Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH BERBAGAI DOSIS EKSTRAK DAUN PEPAYA

CALIFORNIA (Carica Papaya L) TERHADAP KEMATIAN


LARVA Aedes aegypti DI LABORATORIUM BALAI LITBANG
P2B2 BANJARNEGARA TAHUN 2016
Mokhammad Marzulio Kadafi1), Marsum2)

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang,


JL. Raya Baturaden KM 12 Purwokerto, Indonesia

ABSTRAK

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan
ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Pengendalian dapat dilakukan dengan
membasmi nyamuk dewasa dan larva.pengendalian larva dapat dilakukan secara biologi , fisika dan kimia dengan
menggunakan insektisida . Banyak dampak negatif dari penggunaan insektisida kimia dapat ditanggulangi dengan
menggunakan bahan dari tumbuhan. Salah satunya daun pepaya california yang mengandung senyawa alkoloid
karpain, flavonoid, saponin dan tanin sebagi larvasida. Jenis Penelitian ini True eksperimen. Analisis yang
digunakan menggunakan analisis SPSS Anova dan Uji Probit. Hasil Penelitian kematian Larva Aedes aegypti pada
konsentrasi 40% adalah 60%, konsentrasi 60 % = 80% dan konsentrasi 80% = 100%. LC50 yang direkomendasikan
adalah 0,395% dan LC90 sebesar 0,625 %. Hasil uji anova antar perlakuan (sig = .000) kurang dari nilai α (0,05),
jadi artinya ada perbedaan yang bermakna antara berbagai konsentrasi terhadap kematianlarva Aedes aegypti.
Simpulan penelitian ini, konsentrasi yang paling efektif adalah 80% yang mampu membunuh 100 % Larva .LC50
yang direkomendasikan sebesar 0,395% dan LC90 sebesar 0,625%.ada beda yang bermakna antara berbagai
konsentrasi terhadap kematianlarva Aedes aegypti.

Kata kunci : Sanitasi, kesehatan lingkungan, rumah sakit

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a contagious disease caused by the dengue virus is transmitted to
humans through the bite of Aedes aegypti and Aedes albopictus.Control can be done by killing adult mosquitoes and
larvae. Larval control can be done in biology, physics and chemistry by using insecticides.Many negative impact
of the use of chemical insecticides can be overcome by using materials of plant. One of them containing papaya
california karpain alkaloids, flavonoids, saponins and tannins as a larvicidal.This research type True experiment.
The analysis used ANOVA using SPSS analysis and Probit Test.Results Aedes aegypti larvae mortality at a
concentration of 40% is 60%, 60% concentration was 80% and 80% concentration is 100%. Recommended LC50
and LC90 was 0.395% at 0.625%.Anova test results between treatments (sig = .000) less than the value α (0.05), so
that means there is a significant difference between different concentrations against Aedes aegypti larvae
mortality.The conclusions of this study, the most effective concentration was 80%, which is able to kill 100% Larva.
Recommended LC50 and LC90 of 0.395% at 0.625%. No significant difference between different concentrations
against Aedes aegypti larvae mortality.

