Anda di halaman 1dari 7

EPIDEMICA (JOURNAL OF PUBLIC HEALTH) – VOLUME 1 NOMOR 01 (2020) 017 - 023

Available online at: http://ejurnal.stikesprimanusantara.ac.id/index.php/epidemica/index

EPIDEMICA
(Journal of Public Health)
Publisher by: LPPM Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi

Artikel Penelitian

EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica Papaya L.) TERHADAP MORTALITAS LARVA NYAMUK AEDES
AEGYPTI
Mila Sari 1, Ima Latulil Khaira 2
1
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Fort De Kock Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia
2
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Fort De Kock Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia

ARTICLE INFORMATION A B S T R A C T
Received: December, 18, 2019
Revised: January, 09, 2020 Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan disebagian
besar wilayah tropis dan subtropis, terutama Asia Tenggara. Jumlah penderita DBD di
Available online: January, 31, 2020
Indonesia tahun 2017 terdapat 59.047 jumlah kasus dengan 444 jumlah kematian. Tanaman
daun pepaya merupakan tanaman yang berpotensi sebagai insektisida alami. Tujuan
penelitian untuk mengetahui efektifitas larvasida ekstrak daun pepaya (Carica Papaya L)
KEYWORDS terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti. Penelitian bersifat eksperimental dengan
variabel independen konsentrasi ekstrak daun pepaya dan variabel dependen adalah larva
Demam Berdarah Dengue; Aedes Aegypti; Daun nyamuk Aedes aegypti yang mati setelah pemberian ekstrak daun pepaya. Sampel penelitian
ini adalah larva nyamuk Aedes aegypti sebanyak 600 ekor. Penelitian ini menggunakan 6
Pepaya konsentrasi dengan konsentrasi 0% sebagai kontrol dan 4 pengulangan selama 6 jam
pengamatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2019. Data yang diperoleh dianalisis
CORRESPONDENCE dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis dan Post Hoc Mann Whitney. Dari hasil penelitian
menunjukan bahwa rerata kematian larva adalah 0%, 15%, 17,7%, 21,4%, 22,8% dan 24,2 %
E-mail: milasari@fdk.ac.id pada konsentrasi 0%, 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Dari hasil yang diperoleh, ekstrak daun
pepaya dapat mempengaruhi kematian larva nyamuk Aedes aegypti instar III. Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap larva
nyamuk Aedes aegypti serta terhadap jenis nyamuk lain.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease that is found in most tropical and
subtropical regions, especially Southeast Asia. The numbers of DHF sufferers in Indonesia in
2017 were 59,047 cases with 444 deaths. Papaya leaf plant is a plant that has the potential
as a natural insecticide. The purpose of this research was to determine The Effectiveness
Papaya Leaf Extract (Carica Papaya L) Test toward of Aedes Aegypti Mosquito Larvae
Mortality. The type of this research was experimental. The independent variable was papaya
leaf extract and the dependent variable was Aedes aegypti mosquitoes larvae die after
papaya leaf extract. The samples were 600 larvae of Aedes aegypti mosquitoes. This
research used 6 concentrations with 0% concentration control and 4 repetitions for 6 hours
of observation. It was conducted on July 2019. The data were analyzed by using the Kruskal-
Wallis and Mann Whitney Post Hoc tests. The results of this research showed that the mean
larval mortality was 0%, 15%, 17.7%, 21.4%, 22.8% and 24.2% at concentrations of 0%, 5%,
10%, 15%, 20% and 25%. Conclusion, papaya leaf extract affect the death of Aedes aegypti
instar III larvae. Further research needs to be done on the effect of papaya leaf extract on
Aedes aegypti mosquito larvae as well as on other types of mosquitoes.

PENDAHULUAN gigitan nyamuk yang terinfeksi, khususnya


Demam berdarah dengue (DBD) merupakan nyamuk Aedes aegypti dan Ae. Albopictus, yang
penyakit yang banyak ditemukan di sebagian terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia.
besar wilayah tropis dan subtropis, terutama Asia (widyasari, 2018).
tenggara, Amerika tengah, Amerika, dan Karibia. Jumlah penderita DBD di Indonesia
Host alami DBD adalah manusia, agent nya adalah terbilang tinggi, di tahun 2017 terdapat 59.047
virus dengue yang ditularkan ke manusia melalui
EPIDEMICA (Journal of Public Health) Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved
SARI M, ET AL / EPIDEMICA (JOURNAL OF PUBLIC HEALTH) – VOLUME 1 NOMOR 01 (2020) 017 - 023

