Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No.

2, Juli 2017 : 1-75

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius Roxb.)


SEBAGAI LARVASIDA ALAMI TERHADAP LARVA Aedes Aegypti

Diah Mutiarasari*, Lady Liberties Bubun Tangke Kala’Tiku

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako


*Email korespondensi: diah.mutiarasari@yahoo.com

ABSTRAK
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Kasus tertinggi DBD pada provinsi Sulawesi Tengah yaitu Kota Palu. Daun
pandan juga diketahui sebagai larvasida. Adanya efek daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)
terhadap nyamuk Aedes aegypti. Pada daun pandan terdapat senyawa kimia yang terkandung di dalamnya
seperti saponin, alkaloid, flavonoid, tanin, dan polifenol. Untuk mengetahui efektifitas ekstrak daun pandan
wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) sebagai larvasida alami terhadap larva Aedes aegypti. Pada
penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan rancangan true experimental posttest
control. Bentuk true experimental dalam penelitian ini adalah posttest only control design. Desain
penelitian ini dipilih karena dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara
random. Sampel yang digunakan untuk setiap perlakuan sebanyak 25 larva Aedes aegypti, sehingga untuk
mengetahui jumlah keseluruhan sampel yang dibutuhkan yaitu dengan perhitungan 25 larva × jumlah
perlakuan = 25 × 24 = 500 larva Aedes aegypti. Dari hasil uji pendahuluan didapatkan hasil pada
konsentrasi 0,5%, 0,6%, 0,7% dan 1% tidak terdapat larva yang mati setelah paparan 24 jam. Dari hasil ini
terlihat bahwa ekstrak daun pandan tidak memiliki efek yang berarti sebagai larvasida pada larva nyamuk
Aedes aegypti. Hasil ini menunjuk bahwa kematian pada sampel larva nyamuk Aedes aegypti yang
mengindikasi bahwa larva resisten terhadap ekstrak daun pandan. Pada kontrol (+) yaitu bubuk abate yang
menyebabkan kematian 100% pada larva nyamuk. Ekstrak daun pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.)
tidak efektif digunakan sebagai larvasida pada larva Aedes aegypti.

Kata Kunci: Efek daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.), larva Aedes aegypti

ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is still one of public health problems in Indonesia. The highest number
of cases of DHF in Central Sulawesi is in Kota Palu. Pandan leaf (Pandanus amaryllifolius Roxb.) is also
known as larvacide which affects Aedes aegypti mosquitoes. Pandan leaves contain chemical compounds
such as saponins, alkaloids, flavonoids, tannins, and polyphenols. to know the effectiveness of pandan leaf
(Pandanus amaryllifolius Roxb.) extract as natural larvacide to Aedes aegypti larvae. This study was
experimental with true experimental posttest-only control design. Samples were divided into two treatment
groups and chosen in randomly fashion. The number of samples used in each treatment group was 25 Aedes
aegypti larvae, therefore the total number of samples needed was calculated as follows: 25 larvae × number
of treatment group = 25 × 24 = 500 Aedes aegypti larvae. Preliminary test gave result of no larvae died
at the concentrations of 0.5%, 0.6%, 0.7% and 1% after 24-hour exposure. This result suggested that
pandan leaf extract had no significant effect as larvacide to Aedes aegypti mosquito larvae; or the zero
mortality of the larvae indicated the larvae had resistance to pandan leaf extract. Treatment in positive
control group (abate powder) caused 100% mortality of the larvae. Pandan leaf (Pandanus amaryllifolius
Roxb.) extract was not effective to be used as larvacide to Aedes aegypti larvae.

Keywords: Pandan leaf (Pandanus amaryllifolius Roxb.) extract effect, Aedes aegypti larvae.

