Anda di halaman 1dari 7

Uji Efektivitas Ekstrak Kulit Jengkol Untuk Mengendalikan Perkembangan Biakan

Larva Nyamuk Anopheles


Addina Novita Lorensyah, Egita Indah sabarita Tarigan, Jeki Sidbutar, Karlyle Rymulan
Parhusip, Putri Nurlela Nasution, Siska Benecdita Siahaan
JURUSAN BIOLOGI, FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM, UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

ABSTRAK ABSTRAC
Nyamuk merupakan organisme yang dapat Mosquitoes are organisms that can transmit
menularkan penyakit melalui gigitannya. disease through their bites. Diseases that
Penyakit yang dapat di tularkan nyamuk can be transmitted by mosquitoes include
salah satunya penyakit malaria yang malaria, which attacks many Indonesians,
menyerang banyak penduduk masyarakat especially those who live in coastal areas or
Indonesia terutama yang tinggal di daerah live close to sources of standing water.
pesisir pantai ataupun lokasi tempat tinggal Jengkol peel can be used as a toxic agent
yang dekat dengan sumber genangan air. that can be used to control mosquito larvae.
Kulit jengkol dapat di gunakan sebagai The typical chemical compound in the
bahan toksik yang dapat digunakan dalam jengkol plant is jengkolic acid. This
pengendalian larva nyamuk.Senyawa kimia compound is an aliphatic amino acid which
yang khas dalam tanaman jengkol adalah contains sulfur and is toxic. The aim of this
asam jengkolat. Senyawa ini merupakan research is to determine the ability of
asam amino alifatik yang mengandung jengkol peel to kill Anopheles mosquito
sulfur dan bersifat toksik.Tujuan penelitian larvae. The type of research used in this
ini Untuk mengetahui kemampuan kulit research is praexperimental with a one-shot
jengkol membunuh larva nyamuk case study research design, namely by
Anopheles. Jenis penelitian yang digunakan carrying out certain treatments in a test
dalam penelitian ini adalah group to determine the effect of the
praeksperimental dengan rancangan treatment given. The results of the research
penelitian one-shot case study yaitu dengan show that at a concentration of 17.54 ml/g
melakukan perlakuan tertentu pada suatu jengkol peel extraction can kills 50% of the
kelompok uji untuk mengetahui efek dari mosquito larvae population in a 24 hour
perlakuan yang diberikan.Hasil penelitian test. Based on the toxicity category, jengkol
menunjukkan Dimana pada konsentrasi peel extraction is in the toxic category,
17,54 ml/gr ekstraksi kulit jengkol dapat where the LC 50 value is between 1-100.
membunuh 50 % populasi larva nyamuk
pada pengujian selama 24 jam. Berdasarkan
kategori toksisitas, ekstraksi kulit jengkol
berada pada kategori beracun, dimana nilai
LC 50 berada antara 1-100.
PENDAHULUAN senyawa saponin, alkaloid, terpenoid,
tannin, flavonoid, serta glikosida.Sifat
Nyamuk merupakan organisme yang dapat
toksik alkaloid terutama mengganggu
menularkan penyakit melalui gigitannya.
system syaraf. Senyawa terpenoid
Penyakit yang dapat di tularkan nyamuk
mempunyai aktivitas sebagai racun syaraf,
salah satunya penyakit malaria yang
penghambat makan, dan penghambat
menyerang banyak penduduk masyarakat
oviposisi (Ambarningrum,dkk. 2008).
Indonesia terutama yang tinggal di daerah
Ekstrak etanol kulit jengkol dapat
pesisir pantai ataupun lokasi tempat tinggal
dimanfaatkan sebagai antibakteri terhadap
yang dekat dengan sumber genangan air.
Streptococcus mutans,
Malaria masih menjadi masalah kesehatan
Staphylococcusaureus, dan Escherichia
global yang menimbulkan angka kesakitan
coli. Senyawa-senyawa yang mempunyai
yang tinggi disamping dampak sosial
potensi sebagai antioksidan umumnya
ekonominya terhadap penduduk terutama
merupakan senyawa flavonoid, fenolik dan
pada negara berkembang dengan iklim
alkaloid. Senyawa flavonoid dan polifenol
tropis dan subtropis serta kematian
