Anda di halaman 1dari 17

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.

)
DALAM ETANOL 96% TERHADAP MORTALITAS
LARVA Aedes aegypti

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan


Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Oleh:

Farid Santya Budi

J 500 160 001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum


L.) DALAM ETANOL 96% TERHADAP MORTALITAS
LARVA Aedes aegypti

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

Farid Santya Budi

J 500 160 001

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Pembimbing Utama

dr. Febrian Dwi Cahyo, Sp.An

Kepala Biro Skripsi

dr. Nur Mahmuda, M.Sc

NIK. 1769

2
PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, yang tertulis
dalam naskah ini kecuali telah disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,


maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 18 Desember 2019


Penulis

Farid Santya Budi


NIM. J 500 160 001
4
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN TEMBAKAU (Nicotiana
tabacum L.) DALAM ETANOL 96% TERHADAP
MORTALITAS
LARVA Aedes aegypti
Test Effectiveness Of Extract Tobacco Leaf (Nicotiana tabacum L.) Under Ethanol
96% Against Mortality Of Larvae Aedes aegypti

Farid Santya Budi, Rochmadina Suci Bestari, Devi Usdiana, Febrian Dwi Cahyo
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Korespondensi: Febrian Dwi Cahyo . Alamat email: fdcahyo85@gmail.com

ABSTRAK
Daun tembakau dapat digunakan sebagai larvasida karena memiliki kandungan alkaloid,
saponin, polifenol dan minyak atsiri yang dapat mengakibatkan kematian larva dengan cara
merusak sistem saraf dan sistem perncernaan larva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
daya bunuh ekstrak daun tembakau (Nicotiana tabacum L.) dalam etanol 96% terhadap larva
Aedes aegypti dan mengetahui konsentrasi yang efektif untuk membunuh larva. Penelitian ini
bersifat eksperimental laboratorium murni yaitu memberikan perlakuan ekstrak daun tembakau
(Nicotiana tabacum L.) terhadap larva Aedes aegypti dengan metode post test only controlled
group design. Terdapat 600 Larva Aedes aegypti instar III secara acak dibagi menjadi 6
kelompok (0,025%, 0,050%, 0,075%, 0,100%, aquadest + CMC sebagai kontrol negatif serta
abate sebagai kontrol positif). Penelitian ini menggunakan 4 pengulangan setiap kelompoknya
diamati setiap 6 jam selama 24 jam. Berdasarkan hasil uji statistika non parametrik Kruskal-
Wallis diperoleh nilai p = 0,000 yang artinya terdapat perbedaan efek larvasida yang signifikan
antar kelompok. Berdasarkan hasil uji Post Hoc Mann-whitney, empat konsentrasi memiliki
perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kontrol negatif, sedangkan jika dibandingkan
dengan kontrol positif abate, konsentrasi 0,100% yang berbeda tidak bermakna. Hal ini
menunjukkan bahwa konsentrasi 0,100% efektif membunuh larva Aedes aegypti. Ekstrak daun
tembakau (Nicotiana tabacum L.) efektif dalam membunuh larva Aedes aegypti.

Kata Kunci: Larvasida, Aedes aegypti, Daun Tembakau, Nicotiana tabacum L.

ABSTRACT
Tobacco leaf can be used as larvaside because it has alkaloid, saponin, polifenol and
essential oil which can conduct larva’s death by corrupting nervous and dygestive larva’s system.
This research aims to discover the exterminating power of extract tobacco leaf (Nicotiana
tabacum L.) under ethanol 96% against Aedes aegypti larva and the effective concentration to
eradicate larva. The research is true experimental research that cast tobacco leaf extract
(Nicotiana tabacum L.) against Aedes aegypti larva using post test only controlled group design
method. There were 600 Aedes aegypti larvas instar III randomly divided into 6 groups (0,025%,
0,050%, 0,075%, 0,100%, aquadest + CMC as negative control group, and abate as postive
control group). The research uses 4 repetition each group was observed every 6 hours for a day
and repeated four times. Based on statistic test using non parametric Kruskal-Wallis it was
obtained p value = 0,000 which meaned there was significant antaside effect between groups. Post
Hoc Mann-whitney showed four concentratrion group had significat differential comapred with
negative control, while there was no differentiation compared with postive control abate 0,100%.
Those showed concentration of 0.100% effectively kills Aedes aegypti larvae. Extract tobacco leaf
(Nicotiana tabacum L.) effectively kills Aedes aegypti larvae.