Healthy Tadulako Journal (Diah, Lady : 31-39) 31


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75

PENDAHULUAN Perkembangan insektisida baru yang


Penyakit Demam Berdarah Dengue lebih ramah lingkungan dan tidak
(DBD) adalah penyakit yang disebabkan membahayakan mulai berkembang.
oleh virus dengue yang tergolong Penggunaan bioinsektisida tampak
Arthropod-Borne Virus, genus menjanjikan karena bioinsektisida atau
Flavivirus, dan famili Flaviviridae.[1] insektisida biologi adalah insektisida
DBD Ditularkan melalui gigitan yang berasal dari tumbuhan dan berisi
nyamuk dari genus Aedes, terutama bahan kimia (bioaktif) yang dapat
Aedes aegypti atau Aedes albopictus. meracuni serangga tapi mudah terurai di
Penyakit DBD dapat muncul sepanjang alam bagi manusia, selain itu insektisida
tahun dan dapat menyerang seluruh alami juga selektif.[4]
kelompok umur. Penyakit ini berkaitan Terdapat beberapa penelitian
dengan kondisi lingkungan dan perilaku tentang tumbuhan yang bermanfaat
masyarakat.[2] sebagai alternatif insektisida yang aman
Menurut Word Health Organization digunakan dalam jangka panjang.
populasi di Dunia diperkirakan berisiko Tumbuhan ini mengandung zat aktif
terhadap penyakit DBD mencapai 2,5-3 yang dapat membunuh nyamuk dan
miliar terutama yang tinggal di daerah larvanya. Daun pandan juga diketahui
perkotaan di negara tropis dan subtropis. sebagai larvasida. Pada daun pandan
Pada tahun 2015 terdapat sebanyak 21 terdapat senyawa kimia yang terkandung
provinsi (61,8%) yang telah mencapai didalamnya seperti saponin, alkaloid,
target renstra 2015. Provinsi dengan flavonoid, tanin, dan polifenol.[5]
angka kesakitan DBD tertinggi tahun Saponin memiliki rasa yang pahit
2015 yaitu Bali sebesar 257,75, dan tajam serta dapat menyebabkan
Kalimantan Timur sebesar 188,46, dan iritasi lambung bila dimakan. Apabila
Kalimantan Utara sebesar 112,00 per saponin kontak dengan permukaan kulit
100.000 penduduk.[2] nyamuk akan merusak mukosa kulit dan
Kasus DBD yang tertinggi di terabsorbsi akan terjadi hemolisis darah
Propinsi Sulawesi Tengah yakni Kota sehingga enzim pernafasan akan
Palu dengan jumlah 650 kasus dengan IR terhambat dan mengakibatkan kematian.
168,50/100.000 penduduk, kabupaten Flavonoid bertindak sebagai inhibitor
yang tidak ada kasusnya yakni pernapasan. Flavonoid adalah racun
kabupaten Banggai Laut. Angka kontak yang memberikan efek
kesakitan Insidence Rate (IR) yang menghambat sistem pernapasan dan
paling tinggi adalah Kota Palu yaitu mengganggu sistem saraf kemudian
168,50 per 100.000 penduduk kemudian merusak sistem pernapasan sampai
Kabupaten Buol dengan IR 162,01 per nyamuk mati. Alkaloid merupakan
100.000 penduduk dan disusul antikolines yang berfungsi menghambat
Kabupaten Toli-Toli dengan IR 101,13 kerja enzim kolinestrase yang
per 100.000 penduduk, serta ke empat mempengaruhi transmisi impuls saraf.
adalah Kabupaten Poso dengan IR 80,88 Kemudian terjadi gangguan transmisi
per 100.000 penduduk.[3] rangsang yang dapat menyebabkan

