Anda di halaman 1dari 12

Farmaka

Volume 20 Nomor 3 63

ARTIKEL REVIEW : MEKANISME KERJA BAHAN PENYUSUN UTAMA


ANTISEPTIK DAN DESINFEKTAN DALAM MENURUNKAN RISIKO
PENULARAN COVID-19 BAGI TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

Mey D. Ivanka*, Irma M. Puspitasari

Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran


Mey17001@mail.unpad.ac.id
diserahkan 09/06/2022, diterima 28/11/2022

ABSTRAK

Pandemi yang terjadi secara merata di seluruh negara sangat meresahkan kehidupan masyarakat serta
menimbulkan kekhawatiran yang sangat mendalam. Covid-19 dengan tingkat penularan dan penyebaran
yang sangat tinggi ini dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup bersih dengan menjaga kebersihan
diri sendiri dan lingkungan sekitar. Salah satu upaya pada pencegahan penularan virus corona ini yaitu
dengan menggunakan antiseptik dan desinfektan. Metode yang digunakan pada artikel review ini
adalah melalui pencarian data ilmiah yang dilakukan secara online pada database PubMed, Science
Direct, Research Gate dan Google Scholar dengan kata kunci “Antiseptik”, “Desinfektan”, “Mekanisme
Antiseptik”, “Bahan Penyusun Antiseptik”. Berdasarkan hasil penelusuran dan pengumpulan data
tersebut diketahui bahwa terdapat berbagai macam golongan antiseptik dan desinfektan yang ada
dengan konsentrasi optimumnya masing-masing. WHO juga telah merekomendasikan antiseptik
dan desinfektan yang dianggap paling aman untuk digunakan yaitu golongan alkohol namun dalam
penggunaanya harus tetap memperhatikan efek samping yang dapat terjadi.
Kata Kunci: Mekanisme Antiseptik, Covid-19, Desinfektan, Bahan Penyusun Antiseptik.

ABSTRACT

The pandemic that occurs evenly throughout the country is very disturbing to people's lives and causes
a very deep impact. Covid-19 with its very high spread and spread can prevent it by implementing a
clean lifestyle by maintaining personal hygiene and the surrounding environment. One of the efforts
to prevent the transmission of the corona virus is by using antiseptics and disinfectants. The method
used in this review article is through an online search for scientific data in the PubMed, Science
Direct, Research Gate and Google Scholar databases with the keywords “Antiseptic”, “Disinfectant”,
“Antiseptic Mechanism”, “Antiseptic Composition Material”. The results of the search and data
collection show that there are various types of antiseptics and disinfectants available with their
respective optimal concentrations. WHO has also recommended antiseptics and disinfectants that are
considered the safest to use, namely the alcohol group, but in their use they must pay attention to the
effects that can occur.
Keywords: Antiseptic Mechanism, Covid-19, Disinfectant, Antiseptic Composition Material.

PENDAHULUAN menimbulkan gejala terlebih dahulu serta gejala


Novel coronavirus disease 2019 atau yang yang dialami dapat berupa gejala ringan ataupun
sering disebut COVID-19 merupakan penyakit berat (WHO, 2020).
atau wabah yang muncul pertama kali pada Kasus pertama yang muncul pada
akhir tahun 2019 yang diketahui menyerang Desember tahun 2019 dilaporkan muncul pertama
sistem pernapasan manusia dengan atau tanpa kali didaerah Wuhan, Provinsi Hubei, Republik
Farmaka
Volume 20 Nomor 3 64

