)
DALAM ETANOL 96% TERHADAP MORTALITAS
LARVA Aedes aegypti
Oleh:
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
Pembimbing Utama
NIK. 1769
2
PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, yang tertulis
dalam naskah ini kecuali telah disebutkan dalam daftar pustaka.
Farid Santya Budi, Rochmadina Suci Bestari, Devi Usdiana, Febrian Dwi Cahyo
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Korespondensi: Febrian Dwi Cahyo . Alamat email: fdcahyo85@gmail.com
ABSTRAK
Daun tembakau dapat digunakan sebagai larvasida karena memiliki kandungan alkaloid,
saponin, polifenol dan minyak atsiri yang dapat mengakibatkan kematian larva dengan cara
merusak sistem saraf dan sistem perncernaan larva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
daya bunuh ekstrak daun tembakau (Nicotiana tabacum L.) dalam etanol 96% terhadap larva
Aedes aegypti dan mengetahui konsentrasi yang efektif untuk membunuh larva. Penelitian ini
bersifat eksperimental laboratorium murni yaitu memberikan perlakuan ekstrak daun tembakau
(Nicotiana tabacum L.) terhadap larva Aedes aegypti dengan metode post test only controlled
group design. Terdapat 600 Larva Aedes aegypti instar III secara acak dibagi menjadi 6
kelompok (0,025%, 0,050%, 0,075%, 0,100%, aquadest + CMC sebagai kontrol negatif serta
abate sebagai kontrol positif). Penelitian ini menggunakan 4 pengulangan setiap kelompoknya
diamati setiap 6 jam selama 24 jam. Berdasarkan hasil uji statistika non parametrik Kruskal-
Wallis diperoleh nilai p = 0,000 yang artinya terdapat perbedaan efek larvasida yang signifikan
antar kelompok. Berdasarkan hasil uji Post Hoc Mann-whitney, empat konsentrasi memiliki
perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kontrol negatif, sedangkan jika dibandingkan
dengan kontrol positif abate, konsentrasi 0,100% yang berbeda tidak bermakna. Hal ini
menunjukkan bahwa konsentrasi 0,100% efektif membunuh larva Aedes aegypti. Ekstrak daun
tembakau (Nicotiana tabacum L.) efektif dalam membunuh larva Aedes aegypti.
ABSTRACT
Tobacco leaf can be used as larvaside because it has alkaloid, saponin, polifenol and
essential oil which can conduct larva’s death by corrupting nervous and dygestive larva’s system.
This research aims to discover the exterminating power of extract tobacco leaf (Nicotiana
tabacum L.) under ethanol 96% against Aedes aegypti larva and the effective concentration to
eradicate larva. The research is true experimental research that cast tobacco leaf extract
(Nicotiana tabacum L.) against Aedes aegypti larva using post test only controlled group design
method. There were 600 Aedes aegypti larvas instar III randomly divided into 6 groups (0,025%,
0,050%, 0,075%, 0,100%, aquadest + CMC as negative control group, and abate as postive
control group). The research uses 4 repetition each group was observed every 6 hours for a day
and repeated four times. Based on statistic test using non parametric Kruskal-Wallis it was
obtained p value = 0,000 which meaned there was significant antaside effect between groups. Post
Hoc Mann-whitney showed four concentratrion group had significat differential comapred with
negative control, while there was no differentiation compared with postive control abate 0,100%.
Those showed concentration of 0.100% effectively kills Aedes aegypti larvae. Extract tobacco leaf
(Nicotiana tabacum L.) effectively kills Aedes aegypti larvae.
1
PENDAHULUAN . Penyakit
De ini dapat
mam menyerang
Dengue dengan
(DBD) tanda
dan berupa
Demam panas
Dengue tinggi,
(DD) perdarahan
penyakit mengakiba
infeksi tkan
yang kematian,
disebabka Penyakit
virus menyebab
yang dan
ditularkan prevalensi
gigitan meningkat
nyamuk setiap
Aedes tahun
aegypti (Sudoyo,
albopictus
2
Indonesia merupakan salah satu perbaikan dalam 10 tahun terakhir,
negara endemis DBD yang berarti namun upaya preventif belum berhasil
2016). Jumlah kasus DBD di Indonesia paling efektif untuk mencegah DBD
48.905 orang dan 376 orang diantaranya cara, misalnya program yang disarankan
sementara tahun ini telah mencapai 3M plus. kegiatan lain yang mendukung
ini. Di Jawa Tengah, sepanjang tahun (Bestari & Purnama, 2018). Larvasida
16.401 orang. Dari jumlah tersebut, 279 adalah larvasida sintetis berupa butiran
orang diantaranya meninggal dunia dan pasir temephos 1% yang dikenal dengan
angka kesakitan sebesar 4,95 per 10.000 nama abate, abate terbukti efektif
tahun 2008 yang hanya sebesar 3,37 per dengan angka mortalitas larva mencapai
3
tercemarnya lingkungan serta Penelitian ini bersifat
lainnya (selain manusia) yang kontak menggunakan metode post test only
berbagai tanaman salah satunya tanaman Salatiga, Jawa Tengah. Subjek yang
sebagai larvasida karena daun tembakau larva Aedes aegypti instar III.