Healthy Tadulako Journal (Diah, Lady : 31-39) 32


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75

menurunnya koordinasi otot dan mempunyai kesempatan yang sama


kematian.[6] untuk diambil sebagai sampel. Bentuk
Non random sampling pada
METODE PENELITIAN pengambilan sampel ini adalah
Desain penelitian menggunakan Purposive sampling, karena metode
rancangan true experimental. Disebut pemilihan sampel berdasarkan atas ciri-
juga true experimental, karena dalam ciri atau sifat tertentu yang berkaitan
desain ini peneliti dapat mengontrol dengan karakteristik populasi. Bentuk
semua variabel yang mempengaruhi pengambilan sampel purposive yang
jalannya eksperimen. Bentuk true digunakan adalah criterion sampling.
experimental dalam penelitian ini adalah
posttest only control design, dalam HASIL
desain ini terdapat dua kelompok yang
masing-masing dipilih secara random. Ekstrak Daun Pandan (Pandanus
Penelitian ini telah dilaksanakan di Amaryllifolius Roxb.)
Laboratorium Kesehatan Daerah
Penelitian ini dimulai dengan
Sulawesi Tengah, dan sampelnya di
pengumpulan daun pandan kemudian
ambil di Balai Penelitian dan
dicuci lalu dipotong. Pengeringan daun
Pengembangan Pengendalian Penyakit
dilakukan di bawah sinar matahari dan
Bersumber Binatang Donggala. Sampel
ditutupi oleh kain hitam agar sinar
yang diambil berdasarkan kriteria inklusi
matahari tidak mengenai daun secara
dan kriteria ekslusi, dimana kriteria
langsung sehingga kandungan kimia
inklusi terdiri dari larva Aedes aegypti
dalam daun tidak mudah rusak dan
yang telah mencapai instar III dan larva
dilakukan selama 3 hari sebanyak 8
yang bergerak aktif dan kriteria ekslusi
wadah daun pandan. Daun pandan yang
terdiri dari larva Aedes aegypti yang mati
kering kemudian diblender untuk
sebelum perlakuan.
mendapatkan simplisia dalam bentuk
Jumlah perlakuan sebanyak 6 kali
serbuk. Setelah dilakukan ekstraksi pada
dan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali,
3 kg daun pandan yang telah menurun
maka jumlah perlakuan adalah 24 kali.
beratnya menjadi 1 kg dalam bentuk
Sampel yang digunakan untuk setiap
simplisia serbuk dengan menggunakan
perlakuan sebanyak 25 larva Aedes
etanol 96% sebanyak 5 L dengan teknik
aegypti, sehingga untuk mengetahui
maserasi selama 5x24 jam yang
jumlah keseluruhan sampel yang
kemudian dikentalkan dengan
dibutuhkan yaitu dengan perhitungan 25
menggunakan rotary evaporator, maka
larva × jumlah perlakuan = 25 × 24 = 500
diperoleh hasil ekstrak kental yang
larva Aedes aegypti.
berwarna hijau kehitaman.
Teknik pengambilan sampel dari
penelitian ini menggunakan teknik Non
random sampling, karena teknik Uji Pendahuluan Aktivitas
pengambilan sampel dari populasi Insektisisda
dimana setiap anggota populasi tidak

Healthy Tadulako Journal (Diah, Lady : 31-39) 33


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75

Sebelum dilakukan uji aktivitas terhadap larva Aedes aegypti yang akan
larvasida ekstrak daun pandan yang diuji dan juga melakukan kontrol positif
sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan dan kontrol negatif. Dari hasil uji
uji pendahuluan pada konsentrasi 0,5%. pendahuluan yang dilakukan didapatkan
0.6%, 0,7% dan 1. Uji pendahuluan bahwa ekstrak daun pandan (Pandanus
dilakukan untuk mengetahui apakah amaryllifolius Roxb.) tidak memiliki
ekstrak tersebut memiliki efek larvasida efek terhadap konsentrasi tersebut.

Tabel 1.1 Tabel Hasil Uji Pendahuluan Kematian Larva Aedes aegypti Akibat
Pemberian Ekstrak Daun Pandan Pada Kelompok Perlakuan
Dan Kelompok Kontrol

Jumlah Kematian Larva Pada Perlakuan ke-


Jumlah Rata-Rata
Konsen-trasi
Larva
(%)
Uji 1 2 3 4
Larva % Larva % Larva % Larva % Larva %
Mati Mati Mati Mati Mati
0.5 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.6 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0.7 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Abate (+) 25 25 100 25 100 25 100 25 100 25 100

Aquades (-) 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Berdasarkan tabel 1.1 dapat Dari hasil ini bisa dilihat bahwa
diketahui bahwa pada kontrol negatif ekstrak daun pandan pada konsentrasi
ekstrak daun pandan pada waktu pada 0,5%, 0,6%, 0,7%, dan 1% belum efektif
jam ke 1 jam dan ke 24 jam tidak sebagai larvasida. Hasil ini
ditemukan adanya kematian larva pada menggambarkan bahwa ekstrak daun
semua ulangan. Pada kelompok pandan tidak mencapai LC50 (Lethal
perlakuan rata-rata kematian terendah Consentration) dimana ekstrak daun
terdapat pada konsentrasi 0,5%; 0,6%; pandan tidak mampu membunuh larva
0,7% dan 1% sebanyak 0% sedangkan Aedes aegypti sebanyak setengah
rata-rata kematian larva tertinggi populasi sehingga penelitian dengan
terdapat pada kontrol positif dimana menggunakan replikasi tidak
menggunakan abate sebanyak 25 larva dilanjutkan.
(100%).