Rakyat Cina (RRC). Kasus ini memiliki ciri khas potensi utama sebagai rute atau jalan masuknya
dan karakteristik yang sama dengan penyakit SARS-CoV-2 menuju saluran pernapasan. SARS-
Pneumonia yang menyerang paru-paru dan sistem CoV-2 dideteksi pula di jaringan gastrointestinal
pernapasan (Huang C et al, 2020). dari pasien yang terinfeksi COVID-19 (Xia J et
Setelah dianalisis dari sampel yang diambil al, 2020).
pada saluran pernapasan, Centers of Disease Pada umumnya gejala yang timbul pada
Control (CDC) mengumumkan bahwa penyakit individu yang terinfeksi SARS-CoV- 2 dapat
tersebut merupakan Pneumonia yang kemudian berupa demam, batuk, dyspnea, letih, lelah,
diketahui sebagai Novel Coronavirus Pneumonia mengeluarkan lendir, sakit kepala dan banyak
(NCP) yang disebabkan oleh Novel Coronavirus lagi. Gejala ini muncul dihari ketiga hingga
(Huang C et al, 2020). empat namun disebagian individu mungkin tidak
WHO secara resmi mengumumkan merasakan gejala yang sama dengan individu lain
nama dari penyakit tersebut yaitu COVID-19. yang terinfeksi (Zhang L, 2020).
International Comittee on Taxonomy of Viruses Beberapa pengobatan yang diteliti memiliki
(ICTV) menamai dengan virus severe acute efek yang diduga mampu menurunkan aktivitas
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS- dari COVID-19 serta upaya pemerintah dalam
CoV-2). Virus ini merupakan golongan menurunkan nilai penularan serta angka kematian
β-coronavirus, virus dengan kelas besar yang akibat COVID-19. Namun untuk menjaga
umum hidup di alam. Perbandingan antara virus serta mencegah terjadinya penularan akibat
SARS-CoV-2 dengan MERS yaitu virus ini COVID-19 Pemerintah tetap menganjurkan
dapat dengan cepat menempel dan menginfeksi untuk melakukan beberapa Langkah yang dapat
meskipun dengan tingkat kematian yang rendah menurunkan resiko penularan COVID-19, Salah
(Liu Y et al, 2020). satunya yaitu menjaga kebersihan tangan dengan
Coronavirus adalah virus RNA rantai mencuci tangan atau menggunakan antiseptik dan
tunggal yang memiliki diameter 80 - 120 nm serta desinfektan (WHO, 2020).
terbagi dalam 4 tipe virus yaitu α, β, δ, g dengan Peran tenaga kesehatan sangat penting
masing-masing penamaan virus tersebut yaitu dalam penanganan dan pelayanan Kesehatan
α-coronavirus (α-COV), β-coronavirus (βCOV), baik di Rumah Sakit maupun di Unit Pelayanan
δ-coronavirus (δ-COV) and γ - coronavirus Kesehatan lainnya, untuk itu perlu adanya
(γ-COV) (Chan JF et al, 2013). pencegahan supaya tenaga Kesehatan tersebut
Penularan COVID-19 dapat dengan terhindar dari Covid-19 dalam melaksanakan
cepat melalui rute utama yaitu droplets saluran tugasnya dan tetap dapat melayani Kesehatan
pernapasan dan juga kontak langsung. Individu masyarakat.
yang berinteraksi atau kontak langsung dengan Penggunaan antiseptik sebagai pengganti
individu yang terinfeksi COVID-19 memiliki langkah mencuci tangan sangat penting dan wajib
resiko yang lebih besar diibanding penularan dilakukan oleh Tenaga Kesehatan untuk dapat
melalui droplets saluran pernapasan (Geneva, menjaga serta mengurangi resiko penularan virus
2020). baik dari COVID-19 ataupun penyakit lainnya
Berdasarkan bukti penelitian bioinformatika yang dapat tertular dari pasien (WHO, 2020).
mengindikasi bahwa saluran pencernaan memiliki
Farmaka
Volume 20 Nomor 3 65

METODE frekuensi bersentuhan dengan permukaan benda


Metode yang digunakan pada artikel review juga merupakan langkah penting mengurangi
ini adalah melalui pencarian data ilmiah yang risiko penularan SARS-CoV2 atau dapat
dilakukan secara online pada database PubMed, dilakukan pembersihan furnitur atau benda-benda
Science Direct, Research Gate dan Google menggunakan desinfektan (WHO, 2010).
Scholar dengan kata kunci yakni “Antiseptik”, Mencegah penularan dapat dengan
“Desinfektan”, “Mekanisme Antiseptik”, “Bahan membunuh bibit penyakit yang hidup disekitar
Penyusun Antiseptik”. baik yang hidup pada benda hidup maupun yang
hidup pada benda mati. Bibit penyakit yang
HASIL DAN PEMBAHASAN hidup pada benda hidup dapat dimusnahkan
Penggunaan Antiseptik dan Desinfektan menggunakan antiseptik sedangkan bibit penyakit
sangat penting karena dinilai ampuh dalam yang hidup pada benda mati dapat dimusnahkan
menurunkan resiko penularan COVID-19 (WHO, menggunakan desinfektan (Ashraf S, 2017).
2020). Desinfektan yang dapat bekerja secara
Menjaga jarak kontak dengan menggunakan optimal merupakan desinfektan yang dapat
masker, penutup kepala, dan sarung tangan sangat menginaktivasi bibit penyakit, memiliki spektrum
dianjurkan sebagai bentuk pencegahan selain luas, serta tidak dipengaruhi aktivitasnya
itu mencuci tangan merupakan pencegahan oleh bahan organik, suhu, pH maupun tingkat
utama untuk mengurangi penularan COVID-19 kelembaban. Desinfektan yang ideal juga tidak
agar penularan melalui permukaan tangan dapat memiliki daya toksisitas pada hewan maupun
dihindari sehingga bagian mata tetap dapat manusia, tidak bersifat korosif,maupun bersifat
terlindungi sebagai media masuknya virus (WHO, biodegradable, serta dapat menghilangkan bau
2009). yang tidak enak maupun meninggalkan bekas
Mencuci tangan sangat dianjurkan saat noda (Butcher W, 2010).
setelah batuk atau bersin, setelah berpergian dari Antiseptik dan desinfektan secara luas
tempat umum, sebelum menyiapkan makanan, digunakan di rumah sakit dan pusat kesehatan lain
sebelum dan setelah makan, setelah menggunakan baik dalam bentuk topikal untuk kulit maupun
toilet atau setelah memegang binatang. Untuk digunakan pada permukaan yang keras. Antiseptik
individu yang jarang mencuci tangan maka dan desinfektan sangat penting digunakan sebagai
memiliki risiko penularan yang lebih tinggi partikulat yang dapat mengendalikan penularan
terhadap penularan infeksi COVID-19 (WHO, infeksi serta sebagai pencegahan infeksi
2020). nosokomial (Block S, 1991).
Kebersihan tangan yang ideal dapat dilihat Mekanisme kerja yang terjadi pada
dengan cara mencuci tangan yang baik dan benar antiseptik dan desinfektan melalui interaksi
dengan menggunakan air dan sabun dengan atau dengan permukaan dengan penetrasi kedalam sel
tanpa bahan dasar alkohol atau hanya dengan dan aktif bekerja pada tempat target. Mekanisme
menggunakan air (WHO, 2020). kerja dari antimikroba dengan berbagai jenis
Kebersihan lingkungan sekitar juga sangat penyusun baik itu kimia maupun alami sama
perlu diperhatikan untuk melindungi diri dari yaitu dengan menempel pada dinding sel lalu
paparan virus terutama SARS-CoV-2. Mengurangi kemudian aktif ditempat target (Cuervo P, 2015).
Farmaka
Volume 20 Nomor 3 66

