Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH EKSTRAK BIJI SRIKAYA (Annona

squamosa L.) TERHADAP MORTALITAS LARVA


NYAMUK Aedes aegypti

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti Seminar Proposal dan Penyusunan
Skripsi

Disusun oleh :
RESIANA
NIM 18542018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
2022
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH EKSTRAK BIJI SRIKAYA (Annona
Squamosa L.) TERHADAP MORTALITAS LARVA
NYAMUK Aedes aegypti

Oleh :
RESIANA
NIM 18542018

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Sri Mulyaningsih, M.Si. Dr.Tati Kristianti, M.Pd


NIP : 196507061991012001

2
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Tanaman Srikaya (Annona squamosa L.) saat ini telah tersebar di
seluruh pelosok Indonesia, walaupun masih terbatas penanamannya.
Masyarakat umumnya hanya memanfaatkan buahnya saja untuk dikonsumsi
(Sunarjono, 2005).
Biji Srikaya merupakan bagian dari tanaman Srikaya yang bisa
dijadikan sebagai insektisida alami yaitu dengan mengubahnya menjadi
ekstrak biji Srikaya. Ekstrak biji Srikaya telah dilaporkan bahwa memiliki
toksisitas terhadap beberapa jenis serangga di antaranya serangga ordo
Lepidoptera, Coleoptera, Isoptera, dan Hemiptera (Risnawati et al. 2013;
Tolosa et al.2014; Guadano et al. 2000; Khalequzzaman dan Sultana 2006).
Risnawati et al. 2013 melaporkan bahwa ekstrak metanol biji Srikaya
memiliki toksisitas terhadap serangga hama kubis Crocidolomia pavonana
dengan LC50 sebesar 0.07%. Penelitian yang sama juga dilaporkan bahwa
ekstrak biji srikaya memiliki tingkat toksisitas 10 kali lipat lebih tinggi
dibandingkan dengan ekstrak etil asetat daun Tephrosia vogelii terhadap
serangga Crocidolomia pavonana.
Pada penelitian sebelumnya, sudah dilakukan penelitian yang
memanfaatkan insektisida alami, dilakukan oleh Anisa Fitri (2019)
mengenai Pengaruh Ekstrak Biji Buah Srikaya (Annona squamosa L.)
terhadap Hama Kutu Putih (Pseudococcus viburni) dari hasil penelitiannya
menunjukan bahwa Ekstrak Biji Buah Srikaya (Annona squamosa L.)
berpengaruh terhadap Hama Kutu Putih (Pseudococcus viburni) dan
konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%, 10%, 15%,
20%, 25% dengan konsentrasi yang paling efektif mematikan Kutu Putih
dan mampu digunakan sebagai insektisida alami adalah pada konsentrasi
25%.
Selain bersifat toksik atau mematikan, Srikaya juga memiliki
bioaktivitas lainnya di antaranya menghambat makan, lama perkembangan,
anti oviposisi, kemampuan reproduksi yang rendah, persistensi yang cukup

3
singkat, serta residu bahan aktif yang tidak lama. Diantara jenis serangga
tersebut yaitu Nyamuk Aedes aegypty.
Nyamuk merupakan ektoparasit yang merugikan kesehatan manusia
dan hewan. Hal ini disebabkan karena statusnya sebagai vector berbagai
penyakit seperti malaria, demam berdarah, filariasis, Ciqungunya, Japanese
encephalitis dan sebagainya. Nyamuk tergolong serangga Xinanthropik
yang cukup adaptif dengan perilaku dan kondisi permukiman manusia
(Gandahusada, 2006).
Nyamuk Aedes aegypti adalah jenis nyamuk yang merupakan vektor
utama penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Seperti halnya penyakit
malaria yang disebabkan oleh parasit protozoa yang disebut plasmodium,
ditularkan dari penderita ke orang yang sehat oleh nyamuk Anopheles
(Nopianti, 2000).
Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hmorrhagic Fever (DHF)
adalah penyakit virus yang berbahaya karena penderita dapat meninggal
dalam waktu yang sangat pendek (beberapa hari). Penyakit ini masuk ke
Indonesia sejak 1968 melalui Pelabuhan Surabaya, dan pada tahun 1980
DBD telah dilaporkan secara luas melanda seluruh provinsi di Indonesia
(Ellyfas, 2012). Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mengontrol populasi
nyamuk ini dengan tujuan utama adalah menurunkan populasi nyamuk
Aedes aegypti sehingga kemampuan sebagai vektor akan menghilang
dengan cara kimiawi, biologik, radiasi, mekanik terhadap telur, larva, pupa,
dewasa maupun terhadap tempat perindukannya dengan menggunakan
insektisida (Palgunadi, 2011). Sampai saat ini belum ditemukan obat
spesifik yang dapat digunakan untuk pengobatan DBD, sedangkan
penanggulangan DBD sangat bergantung pada pengendalian vektornya
(Sumarno, 1989).
Mencermati berbagai dampak maupun risiko penggunaan insektisida
sintetis, maka perlu dicari cara lain yang lebih ekonomis, tidak
menimbulkan dampak terhadap manusia tetapi dapat bermanfaat untuk
pemberantasan vektor. Oleh karena itu, penggunaan insektisida nabati atau