Healthy Tadulako Journal (Diah, Lady : 15-21) 34


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75

Persentasi Kematian Larva (%)


120

Presentasi Kematian Larva


100
80
60 Presentasi
40
(%)
kematian Larva
20 (%)
0
0,5 0,6 0,7 1 0
Konsentrasi (%)

Gambar 1.1 Grafik Konsentrasi Ekstrak Daun Pandan dengan Presentasi


Kematian Larva

Efektifitas Ekstrak Daun Pandan membunuh larva Aedes aegypti


Pada Berbagai Konsentrasi Dalam dilakukan dengan uji statistik analisis
varians (anova). Uji normalitas
Membunuh Larva Aedes aegypti (Kolmogrov-Smirnov) dilakukan
Efektivitas ekstrak daun pandan sebelum uji anova.
pada setiap konsentrasi dalam

Tabel 1.2 Uji Kolmogorov-Smirnov Konsentrasi Ekstrak Daun Pandan Dalam


Membunuh Larva Aedes aegypti Selama 24 Jam.
Nilai Zona Kolmogorov-Smirnov
Hambat Statistic df Sig.
Perlakuan 0 .152 20 .200*

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat di Kolmogorov-Smirnov memperoleh nilai


ketahui bahwa efektifitas ekstrak daun p = 0,2 (p > 0,05), maka data terdistribusi
pandan dalam membunuh larva Aedes normal.
aegypti menggunakan metode uji

Tabel 1.3 Uji Homogenitas Konsentrasi Ekstrak Daun Pandan Dalam Membunuh
Larva Aedes aegypti Selama 24 Jam

Levene Statistic df1 df2 Sig.

8.578 1 22 .008

Healthy Tadulako Journal (Diah, Lady : 31-39) 35


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat maka dikatakan bahwa dari dua atau
diketahui bahwa hasil uji homogenitas lebih kelompok populasi data adalah
memperoleh nilai p = 0,008 (p < 0,05), tidak sama.

Tabel 1.4 Efektivitas Ekstrak Daun Pandan dalam Membunuh Larva Aedes
aegypti setelah 24 Jam Perlakuan dengan Analisis Anova
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
10.800 1 10.800 4.014 .058
Groups
Within Groups 59.200 22 2.691
Total 70.000 23

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat homogenitas didapatkan data tidak


diketahui bahwa tidak ada perbedaan homogen sehingga tidak dapat
antara konsentrasi ekstrak daun pandan dilanjutkan pada uji anova. Syarat untuk
dengan rata-rata kematian larva Aedes uji Anova yaitu data harus terdistribusi
aegypti. Hal ini dapat dilihat dari nilai p normal dan data harus homogen.
= 0,058 (p >0,05), dapat disimpulkan Selanjutnya, kita melakukan uji Kruskal
bahwa dari hasil uji normalitas data Wallis
terdistribusi normal sedangkan pada uji
.

Tabel 1.5 Uji Kruskal Wallis


Nilai Zona
Hambat
Chi-Square 23.000
df 5
Asymp. Sig. .000

Berdasarkan tabel 1.5 uji Kruskal tehadap larva Aedes aegypti. Pada uji
Wallis hasilnya didapatkan p = 0,000 post hoc tidak dapat dilakukan karena
(p<0,05). Dari hasil tersebut dapat kurang dari tiga kelompok. Pada uji
disimpulkan bahwa hipotesis yang probit untuk menentukan nilai LC50 tidak
didapatkan adalah < 0,05 maka hipotesis dapat dilakukan karena efek esktrak
pertama ditolak (H1) dan hipotesis nol daun pandan tidak mampu membunuh
diterima (H0) bahwa ekstrak daun larva Aedes aegypti sebanyak setengah
pandan tidak memiliki efek larvasida