Mekanisme aksi antimikroba dari berbagai bahan baik itu bakteri maupun virus. Mekanisme kerja
yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan antiseptik dan desinfektan tersebut tergantung
terdapat pada Tabel 1. pada besaran konsentrasi yang masing – masing
Sejumlah metode atau teknik tersedia senyawa untuk dapat menghasilkan aksi sebagai
untuk dapat mempelajari terkait mekanisme kerja antiseptik maupun desinfektan.
antiseptik dan desinfektan pada mikroorganisme
Tabel 1. Jenis senyawa antiseptik dan desinfektan beserta mekanisme aksi

Golongan Senyawa Mekanisme Aksi


Alkohol Etanol Membunuh bakteri dengan melarutkan dinding sel dan
Isopronol mendenaturasi protein bakteri.

Aldehid Glutaraldehid Membentuk ikatan yang kuat dengan lapisan luar sel,
terutama dengan gugus amino yang tidak terprotonasi
pada permukaan sel.
Formaldehid Menginaktivasi mikroorganisme dengan mengalkilasi
gugus amino dan gugus sulfhidril protein dan cincin
nitrogen pada basa purin.
Anilida Anilida Mengadsorbsi dan menghancurkan bagian semi permeabel
dari membran sitoplasma.
Biguanida Klorheksidin Merusak membran sel mikroba dengan mengkoagulasi
protein sitoplasma.
Bisfenol Triklosan Menghambat biosintesis lipid dengan mengikat enzim
enoyl-acyl carrier protein reductase (ENR) yeng
mencegah sintesis asam lemak yang diperlukan untuk
produksi lipid dalam mikroba.
Diamida Propamidin Menghambat pengambilan oksigen dan menginduksi
kebocoran asam amino pada mikroba.
Dibromopropamidin
Fenol Fenol dan Kresol Menginduksi kebocoran partikulat intraselular dan
menginduksi kerusakan membran.
Halogen Klorin Agen Halogen dapat dengan cepat menembus ke dalam
mikroorganisme dan menyerang inti protein khususnya
Iodin
asam amino sistein dan metionin serta dapat menyerang
nukleotikda, dan asam lemak yang berujung pada
kematian sel.
Halofenol Kloroksilenol Gugus hidroksil dari molekul kloroksilenol mengikat
protein tertentu pada membran sel bakteri dan
mengganggu aktivitas membran yang memungkinkan
terjadinya kebocoran pada isi sel bakteri.
Logam Berat Perak Nitrat Mengikat ion perak bebas pada jaringan protein yang
menyebabkan pengendapan dan penyumbatan dari
pembuluh darah.
Merkuri Klorida Meningkatkan resistensi pembuluh darah dengan
menginduksi pembengkakan sel endotel.
Peroksigen Hidrogen Peroksida Bekerja dengan menghasilkan radikal bebas hidroksil
yang merusak dan dapat menyerang membran lipid, DNA,
dan komponen sel lainnya.
Senyawa Amonium Setrimida Setrimida mempengaruhi permeabilitas membran yang
Kuarterner memungkinkan terjadinya kebocoran organ sel yang
menyebakan kematian sel.
Benzalkonium Klorida Benzalkonium Klorida merupakan senyawa bermuatan
kationik yang dapat menginduksi kematian bakteri dengan
menarik ke membran bakteri yang bermuatan negative.
Farmaka
Volume 20 Nomor 3 67

Alkohol (William et al, 2015).