4
botanik yang bersifat alamiah dalam pengendalian vektor umumnya
dilakukan pada stadium jentik atau larvasida (Listiyati, 2012).

Maka dari itu, berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan,


peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang "Pengaruh Ekstrak
Biji Srikaya (Annona squamosa L.) Terhadap Mortalitas Larva
Nyamuk Aedes aegypti."
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “Bagaimana Pengaruh Ektrak Biji Srikaya (Annona
squamosa L.) terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes Aegypti”.
Adapun agar penelitian dapat dilakukan dengan terarah maka rumusan
penelitian dapat dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian, yaitu :
a. Bagaimana pengaruh Ekstrak biji Srikaya (Annona squamosa L.) pada
konsentrasi 30%, 45%, 60% dan 75% terhadap Mortalitas Larva
Nyamuk Aedes aegypti?
b. Pada konsentrasi berapa ektrak biji srikaya (Annona squamosa L.) yang
paling efektif terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti?
3. Batasan Masalah
Adapun agar pengkajian masalah tidak menyebar luas, fokus dan
terarah pada masalah, maka penelitian dibatasi pada :
a. Bahan yang digunakan dalam insektisida alami adalah biji Srikaya
(Annona squamosa L.) pada buahnya yang sudah matang.
b. Penelitian ini hanya terfokus pada variasi konsentrasi ekstrak biji
Srikaya (Annona squamosa L.) dengan konsentrasi larutan (0%, 30%,
45%, 60% dan 75%) masing-masing untuk lima perlakuan.
c. Objek dalam penelitian ini adalah larva nyamuk Aedes aegypti betina.
d. Insekta yang digunakan adalah larva nyamuk Aedes aegypti instar III
umur 3-4 hari setelah telur menetas.
e. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah tingkat mortalitas
larva nyamuk Aedes aegypti pada masing masing perlakuan selama 24
jam dan waktu pengamatan selama 4 jam sekali.

5
f. Efektivitas daya mortalitas bahan perlakuan penelitian diukur
berdasarkan LC⁵⁰.
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah untuk mengetahui :
a. Pengaruh Ekstrak Biji Srikaya (Annona squamosa L.) pada konsentrasi
30%, 45%, 60% dan 75% terhadap Mortalitas Larva nyamuk Aedes
aegypti.
b. Konsentrasi ekstrak biji Srikaya (Annona squamosa L.) yang paling
efektif terhadap mortalitas Larva nyamuk Aedes aegypti.
5. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti maka diharapkan dari
penelitian ini bermanfaat, diantaranya sebagai berikut :
a. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
mengembangkan keilmuan dan memperkaya konsep dan teori dalam
ilmu biologi, khususnya dalam upaya pengendalian Larva Nyamuk
Aedes aegipty dengan menggunakan insektisida nabati, sehingga dapat
dijadikan referensi yang relevan untuk pengembangan keilmuan dimasa
yang akan datang.
b. Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu upaya
efektivitas pengendalian Larva Nyamuk Aedes aegypti dengan
insektisida nabati berupa ekstrak biji srikaya.
1) Peneliti
a) Penelitian ini dapat memberikan informasi baru tentang Pengaruh
Ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L.) terhadap Mortalitas
Larva Nyamuk Aedes aegypti, sehingga menjadi motivasi bagi
penulis untuk meningkatkan rasa ingin tahu.
b) Memberikan gambaran tentang pelaksanaan penelitian tentang
pengaruh berbagai konsentrasi uji larutan ekstrak biji srikaya
(Annona squamosa L.) terhadap mortalitas Larva Nyamuk Aedes
aegypti disertai dengan kelebihan dan kekurangannya sehingga