Keywords: Larvacide, Aedes aegypti, Tobacco leaf, Nicotiana tabacum L.

1
PENDAHULUAN . Penyakit

De ini dapat

mam menyerang

Berdarah segala usia

Dengue dengan

(DBD) tanda

dan berupa

Demam panas

Dengue tinggi,

(DD) perdarahan

merupakan , dan dapat

penyakit mengakiba

infeksi tkan

yang kematian,

disebabka Penyakit

n oleh ini sering

virus menyebab

dengue kan wabah

yang dan

ditularkan prevalensi

melalui nya terus

gigitan meningkat

nyamuk setiap

Aedes tahun

aegypti (Sudoyo,

dan Aedes 2014).

albopictus

2
Indonesia merupakan salah satu perbaikan dalam 10 tahun terakhir,

negara endemis DBD yang berarti namun upaya preventif belum berhasil

sepanjang tahun selalu didapatkan (Kementerian Kesehatan RI, 2018).

kejadian DBD di negara ini (WHO, Upaya preventif yang terbukti

2016). Jumlah kasus DBD di Indonesia paling efektif untuk mencegah DBD

terus meningkat dan meluas adalah dengan melakukan pengendalian

penyebarannya, diselingi ledakan KLB vektor penyakit ini, yaitu nyamuk,

tiap 5-6 tahun. Hingga pertengahan khususnya nyamuk Aedes aegypti

tahun 2019 ini, demam berdarah (Azlina dkk., 2016). Pengendalian

memiliki jumlah penderita sebesar vektor dapat dilakukan dengan berbagai

48.905 orang dan 376 orang diantaranya cara, misalnya program yang disarankan

meninggal dunia. Sepanjang 2018, oleh pemerintah adalah Pemberantasan

Kemenkes mencatat 90.245 penderita, Sarang Nyamuk (PSN) dengan kegiatan

sementara tahun ini telah mencapai 3M plus. kegiatan lain yang mendukung

angka 48 ribu di pertengahan tahun, pengendalian vektor, misalnya dengan

sehingga sangat mungkin angka 90 ribu pemberian larvasida pada tempat

tersebut dapat dilewati di akhir tahun penampungan air (Septianto, 2014).,

ini. Di Jawa Tengah, sepanjang tahun (Bestari & Purnama, 2018). Larvasida

2018, angka kejadian DBD mencapai yang umumnya digunakan di Indonesia

16.401 orang. Dari jumlah tersebut, 279 adalah larvasida sintetis berupa butiran

orang diantaranya meninggal dunia dan pasir temephos 1% yang dikenal dengan

angka kesakitan sebesar 4,95 per 10.000 nama abate, abate terbukti efektif

penduduk, lebih tinggi dibandingkan membunuh larva nyamuk Aedes aegypti

tahun 2008 yang hanya sebesar 3,37 per dengan angka mortalitas larva mencapai

10.000 penduduk. Data epidemiologi ini 99-100% (George et al., 2015).


menunjukkan bahwa sarana kesehatan Meskipun demikian abate memiliki efek
sebagai terapi kuratif telah mengalami samping terhadap lingkungan, berupa

3
tercemarnya lingkungan serta Penelitian ini bersifat

mengganggu kesehatan makhluk hidup eksperimental laboratorium dengan

lainnya (selain manusia) yang kontak menggunakan metode post test only

dengan lingkungan tersebut (Vasantha with controlled group design.

et al., 2017). penelitian dilakukan di Balai Besar

Banyak penelitian yang Penelitian dan Pengembangan Vektor

menunjukkan efek larvasida dari dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP)

berbagai tanaman salah satunya tanaman Salatiga, Jawa Tengah. Subjek yang

tembakau, tembakau dapat digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai larvasida karena daun tembakau larva Aedes aegypti instar III.

memiliki kandungan alkaloid, saponin, Daun tembakau (Nicotiana

polifenol dan minyak atsiri. Senyawa- tabacum L.) yang sudah dikeringkan

senyawa ini merupakan racun kontak kemudian dihaluskan hingga berbentuk

yang dapat mengakibatkan kematian serbuk, kemudian ditimbang 1000 gram

pada larva nyamuk dengan cara merusak daun tembakau (Nicotiana tabacum L.)

