalan dengan penelitian
atraktan nyamuk yang mempunyai daya tarik sebelumnya, bahwa kadar alkohol pada
bagi reseptor sensoris nyamuk Aedes sp. Bau atraktan kurang memengaruhi sensoris
khas tersebut ditangkap oleh sensilla pada nyamuk untuk masuk perangkap. Senyawa
antena nyamuk yang mengandung satu atau atraktan yang terdapat pada fermentasi
beberapa saraf bipolar penciuman atau larutan kakao (Theobroma cacao L.) juga
dikenal sebagai ORNs (olfactory receptor terdapat kandungan asam laktat dan asam
neurons).9 sitrat, sehingga senyawa tersebut terbukti
ORNs berada pada ujung dendrit dan dapat mempengaruhi sensoris nyamuk untuk
ujung akson untuk mendeteksi bahan- bahan masuk dalam perangkap.16
kimia. Saraf sensoris ini menghantarkan Namun pada penelitian yang dilakukan
impuls kimia berupa respon elektrik oleh peneliti, tidak terdapat perbedaan yang
dengan membawa informasi penciuman bermakna pada setiap kelompok, hal ini
dari perifer ke lobus antena yang kemungkinan disebabkan karena penelitian
merupakan tempat penghentian pertama dilakukan di alam terbuka, sedangkan
dalam otak. Setelah masuk ke dalam penelitian sebelumnya dilakukan di
sendillum melewati pori kutikula, molekul laboratorium.

J Agromedicine |Volume 6|Nomor 1| Juni 2019| 9


Ika Yunidasari ǀ Betta Kurniawan ǀ Efrida Warganegara ǀ Jhons Fatriadi Suwandi ǀ Aktivitas Fermentasi Larutan Kakao
(Theobroma cacao L.) sebagai Atraktan Nyamuk Anopheles sp. di Desa Sukajaya Punduh Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

Penelitian eksperimental yang kandungan yang terdapat dalam atraktan,


dilakukan di alam bebas menyebabkan baik nyamuk Anopheles sp. maupun
banyak hal yang tidak dapat peneliti kontrol, nyamuk Culex sp. tertarik terhadap
sehingga bias yang terjadi cukup tinggi. atraktan tersebut, namun yang
Selain itu, kemungkinan tidak banyaknya menyebabkan penelitian ini tidak bermakna
nyamuk Anopheles sp. yang masuk adalah akibat terlalu tingginya kadar alkohol
perangkap disebabkan karena tidak dalam atraktan sehingga menyebabkan
tepatnya pemasangan perangkap di nyamuk tidak banyak yang masuk dalam
halaman rumah warga, karena perindukan perangkap.3
alami nyamuk Anopheles sp. berupa daerah
tanaman tembakau, laguna, rawa, empang, Simpulan
persawahan, saluran irigasi air, tambak Berdasarkan penelitian tentang
terlantar, daerah perkebunan atau hutan. aktivitas fermentasi larutan kakao
Hal ini merupakan salah satu kekurangan (Theobroma cacao L.) sebagai atraktan
dalam penelitian ini. Kesalahan dalam nyamuk Anopheles sp. di Desa Sukajaya
pemilihan tempat peletakan perangkap Punduh Kecamatan Marga Punduh
nyamuk dikarenakan terdapatnya data kasus Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung
malaria tertinggi berada di daerah yang dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
telah ditentukan, namun hal ini tidak perbedaan bermakna jumlah nyamuk
menutup kemungkinan bahwa penduduk di Anopheles sp. yang terperangkap terhadap
desa tersebut digigit oleh nyamuk Anopheles atraktan yang berasal dari fermentasi
sp. saat sedang berada di luar rumah larutan kakao (Theobroma cacao L.) pada
pada sore sampai pagi hari, misalnya semua kelompok.
penduduk yang bekerja sebagai nelayan,
petani atau berkebun.17
Daftar Pustaka
Selain nyamuk Anopheles sp. yang
1. Natadisastra D. Parasitologi kedokteran:
masuk dalam perangkap, terdapat jenis
ditinjau dari organ tubuh yang diserang.
nyamuk lain yaitu nyamuk Culex sp. Hasil
Jakarta: EGC; 2009.
perhitungan manual jumlah nyamuk yang
2. Safar R. Parasitologi kedokteran. Padang:
diperoleh dari penelitian tersebut
CV yrama widya; 2010.
menunjukkan lebih banyak nyamuk Culex sp.
3. Perkins DJ, Were T, Davenport G,
dibandingkan dengan nyamuk Anopheles sp.
Kempalah P, Hitter J, Ongecha J, et al.
yang masuk dalam perangkap, namun secara
Severe malarial anemia: innate
statistik tidak terdapat perbedaan antara
immunity and pathogenesis.
kedua jenis nyamuk yang masuk dalam
International journal of biological
perangkap secara bermakna pada semua
sciences. 2011; 7(9):1427–42.
kelompok.
4. Ahmadinejad Z, Mansori S, Ziaee V,
Kemungkinan bahwa lebih banyak
nyamuk Culex sp. yang masuk dalam Alijani N, Aghighi Y, Parvaneh N, et al.
perangkap dikarenakan perilaku dari Periodic fever: a review on clinical,
nyamuk Culex sp. yang berbeda dengan management and guideline for Iranian
nyamuk Anopheles sp. yaitu saat nyamuk patient. J pediatric. 2014; 24(1):1-13.
tersebut mencari tempat untuk meletakkan
5. Nugroho AD. Kematian larva aedes
telurnya. Tempat perindukan nyamuk Culex
aegypti setelah pemberian abate
sp. dapat dilakukan pada tempat yang
dibandingkan dengan pemberian serbuk
airnya kotor dan tidak terlalu luas seperti
serai. J kesehatan masyarakat. 2011;
pada penelitian yang peneliti lakukan yaitu
7(1):91-6.
pada botol yang telah dimodifikasi,
6. Raini M. Toksikologi insektisida rumah
sedangkan nyamuk Anopheles sp. lebih
tangga dan pencegahan keracunan.
menyukai tempat perindukan yang luas. Hal
Jakarta: Media penelitan dan
tersebut merupakan kekurangan dalam
penelitian ini. Jika dilihat dari segi