bersifat antioksidan, antikanker, antiseptik,
terutama pada kelompok risiko tinggi (
dan antiinflamasi ( Surya.2018)
Lestari,dkk.2016). Penyakit malaria hanya
Penggunaan kulit jengkol sebagai alternatif
dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk
dalam mengatasi larva nyamuk
Anopheles betina.Di Indonesia ada sekitar
dikarenakan bahan yang di gunakan adalah
80 spesies dengan 24 diantaranya terbukti
bahan organik yang tidak akan
menularkan malaria. Sifat masing-masing
menimbulkan kerusakan lingkungan .
spesies berbeda-beda tergantung dari faktor
Limbah kulit jengkol juga sangat banyak
seperti iklim, geografis, dan tempat
berserakan di pasar -pasar tradisional,
perindukannya. Banyaknya penemuan
sehingga kadang menimbulkan masalah
nyamuk Anopheles dipengaruhi oleh faktor
menggangu aktivitas masyarakat,
lingkungan fisik, kimia dan biologi.
dikarenakan bua yang yang tidak sedap dari
Nyamuk akan bertahan jika lingkungannya
kulit jengkol itu sendiri
optimal, maka perkembangbiakannya akan
cepat dan memperbesar kontak dengan
manusia sehingga berdampak pada resiko
METODOLOGI PENELITIAN
penularan semakin besar (Pratama, 2015).
Dalam penanggulangan masalah nyamuk, Jenis penelitian Jenis penelitian yang
dapat dilakukan dengan tidak membiarkan digunakan dalam penelitian ini adalah
larva nyamuk berkembang. Larva nyamuk praeksperimental dengan rancangan
dapat di basmi melalui pemberian zat toksik penelitian one-shot case study yaitu dengan
pada habitat dimana nyamuk berkembang melakukan perlakuan tertentu pada suatu
biak. Kulit jengkol dapat di gunakan kelompok uji untuk mengetahui efek dari
sebagai bahan toksik yang dapat digunakan perlakuan yang diberikan.
dalam pengendalian larva
nyamuk.Senyawa kimia yang khas dalam Lokasi dan Waktu Penelitian
tanaman jengkol adalah asam jengkolat. Lokasi Penelitian
Senyawa ini merupakan asam amino
alifatik yang mengandung sulfur dan Lokasi penelitian dan pemeriksaan
bersifat toksik ( Sinaga,dkk.2018).Hasil dilakukan di kampus Universitas Negeri
analisis fitokimia menunjukkan bahwa Medan Jurusan Biologi Fakultas
ekstrak kulit jengkol positif mengandung Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Waktu Penelitian 9 Kain kasa.
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Bahan
November 2023.
Bahan yang digunaka dalam penelitian ini
Populasi dan Sampel Penelitian adalah :
Populasi Indikator Uji Jumlah larva 1. Maserat kulit jengkol dengan konsentrasi
nyamuk Anopheles. Pada masing-masing 0% (sebagai kontrol negatif), 5%, 10%,
perlakuan dan kontrol sebanyak 10 ekor. 15%, 20% dan 25%,
Jadi, jumlah larva nyamuk yang menjadi
2.. Telur nyamuk Anopheles
sampel dalam penelitian ini sebanyak 60
ekor larva nyamuk. 3.Larva nyamuk Anopheles
Sampel Penelitian 4. Aquades.
Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai Persiapan Bahan Penelitian
sampel penelitian adalah kulit jengkol yang
terdapat pada pasar Mmtc. Bahan yang digunakan adalah limbah kulit
jengkol dari pasar tradisional MMTC
Jenis dan Cara Pengumpulan Pancing dan larva nyamuk Anopheles
sebagai indikator uji dalam penelitian ini.
Data Jenis
Pembuatan Maserat Kulit Jengkol
data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer, yaitu berupa hasil Langkah kerja pengolahan kulit jengkol
pengamatan langsung oleh peneliti menjadi maserat kulit jengkol, yaitu :
terhadap jumlah larva nyamuk yang mati
oleh karena penambahan maserat kulit 1. Timbang kulit jengkol sebanyak 1,5
jengkol pada tempat hidup larva nyamuk kilogram, dicuci dengan bersih.
Anopheles dengan konsentrasi yang 2. Rebus kulit jengkol menggunakan air
berbeda. bersih sampai mendidih.
Alat dan Bahan 3. Setelah mendidih, kulit jengkol disaring
Alat menggunakan saringan untuk mendapatkan
filtratnya.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah : 4. Tunggu filtrat dingin.