Healthy Tadulako Journal (Diah, Lady : 31-39) 36


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75

populasi sehingga penelitian ini tidak tinggi konsentrasi maka semakin tinggi
dilanjutkan. pula rata-rata kematian larva Aedes
aegypti.[7]
PEMBAHASAN Hasil penelitian lainnya terdapat
Hasil penelitian ini didapatkan dari hubungan Ekstrak etanol daun pandan
masing-masing variasi konsentrasi wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)
(0,5%, 0,6%, 0,7% dan 1%) dan terdapat menunjukkan bahwa semakin tinggi
penambahan ekstrak daun pandan konsentrasi ekstrak etanol daun pandan
setelah selama 24 jam tidak wangi, semakin tinggi pula persentase
menimbulkan efek pada larva Aedes kematian larva. Ekstrak etanol daun
aegypti. pandan wangi (Pandanus amaryllifolius
Hasil penelitian ini didukung oleh Roxb.) dengan konsentrasi 0,125%,
penelitian lainnya yang menunjukkan 0,25%, 0,5%, 1%, 2%, dan 4% efektif
bahwa terdapat pengaruh ekstrak daun sebagai larvasida alami bagi Aedes
pandan wangi (Pandanus amaryllifolius aegypti. Nilai LC50 dan LC90 yang
Roxb.) terhadap kematian larva nyamuk diperoleh adalah 2,113% dan 3,497%.
Aedes aegypti (p = 0,000). Efektivitas Penelitian ini menunjukkan bahwa
ekstrak daun pandan wangi (Pandanus ekstrak etanol daun pandan wangi,
amaryllifolius Roxb.) dalam membunuh efektif sebagai larvasida alami bagi
larva nyamuk Aedes aegypti pada Aedes aegypti. Analisis data
konsentrasi 0,5% dapat membunuh larva menunjukkan terdapat 6 konsentrasi
rata-rata sebesar 19,5 (20) larva (78%), yang efektif dibandingkan dengan
konsentrasi 0,6% membunuh larva kontrol, yaitu konsentrasi 0,125%,
sebesar 20,75 (21) larva (83%), 0,25%, 0,5%, 1%, 2%, dan 4%. Hanya
konsentrasi 0,7% membunuh larva ada 1 konsentrasi yang tidak efektif
sebesar 23 larva (92%), konsentrasi dibandingkan dengan kontrol, yaitu
0,8% membunuh larva sebesar 24 larva konsentrasi 0,05%.[8]
(96%), konsentrasi 0,9% membunuh Pada penelitian ini terdapat
larva sebesar 25 larva (100%), dan kelemahan yaitu kurangnya
konsentrasi 1,0% membunuh larva pengontrolan dalam proses penjemuran
sebesar 25 larva (100%). Konsentrasi daun pandan dan sebaiknya tidak
ekstrak daun pandan wangi (Pandanus dibawah matahati, daun pandan
amaryllifolius Roxb.) yang efektif dalam seharusnya hanya dipotong kecil-kecil
membunuh larva nyamuk Aedes aegypti dan pada saat maserasi sebaiknya
adalah konsentrasi 0,9% yang dilakukan selama 3x24 jam. Faktor-
merupakan konsentrasi terkecil yang faktor yang mempengaruhi sehingga
sudah dapat membunuh larva sebesar ekstrak tersebut tidak efektif yaitu faktor
100%. Peningkatan rata-rata kematian lingkungan seperti suhu, kelembapan,
larva Aedes aegypti terjadi seiring intensitas cahaya, ketersediaan air,
dengan peningkatan konsentrasi ekstrak mineral, dan karbondioksida juga
daun pandan wangi (Pandanus mempengaruhi pertumbuhan tanaman
amaryllifolius Roxb.) yaitu semakin dan mempengaruhi produksi metabolit