Dalam bidang Kesehatan alkohol banyak Data menunjukkan bahwa 1,0% hingga
digunakan terutama senyawa etil alkohol atau 1,5% glutaraldehid adalah konsentrasi efektif
yang sering disebut Etanol dan Isopropil Alkohol. minimal (MEC) untuk larutan glutaraldehid 2%
Jenis alkohol ini dapat dengan cepat bersifat atau lebih besar bila digunakan sebagai disinfektan
bakterisida dan bakteriostatik terhadap bentuk- tingkat tinggi (William et al, 2015).
bentuk mikroorganisme. Alkohol juga bersifat Formaldehida merupakan desinfektan yang
virusidal. dapat digunakan baik dalam bentuk cair maupun
Etanol merupakan golongan alkohol yang gas. Larutan formaldehida dengan konsentrasi
efektif digunakan sebagai antiseptik. Etanol umum 34% - 38% menunjukan aktivitas
bekerja dengan mengendapkan protein bakteri. bakterisida, tuberkulosida, fungisida, virusida dan
Etanol dapat menyebabkan iritasi sehingga tidak sporisida (OSHA, 2002).
bisa digunakan pada membran mukosa, serta Formaldehida adalah bahan kimia yang
pada jaringan kulit yang terbuka karena dapat sangat reaktif yang berinteraksi dengan protein,
menyebabkan rasa terbakar pada kulit (Morton, RNA, dan DNA serta memiliki kemampuan untuk
1983). menembus ke bagian dalam spora bakteri (OSHA,
Beberapa penelitian membuktikan bahwa 2002).
golongan alkohol efektif bekerja optimum
sebagai bakterisida pada konsentrasi 60-90% Anilida
serta alkohol sebagai virusidal bekerja optimum Anilida merupakan senyawa yang memiliki
pada konsentrasi diatas 50% (Li Y et al, 2001). fungsi utama sebagai antiseptik, namun anilida
jarang digunakan dalam bidang klinik. Trikloroban
Aldehida merupakan senyawa turunan anilida yang sering
Glutaraldehid merupakan senyawa digunakan dalam sabun ataupun deodorant. TCC
golongan aldehid yang digunakan sebagai memiliki mekanisme kerja efektif pada bakteri
desinfektan, serta digunakan pada suhu rendah gram positive namun kurang efektif pada bakteri
untuk desinfeksi dan sterilisasi peralatan operasi. gram negative dan jamur. Anilida bekerja dengan
Glutaraldehid memiliki spektrum yang luas mengadsorbsi kemudian menghancurkan bagian
sehingga dapat menginaktivasi mikroorganisme semi permeabel dari membrane sitoplasma
dengan efektif (Morton, 1983). (Fakunaga N, 2015).
Larutan glutaraldehid dalam air bersifat Triclocarban (TCC) merupakan antibakteri
asam dan umumnya tidak bersifat sporisidal. banyak digunakan dalam produk perawatan
Glutaraldehid aktif menjadi sporisidal dengan pribadi. TCC memiliki persistensi lingkungan
menggunakan zat alkalinasi pada pH 7,5-8,5. yang tinggi. Beberapa penelitian yang mengukur
Setelah diaktifkan, larutan ini memiliki masa konsentrasi urin manusia 0-72 jam setelah
simpan minimal 14 hari karena polimerisasi mandi dengan sabun batangan komersial yang
molekul glutaraldehid pada tingkat pH basa. mengandung 0,6% TCC efektif dalam membunuh
Polimerisasi ini memblokir situs aktif (gugus mikroorganisme (Nils Helge et al, 2012).
aldehida) dari molekul glutaraldehida yang
bertanggung jawab atas aktivitas biosidalnya
Farmaka
Volume 20 Nomor 3 68

Biguanida Diamidin
Kloroheksidin merupakan senyawa Diamidin merupakan asam
golongan biguanida yang secara luas telah isetionat dari dua senyawa, propamidine
banyak digunakan dalam produk antiseptik, (4,4 diaminodiphenoxypropane) dan
produk-produk antiseptik tersebut berupa pencuci dibromopropamidine (2,2-dibromo-4,4-
tangan serta diguanakan sebagai desinfektan. diamidinodiphenoxypropane), telah banyak
Kloroheksidin memiliki efikasi spektrum yang digunakan sebagai agen antibakteri. Sifat
luas, cocok untuk kulit serta memiliki daya antibakteri dan kegunaannya secara klinis untuk
iritasi yang rendah. Adapun mekanisme kerja pengobatan luka topical (Jonathan Cohen et al,
kloroheksidin pada virus yakni menurunkan 2017).
aktivitas banyak virus dengan cara membungkus Mekanisme kerja diamidin telah terbukti
membrane lipid dari virus tersebut (Black J, menghambat pengambilan oksigen dan
1975). menginduksi kebocoran asam amino sebagai

Klorheksidin digunakan dalam agen aktif permukaan kationik. Kerusakan pada
konsentrasi 0,05%-0,12% sebagai antiseptik, permukaan sel (Jonathan Cohen et al, 2017).
penentuan efektivitas pada konsentrasi yang lebih Beberapa penelitian membuktikan bahwa
rendah juga penting. Dalam sebuah peneltian, 4% Diamidin, propamidine isethionate 0,1% dan
klorheksidin diglukonat diamati memiliki efek hexamidine 0,1% dapat diguanakan efektif
bakterisida dalam waktu kontak 5 menit terhadap sebagai antiseptik kationik (Jonathan Cohen et al,
semua bakteri yang diteliti (Melike et al, 2016). 2017).

Bisfenol Fenol
Bis-fenol adalah turunan hidroksi- Fenol telah diguanakan di bidang desinfeksi
halogenasi dari dua gugus fenolik yang rumah sakit sejak pertama kali digunakan sebagai
dihubungkan oleh berbagai ikatan. Secara pembasmi kuman oleh Lister dalam karya
umum, bisfenol menunjukkan efektivitas perintisnya pada bedah antiseptik. Namun, dalam
karena spektrum luas tetapi memiliki sedikit 30 tahun terakhir. Kini banyak turunan fenol atau
aktivitas penghambatan. Triklosan bersifat fenolat dan sifat antimikrobanya. Turunan fenol
sporostatik terhadap spora bakteri. Triclosan dan berasal ketika gugus fungsi (misalnya, alkil, fenil,
hexachlorophane adalah bisfenol yang paling benzil, halogen) menggantikan salah satu atom
banyak digunakan dalam sebagai antiseptik, hidrogen pada cincin aromatik.
terutama dalam sabun antiseptik dan bilasan Beberapa penelitian terkait efektivitas
tangan. Kedua senyawa tersebut telah terbukti antimikroba dari fenolat yang umum digunakan
memiliki efek kumulatif dan persisten pada kulit menunjukkan bahwa fenol bersifat bakterisida,
Triklosan merupakan senyawa antimikroba fungisida, virucidal, dan tuberculocidal. Pada
yang digunakan dalam produk konsumen dimana penelitian tersebut 12% orto-fenilfenol gagal
data menunjukkan bahwa triclosan optimum menonaktifkan salah satu dari tiga virus hidrofilik
digunakan sebagai antiseptik pada konsentrasi setelah waktu paparan 10 menit, meskipun 5%
0,2-0,3 % (Weatherly et al, 2017). fenol dapat mematikan virus tersebut. Pengenceran
0,5% dari fenolik (2,8% orto-fenilfenol dan 2,7%
Farmaka
Volume 20 Nomor 3 69