polifenol dan minyak atsiri. Senyawa- tabacum L.) yang sudah dikeringkan
pada larva nyamuk dengan cara merusak daun tembakau (Nicotiana tabacum L.)
sistem saraf dan sistem perncernaan dan ditambahkan pelarut etanol 96%
larva nyamuk (Handayani dkk., 2018). dengan rasio bahan pelarut 1:3 untuk
4
dengan suhu 60ºC dalam kondisi diaduk perlakuan terhadap kematian nyamuk
secara terus menerus. Hasil dari akan dianalisis dengan menggunakan uji
ekstrak murni dengan kandungan 100% uji lanjut post-hoc dengan Mann
rumus Federer.
5
Tabel 1. Jumlah kematian larva Aedes aegypti pada jam ke 6-24 dengan pemberian
ekstrak daun tembakau (Nicotiana tabacum L.)
Kem
atian
Larv
a
Sete
lah
Dibe
Rata-Rata Kematian
Persentase
pada Kematian pada
Perlakukan/Konse ri
Ekst
rak
Dau
n
Tem
baka
u
P0 (KONTROL -)
Ra
ta-
Ra
ta
Ke
ma
tia
n
Pe
rw
akt
u
Ra
ta-
Ra
ta
Ke
ma
tia
n
Pe
rw
akt
u
Ra
ta-
Ra
ta
Ke
ma
tia
6
n
Pe
rw
akt
u
Ra
ta-
Ra
ta
Ke
ma
tia
n
Pe
rw
akt
u
Ra
ta-
Ra
ta
Ke
ma
tia
n
Pe
rw
akt
u
P6 (KONTROL +)
Ra
ta-
Ra
ta
Ke
ma
tia
n
Pe
rw
akt
u
(Sumber: Data Primer, 2018)
7
Berdasarkan hal tersebut dapat Selanjutnya dilakukan uji post hoc
tabacum L.) yang diberikan maka Tabel 2. Hasil Uji Post Hoc Mann-
Whitney.
semakin tinggi pula tingkat kematian Mann- Nilai Keterangan
whitney p
larva Aedes aegypti. K- dengan P1 0,013 Berbeda
Bermakna
Berdasarkan hasil uji normalitas K- dengan P2 0,013 Berbeda
Bermakna
K- dengan P3 0,013 Berbeda
dengan menggunakan uji Shapiro-wilk
Bermakna
K- dengan P4 0,011 Berbeda
salah satu kelompok didapatkan hasil Bermakna
K- dengan 0,008 Berbeda
p=0,001 (< 0,05) yang menandakan K+ Bermakna
P1 dengan P2 0,019 Berbeda
distribusi data tidak normal. hasil uji Bermakna
P1 dengan P3 0,019 Berbeda
homogenitas menggunakann Levene test Bermakna
P1 dengan P4 0,017 Berbeda
Bermakna
diperoleh nilai signifikansi p 0,003 (<
P1 dengan 0,013 Berbeda
K+ Bermakna
0,05) dapat diasumsikan data tidak P2 dengan P3 0,019 Berbeda
Bermakna
homogen. Selanjutnya untuk P2 dengan P4 0,017 Berbeda
Bermakna
menganalisa perbedaan pengaruh P2 dengan 0,013 Berbeda
K+ Bermakna
pemberian konsentrasi ekstrak daun P3 dengan P4 0,017 Berbeda
Bermakna
tembakau (Nicotiana tabacum L.) P3 dengan 0,013 Berbeda
K+ Bermakna
P4 dengan 0,317 Tidak Berbeda
terhadap kematian larva Aedes aegypti K+ Bermakna
berbeda bermakna (p < 0,05).
dilakukan uji statistik non parametrik
(Sumber: Data Primer, 2019)
Kruskall-Wallis.
Nilai LC50 ditentukan berdasarkan
Berdasarkan hasil uji non
jumlah kematian larva uji yang
parametrik Kruskal-wallis menunjukkan
didapatkan pada masing-masing
nilai signifikansi p =0,000 (< 0,05)
konsentrasi. Berikut disajikan nilai LC50
sehingga dapat disimpulkan terdapat
pada tiap waktu pengamatan
perbedaan yang bermakna antara setiap
berdasarkan analisis probit.
kelompok perlakuan.
8
Tabel 3. Nilai LC50 dan LC90 larva menyebabkan kematian sebesar
Aedes aegypti.