J Agromedicine |Volume 6|Nomor 1| Juni 2019| 10


Ika Yunidasari ǀ Betta Kurniawan ǀ Efrida Warganegara ǀ Jhons Fatriadi Suwandi ǀ Aktivitas Fermentasi Larutan Kakao
(Theobroma cacao L.) sebagai Atraktan Nyamuk Anopheles sp. di Desa Sukajaya Punduh Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

pengembangan kesehatan; 2009. hlm. lalat buah Bactrocera carambolae.


27–33. Yogyakarta: UGM; 2011.
7. Santoni A, Nurdin H, Manjang Y, 13. Kardinan. Pengaruh campuran beberapa
Achmad S. Minyak atsiri dari toona jenis minyak nabati terhadap daya
sinensis dan uji aktivitas insektisida. J ris tangkap lalat buah. Buletin balitro; 2007.
kim. 2009; 2(2):1–6. hlm. 60–66.
8. Widiarti, Heriyanto B, Boewono D, 14. Phill. Therapies and healing remedies
Widyastuti U, Mujiono L, Yuliadi, et al. [internet]. USA: Philadelphia; 2006
Peta resistensi vektor demam berdarah [disitasi 12 Desember 2016]. Tersedia
dengue Aedes aegypti terhadap dari: http://www.emsol.multiply/html
insektisida kelompok organofosfat, 15. Jacquin, Jolly. Insect olfactory receptors:
karbamat dan pyrethroid di propinsi contribution of molecular biology to
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa chemical ecology. J Chem Ecol [internet].
Yogyakarta. Yogyakarta: Buletin 2004 [diakses tanggal 9 Desember 2016];
penelitian kesehatan; 2011. hlm. 176– 30(12):1-2. Tersedia dari:
189. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubme
9. Astuti EP, Nusa R. Efektifitas alat d/15724962/
perangkap (trapping) nyamuk vektor 16. Khan SA, Hanif H, Abbas Z, Saeed MA,
demam berdarah dengue dengan Ahmad M. Makeup ingredients (lactic
fermentasi gula. Ciamis: Aspirator; 2009. acid, getyl alcohol, and citric acid) attract
hlm. 41–48. mosquitoes. Sargodha: International
10. Widya I, Sudjari, Aurora H. Uji Journal of mosquito research. 2015;
perbandingan potensi penambahan ragi 3(1):10-13.
tape dan ragi roti pada larutan gula 17. Sofizadeh A, Moosa-kazemi SH, Dehghan
sebagai atraktan nyamuk Aedes sp. H. Original article larval habitats
Semarang: Majalah kesehatan FKUB; characteristics of mosquitoes (diptera:
2015. hlm. 181–5. Culicidae) in North-East of Iran. J
11. Warisno. Inspirasi usaha membuat aneka Arthropod-Borne Disease. 2015; 11(2):
nata. Jakarta: Agro media pustaka; 2009. 211-25.
12. Indriyanti. Eksplorasi dan potensi
senyawa olahan limbah sebagai atraktan

J Agromedicine |Volume 6|Nomor 1| Juni 2019| 11

Anda mungkin juga menyukai