orto-benzil-para-klorofenol) menonaktifkan aureus dan M. chelonae pada pengenceran 1:100


HIV 227 dan larutan 2% fenolik (15% orto- daripada larutan stok. Aktivitas virusidal dari 75-
fenilfenol dan 6,3% para-tersier-amylphenol) 150 ppm iodin ditunjukkan efektif dalam melawan
menonaktifkan semua kecuali satu dari 11 jamur tujuh virus (Gottardi W, 1991).
yang diuji (Dagley S, Dawes EA, 1950).
Halofenol
Halogen Kloroksilenol (4-kloro-3,5-dimetilfenol;
Senyawa berbasis klorin dan Iodin p-kloro-m-xylenol) adalah halofenol yang
adalah halogen mikrobisida paling signifikan digunakan dalam formulasi antiseptik atau
yang digunakan di klinik dan secara tradisional desinfektan untuk desinfeksi kulit dan instrumen
digunakan untuk tujuan antiseptik dan bedah. Halofenol terbukti paling efektif melawan
desinfektan. Klorin dan Iodin digunakan sebagai bakteri Gram positif yang mengganggu dinding
antiseptik pada kulit. Iodin telah lama digunakan sel karena sifat fenoliknya. Kloroksilenol ada
karna memiliki efektifitas sebagai germisida. dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan
Iodin memiliki spektrum luas serta memiliki Dunia (Russel et al, 1977).
fungsi sebagai bakterisida dan fungisida. Iodin Kloroksilenol sebagai antiseptik fenol,
dapat membunuh spora dan digunakan sangat diyakini bekerja dengan cara gugus hidroksil
baik sebagai desinfektan karena dapat efektif -OH dari molekul kloroksilenol mengikat
membunuh protozoa (Ho, YH, 2019). protein tertentu pada membran sel bakteri, dan
Konsentrasi rendah klorin bebas yang mengganggu membran sehingga memungkinkan
tersedia (misalnya, HOCl, OCl–, dan unsur isi sel bakteri bocor. kloroksilenol untuk
klorin-Cl2) memiliki efek biosidal pada memasuki sel bakteri untuk mengikat lebih jauh
mikoplasma (25 ppm) dan bakteri vegetatif (<5 dengan lebih banyak protein dan enzim untuk
ppm) dalam hitungan detik tanpa adanya beban menonaktifkan fungsi sel. Pada konsentrasi
organic. Konsentrasi klorin yang lebih tinggi kloroksilenol yang sangat tinggi, kandungan
(1.000 ppm) diperlukan untuk membunuh M. protein dan asam nukleat dari sel bakteri yang
tuberculosis menggunakan uji tuberkulosidal ditargetkan menjadi terkoagulasi dan berhenti
Association of Official Analytical Chemists berfungsi, menyebabkan kematian sel yang cepat
(AOAC). Konsentrasi 100 ppm akan membunuh (DrugBank, 2022).
99,9% spora B. atrophaeus dalam waktu 5 menit Kloroksilenol ditemukan dalam sabun
dan menghancurkan agen mikotik dalam <1 jam antibakteri, aplikasi pembersih luka, dan
(Rutala WA, 1998). antiseptik rumah tangga dimana ditemukan
Laporan yang diterbitkan tentang aktivitas dengan konsentrasi 1%-2% yang sudah terbukti
antimikroba in vitro dari iodin menunjukkan mampu membunuh mikroorganisme (DrugBank,
bahwa iodin bersifat bakterisida, mikobakterisida, 2022).
dan virususida tetapi dapat memerlukan waktu
kontak yang lama untuk membunuh jamur Logam Berat
dan spora bakteri tertentu. Tiga merek larutan Logam berat juga digunakan sebagai
povidone-iodine telah menunjukkan pembunuhan antiseptik dan desinfektan. Logam berat memiliki
yang lebih cepat (detik hingga menit) dari S. mekanisme kerja dengan mempunyai energi
Farmaka
Volume 20 Nomor 3 70