6
bisa dijadikan bahan pertimbangan ketika akan melakukan
penelitian yang relevan.
2) Masyarakat Umum
a) Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan
dan ektrak biji Srikaya sebagai insektisida nabati yang aman bagi
manusia dan ramah lingkungan.
b) Hasil penelitian ini diharapkan jadi informasi salah satu cara
pengendalian terkait efektivitas biji Srikaya terhadap Mortalitas
Larva Nyamuk Aedes aegypti.
6. Asumsi Dasar Penelitian
Asumsi pada penelitian ini meliputi :
a. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, Anggraini,
(2018) tentang Uji Efektivitas Ekstrak Daun Srikaya (Annona
squamosa L.) terhadap kematian Kecoa Amerika (Periplaneta
Americana). Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase rata-rata
kematian Kecoa Amerika (Periplaneta Americana) dalam tiga kali
pengulangan yaitu pada konsentrasi 5%, 10%, 20%, dan 30 % berturut-
turut yaitu 11,11%, 22,22%, 27,77% dan 53,33% dengan nilai LC50
346.736 ppm.
b. Biji Srikaya (Annona squamosa L.) mengandung senyawa metabolid
sekunder dan dapat digunakan sebagai insektisid alami. Menurut
Kardinan (2002), bagian akar, daun, buah mentah dan biji srikaya
mengandung senyawa kimia annonain yang berfungsi sebagai larvasida,
insektisida, anti serangga (reffelent) dan anti-feedant.
c. Ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L.) berkhasiat sebagai toksisitas
terhadap beberapa jenis serangga di antaranya serangga ordo
Lepidoptera, Coleoptera, Isoptera, dan Hemiptera (Risnawati et al.
2013; Tolosa et al. 2014; Guadano et al. 2000; Khalequzzaman dan
Sultana 2006).
7. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang, permasalahan dan tujuan
penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

7
Ho : Tidak terdapat pengaruh ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L.)
terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti.
Ha : Terdapat pengaruh ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L.)
terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti.

B. KAJIAN PUSTAKA
1. Tanaman Srikaya
Annona squamosa L. termasuk dalam habitus perdu yang memiliki
tinggi sekitar 3-7 m. Tanaman srikaya memiliki mahkota yang terbuka
lebar dengan daun mahkota bagian paling dalam yang mereduksi. Kulit
batang pada srikaya bewarna coklat muda dan memiliki berkas duduk
daun yang terlihat halus hingga sedikit pecah, selain itu kulit kayu bagian
dalam memiliki warna kuning muda dan sedikit pahit dan getah dari
kulitnya beracun (Kirtikar, 1999). Batang srikaya merupakan batang
berkayu yang memiliki bentuk teres dengan permukaan dari batang
menunjukkan adanya lentisel dan memiliki warna coklat muda.
Pertumbuhan batang memiliki arah tegak lurus (Llamas, 2009).
Daun srikaya memiliki struktur yang kaku, filotaksis berseling dan
memiliki tangkai daun. Helaian daun memliki bentuk lonjong hingga
jorong (Molika, 2013). Kedua sisi helaian daun terkadang sedikit tidak
seimbang, memiliki tepi tanpa gigi dan agak menonjol. Dasar daun
berbentuk runcing atau bulat dengan ukuran petioles sekitar 0,6-1,3 cm (3-
4). Daun srikaya juga mengandung senyawa saponin, tanin, dan
triterpenoid (Tansil., dkk 2015).
Biji Srikaya merupakan bagian tanaman Srikaya yang mengandung
metabolit sekunder. Biji srikaya mengandung senyawa kimia annonain
yang berfungsi sebaga larvasida, insektisida, anti serangga
(Kardinan,2002).
Bunga srikaya berwarna kuning kehijauan dan memiliki tangkai yang
berbulu dengan struktur yang ramping. Sepal srikaya berbentuk runcing,
berbulu, dan panjangnya sekitar 16 mm (Nadkarni, 2000). Bunga terdiri
dari 2-4 kuntum yang filotaksisnya saling berhadapan (Molika, 2013).