Keywords : Sanitation, Enviromen health, hospital

I.PENDAHULUAN sebagian besar dari spesies - spesies nyamuk ini tidak


Dalam bidang kesehatan, seranggamempunyai berasosiasi dengan penyakit virus (arbovirus) dan
arti yang sangat penting karena perannya sebagai penyakit - penyakit lainnya. Jenis - jenis nyamuk
vektor (perantara) dari berbagai penyakit. Penyakit yang menjadi vektor utama, biasanya adalah Aedes
yang di tularkan oleh vektor ini antara lain penyakit Sp., Culex Sp., Anopheles Sp., dan Mansonia Sp
demam berdarah, malaria, dan filariasis. Ketiga (Sembel 2009 dalam Sony Maria Simanjuntak 2011).
penyakit ini ditularkan dari orang satu ke orang yang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
lain melalui perantara nyamuk (Sembel 2009 dalam adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
Sony Maria Simanjuntak 2011). yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Nyamuk termasuk dalam subfamili Culicinae, aegypti dan Aedes albopictus, yang mana
family Culicidae (Nematocera: Diptera) merupakan menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler
vektor atau penular utama dari penyakit arbovirus dan pada sistem pembekuan darah, sehingga
atau arthropod-borne viruses. Di seluruh dunia mengakibatkan perdarahan-perdarahan. Penyakit ini
terdapat lebih dari 2500 spesies nyamuk meskipun banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia
1)
Email : marzuliokadafi.mk@gmail.com
2)
Email : marsumrahma@gmail.com
56
Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk diseluruh di Balai Litbang. Sampel penelitian ini adalah 120
pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ekor larva Aedes aegypti instar III dan IV.
ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan Cara Pengumpulan data yaitu berupa:
air laut (Genis Ginanjar, 2004). 1. Perhitungan jumlah larva mati berdasarkan
Mekanisme penularan demam berdarah apabila percobaan dengan menggunakan ekstrak daun
nyamuk menggigit orang, air liur nyamuk tersebut pepaya california.
masuk ke kulit orang tersebut.Jika nyamuk tersebut 2. Perhitungan spss anova dan analisis probit
mengandung dengue, virus terbawa dalam air Analisis yang digunakan menggunakan analisis
liurnya.Sehingga apabila nyamuk tersebut menggigit SPSS Anova dan Uji Probit.
orang, virusnya masuk ke dalam kulit orang tersebut
bersama air liur nyamuk.Virus tersebut tertanam dan III.HASIL DAN PEMBAHASAN
memasuki seldarah putih orang tersebut.(Sel darah
putihnya seharusnya membantu pertahanan tubuh 1. Data Umum
dengan memerangi ancaman, seperti infeksi.)Ketika Lokasi Penelitian dilaksanakan di
sel darah putih tersebut bergerak-gerak di dalam Laboratorium Entomologi Balai Litbang P2B2
tubuh, virus memproduksi kembali (atau Banjarnegara yang beralamatkan di Jln.
memperbanyak diri). Sel darah putih bereaksi dengan Selamanik No.16A Banjarnegara. Luas areal
cara memperbanyak protein pengisyarat (apa yang tanah di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
disebut dengan sitokin), seperti faktor-faktor adalah 1400 m2, luas bangunan 800 m2 dan luas
interleukin, interferon dan nekrosis. Protein ini halaman 600 m2.