afinitas yang kuat sehingga menyebabkan Meskipun larutan murni umumnya stabil, sebagian
pengendapan pada protein bakteri. Perak dan besar mengandung stabilisator untuk mencegah
senyawanya telah lama digunakan sebagai agen dekomposisi. H2O2 menunjukkan efektivitas
antimikroba. Senyawa perak yang saat ini banyak karena memiliki spektrum luas terhadap virus,
digunakan adalah perak sulfadiazin (AgSD). bakteri, ragi, dan spora bakteri (Turner FJ et al,
Perak sering digunakan sebagai desinfektan 1983).
alternatif dimana penggunaan disinfektan Hidrogen peroksida aktif terhadap
tradisional seperti klorin dapat menyebabkan berbagai mikroorganisme, termasuk bakteri,
pembentukan produk sampingan yang beracun ragi, jamur, virus, dan spora. Hidrogen peroksida
atau menyebabkan korosi pada permukaan (J,K dengan konsentrasi 0,5% menunjukkan aktivitas
Aronson, 2016). bakterisida dan virus dalam 1 menit dan aktivitas
Perak nitrat digunakan sebagai zat kaustik, mikobakterisida dan fungisida dalam 5 menit
antiseptik, dan astringen. Ion perak diendapkan (Sattar SA et al, 1998).
oleh klorida dalam cairan jaringan, sehingga Konsentrasi hidrogen peroksida dari 6%
tidak mudah menembus. Perak nitrat efektif hingga 25% optimum sebagai bahan sterilan
secara in vitro melawan Neisseria gonorrheae kimia. Produk dipasaran sebagai agen pensteril
dan Staphylococcus aureus dalam konsentrasi siap dipakai yang telah dicampur sebelumnya
sekitar 0,1% dan melawan Escherichia coli dalam dengan kandungan 7,5% hidrogen peroksida
konsentrasi sekitar 0,01% (J,K Aronson, 2016). dan 0,85% asam fosfat (untuk mempertahankan
Merkuri klorida (HgCl2) juga merupakan pH). Aktivitas mikobakterisida dari 7,5%
logam berat yang berfungsi berbagai desinfektan. hidrogen peroksida telah dikuatkan dalam sebuah
Merkuri adalah unsur kimia yang sangat berbahaya penelitian menunjukkan inaktivasi >105 bakteri
karena volatilitasnya dalam keadaan logam M. tuberculosis yang resistan terhadap banyak
dan kemampuannya untuk membentuk banyak obat setelah paparan 10 menit (Alfa MJ et akl,
senyawa organik volatil beracun dibawah aksi 2001).
bakteri yang ada di ekosistem perairan. Beberapa
penelitian telah membuktikan bahwa larutan Senyawa Amonium Kuarterner
merkuri klorida (0,1-1%) efektif membunuh Senyawa amonium kuaterner banyak
spora jamur dan bakteri pada permukaan benda digunakan sebagai desinfektan. Kuartener adalah
(National Library of Medicine, 2022). bahan pembersih yang baik, tetapi kesadahan air
yang tinggi dan bahan. Satu studi menunjukkan
Peroksigen penurunan yang signifikan (40% - 50% lebih
Hidrogen peroksida adalah biosida yang rendah pada 1 jam) dalam konsentrasi kuaterner
banyak digunakan untuk desinfeksi, sterilisasi, yang dilepaskan ketika kain katun atau wiper
dan antiseptik. Hidrogen peroksida merupakan berbasis selulosa digunakan dalam sistem ember
cairan bening tidak berwarna yang tersedia secara terbuka. Seperti beberapa disinfektan lainnya
komersial dalam berbagai konsentrasi mulai dari (misalnya, fenolat, iodofor) bakteri gram negatif
3 hingga 90%. H2O2 dianggap ramah lingkungan, dapat bertahan hidup atau tumbuh di dalamnya
karena dapat dengan cepat terdegradasi menjadi (Hesdtad K et al, 2010).
produk air dan oksigen yang tidak berbahaya. Sebuah penelitian membuktikan bahwa
Farmaka
Volume 20 Nomor 3 71