jumlah kasus DBD dengan 444 jumlah kematian Tanaman Carica Papaya L merupakan
(IR: 22.55 per 100.000 penduduk dan CFR 0,75%). tanaman yang berpotensi sebagai insektisida
Namun data sampai tahun 2016 menunjukkan alami, hal ini dikarenakan kandungan alkoloid,
bahwa DBD telah tersebar di 34 provinsi dan 463 flavonoid dan saponin yang terkandung
Kabupaten/Kota terjangkit DBD dari 514 jumlah didalamnya dapat digunakan sebagai insektisida
Kabupaten/Kota 90,08% di Indonesia. (Ditjen P2P, alami. Tumbuhan pepaya banyak megandung zat
2017) atau unsur senyawa yang sering disebut papain.
Menurut data Sumatera Barat pada tahun Papain adalah suatu zat (enzim) yang dapat
2016 jumlah kasus DBD (Demam Berdarah diperoleh dari getah tumbuhan pepaya dan
Dengue) yang dilaporkan sebanyak 3.958 (IR: tumbuhan pepaya muda, sehingga mengandung
75,75 per 100.000 penduduk) dengan 18 enzim papain yang lebih tinggi pula terutama
kematian (CFR: 0,44%), peningkatan kasus dan daun pepaya yang masih muda. Menurut Alboneh
KLB (Kejadian Luar Biasa) Demam Berdarah (2012), dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
Dengue dipengaruhi oleh mobilitas penduduk dan zat pada daun pepaya yang diduga memiliki
arus urbanisasi yang tidak terkendali. (Dinkes potensi sebagai insektisida bagi nyamuk Aedes
Sumbar, 2017) aegypti adalah enzim papain, saponin, flavonoid,
Berdasarkan laporan tahunan Dinas dan tanin. (Swastika, 2015, p.85)
Kesahatan Kota Bukittinggi 2017 di Kota
Bukittinggi terdapat 69 kasus DBD (Demam METODE PENELITIAN
Berdarah Dengue) tersebar diseluruh wilayah
Penelitian ini bersifat eksperimental,
kerja Puskesmas yang ada di Kota Bukittinggi.
dimana yang ingin diteliti manfaat dari daun
(Dinkes Kota Bukittinggi, 2017)
pepaya (Carica Papaya L.) sebagai larvasida jentik
Oleh karena itu pencegahan yang
nyamuk Aedes Aegypti. Rancangan penelitian ini
dilakukan terkait dengan pemberantasan DBD
adalah post test only control group design,
yang lebih efektif adalah dengan menurunkan
rancangan ini dipilih karena tidak dilakukan
populasi nyamuk Aedes aegypti. Pemberantasan
pretest terhadap sampel sebelumnya. Penelitian
dapat dilakukan dengan menurunkan populasi
dilaksanakan di Laboratorium Sentral Sains
larva nyamuk Aedes aegypti yaitu dengan
Terapan Universitas Fort De Kock Bukittinggi pada
memberi larvasida. Tentunya pemberian
Juli 2019.
larvasida dengan bahan yang ramah lingkungan
Prosedur pada penelitian ini adalah:
secara alami seperti penggunaan bahan nabati
Cara Pembuatan Ekstrak Daun Pepaya
dan dapat dibuat sendiri dengan bahan yang
(Carica Papaya L.): (a) Sediakan 400 gr daun
mudah didapatkan.

Sari M, Et Al EPIDEMICA (Journal of Public Health) 18


SARI M, ET AL / EPIDEMICA (JOURNAL OF PUBLIC HEALTH) – VOLUME 1 NOMOR 01 (2020) 017 - 023

pepaya lalu dicuci hingga bersih. (b) Kemudian Tabel 2: Jumlah Nyamuk Aedes aegypti Yang
Mati Dengan Konsentrasi 5%
keringkan dibawah sinar matahari selama 1 hari. Pengulangan Jumlah Jentik Yang Mati (Ekor)
(c) Lalu keringkan didalam oven dalam suhu 50º C 1 2 3 4 5 6
Jam Jam Jam Jam Jam Jam
selama 2 x 24 jam. (d) Setelah daun pepaya P1 1 2 12 18 23 25
P2 0 7 15 18 25 25
kering, kemudian ditimbang untuk memperoleh P3 0 5 18 23 25 25
P4 1 8 14 20 25 25
berat akhir daun yang sudah dalam kondsi kering.
Jumlah 2 22 59 79 98 100
(e) Daun pepaya yang sudah kering tersebut Rata-rata 1 6 15 20 24 25