menyebabkan demam, gejala yang menyerupai flu, 2. Data Khusus
dan rasa nyeri yang luar biasa yang terjadi bersama a. Jenis Larva Penelitian
dengue (Genis Ginanjar, 2004). Penelitian menggunaakan larva Aedes
Pemberantasan Aedes aegypti dapat dilakukan aegypti instar III-IV, Alasan peneliti
terhadap nyamuk dewasa dan jentiknya. menggunakan larva instar III- IV karena
Pemberantasan terhadap jentik dapat dilakukan kondisi larva sudah kuat, larva sudah cukup
dengan cara kimia, biologi, dan fisik. Salah satu besar dan mudah dibedakan secara
pemberantasan dengan kimia yang dapat dilakukan makroskopis, Larva nyamuk diperoleh dari
yaitu dengan larvasida yang dikenal dengan istilah ruang rearing Aedes Aegypti ( tempat
abatesasi.Larva sida yang biasa digunakan adalah berkembang biak nyamuk) di Litbang
temefos.Temefos merupakan jenis insektisida yang Banjarnegara.
tergolong ke dalam organofosfat. Penggunaan Ruang rearing sudah diatur air, suhu
insektisida dari bahan kimia ternyata menimbulkan antara 23 – 32 ºC dan kelembaban 60 –
banyak masalah baru diantaranya adalah percemaran 85% dengan selalu menjaga sirkulasi udara
lingkungan seperti pencemaran air dan resistensi dalam ruangan. Tempat untuk bertelur
serangga terhadap insektisida, sehingga perlu adanya nyamuk Aedes aegypti terbuat dari enamel
insektisida yang lebih aman bagi lingkungan, untuk atau plastik yang dilapisi kertas saring.
mengurangi dampak negatif dari penggunaan Untuk makanannya larva nyamuk tersebut
insektisida kimia (Meidy Sahadana, 2013). diberi sedikit fish food.
Sudah banyak dilakukan penelitian terhadap b. Jumlah Larva yang digunakan
bahan di sekitar lingkungan manusia yang dapat Jumlah larva yang digunakan sebanyak
digunakan sebagai larvasida yang alami yang tidak 120 ekor larva nyamuk Aedes aegypti jantan
berbahaya namun toksik pada larva. Meski ramah dan betina dengan replikasi 3 kali dan pada
lingkungan tetapi pestisida nabati mempunyai setiaperlemeyer 250 ml yang berisi masing -
kekurangan karena terbuat dari bahan yang diekstrak, masing 10 ekor larva nyamuk untuk
maka warna ekstrak sama dengan bahan yang kontrol dan perlakuan, Larva nyamuk
digunakan, sehingga menyebabkan perubahan warna diperoleh dari ruang rearing Aedes aegypti
air menjadi keruh bila dimasukkan kedalam bak. (tempat berkembang biak nyamuk).
Menurut penelitian Heri Hermansyah dan Rifai c. Ekstrak Daun Pepaya California
(2012) ekstrak daun pepaya dapat membunuh larva. Ekstrak yang digunakan dalam
Di dalam daun pepaya mengandung senyawa seperti penelitian ini adalah ekstrak yang
papain, alkoloid karoaina, flavonoid, saponin, tannin. menggunakan bahan dari daun pepaya
Senyawa tersebut merupakan senyawa racun bagi california, daun pepaya didapatkan dari
larva nyamuk Aedes aegypti (Lina Mardiana, 2012). desa banyumas, Kecamatan Kalibagor
Kabupaten Banyumas.
II.BAHAN DAN METODE Pembuatan ekstrak dilakukan di
Penelitian ini dilakukan di Balai Litbang P2B2 Laboratorium Kimia Organik Fakultas
Banjarnegara. Populasi dalam penelitian ini adalah MIPA Universitas Jenderal Soedirman
seluruh larvaAedes aegypti instar III dan IV yang ada Purwokerto, dengan menggunakan alat
yang disebut Evaporator, karena proses