sistem saraf dan sistem perncernaan dan ditambahkan pelarut etanol 96%

larva nyamuk (Handayani dkk., 2018). dengan rasio bahan pelarut 1:3 untuk

proses maserasi. Hasil kedua bahan yang


Dari uraian di atas, maka peneliti
dicampur tersebut diaduk selama 10
merasa tertarik untuk mengetahui daya
menit, lalu didiamkan selama 3x24 jam
bunuh ekstrak daun tembakau
kemudian disaring untuk memisahkan
(Nicotiana tabacum L) terhadap larva
filtrat dan residu. Filtrat diuapkan
Aedes aegypti dengan menggunakan
dengan Vacuum Rotary Evaporator dan
dengan menggunakan etanol 96% guna
dipanaskan dengan pemanas waterbath
mencari konsentrasi yang paling efekif
dalam suhu 60ºC, kemudian dituang ke
terhadap kematian larva.
cawan porselin dan didapatkan ekstrak.
METODE PENELITIAN
Ekstrak dipanaskan pada waterbath

4
dengan suhu 60ºC dalam kondisi diaduk perlakuan terhadap kematian nyamuk

secara terus menerus. Hasil dari akan dianalisis dengan menggunakan uji

pemanasan tersebut akan didapatkan Kruskal Wallis. Selanjutnya dilakukan

ekstrak murni dengan kandungan 100% uji lanjut post-hoc dengan Mann

dan siap digunakan. Whitney.

Uji penelitian menggunakan 750 HASIL DAN PEMBAHASAN

ekor larva dimana 150 ekor larva untuk

uji pendahuluan dan 600 ekor larva

untuk uji penelitian. Uji pendahuluan

tidak dilakukan pengulangan dan uji

penelitian diulang sebanyak 4 kali sesuai

rumus Federer.

Kontrol positif (diberi abate),

kontrol negatif (diberikan Aquadest +

CMC), P1 (konsentrasi ekstrak daun

tembakau 0,025 %), P2 (konsentrasi

ekstrak daun tembakau 0,050%), P3

(konsentrasi ekstrak daun tembakau

0,075%), dan P4 (konsentrasi ekstrak

daun tembakau 0,100%), berlangsung

selama 24 jam dengan empat

pengulangan dan diamati setiap 6 jam.

Analisis data dilakukan secara

bertahap, yaitu diawali dengan uji

normalitas dengan uji Saphiro-Wilk dan

varians homogen (diuji dengan Levene

test), perbedaan pada setiap variabel

5
Tabel 1. Jumlah kematian larva Aedes aegypti pada jam ke 6-24 dengan pemberian
ekstrak daun tembakau (Nicotiana tabacum L.)
Kem
atian
Larv
a
Sete
lah
Dibe
Rata-Rata Kematian
Persentase
pada Kematian pada
Perlakukan/Konse ri
Ekst
rak
Dau
n
Tem
baka
u

P0 (KONTROL -)

Ra
ta-
Ra
ta
Ke
ma
tia
n
Pe
rw
akt
u

Ra
ta-
Ra
ta
Ke
ma
tia
n
Pe
rw
akt
u

Ra
ta-
Ra
ta
Ke
ma
tia

6
n
Pe
rw
akt
u

Ra
ta-
Ra
ta
Ke
ma
tia
n
Pe
rw
akt
u

Ra
ta-
Ra
ta
Ke
ma
tia
n
Pe
rw
akt
u

P6 (KONTROL +)

Ra
ta-
Ra
ta
Ke
ma
tia
n
Pe
rw
akt
u
(Sumber: Data Primer, 2018)

Dilihat pada Tabel 1 tidak dijumpai untuk kelompok perlakuan dijumpai

adanya kematian larva Aedes aegypti pada konsentrasi 0,100%.

pada kelompok kontrol negatif,

sedangkan angka kematian tertinggi

7
Berdasarkan hal tersebut dapat Selanjutnya dilakukan uji post hoc

dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi yang digunakan adalah Mann-Whitney

ekstrak daun tembakau (Nicotiana Tes dapat dilihat di Tabel 2.