1. Kotak pemeliharaan, 5. Lakukan pengenceran menggunakan


aquades sesuai besar konsentrasi maserat
2. Neraca analitik. kulit jengkol dan ditambahkan aquades
hingga 100 ml, begitu juga cara membuat
3.Wadah tempat telur nyamuk,
konsentrasi lainnya.
4. Wadah tempat ekstrak kulit jengkol,
Cara Rearing Larva Nyamuk
5. Labu takar,
Langkah kerja rearing larva nyamuk untuk
6. Labu erlenmeyer, mempersiapkan larva nyamuk Anopheles
sebagai indikator uji, yaitu :
7. Beaker glass,
8. Saringan,
1. Untuk mendapatkan larva nyamuk Prosedur Kerja
Anopheles dilakukan dengan cara
Langkah kerja yang dilakukan peneliti
menetaskan telur nyamuk Anopheles.
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
2. Letakkan telur nyamuk Anopheles di :
wadah yang berisi air, telur akan menetas
1. Siapkan wadah untuk masing-masing
dalam waktu 1-2 hari setelah terendam air.
konsentrasi maserat 5%, 10%, 15%, 20%
3. Sekitar 1-2 hari akan terlihat jelas larva dan 25%
instar lII nyamuk Anopheles..
2. Masukkan 10 ekor larva Anopheles pada
4. Setelah larva berubah menjadi pupa pada masing-masing wadah sesuai dengan
hari ke-4, pupa siap untuk dimasukkan konsentrasi.
kedalam kotak pemeliharaan.
3. Lalu tutup menggunakan kain kasa.
5. Nyamuk dewasa akan bertelur di cup
4. Amati perubahan yang terjadi pada larva
berlapis kertas yang disediakan didalam
selama 24 jam.
kotak pemeliharaan, telur nyamuk yang
menempel pada kertas akan ditetaskan 5. Ulangi sebanyak 3 kali untuk
kembali untuk mendapatkan larva yang mendapatkan hasil yang lebih valid
akan digunakan pada penelitian ini.
6.. Larva nyamuk stadium instar IlI yang
akan digunakan dalam pengujian terhadap
maserat kulit jengkol.

HASIL DAN PEMBAHASAN


LOG JUMLAH JUMLAH PERSENTASI NILAI
KONSENTRASI KONSENTRASI LARVA UJI LARVA MATI KEMATIAN PROBIT
0 0 10 0 0 0
5 0,698970004 10 6 60 5,2533
10 1 10 2 20 4,1684
15 1,176091259 10 5 50 5
20 1,301029996 10 4 40 4,7467
25 1,397940009 10 4 40 4,7467
6
Chart Title y = 3,2191x + 0,9953
NILAI PROBIT 5

0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6
LOG KONSENTRASI

RUMUS MENCARI LC 50 17,54 ml/gr. Dimana pada konsentrasi


17,54 ml/gr ekstraksi kulit jengkol dapat
Y = ax+b
membunuh 50 % populasi larva nyamuk
5 =3,2191x + 0,9953 pada pengujian selama 24 jam.