57
pembuatan ekstrak daun pepaya juga sangat signifikannya lebih dari 0,05. Pada
berpengaruh terhadap kandungan seperti tabel 4.3 dapat dilihat nilai signifikan
Papain, tanin, Saponindan Alkaloida adalah 0.119, berarti lebih besar dari
Konsentrasi ekstrak daun pepaya yang 0,05, sehingga dilanjutkan dengan uji
digunakan adalah 40 %, 60%, 80% Anova one way dengan menggunakan
d. Kematian Larva Aedes aegypti SPSS 17,0 .
Berdasarkan hasil pengamatan dan 2) Uji Analysis of Variance (Anova)
perhitungan jumlah kematian larva Aedes bertujuan untuk menguji ke empat
aegypti yang mati pada perlakuan dan varians mempunyai rata-rata (mean)
kontrol setelah dikontakkan dengan ekstrak yang sama. Dari penghitungan
daun pepaya california selama 24 jam dapat statistik Anova yang ditunjukan pada
dilihat pada tabel 4.1, pada tabel tersebut tabel 4.4 diketahui bahwa signifikan
dapat diketahui bahwa kematian Larva 0.000 oleh karena signifikan <0.05
Aedes aegypti pada konsentrasi 40% adalah maka Ho ditolak atau ada perbedaan
60%, konsentrasi 60 % adalah 80% dan antara rata-rata kematian larva Aedes
konsentrasi 80% adalah 100%, jadi dapat aegypti dari berbagai konsentrasi
disimpulkan pada hasil penelitian ekstrak daun pepaya yang diberikan.
konsentrasi yang paling efektif adalah 80 % Setelah diketahui ada perbedaan yang
yang mampu membunuh sampai 100 %. signifikan antara berbagai konsentrasi
Peneliatain tersebut sejalan dengan dengan kontrol pemberian ekstrak
penelitian Adhityas Ayu Ariesta, dkk, daun pepaya terhadap kematian
dengan konsentrasi 10 % dapat membunuh larva nyamuk Aedes aegypti
95% larva dalam waktu pemaparan 48 jam, sehingga dilanjutkan dengan analisis
semakin tinggi konsentrasi maka akan uji LSD (Least Significant Difference).
mempercepat kematian larva. 3) Uji LSD (Least Significant Difference)
Daun pepaya mengandung sejumlah Seperti terlihat pada tabel 4.5 diketahui
komponen aktif papain, alkaloid karpain, bahwa dari 9 perbandingan antara
flavonoid, saponin, tannin.Alkoloid karpain berbagai konsentrasi ekstrak daun
merupakan senyawa yang menghambat pepaya yang diberikan terhadap
hormon pertumbuhan sehingga menghambat kematian larva Aedes aegypti,
pertumbuhan larva menjadi pupa, Flavonoid semuanya didapatkan hasil
racun pernafasan yang masuk melaui siphon signifikansinya < 0.05 yang artinya
dan merusak siphon, Saponin merupakan Ho ditolak, jadi antara konsentrasi
racun perut yang dapat mengganggu tersebut terdapat pebedaan yang
penyerapan makan, Tanin dapat bermakna, dapat dideskripsikan sebagai
menghilangkat nafsu maka. berikut :
e. Analisis Probit Konsentrasi Letal ( LC50 a) Konsentrasi 40 %
DAN LC90 ) Berdasarkan tabel 4.5 dapat
Berdasarkan tabel 4.1. tentang kematian diketahui bahwa konsentrasi 40 %
larva setelah dikontakkan dengan berbagai dengan kontrol memiliki tingkat
konsentrasi ekstrak daun pepaya california, signifikansi .000, 40 % dengan 60
maka diperoleh nilai LC50 yang % memiliki tingkat signifikansi
direkomendasikan sebesar 0,395 % mampu .009, dan 40 % dengan 80%
membunuh larva Aedes aegypti sebesar 50 memiliki tingkat signifikansi .000,
% larva uji dengan konsentrasi 0,317 % Ketiga konsentrasi tersebut
(batas bawah) dan konsentrasi 0,453% signifikansinya < 0,05, maka
(batas atas) dan LC90 yang Ho ditolak sehingga ada
direkomendasikan sebesar 0,625% mampu perbedaan yang bermakna
membunuh larva Aedes aegypti sebesar90 % terhadap kematian larva Aedes
larva uji dengan konsentrasi 0,559 % (batas aegypti.
bawah) dan konsentrasi 0,732% (batas atas). b) Konsentrasi 60 %
f. Uji Analysis Statistik Berdasarkan tabel 4.5 dapat
1) Test of Homogeneity of Variances diketahui bahwa konsentrasi 60 %
adalah analisis data yang bertujuan dengan kontrol memiliki tingkat
untuk menguji berlaku atau tidaknya signifikansi .000, 60 % dengan 40
asumsi untuk uji Analisis of Variances % memiliki tingkat signifikansi
(Anova), yaitu apakah ke empat .009, dan 60 % dengan 80%
varians mempunyai varians yang memiliki tingkat signifikansi .009,
sama. Salah satu syarat untuk uji Anova Ketiga konsentrasi tersebut
yaitu adanya homogenitas yang nilai signifikansinya < 0,05, maka