tabacum L.) yang diberikan maka Tabel 2. Hasil Uji Post Hoc Mann-
Whitney.
semakin tinggi pula tingkat kematian Mann- Nilai Keterangan
whitney p
larva Aedes aegypti. K- dengan P1 0,013 Berbeda
Bermakna
Berdasarkan hasil uji normalitas K- dengan P2 0,013 Berbeda
Bermakna
K- dengan P3 0,013 Berbeda
dengan menggunakan uji Shapiro-wilk
Bermakna
K- dengan P4 0,011 Berbeda
salah satu kelompok didapatkan hasil Bermakna
K- dengan 0,008 Berbeda
p=0,001 (< 0,05) yang menandakan K+ Bermakna
P1 dengan P2 0,019 Berbeda
distribusi data tidak normal. hasil uji Bermakna
P1 dengan P3 0,019 Berbeda
homogenitas menggunakann Levene test Bermakna
P1 dengan P4 0,017 Berbeda
Bermakna
diperoleh nilai signifikansi p 0,003 (<
P1 dengan 0,013 Berbeda
K+ Bermakna
0,05) dapat diasumsikan data tidak P2 dengan P3 0,019 Berbeda
Bermakna
homogen. Selanjutnya untuk P2 dengan P4 0,017 Berbeda
Bermakna
menganalisa perbedaan pengaruh P2 dengan 0,013 Berbeda
K+ Bermakna
pemberian konsentrasi ekstrak daun P3 dengan P4 0,017 Berbeda
Bermakna
tembakau (Nicotiana tabacum L.) P3 dengan 0,013 Berbeda
K+ Bermakna
P4 dengan 0,317 Tidak Berbeda
terhadap kematian larva Aedes aegypti K+ Bermakna
berbeda bermakna (p < 0,05).
dilakukan uji statistik non parametrik
(Sumber: Data Primer, 2019)
Kruskall-Wallis.
Nilai LC50 ditentukan berdasarkan
Berdasarkan hasil uji non
jumlah kematian larva uji yang
parametrik Kruskal-wallis menunjukkan
didapatkan pada masing-masing
nilai signifikansi p =0,000 (< 0,05)
konsentrasi. Berikut disajikan nilai LC50
sehingga dapat disimpulkan terdapat
pada tiap waktu pengamatan
perbedaan yang bermakna antara setiap
berdasarkan analisis probit.
kelompok perlakuan.

8
Tabel 3. Nilai LC50 dan LC90 larva menyebabkan kematian sebesar
Aedes aegypti.
Waktu LC50 50% dari total larva uji. LT50
No. LC90 (%)
(Jam) (%)
1 6 0,148 0,313 digunakan untuk menentukan
2 12 0,073 0,110
apakah suatu larvasida efektif
3 18 0,064 0,093
4 24 0,052 0,085 untuk digunakan pada waktu
(Sumber: Data Primer, 2019)
24 jam. Berdasarkan uji probit
Data yang diperoleh pada
didapatkan nilai LT50 pada
Tabel 3 menunjukan nilai LC 50
masing-masing konsentrasi
dan LC90 semakin menurun
perlakuan seperti pada tabel
saat pertama pengamatan
berikut:
dimulai pada jam ke-6 hingga
Tabel 4. Nilai LT50 larva Aedes
pada pengamatan Jam ke-24. aegypti pada berbagai
konsentrasi
Hal ini menunjukan bahwa Konsentrasi
No.
(%) LT50 (Jam)
semakin lama pajanan yang 1 0,025 37.084
2 0,050 16.158
menimbulkan kematian larva 3 0,075 9.580
4 0,100 6.826
50% dan 90% dari total larva (Sumber: Data Primer, 2019)
uji, maka dibutuhkan Berdasarkan hasil
konsentrasi yang semakin analisis, didapatkan adanya
sedikit. Hasil dari analisis penurunan LT50 dari
probit lethal concentration konsentrasi terendah ekstrak
yang dilakukan pada masing- daun tembakau (0,025%)
masing waktu pengamatan, sampai konsentrasi tertingginya
terlihat nilai LC50 hingga jam (0,100%). Data tersebut
ke-24 membutuhkan menunjukan bahwa semakin
konsentrasi 0,052%. besar konsentrasi yang
LT50 adalah lama diberikan maka semakin cepat
waktu yang dibutuhkan untuk pula waktu yang dibutuhkan

9
untuk membunuh 50% larva. polifenol dan minyak atsiri. Senyawa

Pada konsentrasi 0,025% tersebut dapat berfungsi merusak sistem

memiliki nilai LT50 yang pernafasan dan saluran cerna.