Waktu LC50 50% dari total larva uji. LT50
No. LC90 (%)
(Jam) (%)
1 6 0,148 0,313 digunakan untuk menentukan
2 12 0,073 0,110
apakah suatu larvasida efektif
3 18 0,064 0,093
4 24 0,052 0,085 untuk digunakan pada waktu
(Sumber: Data Primer, 2019)
24 jam. Berdasarkan uji probit
Data yang diperoleh pada
didapatkan nilai LT50 pada
Tabel 3 menunjukan nilai LC 50
masing-masing konsentrasi
dan LC90 semakin menurun
perlakuan seperti pada tabel
saat pertama pengamatan
berikut:
dimulai pada jam ke-6 hingga
Tabel 4. Nilai LT50 larva Aedes
pada pengamatan Jam ke-24. aegypti pada berbagai
konsentrasi
Hal ini menunjukan bahwa Konsentrasi
No.
(%) LT50 (Jam)
semakin lama pajanan yang 1 0,025 37.084
2 0,050 16.158
menimbulkan kematian larva 3 0,075 9.580
4 0,100 6.826
50% dan 90% dari total larva (Sumber: Data Primer, 2019)
uji, maka dibutuhkan Berdasarkan hasil
konsentrasi yang semakin analisis, didapatkan adanya
sedikit. Hasil dari analisis penurunan LT50 dari
probit lethal concentration konsentrasi terendah ekstrak
yang dilakukan pada masing- daun tembakau (0,025%)
masing waktu pengamatan, sampai konsentrasi tertingginya
terlihat nilai LC50 hingga jam (0,100%). Data tersebut
ke-24 membutuhkan menunjukan bahwa semakin
konsentrasi 0,052%. besar konsentrasi yang
LT50 adalah lama diberikan maka semakin cepat
waktu yang dibutuhkan untuk pula waktu yang dibutuhkan
9
untuk membunuh 50% larva. polifenol dan minyak atsiri. Senyawa
10
dibandingkan dengan kelompok P4 Berdasarkan hasil uji probit antara LC50
mempunyai kekuatan yang hampir sama dengan LC90, dapat diketahui bahwa
untuk membunuh larva. Karena pada semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun
yang dapat digunakan sebagai larvasida. larva Aedes aegypti. Hal ini dikarenakan
2013).
Berdasarkan hasil uji probit lethal
Hasil Uji probit LT50 yaitu waktu
concentration menunjukkan bahwa nilai
yang dibutuhkan ekstrak daun tembakau
LC50 yaitu konsentrasi ekstrak daun
(Nicotiana tabacum L.) dalam
tembakau (Nicotiana tabacum L.) yang
membunuh larva Aedes aegypti sebesar
dibutuhkan untuk membunuh larva
50% larva dengan konsentrasi 0,025%,
Aedes aegypti sebesar 50% dalam waktu
0,050%, 0,075% dan 0,100% secara
6, 12, 18 dan 24 jam secara berturut-
berturut-turut membutuhkan waktu
turut adalah 0,148%, 0,073%, 0,064%
selama 37.084 jam, 16.158 jam, 9.580
dan 0,052%. sementara itu nilai LC90
jam dan 6.826 jam. Sehingga pemberian
yaitu konsentrasi ekstrak daun tembakau
ekstrak daun tembakau (Nicotiana
(Nicotiana tabacum L.) yang dapat
tabacum L.) dari segi waktu efektif jika
menyebabkan kematian larva Aedes
dipakai sebagai larvasida terhadap larva
aegypti sebesar 90% dalam waktu 6, 12,
Aedes aegypti instar III. Berdasarkan
18 dan 24 jam secara berturut-turut yaitu
hasil uji probit lethal concentration,
0,313%, 0,110%, 0,093% dan 0,085%.
dapat diketahui bahwa semakin tinggi
11
konsentrasi yang diberikan pada larva 2015. "Community-
Effectiveness of Temephos for
uji, maka semakin banyak kandungan Dengue Vector Control: A
Systematic Literature
kimia yang terpajan pada larva uji, Review". PLoS Neglected
Tropical Diseases. doi:
sehingga waktu yang dibutuhkan untuk 10.1371/journal.pntd.0004006.
12
analysis of mosquito (Diptera: Toksisitas Daun Tembakau
Culicidae: Aedes aegypti (Nicotiana tabacum L.)
Liston) responses to the Dengan Metode Maserasi
insecticide Temephos and Terhadap Mortalitas Culex
plant derived essential oil quinquefasciatus. Jurnal
derived from Piper betle L.". Kesehatan Masyarakat,
Ecotoxicology and Januari, Vol. 3 nomor 1.
Environmental Safety. doi:
10.1016/j.ecoenv.2017.01.026. Yunita, E. A., Suprapti, N. H. &
Hidayat, J. W., 2009. Pengaruh
WHO. 2016. Dengue and severe Ekstrak daun Teklan
dengue, WHO international (eupatorium riparium)
media factsheet. terhadap Mortalitas dan
Perkembangan Larva Aedes
Wijayanti, M. P., Yuliawati, S. & aegypti. BIOMA, Juni,
Hestiningsih, R., 2015. Uji 11(1410-8801), pp. 11-17.
13