Healthy Tadulako Journal (Diah, Lady : 31-39) 37


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75

sekunder tanaman. Perbedaan hasil Peneliti berharap adanya penelitian


penelitian sebelumnya ialah lama waktu lebih lanjut mengenai efek ekstrak daun
penyimpanan ekstrak juga berpengaruh
pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.)
terhadap hasil yang didapatkan. Ekstrak
pada penelitian ini tersimpan selama sebagai larvasida menggunakan metode
kurang lebih 1 bulan di dalam pendingin ekstraksi yang lain seperti: perkolasi,
sebelum akhirnya digunakan untuk
refluks, soxhletasi, digesti, infus,
penelitian.[9] Pada penelitian lain
terdapat efek toksik ekstrak biji destilasi uap.
Barringtonia asiatica yang digunakan UCAPAN TERIMA KASIH
untuk larva ulat krop kubis mengalami Penulis mengucapkan terima kasih
penurunan akibat mengalami kepada Kepala Balai Penelitian dan
penyimpanan sepanjang 175 hari. Lama Pengembangan Pengendalian Penyakit
simpan ekstrak diduga menguraikan Bersumber Binatang Donggala yang
senyawa aktif dari ekstrak biji telah membantu peneliti dalam
Barringtonia asiatica itu sendiri, dan pengambilan data sampel.
berakibat pada penurunan efek
toksiknya. Faktor-faktor yang bisa DAFTAR PUSTAKA
menyebabkan penguraian bahan aktif 1. Kementrian Kesehatan Republik
adalah seperti keadaan lembap, suhu Indonesia. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2015. Palu:
yang panas, keadaan kemasan, tekanan,
Profil Kesehatan Indonesia;
reaksi oksidasi, derajat keasaman, 2016.
bakteri, serta jamur.[10] 2. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. Profil Kesehatan
KESIMPULAN Indonesia Tahun 2014. Palu:
Dari penelitian yang telah dilakukan Profil Kesehatan Indonesia;
2015.
dapat ditarik kesimpulan bahwa: Ekstrak 3. Dinas Kesehatan. Profil
daun pandan (Pandanus amaryllifolius Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah Tahun 2015. Palu: Dinas
Roxb.) pada konsentrasi 0,5%, 0,6%, Kesehatan Provinsi Sulawesi
0,7% dan 1% tidak efektif sebagai Tengah; 2016.
4. Komansil A, Abadi, Abdul L,
larvasida pada larva Aedes aegypti. Pada Yanuwiadi, Bagyo, David AK.
hasil penelitian didapatkan bahwa Isolation and identification of
Biolarvacide from Soursop
ekstrak daun pandan tidak memiliki efek (Annona Muricata Linn) seeds to
sebagai larvasida larva Aedes aegypti Mosquito (Aedes aegypti)
Larvae. International
sehingga tidak dapat ditentukan nilai Journal of Engineering &
LC50 karena ekstrak tersebut tidak Technology. Vol. 12, No. 3.
cited 2016 Oct 10. Available
mampu membunuh setengah dari from <www.ijens.org>.
populasi. 5. Prasetyowati H, Widawati M.
Efektifitas Ekstrak Buah Beta

Healthy Tadulako Journal (Diah, Lady : 15-21) 38


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75

vulgaris L. (Buah Bit) dengan 8. Purnamasari, M.R, Sudarmaja


berbagai Fraksi Pelarut I.M, Swastika I.K, Potensi
Terhadap Mortalitas Larva Ekstrak Etanol Daun Pandan
Aedes aegypti. Lokasi Penelitian Wangi (Pandanus Amryllifolius
dan Pengembangan Penyakit Roxb) sebagai larvasida alami
Bersumber Binatang (P2B2) bagi Aedes Aegypti. E-jurnal
Ciamis; 2013. Medika, vol.6 No. 3. 2017
6. Sugiharti FR. Uji Potensi Ekstrak 9. Ramakrishna A, Ravishankar
Daun Pandan Wangi (Pandanus G.A, Influence of Abiotics stress
amaryllifolius Roxb.) Sebagai Signal on secondary metabolitest
Insektisida Terhadap Nyamuk in plants. Plants Signal Behav,
Culex sp. Dewasa dengan 2011
Metode Elektrik. Tugas Akhir 10. Dono, D. Santosa E, Inangsih
Program Studi Pendidikan F.P. Pengaruh Lama Penimpanan
Dokter Fakultas Kedokteran Ekstrak Biji Barringtonia
Universitas Brawijaya Asiatica (L) Kurz
Malang; 2012. (Lecythidaceae) terhadap
7. Pratama, B.A Pemanfaatan toksisitasnya pada larva
ekstrak daun pandan wangi Crocidolomia Pavonana (F)
(Pandanus Amryllifolius Roxb) (Lepidoptera: Pyralidae). New
sebagai larvasida alami. Jurnal Bionatura), 2011
Kesehatan, 2012.

Healthy Tadulako Journal (Diah, Lady : 31-39) 39

Anda mungkin juga menyukai