melebihi batas waktu Kelompok perlakuan yang diberi

pengamatan yaitu 24 Jam. ekstrak daun tembakau dapat diketahui

pada kelompok K- yang dibandingkan


PEMBAHASAN
dengan kelompok P1, P2, P3, dan P4
Pada kelompok kontrol (-) tidak
memiliki nilai p yang berbeda
dijumpai kematian larva Aedes aegypti,
bermakna, dan pada kelompok P4 yang
sedangkan pada konsentrasi 0,100%
dibandingkan dengan K+ memiliki nilai
terlihat angka kematian tertinggi,
p yang tidak berbeda bermakna.
kematian larva mengalami
Hal ini disebabkan perbedaan
peningkatan mulai dari konsenterasi
tingkat kematian larva bervariasi pada
terendah (0,025%) hingga konsenterasi
kelompok K- jika dibandingkan dengan
tertinggi (0,100%). Berdasarkan hal
kelompok P1, P2, P3, P4, dan K+. Hal
tersebut dapat dilihat bahwa semakin
ini dikarenakan tingkat konsentrasi yang
tinggi konsentrasi ekstrak daun
diberikan pada setiap kelompok
tembakau (Nicotiana tabacum L.) yang
perlakuan memiliki perbedaan yang
diberikan maka semakin tinggi pula
signifikan dan dapat diketahui bahwa
tingkat kematian larva Aedes aegypti.
semakin tinggi konsentrasi maka
Penelitian (Wijayanti dkk., 2015)
semakin tinggi tingkat kematian larva.
menunjukan bahwa semakin tinggi
Oleh sebab itu kelompok P4 yang
konsentrasi ekstrak daun tembakau
memiliki tingkat persentase kematian
(Nicotiana tabacum L.) maka semakin
tertinggi yaitu 99% lebih efektif dari
tinggi pula efek larvasidanya, hal
pada kelompok P1, P2, dan P3 yang
tersebut disebabkan karena adanya
tingkat rerata kematian dibawah P4.
kandungan senyawa saponin, alkaloid,
Pada kelompok K+ (abate) jika

10
dibandingkan dengan kelompok P4 Berdasarkan hasil uji probit antara LC50

mempunyai kekuatan yang hampir sama dengan LC90, dapat diketahui bahwa

untuk membunuh larva. Karena pada semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun

konsentrasi 0,100% ekstrak daun tembakau (Nicotiana tabacum L.), maka

tembakau mengandung senyawa optimal semakin tinggi pula jumlah kematian

yang dapat digunakan sebagai larvasida. larva Aedes aegypti. Hal ini dikarenakan

Kematian larva disebabkan semakin besar konsentrasi ekstrak daun

ketidakmampuan larva dalam tembakau, maka semakin besar pula

mendetoksifikasi senyawa toksik yang jumlah kandungan senyawa yang

masuk ke dalam tubuhnya (Yunita, memiliki efek larvasida sehingga dapat

2009). mematikan larva uji (Minarni et al,

2013).
Berdasarkan hasil uji probit lethal
Hasil Uji probit LT50 yaitu waktu
concentration menunjukkan bahwa nilai
yang dibutuhkan ekstrak daun tembakau
LC50 yaitu konsentrasi ekstrak daun
(Nicotiana tabacum L.) dalam
tembakau (Nicotiana tabacum L.) yang
membunuh larva Aedes aegypti sebesar
dibutuhkan untuk membunuh larva
50% larva dengan konsentrasi 0,025%,
Aedes aegypti sebesar 50% dalam waktu
0,050%, 0,075% dan 0,100% secara
6, 12, 18 dan 24 jam secara berturut-
berturut-turut membutuhkan waktu
turut adalah 0,148%, 0,073%, 0,064%
selama 37.084 jam, 16.158 jam, 9.580
dan 0,052%. sementara itu nilai LC90
jam dan 6.826 jam. Sehingga pemberian
yaitu konsentrasi ekstrak daun tembakau
ekstrak daun tembakau (Nicotiana
(Nicotiana tabacum L.) yang dapat
tabacum L.) dari segi waktu efektif jika
menyebabkan kematian larva Aedes
dipakai sebagai larvasida terhadap larva
aegypti sebesar 90% dalam waktu 6, 12,
Aedes aegypti instar III. Berdasarkan
18 dan 24 jam secara berturut-turut yaitu
hasil uji probit lethal concentration,
0,313%, 0,110%, 0,093% dan 0,085%.
dapat diketahui bahwa semakin tinggi

