Volume 20 Nomor 3 63
ABSTRAK
Pandemi yang terjadi secara merata di seluruh negara sangat meresahkan kehidupan masyarakat serta
menimbulkan kekhawatiran yang sangat mendalam. Covid-19 dengan tingkat penularan dan penyebaran
yang sangat tinggi ini dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup bersih dengan menjaga kebersihan
diri sendiri dan lingkungan sekitar. Salah satu upaya pada pencegahan penularan virus corona ini yaitu
dengan menggunakan antiseptik dan desinfektan. Metode yang digunakan pada artikel review ini
adalah melalui pencarian data ilmiah yang dilakukan secara online pada database PubMed, Science
Direct, Research Gate dan Google Scholar dengan kata kunci “Antiseptik”, “Desinfektan”, “Mekanisme
Antiseptik”, “Bahan Penyusun Antiseptik”. Berdasarkan hasil penelusuran dan pengumpulan data
tersebut diketahui bahwa terdapat berbagai macam golongan antiseptik dan desinfektan yang ada
dengan konsentrasi optimumnya masing-masing. WHO juga telah merekomendasikan antiseptik
dan desinfektan yang dianggap paling aman untuk digunakan yaitu golongan alkohol namun dalam
penggunaanya harus tetap memperhatikan efek samping yang dapat terjadi.
Kata Kunci: Mekanisme Antiseptik, Covid-19, Desinfektan, Bahan Penyusun Antiseptik.
ABSTRACT
The pandemic that occurs evenly throughout the country is very disturbing to people's lives and causes
a very deep impact. Covid-19 with its very high spread and spread can prevent it by implementing a
clean lifestyle by maintaining personal hygiene and the surrounding environment. One of the efforts
to prevent the transmission of the corona virus is by using antiseptics and disinfectants. The method
used in this review article is through an online search for scientific data in the PubMed, Science
Direct, Research Gate and Google Scholar databases with the keywords “Antiseptic”, “Disinfectant”,
“Antiseptic Mechanism”, “Antiseptic Composition Material”. The results of the search and data
collection show that there are various types of antiseptics and disinfectants available with their
respective optimal concentrations. WHO has also recommended antiseptics and disinfectants that are
considered the safest to use, namely the alcohol group, but in their use they must pay attention to the
effects that can occur.
Keywords: Antiseptic Mechanism, Covid-19, Disinfectant, Antiseptic Composition Material.
Rakyat Cina (RRC). Kasus ini memiliki ciri khas potensi utama sebagai rute atau jalan masuknya
dan karakteristik yang sama dengan penyakit SARS-CoV-2 menuju saluran pernapasan. SARS-
Pneumonia yang menyerang paru-paru dan sistem CoV-2 dideteksi pula di jaringan gastrointestinal
pernapasan (Huang C et al, 2020). dari pasien yang terinfeksi COVID-19 (Xia J et
Setelah dianalisis dari sampel yang diambil al, 2020).
pada saluran pernapasan, Centers of Disease Pada umumnya gejala yang timbul pada
Control (CDC) mengumumkan bahwa penyakit individu yang terinfeksi SARS-CoV- 2 dapat
tersebut merupakan Pneumonia yang kemudian berupa demam, batuk, dyspnea, letih, lelah,
diketahui sebagai Novel Coronavirus Pneumonia mengeluarkan lendir, sakit kepala dan banyak
(NCP) yang disebabkan oleh Novel Coronavirus lagi. Gejala ini muncul dihari ketiga hingga
(Huang C et al, 2020). empat namun disebagian individu mungkin tidak
WHO secara resmi mengumumkan merasakan gejala yang sama dengan individu lain
nama dari penyakit tersebut yaitu COVID-19. yang terinfeksi (Zhang L, 2020).
International Comittee on Taxonomy of Viruses Beberapa pengobatan yang diteliti memiliki
(ICTV) menamai dengan virus severe acute efek yang diduga mampu menurunkan aktivitas
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS- dari COVID-19 serta upaya pemerintah dalam
CoV-2). Virus ini merupakan golongan menurunkan nilai penularan serta angka kematian
β-coronavirus, virus dengan kelas besar yang akibat COVID-19. Namun untuk menjaga
umum hidup di alam. Perbandingan antara virus serta mencegah terjadinya penularan akibat
SARS-CoV-2 dengan MERS yaitu virus ini COVID-19 Pemerintah tetap menganjurkan
dapat dengan cepat menempel dan menginfeksi untuk melakukan beberapa Langkah yang dapat
meskipun dengan tingkat kematian yang rendah menurunkan resiko penularan COVID-19, Salah
(Liu Y et al, 2020). satunya yaitu menjaga kebersihan tangan dengan
Coronavirus adalah virus RNA rantai mencuci tangan atau menggunakan antiseptik dan
tunggal yang memiliki diameter 80 - 120 nm serta desinfektan (WHO, 2020).