8
Berikut Taksonomi dari Annona squamosa L.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdon : Streptophyta
Superdivision : Embryophyta
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophyta
Class : Magnoliopsida
Superorder : Magnolianae
Order : Magnoliales
Family : Annonaceae
Genus : Annona L.
Species : Annona squamosa L. (ITIS. gov, 2017).
2. Nyamuk Aedes aegypti
Aedes aegypti ini tersebar luas diseluruh wilayah Indonesia, sering
ditemukan di daerah pelabuhan yang ramai penduduknya, tapi terdapat
juga di daerah pedesaan yang diduga karena larva nyamuk ini terbawa
melalui transfortasi (Safar dan Rosdiana, 2009).
Ciri morfologi nyamuk Aedes aegypti yaitu : tubuhnya berwarna
hitam dan memiliki corak belang-belang berwarna putih (loreng) di
seluruh tubuhnya, suka tinggal dan berkembang biak di dalam dan di
sekitar rumah (bisa bahkan bisa juga di tempat umum yang padat akan
penduduk), kemampuan terbang hingga jarak 100 meter, nyamuk betina
aktif menggigit (menghisap) darah manusia pada pagi hari sampai sore
hari sedangkan nyamuk berjenis kelamin jantan biasanya menghisap sari
bunga/tumbuhan yang mengandung gula, dan umur nyamuk Aedes aegypti
rata-rata 2 minggu, tetapi sebagian diantaranya dapat hidup hingga 2-3
bulan (Hastuti, 2008).
Perkembangan dari telur sampai menjadi nyamuk kurang lebih 9-10
hari. Setiap kali bertelur, nyamuk betina dapat mengeluarkan sebanyak
100 butir. Telur nyamuk Aedes aegypti berwarna hitam dengan ukuran
kurang lebih 0,80 mm. Telur nyamuk Aedes aegypti biasanya diletakkan di

9
tempat kering (tanpa air) dapat bertahan sampai 6 bulan. Telur akan
menetas menjadi jentik dalam waktu kurang lebih 2 hari setelah terendam
air. Kemudian jentik kecil yang menetas dari telur akan tumbuh menjadi
besar dengan ukuran panjang 0,5 cm-1 cm (Fadila, 2015).
Jentik nyamuk Aedes aegypti ini selalu bergerak aktif dalam air.
Geraknya berulang dari bawah ke atas permukaan air untuk bernafas
(mengambil oksigen) kemudian turun, setelah itu kembali lagi ke bawah
dan seterusnya dan dilakukan secara berulang ulang. Posisi jentik akan
berubah menjadi tegak lurus dengan permukaan air ketika beristirahat. Di
dinding tempat penampungan air biasanya kita bisa menemukan jentik
tersebut. Jentik membutuhkan waktu sekitar 6-8 hari untuk
berkembang/berubah menjadi kepompong. Kepompong nyamuk Aedes
aegypti berbentuk koma, gerakannya pelan dan lamban, dan lebih banyak
berada di permukaan air. Membutuhkan waktu sekitar 1-2 hari hingga
akhirnya menjadi nyamuk dewasa ( Hadi, 2008).
Nyamuk Aedes aegypti suka tinggal pada area gelap dan menyukai
benda-benda berwarna hitam atau merah. Biasanya ditemukan di bawah
meja, bangku, kamar yang gelap, atau dibalik baju-baju yang digantung
dalam waktu yang lama. Nyamuk ini menggigit pada siang hari pukul
09.00-10.00 WIB dan sore hari pukul 16.00-17.00 WIB. Tempat yang
disukai oleh Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak adalah tempat
penampungan air sehari-hari dan bahkan barang yang bisa menampung air.
Nyamuk Aedes aegypti ini juga bisa berkembang biak di bak mandi atau
WC, drum, vas bunga/pot tanaman air, kaleng bekas, botol, plastik dan
barang lain yang dibuang sembarangan (Depkes RI, 2007).

C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Definisi Operasional
Definisi operasional dan variabel bertujuan untuk menjelaskan makna
variabel yang sedang diteliti. Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran,
penulis memandang perlu dijelaskan secara singkat beberapa istilah yang