58
Ho ditolak sehingga ada nyamuk Aedes aegypti, racun masuk ke
perbedaan yang bermakna pencernaan melalui rendaman konsentrasi
terhadap kematian larva Aedes ekstrak yang termakan dan lama kelamaan
aegypti. larva akan mati. Berdasarkan hasil
c) Konsentrasi 80 % pengamatan, larva yang mati menunjukkan
Berdasarkan tabel 4.5 dapat ciri berwarna pucat dan posisi tubuh
diketahui bahwa konsentrasi 80% sejajar dengan air, ada pula yang
dengan kontrol memiliki tingkat tenggelam di dasar wadah, hal ini
signifikansi .000, 80 % dengan 40 menunjukkan bahwa kandungan kimia
% memiliki tingkat signifikansi yang terdapat pada daun pepaya sudah
.000, dan 80 % dengan 60% masuk kedalam tubuh larva melalui mulut
memiliki tingkat signifikansi .009, dan masuk kedalam pencernaan, sehingga
Ketiga konsentrasi tersebut membuat larva keracunan. Gejala keracunan
signifikansinya < 0,05, maka larva ditandai dengan posisi tubuh larva
Ho ditolak sehingga ada Aedes aegypti yang kejang dan sejajar
perbedaan yang bermakna dengan air
terhadap kematian larva Aedes
aegypti. IV.KESIMPULAN
g. Mekanisme Cara Kerja Ekstrak Daun
papaya 1. Kematian rata-rata larva Aedes aegypti dari
Konsentrasi ekstrak semakin besar ketiga replikasi selama 24 jam penelitian pada
berarti semakin banyak zat yang kontrol tidak terjadi kematian, konsentrasi 40%
terkandung dalam ekstrak daun pepaya dapat membunuh larva uji 60%, pada
dalam larutan, yang berarti semakin konsentrasi 60% dapat membunuh larva uji
banyak pula racun yang dikonsumsi larva 80%, pada konsentrasi 80% dapat membunuh
nyamuk Aedes aegypti, sehingga mortalitas larva uji 100%.
larva Aedes aegypti juga semakin tinggi. 2. Konsentrasi larvasida ekstrak daun Pepaya
konsentrasi larutan juga sangat California(Carica papaya L) yang
mempengaruhi kecepatan mortalitas. direkomendasikan dapat membunuh 50% dari
Ekstrak daun pepaya pada konsentrasi 80 sampel larva Aedes aegypti (LC50) di
% adalah yang paling efektif karena dapat laboratorium adalah 2,129 %.
menyebabkan mortalitas tertinggi pada 3. Konsentrasi larvasida ekstrak daun Pepaya
larva nyamuk Aedes aegypti. California(Carica papaya L) yang dapat
Cara kerja insektisida hayati dalam membunuh 90% dari sampel larva Aedes
membunuh atau mengganggu pertumbuhan aegypti (LC90) di laboratorium adalah 3,065% .
larva nyamuk adalah : 4. Hasil uji Anova menunjukkan adanya perbedaan
1) Menghambat hormon pertumbuhan kematian larva nyamuk Aedes aegypti akibat
pada larva penggunaan berbagai konsentrasi ekstrak daun
2) Menghilangkan nafsu makan pada larva Pepaya California(Carica papaya L), yaitu
3) Mengganggu/mencegah aktifitas semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun pepaya
pergantian kulit dari larva yang diberikan maka semakin tinggi kematian
4) Meracuni larva larva nyamuk Aedes aegypti.
5) Menghambat proses metamorfosis
Cara masuk insektisida ke dalam UCAPAN TERIMAKASIH
tubuh larva nyamuk dengan berbagai Terima kasih kepada Jurusan Kesehatan
cara, diantaranya sebagai racun kontak, Lingkungan Purwokerto, dosen pembimbing karya
yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui tulis ilmiah Politeknik Kesehatan Kemenkes
kulit atau dinding tubuh larva nyamuk , Semarang, dan pihak pihak yang tidak bisa
racun perut atau mulut. Insektisida dapat disebutkan satu persatu
masuk ke dalam tubuh larva nyamuk
melalui berbagai cara antara lain: sebagai DAFTAR PUSTAKA
racun perut (stomach poison) yang masuk ke
dalam tubuh larva nyamuk melalui alat Agus Kardinan, 2002, Pestisida Nabati Ramuan dan
pencernaan larva nyamuk , racun kontak Agus Kardinan, 2002, Pestisida Nabati
(contact poisoining) yang masuk melalui Ramuan dan Aplikasi, Jakarta: PT Penebar
kulit atau dinding tubuh, dan yang terakhir Swadaya
fumigant atau pernafasan yang masuk ke
dalam tubuh larva nyamuk melalui sistem Alfianastuti, Riska, 2015, "Pengaruh Pemakaian
pernafasan. Sebagai racun Alkaloid dan Perasan Daun Blimbing Wuluh (Averoha
Saponin dapat masuk ke dalam tubuh larva bilimbi, L) terhadap Kematian Larva Aedes