kemudian dihaluskan dengan blender sebanyak


Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa pada
200 gr. (f) Serbuk daun pepaya kemudian konsentrasi 5% terdapat kematian jentik
direndam (dimerasi) kedalam pelarut etanol 96% terbanyak pada jam ke 6 sebanyak 25 ekor. Dan
kematian jentik terendah pada jam pertama
teknis 1000 ml selama 5 x 24 jam (5 hari
dengan rata-rata kematian sebanyak 1 ekor.
perendaman) sambil sesekali diaduk. (g) Hasil
rendaman kemudian disaring untuk Tabel 3: Jumlah Nyamuk Aedes aegypti Yang
Mati Dengan Konsentrasi 10%
mendapatkan estrak. (h) Ektrak yang dihasilkan Pengulangan Jumlah Jentik Yang Mati (Ekor)
1 2 3 4 5 6
dipekatkan sampai diperoleh ekstrak kental. Jam Jam Jam Jam Jam Jam
P1 5 11 17 22 25 25
Pembiakan nyamuk Aedes aegypti: (a) Telur
P2 4 10 15 21 25 25
Aedes Aegypti di rendam di nampan plastik yang P3 8 12 19 23 25 25
P4 6 14 17 21 25 25
sudah diberikan aquades untuk tempat Jumlah 23 47 68 87 100 100
Rata-rata 6 12 17 22 25 25
penetasan telur. (b) Kemudian setelah menjadi
larva di pindahkan ke wadah yang berisi air. Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa pada
konsentrasi 10% terdapat kematian jentik
terbanyak pada jam ke 5 dan 6 sebanyak 25 ekor.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dan kematian jentik terendah pada jam pertama
Analisa Univariat dengan rata-rata kematian sebanyak 6 ekor.
Tabel 1: Jumlah Nyamuk Aedes aegypti Yang
Mati Dengan Konsentrasi 0% Tabel 4: Jumlah Nyamuk Aedes aegypti Yang
Jumlah Jentik Yang Mati ( Ekor ) Mati Dengan Konsentrasi 15%
Pengulangan Jumlah Jentik Yang Mati (Ekor)
Pengulangan 1 2 3 4 5 6
1 2 Jam 3 Jam 4 Jam 5 Jam 6
Jam Jam Jam Jam Jam Jam
Jam Jam
P1 0 0 0 0 0 0
P1 13 16 23 25 25 25
P2 0 0 0 0 0 0 P2 10 15 21 25 25 25
P3 0 0 0 0 0 0 P3 14 20 25 25 25 25
P4 0 0 0 0 0 0 P4 15 20 23 25 25 25
Jumlah 0 0 0 0 0 0 Jumlah 52 71 92 100 100 100
Rata-rata 0 0 0 0 0 0 Rata-rata 13 18 23 25 25 25

Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa pada Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa pada
konsentrasi 0% (tanpa pemberian ekstrak) tidak konsentrasi 15% terdapat kematian jentik
terbanyak pada jam ke 4, 5 dan 6 sebanyak 25
terdapat jumlah jentik yang mati.
ekor. Dan kematian jentik terendah pada jam
19 EPIDEMICA (Journal of Public Health) Sari M, Et Al
SARI M, ET AL / EPIDEMICA (JOURNAL OF PUBLIC HEALTH) – VOLUME 1 NOMOR 01 (2020) 017 - 023

pertama dengan rata-rata kematian sebanyak 13 Tabel 8: Uji Kruskal-Wallis


ekor.
N Mean SD Sig
Tabel 5: Jumlah Nyamuk Aedes aegypti Yang
Mati Dengan Konsentrasi 20% Konsentrasi 144 16.88 9.858 0.0005
Pengulangan Jumlah Jentik Yang Mati (Ekor)
1 2 3 4 5 6
Jam Jam Jam Jam Jam Jam Berdasarkan tabel 5.9 terlihat bahwa data
P1 16 20 25 25 25 25 yang diperoleh dari uji statistik menunjukkan nilai
P2 15 21 25 25 25 25
P3 15 19 25 25 25 25
p<0,05 yang memiliki arti bahwa terdapat
P4 18 25 25 25 25 25 perbedaan yang bermakna dari jumlah larva yang
Jumlah 64 85 100 100 100 100 mati antar konsentrasi.
Rata-rata 16 21 25 25 25 25

Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa pada Tabel 9: Uji Mann-Whitney