3,2191x =5-0,9953 Berdasarkan kategori toksisitas, ekstraksi


kulit jengkol berada pada kategori beracun,
3,2191x =4,0047 dimana nilai LC 50 berada antara 1-100.
X = 4,0047/3,2191 Faktor yang menyebabkan kulit jengkol
X =1,244043366 efektif sebagai bioinsektisida pada larva
nyamuk (menurut Syafnir dkk pada tahun
Antilog x = 17,54 2014) berdasarkan hasil penapisan
Lc 50= 17,54 ml/gr fitokimia, simplisia kulit jengkol
mengandung beberapa senyawa yang dapat
Hasil penelitian yang dilakukan mengenai bersifat toksik seperti senyawa alkaloid,
efektifitas daya bunuh maserat kulit jengkol flavonoid, saponin dan tanin. Senyawa
pada larva nyamuk sebagai bioinsektisida flavonoid yang terkandung di kulit jengkol
yang menggunakan berbagai konsentrasi mengakibatkan efek reproduksi pada
0%, 5%,10%,15%,20%, dan 25%, maka di serangga yaitu antifertilitas serta dapat
dapat jumlah nyamuk yang mati mulai dari menghambat proses makan larva (Ariana,
konsentrasi 0% pertama sampai 25% adalah 2016). Menurut (Tasmin dkk, 2014)
pada 0% larva yang mati tidak ada, pada Senyawa flavonoid yang terkandung pada
konsentrasi 5% larva yang mati ada 6, pada kulit jengkol dari hasil uji toksisitas pada
konsentrasi 10% larva yang mati ada 2, larva udang diketahui bahwa senyawa
pada konsentrasi 15% larva yang mati ada flavonoid yang terdapat dalam kulit jengkol
5, pada konsentrasi 20% larva yang mati dapat mengakibatkan kematian organisme
ada 4, dan pada konsentrasi 25% larva yang hingga 50%. Sedangkan senyawa alkaloid
mati ada 4. Berdasarkan pengolahan data dapat mengganggu sistem kerja saraf pusat
yang di lakukan menggunakan Microsoft dan menyebabkan gangguan sistem
Excel, di dapatkan nilai dari LC 50 adalah pencernaan karena alkaloid dapat bertindak
sebagai racun perut yang masuk melalui LARVA INSTAR V Heliothis
mulut larva (Cania, 2013). Kandungan kulit armigera. Jurnal Sains FMIPA. Vol
jengkol lainnya adalah senyawa tanin yang 13. No 3: Hal 165 – 170 .
dapat mengganggu larva dalam mencerna
Ariana, D. (2016). Pengaruh Konsentrasi
makanan, menekan nafsu makan, tingkat
Air Rebusan Daun Sirsak Terhadap
pertumbuhan dan kemampuan larva dalam
Larva Nyamuk Aedes aegypti. The
bertahan (Ariana, 2016). Selain alkaloid,
Journal of Muhammadiyah Medical
flavonoid dan tanin senyawa lain yang
Laboratory Technologist. Cania, E.
terkandung didalam kulit jengkol adalah
(2013). Uji Efektifitas ekstrak daun
saponin yang dapat menurunkan nafsu
legundi (Viteks negundo) sebagai
makan larva sehingga larva mati karena
larvasida terhadap larvasida
kelaparan (Kardinan & Dhalimi, 2003).
terhadap Larva Instar III Aedes
aegypti.
Lestari. S, Adrial. Rasyid. R. 2016.
Identifikasi Nyamuk Anopheles
KESIMPULAN
Sebagai Vektor Malaria dari Survei
1. Kulit jengkol dapat digunakan sebagai Larva di Kenagarian Sungai Pinang
bahan toksik yang dapat digunakan dalam Kecamatan Koto XI Tarusan
pengendalian larva nyamuk. Senyawa Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal
kimia yang khas berupa senyawa Kesehatan Andalas
saponin,alkaloid,terpenoid dan flavonoid
Nadhifa. M. A. 2019. DAYA BUNUH
yang bersifat toksik.Senyawa terpenoid
MASERAT KULIT JENGKOL
mempunyai aktivitas sebagai racun syaraf
TERHADAP LARVA NYAMUK.
,penghambat makan dan pembahambat
Pratama. Y. G. 2015. NYAMUK
oviposisi pada larva nyamuk.
Anopheles sp DAN FAKTOR
2. Berdasarkan hasil penelitian uji YANG MEMPENGARUHI DI
toksisitas ekstraksi kulit jengkol terhadap KECAMATAN RAJABASA,
larva nyamuk selama 24 jam . Berdasarkan LAMPUNG SELATAN. Jurnal
jumlah larva yang mati didapatkan nilai LC Artikel Review. Vol 4. No 2
50 dari ekstraksi kulit jengkol adalah 17,54
Sinaga. I, Rosliana, Riyanto. 2018. UJI
mL/gram yang berarti pada konsentrasi
TOKSISITAS (LC50 – 24 JAM
17,54 mL/gram dapat membunuh 50%
EKSTRAK KULIT JENGKOL
populasi larva nyamuk pada pengujian.
Pithecellobium jiringa)
TERHADAP LARVA UDANG
Artemia salina Leach. JURNAL
BIOSAINS. Vol 4. No 2
DAFTAR PUSTAKA Surya. A. 2018. TOKSISITAS EKSTRAK
Ambarningrum. B. T, Arthadi, Pratiknyo. METANOL KULIT JENGKOL
H,Priyanto. S. 2007. EKSTRAK (Pithecellobium Jiringa) DENGAN
KULIT JENGKOL (Pithecellobium METODE BRINE SHRIMP
lobatum): PENGARUHNYA LETHALITY TEST TERHADAP
SEBAGAI ANTI MAKAN DAN Larva udang (Artemia salina).
TERHADAP EFISIENSI Jurnal Rekayasa Sistem Industri.
PEMANFAATAN MAKANAN Vol 3. No 2
Tasmin, N., Erwin, & Kusuma, I. W.
(2014). ISOLASI, IDENTIFIKASI
DAN UJI TOKSISITAS
SENYAWA FLAVONOID FRAKSI
KLOROFOM DARI DAUN
TERAP (ARTOCARPUS
ODORATISSIMUS BLANCO).
Jurnal Kimia Mulawarman Volume
12 Nomor 1

Anda mungkin juga menyukai