10
digunakan dalam redaksi judul penelitian ini. Adapun istilah-istilah
tersebut yaitu sebagai berikut :
a. Ekstrak biji srikaya adalah insektisida nabati yang berasal dari
tanaman Srikaya yang diambil bijinya yang mengandung berbagai
senyawa beracun seperti acetogenin, alkaloid, flavonoid yang
diperoleh melalui ekstraksi zat aktif berasal dari dari simplisia nabati
menggunakan suatu pelarut etanol 97%, selanjutnya diuapkan hingga
tersisa zat-zat aktif yang akan dilanjutkan pada proses granulasi.
b. Mortalitas Larva nyamuk Aedes aegypti adalah kematian larva nyamuk
selama 24 jam, pada 4 jam sekali dengan penentuan LC⁵⁰. Mortalitas
adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang
spesifik) pada suati populasi, kecepatan mortalitas sama dengan
kecepatan kematian (Death rate).
2. Metode Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, metode penelitian ini
menggunakan jenis penelitian eksperimen yaitu percobaan tentang
berbagai konsentrasi ekstrak biji srikaya terhadap mortalitas larva nyamuk
Aedes aegypti pendekatannya yaitu dengan kuantitatif dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dengan penempatan
secara random. Penelitian ini dilakukan dengan 5 kali pengulangan
sehingga keseluruhan jumlah sampel 25, perlakuan diberi tanda A sampai
E dan setiap tanda adalah perlakuan yang dilakukan :
a. Perlakuan A ditandai : A1, A2, A3, A4, A5 dengan konsentrasi 0%
(0% ml ekstrak biji srikaya + 100 ml aquades) sebagai kontrol
b. Perlakuan B ditandai : B1, B2, B3, B4, B5 dengan konsentrasi 30%
(30 ml ekstrak biji srikaya + 70 ml aquades)
c. Perlakuan C ditandai : C1, C2, C3, C4, C5 dengan konsentrasi 45%
(45 ml ekstrak biji srikaya + 55 ml aquades)
d. Perlakuan D ditandai : D1, D2, D3, D4, D5 dengan konsentrasi 60%
(60 ml ekstrak biji srikaya + 40 ml aquades)
e. Perlakuan E ditandai : E1, E2, E3, E4, E5 dengan konsentrasi 75%
(75 mL ekstrak biji srikaya + 25 ml aquades).

11
Konsentrasi penelitian ini mengacu pada penelitian Wahyuni,
Anggraini, (2018) tentang Uji Efektivitas Ekstrak Daun Srikaya
(Annona squamosa L.) terhadap kematian Kecoa Amerika
(Periplaneta Americana) yaitu konsentrasi yang paling efektif untuk
kematian Kecoa Amerika adalah konsentrasi 20% dan 30%, semakin
tinggi konsentrasi semakin tingg kematian Kecoa Amerika dalam
waktu 3 jam.
Dasar perhitungan konsentrasi didapatkan dengan rumus :
V¹xP¹ = V²xP²
Keterangan :
V¹ : volume ekstrak (larutan induk) yang akan diambil (mL),
P¹ : konsentrasi ekstrak biji srikaya (%)
V² : volume larutan yang akan dibuat (mL)
P² : konsentrasi larutan yang akan dibuat (mL) (HAM, 2005:32).
3. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah larva nyamuk Aedes aegypti
instar III yang didapatkan di tempat penampungan air yang bertempat
di Kp. Babakan Wetan Desa Sukakarya Kecamatan Banyuresmi atau
membeli di pasar hewan.
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah larva nyamuk Aedes aegypti
dengan jumlah 5 perlakuan maka akan diperoleh jumlah ulangan yang
dapat memperlihatkan jumlah sampel dengan rumus (Warsa dan
Achyar, 1982) dalam Zahara, 2016: 22) sebagai berikut :
(t-1) (r-1) ≥ 15
Dimana
t : perlakuan
r : pengulangan
15 derajat kebebasan minimum

Maka jumlah pengulangan adalah sebagai berikut :

(t-1) (r-1) ≥ 15

12
(5-1) (r-1) ≥15

4 (r-1) ≥ 15

4r-4 ≥ 15

r ≥ 15+4/4 = 4,75 (r yang diambil 5)

Jadi jumlah sampel untuk seluruh perlakuan adalah 5×4×5=100 ekor


larva nyamuk Aedes aegypti.

Selanjutnya dilakukan pengacakan untuk menempatkan masing-


masing perlakuan dan tata letak penelitiannya adalah sebagai berikut:

B² D³ C⁵ A¹ D⁴ U

E¹ E⁵ B⁴ C² A⁵

C¹ D⁵ A² E² B⁵ T
B
A³ E⁴ C⁴ B¹ D²

E³ D¹ A⁴ B³ C³
s
Gambar denah sampel
Keterangan : A-B = perlakuan
1-5 = pengulangan
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Pada penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi IPI dan
Laboratorium Kimia UNIGA, waktu pelaksanaanya pada minggu ke-2
sampai ke-3 bulan Mei 2022.
5. Instrumen Penelitian
a. Alat yang digunakann
Tabel. 1 Alat Penelitian
No Alat Spesifikasi Jumlah
1 Toples plastik/cup Ukuran sedang 25 buah
2 Blender Ukuran sedang 1 buah
3 Rotary evaporator - 1 buah
4 Kertas saring 60cm x 60cm 1 Lembar
5 Stop watch HP 1 buah
Presicalc PR-
6 Kalkulator 1 buah
350MSC
7 Kertas label Label No. 121 1 pack
8 Kamera HP 1 buah