59
aegypti Tahun 20015. Purwokerto:Poltekkes sarang nyamuk (PSN) dengan pendekatan
Kemenkes Semarang komunikasi “, Jakarta : Dirjen PPM dan
PLP.
Ariesta, Adhityas Ayu, dkk, 2013. Uji Efektifitas
Larutan Daun Pepaya sebagai Larvasida Lisa, 2015. Efektifitas Ekstrak Daun Pepaya dalam
terhadap Kematian Larva Aedes aegypti di Menghambat Laju Korosi Kawat Ortodonti
Laboratorium B2P2VRP, Berbahan Stenlis Steel. Skripsi tidak
Semarang:Universitas Dian Nuswantoro diterbitkan, Makasar:Universitas
Hasanuddin Makasar
A'yun, Qurrota, 2015. Analisis Fitokimia Daun
Pepaya (Carica papaya) di Balai Penelitian Mardiana, Lina. 2012, Daun Ajaib, Jakarta: Penebar
Neka Kacang dan Umbi, Swadaya
Kendalpayak:Malang
Nata dyastra, Djaenudin, 2005, “ Parasitologi
Ginanjar, Genis, “ Demam Berdarah “ ( http // kedokteran “, Jakarta : Buku kedokteran
books.google.com) EGC

Hastuti, Budi, 2014, Uji Potensi Ekstrak Daun dan Simanjuntak, Sony Maria, 2011. Efektivitas Ekstrak
Biji Pepaya (Carica papaya) Cabai Rawit (Capsium frutescens L)
terhadap kematian Larva Nyamuk Aedes, sp
terhadap Mortalitas Larva Aedes aegypti sp Larvae in Pada Ovitrap, Skripsi tidak diterbitkan,
Jayapura, Skripsi tidak diterbitkan. Makasar: Sumatera Utara: Universitas Sumatera
Universitas Hasanuddin Makasar Utara.

Hermansyah, Heri dan Dian Adhe, 2013.Uji Shadana, Meidy. dkk, 2013. Efek Larvasida Ekstrak
Efektivitas Bio Larvasida Ekstrak Daun Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)
Pepaya terhadap Kematian Larva Aedes terhadap Kematian Larva Ardes aegypti,
aegypti. Skirpsi tidak diterbitkan Skripsi tidak diterbitkan. Riau:Universitas
Palembang: Poltekkes Kemenkes Palembang Riau

Indonesia, Dapartemen, Kesehatan, 2008, “Pelatihan


bagi pelatih pembrantasan

60

Anda mungkin juga menyukai