Konsentrasi Konsentrasi Sig.
konsentrasi 20% telah terjadi kematian jentik Pembanding
5% 0.0005
keseluruhan nya pada jam ke 3. Sedangkan 10% 0.0005
0% 15% 0.0005
kematian jentik terendah pada jam pertam yaitu 20% 0.0005
dengan rata-rata kematian sebanyak 16. 25% 0.0005
10% 0.358
5% 15% 0.015
Tabel 6: Jumlah Nyamuk Aedes aegypti Yang 20% 0.001
Mati Dengan Konsentrasi 25% 25% 0.0005
Pengulangan Jumlah Jentik Yang Mati (Ekor) 15% 0.067
1 2 3 4 5 6 10% 20% 0.005
Jam Jam Jam Jam Jam Jam 25% 0.0005
P1 19 25 25 25 25 25 15% 20% 0.231
P2 20 25 25 25 25 25 25% 0.011
P3 18 25 25 25 25 25 20% 25% 0.138
P4 25 25 25 25 25 25
Jumlah 82 100 100 100 100 100
Dari tabel 9 terlihat perbandingan antar
Rata-rata 21 25 25 25 25 25
konsentrasi dimana perbandingan antara
Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa pada konsentrasi 0% dengan konsentrasi lain
konsentrasi 25% terjadi kematian jentik didapatkan nilai p<0,05 yang berarti terdapat
perbedaan yang bermakna antara konsentrasi 0%
keseluruhan pada jam ke 2. dengan konsentrasi lainnya.
Tabel 7: Uji Normalitas Data Pada uji mann-whitney diketahui bahwa
Kolmogorov-Smirnov pada perbandingan antara konsentrasi 0%
Statistic df Sig.
dengan konsentrasi lain didapatkan nilai p<0,05
Kematian Jentik 0.253 144 0.0005
atau 0,000<0,05 yang berarti terdapat perbedaan
Data hasil uji normalitas menunjukkan hasil yang bermakna antara konsentrasi 0% dengan
konsentrasi lainnya, perbandingan konsentrasi
yang diperoleh berupa nilai p<0.05 yang memiliki
5% dengan konsentrasi 10% didapatkan nilai
arti bahwa distribusi data tidak normal. p>0,05 atau 0,358>0,05 yang berarti tidak
terdapat perbedaan yang bermakna, sedangkan
perbandingan konsentrasi 5% dengan konsentrasi