11
konsentrasi yang diberikan pada larva 2015. "Community-
Effectiveness of Temephos for
uji, maka semakin banyak kandungan Dengue Vector Control: A
Systematic Literature
kimia yang terpajan pada larva uji, Review". PLoS Neglected
Tropical Diseases. doi:
sehingga waktu yang dibutuhkan untuk 10.1371/journal.pntd.0004006.

membunuh larva menjadi semakin Handayani, S. W., Prastowo, D., Boesri,


H., Oktsariyanti, A. &
cepat. Joharina, A. S., 2018.
"Efektivitas Ekstrak Daun
KESIMPULAN Tembakau (Nicotiana
tabacum L) dari Semarang,
Ekstrak daun tembakau (Nicotiana Temanggung, dan Kendal
Sebagai Larvasida Aedes
tabacum L.) menunjukkan adanya aegypti L". Balaba: jurnal
litbang pengendalian penyakit
pengaruh terhadap mortalitas larva bersumber binatang
banjarnegara. doi:
Aedes aegypti instar III dan Dosis efektif 10.22435/blb.v14i1.293.

ekstrak daun tembakau (Nicotiana Kementerian Kesehatan RI. 2018. Riset


Kesehatan Dasar Tahun 2018.
tabacum L.) dalam membunuh larva Available
at:http://labdata.litbang.depkes
Aedes aegypti yaitu pada konsentrasi .go.id/riset-badan-
litbangkes/menu-
0,100%. riskesnas/menu-riskesdas.

Minarni, E., Armansyah, T. & Hanafiah,


A., 2013. Daya Larvasida
DAFTAR PUSTAKA Perasan Etil Asetat Daun
Kemuning (Murraya
Azlina, A., Adrial, Anas, E. 2016. paniculata (L) Jack) Terhadap
"Hubungan Tindakan Larva Nyamuk Aedes aegypti,
Pemberantasan Sarang Jurnal Medical Veterinaria,
Nyamuk Dengan Keberadaan vol.7, no.1, hlm. 27–29.
Larva vektor DBD di
Kelurahan Lubuk Buaya". Septianto, A. 2014. "Hubungan Antara
Jurnal Kesehatan Andalas. Praktik Pemberantasan Sarang
Nyamuk (Psn) Dengan
Bestari, Rochmadina Suci dan Purnama, Keberadaan Jentik Nyamuk
Parulian Siahaan. 2018. Aedes Aegypti Di Rw 7
"Hubungan Tingkat Pengetahuan Kelurahan Sukorejo
dan Perilaku Mahasiswa Tentang Kecamatan Gunungpati Kota
Pemberantasan Sarang Nyamuk Semarang". Unnes J Public.
(PSN) Demam Berdarah Dengue Sudoyo, A. 2014. Buku Ajar Ilmu
(DBD) Terhadap Keberadaan Penyakit Dalam Edisi V.
Jentik Aedes Aegypti". Jurnal Jakarta: PPDS FKUI.
Biomedika, Vol. 10, No. 1.
Vasantha, S. P., Senthil, N. S.,
George, L.,Toledo, J. & Lenhart, A., Ponsankar, A. & Thanigaivel,
A., 2017. "Comparative

12
analysis of mosquito (Diptera: Toksisitas Daun Tembakau
Culicidae: Aedes aegypti (Nicotiana tabacum L.)
Liston) responses to the Dengan Metode Maserasi
insecticide Temephos and Terhadap Mortalitas Culex
plant derived essential oil quinquefasciatus. Jurnal
derived from Piper betle L.". Kesehatan Masyarakat,
Ecotoxicology and Januari, Vol. 3 nomor 1.
Environmental Safety. doi:
10.1016/j.ecoenv.2017.01.026. Yunita, E. A., Suprapti, N. H. &
Hidayat, J. W., 2009. Pengaruh
WHO. 2016. Dengue and severe Ekstrak daun Teklan
dengue, WHO international (eupatorium riparium)
media factsheet. terhadap Mortalitas dan
Perkembangan Larva Aedes
Wijayanti, M. P., Yuliawati, S. & aegypti. BIOMA, Juni,
Hestiningsih, R., 2015. Uji 11(1410-8801), pp. 11-17.

13

Anda mungkin juga menyukai