senyawa amonium kuaterner serta 70% isopropil pencegahan dan perlindungan diri terhadap
alkohol, fenolik, dan lap yang mengandung SARS-CoV-2. Efek samping yang mungkin
klorin dengan konsentrasi 80 ppm secara efektif dan paling sering terjadi apabila menggunakan
>95% menghilangkan dan/atau menonaktifkan antiseptik dan desinfektan secara tidak bijak yaitu
kontaminan (yaitu, S. aureus yang resistan menimbulkan iritasi (Cheng, C, 2020).
terhadap berbagai obat, resisten vankomisin Efek samping alkohol yang digunakan
Entercoccus, P. aeruginosa) dengan waktu sebagai antiseptik dapat menimbulkan sensasi
aplikasi 5 detik. Serta terbukti bahwa senyawa atau rasa terbakar pada kulit sehingga perlu
ammonium kuarterner memiliki aktivitas yang diperhatikan konsentrasi alkohol yang digunakan
optimum sebagai desinfektan (Hesdtad K et al, sebagai antiseptik. Efek samping glutaraldehid
2010). sebagai bahan yang digunakan sebagai
Konsentrasi benzalkonium klorida dalam desinfektan yaitu dapat terjadi diskolorisasi kulit
desinfektan dan pembersihan persediaan biasanya atau disebut dengan perubahan warna kulit selain
antara 0,01 dan 1%, tetapi bisa setinggi 5%. itu glutaraldehid juga dapat menyebabkan mual,
Larutan pekat yang digunakan untuk pencampuran sakit kepala hingga dapat mempersempit jalan
dapat mengandung 25% atau lebih (Hazardous napas (Mohamad MZ, 2014).
Substances Data Bank, 2010).
SIMPULAN
Rekomendasi WHO Dari hasil penelusuran pustaka, didapatkan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bahwa antiseptik dan desinfektan terdiri dari
Coronavirus dapat diinaktif apabila menggunakan beberapa golongan diantaranya Alkohol,
62-71% Etanol, 0,5% Hidrogen Peroksida, dan Aldehida, Anilida, Biguanida, Bisfenol, Diamida,
0,1% Natrium Hipoklorit dalam waktu 1 menit. Fenol, Halofenol, Logam berat, Peroksigen,
Selain itu zat lain seperti benzalkonium 0,05- dan Senyawa Amonium Kuarterner yang
0,2% atau chlohexidine diglunate 0,2% juga masing-masing senyawa memiliki mekanisme
memberikan hasil yang lebih baik (Leustan L, aksi dengan konsentrasi optimum. WHO telah
2014). merekomendasikan antiseptik dan desinfektan
WHO merekomendasikan formula yang yang dianggap paling aman untuk digunakan yaitu
paling tepat digunakan sebagai antiseptik maupun golongan alkohol namun dalam penggunaanya
desinfektan yang memiliki tingkat keamanan harus tetap memperhatikan efek samping yang
yang baik. Adapun bahan utama yang digunakan dapat terjadi.
sebagai antimikroba agen adalah ethanol 96%
dan isopropil alkohol 99,8%. Latar belakang DAFTAR PUSTAKA
pemilihan basis alkohol sebagai antiseptik dan Alexandre, H., I. Rousseaux, and C. Charpentier.
desinfektan yaitu aman, dapat digunakan secara 1994. Relationship between,ethanol
rutin, dijual secara komersial (Santo C, 2008). tolerance, lipid composition and plasma
Penggunaan antiseptik dan desinfektan juga membrane fluidity in Saccharomyces
harus memperhatikan efek samping yang akan cerevisiae and Kloeckera apiculata. FEMS
ditimbulkan apabila tidak tepat dalam penggunaan Microbiol. Lett. 124:17–22.
antiseptik dan desinfektan tersebut sebagai Alfa MJ, Jackson M. 2001. A new hydrogen
Farmaka
Volume 20 Nomor 3 72

peroxide-based medical-device detergent the usual suspects. BMJ Case Rep.2015.


with germicidal properties: Comparison http://dx.doi.org/10.1136/bcr-2015-
with enzymatic cleaners. Am. J. Infect. 209660 [A].
Control ;29:168-77. Dagley S, Dawes EA, Morrison GA. 1950.
Ashraf S, Nizame FA, Islam M, Dutta NC, Inhibition of growth of Aerobacter
Yeasmin D, Akhter S, et al. Nonrandomized aerogenes: the mode of action of phenols,
Trial of Feasibility and Acceptability of alcohols, acetone and ethyl acetate. J.
Strategies for Promotion of Soapy Water as Bacteriol. 1950;60:369-78.
a Handwashing Agent in Rural Bangladesh. De Wit E, van Doremalen N, Falzarano D,
The American journal of tropical medicine Munster VJ. SARS and MERS: recent
and hygiene. 2017;96(2):421-9. doi: insights into emerging coronaviruses. Nat
10.4269/ajtmh.16-0304. Rev Microbiol.. 2016;14(8):523–34.
Black, J. G., D. Howes, and T. Rutherford. DrugBank. 2022. Chloroxylenol. Accessed July
1975. Skin deposition and penetration of 2022 at: https://go.drugbank.com/drugs/
trichlorocarbanilide. Toxicology 3:253– DB11121.
264. Fukunaga N, Matsuo T, Saji Y, et al. Mitral
Block, S. S. Disinfection, sterilization, and valve stenosis progression due to severe
preservation, Historical review, p. 3–17. calcification on glutaraldehyde-treated
In S. S. Block (ed.) 4th ed. Lea & Febiger, autologous pericardium: word of caution
Philadelphia, Pa. 1991. for an attractive repair technique. Ann
Butcher, W & Ulaeto, D. Contact Inactivation Thorac Surg. 2015;99(6):2203–5 [A].
of Orthopoxviruses by Household Gottardi W. 1991. Iodine and iodine compounds.
Disinfectants. Philadelphia: Department of In: Block SS, ed. Disinfection, sterilization,
Biomedical Sciences, Dstl Porton Down. and preservation. Philadelphia: Lea &
2010. P 279-283. Febiger, 1991:152-66.
Chan JF, To KK, Tse H, Jin DY, Yuen KY. Guide to local production: WHO recommended
Interspecies transmission and emergence of handrub formulations. Geneva: World
novel viruses: lessons from bats and birds. Health Organization; 2010.
Trends Microbiol. 2013;21:544-55. Hazardous Substances Data Bank. 2010.
Cheng, Chih, Tzu-Ping, Wen Chien ko, Hung- Benzalkonium Chloride Compounds.
jen Tang . 2020. Severe acute respiratory Accessed July. 2022 at: http://toxnet.
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) and nlm.nih.gov/cgi-bin/sis/search2/
corona virus disease-2019 (COVID19): the r?dbs+hsdb:term+@DOCNO+234
epidemic and the challenge . International Hegstad K et al. 2010. Does the wide use of
Journal of Antimicrobial Agents. quaternary ammonium compounds enhance
Coronavirus disease (COVID-19) advice for the the selection and spread of antimicrobial
public Geneva [website]. Geneva: World resistance and thus threaten our health?
Health Organization; 2020. Microbial Drug Resistance 16(2): p.
Cuervo-Pardo L, Gonzalez-Estrada A, Fernandez 91-104. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/
J, et al. A rash during surgery: rounding up pubmed/20370507
Farmaka
Volume 20 Nomor 3 73

Ho YH, Wang YC, Loh EW, Tam KW. 903-909.