Sari M, Et Al EPIDEMICA (Journal of Public Health) 20


SARI M, ET AL / EPIDEMICA (JOURNAL OF PUBLIC HEALTH) – VOLUME 1 NOMOR 01 (2020) 017 - 023

10%, 15%, 20% dan 25% didapatkan nilai p<0,05 bivariat konsentrasi 25% yang paling berpengaruh
yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna. pada kematian larva nyamuk karena pada hampir
Perbandingan konsentrasi 10% dengan semua perbandingan konsentrasi 25% dengan
konsentrasi 15% didapatkan nilai p>0,05 atau konsentrasi lainnya memiliki nilai p<0,05 yang
0,067>0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan berarti memiliki perbedaan yang bermakna.
yang bermakna, sedangkan perbandingan Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin
konsentrasi 10% dengan konsentrasi 15%, 20% tinggi konsentrasi yang diberikan maka kematian
dan 25% didapatkan nilai p<0,05 yang berarti jentik akan meningkat. Upaya yang harus
terdapat perbedaan yang bermakna. dilakukan adalah perlu penelitian lebih lanjut
Perbandingan konsentrasi 15% dengan untuk melihat pengaruh konsentrasi yang lebih
konsentrasi 20% didapatkan nilai p>0,05 atau besar dengan waktu yang lebih singkat untuk
0,231>0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti.
yang bermakna, sedangkan perbandingan
konsentrasi 15% dengan konsentrasi 20% dan SIMPULAN
25% didapatkan nilai p<0,05 yang berarti terdapat Beberapa kesimpulan yang dapat diambil
perbedaan yang bermakna. Perbandingan adalah Pemberian ekstrak daun pepaya yang lebih
konsentrasi 20% dengan konsentrasi 25% efektif adalah pada konsentrasi 25% dalam waktu
didapatkan nilai p>0,05 atau 0138>0,05 yang 2 jam. pada konsentrasi 0% dengan variasi waktu
berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna. tidak ada jentik nyamuk yang mati dengan
perbedaan yang bermakna. konsentrasi 5% dengan waktu 6 jam membunuh
Kematian larva Aedes aegypti pada 25 jentik nyamuk Aedes aegypti, konsentrasi 10%
berbagai konsentrasi diduga disebabkan oleh dengan waktu 5 jam membunuh 25 jentik nyamuk
senyawa aktif yang mengalami kontak langsung Aedes aegypti, konsentrasi 15% dengan waktu 4
dengan larva Aedes aegypti. Pada ekstrak etanol jam membunuh 25 jentik nyamuk Aedes aegypti,
daun pepaya (Carica Papaya L) memiliki senyawa konsentrasi 20% dengan waktu 3 jam membunuh
aktif yaitu flavonoid, alkaloid, dan tanin. 25 jentik nyamuk Aedes aegypti dan konsentrasi
(Ramayanti, dkk, 2016) 25% dengan waktu 2 jam membunuh 25 jentik
Berdasarkan penelitian yang dilakukan nyamuk Aedes aegypti.
oleh Arimaswati, dkk (2017) bahwa semakin tinggi Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
konsentrasi ekstrak biji pepaya (Carica Papaya L.) berguna bagi masyarakat sebagai salah satu
maka semakin tinggi efek larvasidanya. Hal ini alternative pengendalian vektor khususnya jentik
karena semakin pekat konsentrasi larutan maka nyamuk sebagai larvasida alami dan masyarakat
semakin banyak senyawa metabolik sekunder juga dapat melakukan pemberdayaan dengan
ekstrak biji buah pepaya yang terkandung dalam membuat larvasida alami dari ekstrak daun
larutan, yang berarti semakin banyak pula racun papaya.
yang dikonsumsi larva instar III Aedes aegypti
sehingga kematiannya semakin tinggi. (Sari, 2019)
Berdasarkan penelitian Kurniawan, dkk DAFTAR PUSTAKA
(2015) menyatakan bahwa kematian larva uji Agustina. 2017. Kajian Karakterisasi Tanaman
bertambah seiring dengan bertambahnya Pepaya (Carica Papaya L.) Di Kota Madya
konsentrasi dan waktu. Bandar Lampung. Lampung: Universitas
Menurut asumsi peneliti berdasarkan Lampung
variasi konsentrasi ditemukan pada analisis
21 EPIDEMICA (Journal of Public Health) Sari M, Et Al
SARI M, ET AL / EPIDEMICA (JOURNAL OF PUBLIC HEALTH) – VOLUME 1 NOMOR 01 (2020) 017 - 023