13
9 Alat Tulis Buku dan pulpen 1 buah
10 Pipet Tetes Ukuran kecil 2 buah
11 Oven LabUN110 1 buah
12 Corong Plastik 1 buah
13 Cobek Ukuran sedang 1 buah
14 Pengaduk Ukuran sedang 1 buah
15 Gelas kimia 10ml dan 50ml 2 buah
Timbangan dapur
16 Neraca/Timbangan 1 buah
digital
17 Labu erlenmayer 250 ml 1 buah
b. Bahan
Tabel. 2 Bahan Penelitian
No Nama bahan Spesifikasi Jumlah
Dari buah yang
1 Biji Srikaya 300 gram
sudah matang
2 Larva nyamuk Instar III 120 ekor
3 Etanol Cair 200 ml
4 Aquades Cair 1,5 Liter

6. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data


a. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah banyaknya larva
nyamuk Aedes aegypti yang mati pada setiap pemberian perlakuan
penelitian dilakukan. Dalam pengumpulan data maupun analisis data
menggunakan analisis statistik untuk mengetahui sejauh mana
efektivitas dari masing-masing konsentrasi terhadap mortalitas larva
nyamuk Aedes aegypti.
1) Analisis Data
a) Uji prasyarat
(1) Tes Normalitas Data
Tes normalitas digunakan untuk menentukan apakah data kita
berdistribusi normal atau tidak, menggunakan uji Liliefors
biasanya digunakan pada data diskrit yaitu data berbentuk
sebaran atau tidak disajikan dalam bentuk interval.

14
Langkah-langkah uji Liliefors adalah :

(a) Menghitung nilai rata-rata dan simpangan baku


(b) Susunlah data dari yang terkecil sampai data terbesar
pada tabel.
(c) Mengubah nilai data pada x pada nilai z dengan rumus
x −x ⎺
Z=
S
(d) Menghitung luas z dengan menggunakan tabel z
(e) Menentukan nilai proporsi data yang lebih kecil atau
sama dengan data tersebut.
(f) Menghitung selisih luas z dengan nilai proporsi
(g) Menentukan luas maksimum (Lmaks) dari langkah f ;
(h) Menentukan luas tabel ilifors Ltabel ; Ltabel = Lα (n-1)
(i) Kriteria kenormalan jika Lmaks ≤ Ltabel maka data
berdistribusi normal (Sundayana, 2018 : 83).
(2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas menggunakan uji Bartlett yang bertujuan
untuk mengetahui data mempunyai variasi homogen atau
tidak.
Langkah-langkah pengujian homogenitas varians :
(a) Menentukan nilai varians dari masing-masing
kelompok sampel (Sì²)
(b) Menghitung nilai varians gabungan (Sì² gabungan)
dengan rumus :
∑ ⌋ (ni−1)S i 2
S 2 gabungan=
∑ (n i−1)
(c) Menghitung nilai Bartlett (B) dengan rumus :
B=( log S 2 gabungan ) . ∑(n i−1)
(d) Menghitung nilai x² hitung (chi-kuadrat) dengan
rumus :
x 2 hitung=( 2,3026 ) {B−∑ (n i−1). ¿
(e) Menentukan nilai x²tabel dengan rumus :.

15
x 2 tabel=x 2 a(k−1)
(f) Kriteria pengujian
Jika nilai x2 hitung ≤ x2 tabel maka varians tersebut
homogen (Sundayana, 2018:159).
b) Uji Hipotesis
Berdasarkan uji normalitas data dan data homogenitas maka
bila data penelitian ini merupakan data yang berdistribusi normal
dan homogen maka dilanjutkan ke uji ANOVA.
Langkah-langkah pengujian ANOVA :
Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya.
(1) Menentukan taraf kepekaan dan derajat kebebasan (dk) yaitu
dk (pembilang) = k-1 dan dk (penyebut) = N-k
Denga k = banyaknya kelompok sampel
N = banyaknya data yang diolah
(2) Menentukan harga Ftabel :
Fα dk ¿
(3) Menghitung jumlah kuadrat total (JK¹)
. JKt=∑ xt 2
(1) Menghitung jumlah kuadrat rata-rata (Rx)
(∑ x ) 2
Rx=
N
(2) Menghitung jumlah kuadrat antar kelompok

JK ( A )−∑ ( ji¿2 )−Rx


(3) Menghitung jumlah kuadrat dalam kelompok
JK ( D )−∑ x 2−Rx−JK ( A)
(4) Membuat tabel Anova