Antiseptic efficacies of waterless hand rub, Michel Drancourt, Marie boulze, Louis Hoffart.
chlorhexidine scrub, and povidone-iodine 2017. Conjunctivitis, Keratitis and
scrub in surgical settings: a meta-analysis Infections of Periorbital Structures. https://
of randomized controlled trials. J Hosp doi.org/10.1016/C2013-1-00044-3
Infect.2019;101(4):370‐379. doi:10.1016/j. Mohamad MZ, Koh KS, Chong VH.
jhin.2018.11.012 Glutaraldehyde-induced colitis: a rare
Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Hu Y, et al. cause of lower gastrointestinal bleeding.
Clinical features of patients infected with Am J Emerg Med. 2014;32(6):685.e1–685.
2019 novel coronavirus in Wuhan, China. e2 [A].
Lancet (London, England). 2020;395:497- Morton, H. E. Alcohols, p. 225–239. In S. S.
506. Bloch (ed.), Disinfection, sterilization,
Interim recommendations on obligatory hand and preservation, 3rd ed. Lea & Febiger,
hygiene against transmission of COVID-19. Philadelphia, Pa. 1983.
Geneva: World Health Organization; 2020. National Library of Medicine. 2022. Mercuric
J.K. Aronson MA, DPhil, MBChB, FRCP, chloride. Accessed July 2022 at: https://
HonFBPhS, HonFFPM. 2016. Silver salts pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/
and derrivates. in Meyler's Side Effects of Mercuric-chloride.
Drugs. Niels Helge Schebb, Bora Inceoglu, Ki Chang Ahn,
Lachapelle JM A comparison of the irritant and Christophe Morisseau. 2012. Investigation
allergenic properties of antiseptics. Eur J of human exposure to triclocarban after
Dermatol 2014.24:3–9 showering, and preliminary evaluation of
Leustean L, Preda C, Ungureanu MC, et al. Jod- its biological effects. Natural Library of
Basedow effect due to prolonged use of Medicine. PMCID: PMC3470465
lugol solution-case report. Rev Med Chir Occupational Health and Safety Administration.
Soc Med Nat Iasi. 2014;118(4):1013–7 [A]. 2002. OSHA Fact Sheet: Formaldehyde:
li Y, Dolan MJ, Fendler EJ, Larson EL. 2001. Occupational Safety and Health
Alcohols. In: Block SS, ed. Disinfection, Administration, U.S. Department of Labor.
sterilization, and preservation. Philadelphia: Russell A D, Furr J R. 1977. The antibacterial
Lippincott Williams & Wilkins. activity of a new chloroxylenol formulation
Liu Y, Gayle AA, Wilder-Smith A, Rocklov J. containing ethylenediamine tetraacetic
The reproductive number of COVID-19 is acid. J Appl Bacteriol. 43:253–260.
higher compared to SARS coronavirus. J Rutala WA, Cole EC, Thomann CA, Weber DJ.
Travel Med. 2020. 1998. Stability and bactericidal activity of
Melike EKİZOĞLU, Meral SAĞIROĞLU, Ekrem chlorine solutions. Infect. Control Hosp.
KILIÇ1, Ayşe Gülşen HASÇELİK. 2016. Epidemiol.19:323-7.
An investigation of the bactericidal activity Santo C, Espirito N, Taudte, DHN, Gregor
of chlorhexidine digluconate against G.Contribution of copper ion resistance
multidrug-resistant hospital isolates. to survival of Escherichia coli on metallic
Turkish Journal of Medical Sciences. 46: copper surfaces. Appl. Environ. Microbiol.,
Farmaka
Volume 20 Nomor 3 74

74(3-4): 977-986.2008. WHO Water, Sanitation, hygiene, and waste


Sattar SA, Springthorpe VS, Rochon M. 1988. A management for the COVID-19 virus.
product based on accelerated and stabilized Geneva, Swiss. WHO. 2020
hydrogen peroxide: Evidence for broad- William A. Rutala, David J. Weber. 2015.
spectrum germicidal activity. Canadian J Disinfection, Sterilization, and Control
Infect Control 1998 (Winter):123-30. of Hospital Waste in Mandell, Douglas,
Turner FJ. 1983. Hydrogen peroxide and other and Bennett's Principles and Practice
oxidant disinfectants. In: Block SS, ed. of Infectious Diseases (Eighth Edition).
Disinfection, sterilization, and preservation. https://doi.org/10.1016/C2012-1-00075-6.
Philadelphia: Lea & Febiger. :240-50. Xia J, Tong J, Liu M, Shen Y, Guo D. Evaluation
Water safety plans. Step by step risk management of coronavirus in tears and conjunctival
for water suppliers. Geneva: World Health secretions of patients with SARS-CoV-2
Organization; 2009. infection. Journal of medical virology.
Weatherly, L.M. and Gosse, J.A. 2017. Triclosan 2020.
exposure, transformation, and human Zhang L, Liu Y. 2020 Potential Interventions for
health effects. J. Toxicol. Environ. Health Novel Coronavirus in China: A Systematic
B. Crit Rev., 20, 447-469. Review. Journal of medical virology.

Anda mungkin juga menyukai