Aji, Rustam. 2017. Effect Of Boiled Carica Papaya Kharisma, Yuktiana. 2017. Tinjauan Pemanfaatan
Leaf On Death Of Aedes Aegypti Larvae. Tanaman Pepaya Dalam Kesehatan.
Journal of Epidemiology and Pubic Health Bandung: Universitas Islam Bandung
(2017), 2(3): 236-240 Kurniawan, Betta dkk. 2015. Effectiveness Of The
Alboneh FH. 2012. Uji Potensi Ekstrak Etanol Daun Pepaya Leaf (Carica Papaya Linn) Ethanol
Pepaya (Carica Papaya) Sebagai Extract As Larvacide For Aedes Aegypti
Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes Sp Instar III. J MAJORITY, volume 4 nomor 5,
Dengan Metode Elektrik. Malang: Program februari 2015
Studi Pendidikan Dokter Fakultas Lilia, Deli. 2016. Pengaruh Ekstrak Daun Pepaya
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang (Carica Papaya L) terhadap Mortalitas
Arismaswati dkk. 2017. Efek Larvasida Ekstrak Biji Larva Nyamuk Aedes Aegypti Instar III di
Pepaya (Carica Papaya L) terhadap Larva Baturaja Kabupaten Oku tahun 2016.
Instar III Aedes Aegypti. Volume 4 Nomor Volume 2, Nomor 1, September 2016
2 bulan April 2017 Nafi’ah dkk. 2014. Pengguanaan Ekstrak Biji
Boesri, Hasan dkk. 2015. Uji Toksisitas Beberapa Pepaya (Carica Papaya L) Sebagai
Ekstrak Tanaman Terhadap Larva Aedes Larvasida Nabati Terhadap Kematian
Aegypti Vektor Demam Berdarah Dengue. Larva Nyamuk anopheles dan Aedes
Vektora Volume 7 Nomor 1, Juni 2015: 29- Aegypti instar III. ISSN 1412-1840
38 Ningsi, Enis dkk. 2016. Efektifitas Uji Daya Bunuh
Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi. 2017. Profil Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Dinas Kesehatan tahun 2017. Bukittinggi: Terhadap Larva Nyamuk Anopheles
Dinas Kesehatan Aconitus Donits Dalam Upaya Pencegahan
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. 2017. Penyakit Malaria Di Daerah Persawahan
Profil Dinas Kesehatan tahun 2017. Desa Lalonggombu Kecamatan Andoolo
Padang: Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan. Fakultas
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Masyarakat Universitas Halu
Penyehatan Lingkungan. 2017. Pedoman Oleo
Pencegahan Dan Pengendalian Demam Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
Berdarah Dengue Di Indonesia. Jakarta: Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Kementerian Kesehatan RI Cipta
Iskandar, Iwan dkk. 2017. Efektifitas Bubuk Biji Payangka, Jonathan dkk. 2019. Pengaruh Ekstrak
Pepaya (Carica Papaya L) Sebagai Daun Pepaya (Carica Papaya L) Terhadap
Larvasida Alami Terhadap Kematian Larva Kematian Larva Nyamuk Aedes Aegypti
Ades Aegypti tahun 2015. Eksakta Vol.18 Instar III. Medical and Health Science
No.1 April E-ISSN: 2549-7464, P- Journal, Vol.3, No.1, Februari 2019
ISSN:1411-3724 Ramayanti, Indri dkk. 2016. Uji Efektivitas
Kadafi, Mokhammad dkk. 2016. Pengaruh Larvasida Ekstrak Daun Pepaya (Carica
Berbagai Dosis Ekstrak Daun Pepaya Papaya L) terhadap Larva Aedes Aegypti.
(Carica Papaya L) Terhadap Kematian Syifa’MEDIKA, Vol.6 (No.2), Maret 2016
larva Aedes Aegypti di Laboratorium Balai Rehena, Johanis dkk. 2010. Uji Aktivitas Ekstrak
Litbang P2B2 BanjarnegaraTahun 2016. Daun Pepaya (Carica Papaya L) sebagai
Semarang: Politeknik Kesehatan Antimalaria in vitro. Jurnal Ilmu Dasar
Kemenkes Semarang Vol.11 No. 1, Januari 2010 : 96-100
Sari M, Et Al EPIDEMICA (Journal of Public Health) 22
SARI M, ET AL / EPIDEMICA (JOURNAL OF PUBLIC HEALTH) – VOLUME 1 NOMOR 01 (2020) 017 - 023

Sari, M. (2019). Pengendalian Vektor Larva


Aedes Aegypti Dengan Menggunakan Biji
Sirsak (ANNONA MURICATA LINN). XIII(6),
137–145.
Saraswati, Anggia dkk. 2014. Uji Potensi Ekstrak
Daun Pepaya (Carica Papaya L) sebagai
Larvasida Terhadap Larva Aedes Aegypti
Instar III. Bandar Lampung: Universitas
Lampung
Soedarmo. 2015. Demam Berdarah (Dengue)
Pada Anak. Banda Aceh: UI Press
Soedarto. 2012. Demam Berdarah Dengue
Dengue Haemorrhagic Fever. Jakarta:
Sagung Seto
Swastika, Deby. 2015. Pengaruh Ekstrak Daun
Pepaya (Carica Papaya Linn) Terhadap
Kematian Larva Nyamuk Aedes Aegypti.
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat
Indonesia, Vol. 2 No. 2, Agustus 2015
Tyas, Dian dkk. 2014. Perbedaan Toksisitas
Ekstrak, Rebusan Dan Rendaman Daun
Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap
Mortalitas Larva Nyamuk Aedes Aegypti L.
Pancaran, Vol.3, No. 1, hal 59-68, Februari
2014
Utomo, Margo dkk. 2010.Daya Bunuh Bahan
Nabati Serbuk Biji Pepaya Terhadap
Kematian Larva Aedes Aegypti Isolat
Laboratorium B2P2VRP Salatiga.
ISBN:978.979.704.883.9
WHO. 2014. Pesticides Children’s Health and the
Environment. WHO. Geneva
Widyasari, Ratna dkk. 2018. Efektifitas Ekstrak
Etanol Kulit Jeruk Manis (Citrus x
aurantium L.) Sebagai Larvasida Terhadap
Larva Nyamuk Aedes Aegypti. Jurnal Insan
Farmasi Indonesia, 1(1) 9-18

23 EPIDEMICA (Journal of Public Health) Sari M, Et Al

Anda mungkin juga menyukai