Sumber Dk Jumlah Rata-rata


varians Kuadrat (JK) jumlah
Kuadrat
(RJK)

Antar k-1 JK(A) JK(A)/dk


Kelompok

16
Dalam N-k JK(D) JK(D)/dk
kelompok

(5) Menentukan nilai F hitung dengan rumus :


RJK ( A)
Fhitung =
RJK d
(6) menentukan kriteria pengujian : tolak Họ Jika Fhitung
>Ftabel
(7) Membuat kesimpulan (Sundayana, 2015:162-163)
Uji lanjut Anova
Uji lanjut Anova digunakan sebagai tindak lanjut setelah uji
Anova dilakukan jika pada pengujian dihasilkan adanya
perbedaan. Jadi untuk melihat kelompok mana yang berbeda,
maka dilakukan uji lanjut Anova dan jenis ujinya menggunakan
Scheffe (Sundayana, 2018:167).
7. Tahap-Tahap dan Alur Penelitian
a. Tahap-tahap penelitian
1) Tahap persiapan
a) Identifikasi masalah dan tujuan penelitian
b) Studi literatur mengenai masalah yang akan diteliti
c) Membuat proposal penelitian dengan bimbingan dosen
d) Mengikuti proposal penelitian
e) Menyiapkan alat dan bahan penelitian.
2) Tahap pelaksanaan
a) Pembuatan larutan ekstrak biji srikaya dengan berbeda
konsentrasi dilakukan dengan cara :
(1) Menyiapkan biji srikaya sebanyak 300 gram lalu menumbuk
biji srikaya untuk mendapatkan serbuk kasar.
(2) Memblender serbuk biji srikaya yang masih kasar hingga
halus
(3) Mengeringkan serbuk biji srikaya yang sudah di haluskan
menggunakan oven dengan suhu 50° selama 24 jam agar
kandungan air di dalam biji berkurang.

17
(4) Merendam serbuk biji srikaya yang sudah di timbang
menggunakan etanol selama 24 jam.
(5) Menyaring serbuk biji srikaya yang sudah direndam tersebut
menggunakan kertas saring
(6) Memindahkan hasil saringan tersebut ke dalam labu
evaporator. Kemudian diuapkan dalam rotary evaporator
pada suhu 70°C, proses ekstraksi dihentikan setelah semua
etanol menguap dan diperoleh hasil ekstrak berwarna coklat
kekuningan.
b) Pembuatan konsentrasi larutan biji srikaya
(1) Perlakuan A, ditandai : A1, A2, A3, A4, A5 dengan
konsentrasi 0% (0 ml ekstrak biji srikaya + 100 ml aquades)
sebagai kontrol
(2) Perlakuan B, ditandai : B1, B2, B3, B4, B5 dengan
konsentrasi 30% (30 ml ekstrak biji srikaya + 70 ml
aquades).
(3) Perlakuan C, ditandai : C1, C2, C3, C4, C5 dengan
konsentrasi 45% (45 ml ekstrak biji srikaya ditambah 55 ml
aquades)
(4) Perlakuan D, ditandai : D1, D2, D3, D4. D5 dengan
konsentrasi 60 % (60 ml ekstrak biji srikaya ditambah 40 ml
aquades).
(5) Perlakuan E, ditandai : ditandai E1, E2, E3, E4, E5,E6
dengan ekstrak biji srikaya 75% (75 ml ektrak biji srikaya +
25 ml aquades).
c) Larutan perlakuan yang sudah dihasilkan kemudian dimasukkan
ke dalam cup yang sudah disediakan untuk bahan penelitian, cup
tersebut diberikan label untuk menentukan konsentrasi larutan
dan juga pengulangan.
d) Dimasukkan pada gelas cup yang sudah diberikan berbagai
konsentrasi ekstrak biji srikaya dengan masing-masing 10 Larva
nyamuk Aedes aegypti.

18
3) Tahap pengamatan (Empat jam sekali)
a) Setelah dilakukan langkah-langkah penelitian sesuai dengan
Prosedur Penelitian, dihitung jumlah Larva nyamuk yang mati
pada setiap perlakuan dan setelah 24 jam data hasil pengamatan
tersebut dimasukkan ke dalam tabel pengamatan mortalitas
dilakukan setiap empat jam sekali.
b) Pengulangan sebanyak 6 kali pengulangan.
c) Seluruh hasil pengamatan dicatat dan dimasukkan ke dalam tabel
lembar pengamatan.
d) Dokumentasi.
Data mortalitas tabel larva nyamuk Aedes aegypti setiap 4 jam
pengamatan tercantum pada tabel dibawah.

Tabel. 3 Data mortalitas Larva nyamuk Aedes aegypti setiap empat jam
pengamatan.
Waktu Perlakuan
Pengulan
pengamatan A(0%) B(30%) C(45%) D(60%) E(75%)
gan
(4 jam)
I
II

III

IV

Rata-rata

2 I

II

III

IV

Rata-rata

3 I

II

19
III

IV

Rata-rata

4 I

II

III

IV

Rata-rata

5 I

II

III

IV

Rata-rata

b. Alur penelitian
Berikut adalah bagan alur penelitian yang digunakan dalam penelitian :

Studi Literatur

Menyusun Proposal

Seminar Proposal

Revisi Proposal

Penelitian

Persiapan alat dan Pengumpulan jentik Pembuatan ekstrak biji


bahan 20nyamuk srikaya
Pelaksanaan

Kontrol Konsentrasi 40 % Konsentrasi 55 % Konsentrasi 70% Konsentrasi 85 %

Pengaruh ekstrak biji srikaya terahadap mortalitas Larva nyauk Aedes aegyti

Pengumpulan Data

Analisis Data

Penarikan Kesimpulan

21
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, M.F.R, dkk (2020) Efektivitas Ekstrak Biji Srikaya (Annona Squamosa
L.) sebagai Bahan Pembersih Gigi Tiruan Terhadap Daya Hambat
Pertumbuhan Streptococcus mutans pada Basis Akrilik Heat Cured. E-
Jurnal Pustaka Kesehatan, Vol 8 (No 1).
Amirullah, Rosmayana N.M (2019). Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betle
L.)
dan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) terhadap Mortalitas Larva Nyamuk
Aedes aegypti. Jurnal Bionature, Volume 20, Nomor 1.
Anas B. S, Tarwotjo U & Kusdiyantini E (2018). Pengaruh Kandungan Ekstrak
Daun Zodia (Evodia suaveolens) Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes
aegypti. Jurnal Bioma Vol.20, No. 1.
Atikasari, E & Sulistyorini L (2018). Pengendalian Vektor Nyamuk Aedes
Aegypti
di Rumah Sakit Kota Surabaya. Journal of Public Health, Vol 13, No 1.
Fitri,A. (2019). Pengaruh Ekstrak Biji Srikaya (Annona Squamosa L.) terhadap
Hama Kutu Putih (Pseudococus viburni). Skripsi. Jurusan Pendidikan
Biologi Universitas Islam Negeri Raden Intan.
Mawardi, Busra R (2019). Studi Perbandingan Jenis Sumber Air terhadap Daya
Tarik Nyamuk Aedes aegypti untuk bertelur. Jurnal Serambi Engineering,
Vol IV, Edisi Khusus Oktober.
Pranoto, M.E (2020). Uji Toksisitas Ekstrak Serai (Cymbopogon sp.) terhadap
Mortalitas Larva Nyamuk Aedes Aegypti. Jurnal Farmasi Tictura, Vol. 2,
No. 1.
Risnawati (2021). Meta Analisis: Potefnsi Biji Srikaya (Annona Squamosa L.)
sebagai Insektisida Botani. UG Jurnal Vol,15, Edisi 1.
Ristiati Ni P, Dewi Ni P.S.R, Mulyadiharja S., Prastuti Ni W.G (2019). Toksisitas
ekstrak biji srikaya (Annona squamosal L.) terhadap mortalitas larva
nyamuk Anopheles sp. Jurnal Biologi Udayana 23 (1).
Sunarjono, H. 2005. Sirsak Srikaya (Budi Daya untuk Menghasilkan Buah
Prima).
Depok: Penerbit Swadaya.
Sundayana, R. 2018. Statiska Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Santoso S.D, Chamid A, Pratiwi D.V.K (2018). Daya Bunuh Ekstrak Daun Tomat

22
(Solanum lycopersicum L.) Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal
SainHealth Vol. 2, No. 1.
Satria, G.S (2018) Uji Efektivitas Ekstrak Biji Srikaya (Annona Squamosa L.)
Terhadap Mortalitas Larva Aedes Aegypti. Skripsi. Universitas
Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta.
Wahyuni D., Anggraini R (2018) Uji Efektivitas Ekstrak Daun Srikaya (Anonna
Squamosa L.) Terhadap Kematian Kecoa Amerika (Periplaneta americana).
Jurnal Photon Vol. 8, No. 2.

23

Anda mungkin juga menyukai