terbagi dalam 4 tipe virus yaitu α, β, δ, g dengan Peran tenaga kesehatan sangat penting
masing-masing penamaan virus tersebut yaitu dalam penanganan dan pelayanan Kesehatan
α-coronavirus (α-COV), β-coronavirus (βCOV), baik di Rumah Sakit maupun di Unit Pelayanan
δ-coronavirus (δ-COV) and γ - coronavirus Kesehatan lainnya, untuk itu perlu adanya
(γ-COV) (Chan JF et al, 2013). pencegahan supaya tenaga Kesehatan tersebut
Penularan COVID-19 dapat dengan terhindar dari Covid-19 dalam melaksanakan
cepat melalui rute utama yaitu droplets saluran tugasnya dan tetap dapat melayani Kesehatan
pernapasan dan juga kontak langsung. Individu masyarakat.
yang berinteraksi atau kontak langsung dengan Penggunaan antiseptik sebagai pengganti
individu yang terinfeksi COVID-19 memiliki langkah mencuci tangan sangat penting dan wajib
resiko yang lebih besar diibanding penularan dilakukan oleh Tenaga Kesehatan untuk dapat
melalui droplets saluran pernapasan (Geneva, menjaga serta mengurangi resiko penularan virus
2020). baik dari COVID-19 ataupun penyakit lainnya
Berdasarkan bukti penelitian bioinformatika yang dapat tertular dari pasien (WHO, 2020).
mengindikasi bahwa saluran pencernaan memiliki
Farmaka
Volume 20 Nomor 3 65
Mekanisme aksi antimikroba dari berbagai bahan baik itu bakteri maupun virus. Mekanisme kerja
yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan antiseptik dan desinfektan tersebut tergantung
terdapat pada Tabel 1. pada besaran konsentrasi yang masing – masing
Sejumlah metode atau teknik tersedia senyawa untuk dapat menghasilkan aksi sebagai
untuk dapat mempelajari terkait mekanisme kerja antiseptik maupun desinfektan.
antiseptik dan desinfektan pada mikroorganisme
Tabel 1. Jenis senyawa antiseptik dan desinfektan beserta mekanisme aksi
Aldehid Glutaraldehid Membentuk ikatan yang kuat dengan lapisan luar sel,
terutama dengan gugus amino yang tidak terprotonasi
pada permukaan sel.
Formaldehid Menginaktivasi mikroorganisme dengan mengalkilasi
gugus amino dan gugus sulfhidril protein dan cincin
nitrogen pada basa purin.
Anilida Anilida Mengadsorbsi dan menghancurkan bagian semi permeabel
dari membran sitoplasma.
Biguanida Klorheksidin Merusak membran sel mikroba dengan mengkoagulasi
protein sitoplasma.
Bisfenol Triklosan Menghambat biosintesis lipid dengan mengikat enzim
enoyl-acyl carrier protein reductase (ENR) yeng
mencegah sintesis asam lemak yang diperlukan untuk
produksi lipid dalam mikroba.
Diamida Propamidin Menghambat pengambilan oksigen dan menginduksi
kebocoran asam amino pada mikroba.
Dibromopropamidin
Fenol Fenol dan Kresol Menginduksi kebocoran partikulat intraselular dan
menginduksi kerusakan membran.
Halogen Klorin Agen Halogen dapat dengan cepat menembus ke dalam
mikroorganisme dan menyerang inti protein khususnya
Iodin
asam amino sistein dan metionin serta dapat menyerang
nukleotikda, dan asam lemak yang berujung pada
kematian sel.
Halofenol Kloroksilenol Gugus hidroksil dari molekul kloroksilenol mengikat
protein tertentu pada membran sel bakteri dan
mengganggu aktivitas membran yang memungkinkan
terjadinya kebocoran pada isi sel bakteri.
Logam Berat Perak Nitrat Mengikat ion perak bebas pada jaringan protein yang
menyebabkan pengendapan dan penyumbatan dari
pembuluh darah.
Merkuri Klorida Meningkatkan resistensi pembuluh darah dengan
menginduksi pembengkakan sel endotel.
Peroksigen Hidrogen Peroksida Bekerja dengan menghasilkan radikal bebas hidroksil
yang merusak dan dapat menyerang membran lipid, DNA,
dan komponen sel lainnya.
Senyawa Amonium Setrimida Setrimida mempengaruhi permeabilitas membran yang
Kuarterner memungkinkan terjadinya kebocoran organ sel yang
menyebakan kematian sel.
Benzalkonium Klorida Benzalkonium Klorida merupakan senyawa bermuatan
kationik yang dapat menginduksi kematian bakteri dengan
menarik ke membran bakteri yang bermuatan negative.
Farmaka
Volume 20 Nomor 3 67
Biguanida Diamidin
Kloroheksidin merupakan senyawa Diamidin merupakan asam
golongan biguanida yang secara luas telah isetionat dari dua senyawa, propamidine
banyak digunakan dalam produk antiseptik, (4,4 diaminodiphenoxypropane) dan
produk-produk antiseptik tersebut berupa pencuci dibromopropamidine (2,2-dibromo-4,4-
tangan serta diguanakan sebagai desinfektan. diamidinodiphenoxypropane), telah banyak
Kloroheksidin memiliki efikasi spektrum yang digunakan sebagai agen antibakteri. Sifat
luas, cocok untuk kulit serta memiliki daya antibakteri dan kegunaannya secara klinis untuk
iritasi yang rendah. Adapun mekanisme kerja pengobatan luka topical (Jonathan Cohen et al,
kloroheksidin pada virus yakni menurunkan 2017).
aktivitas banyak virus dengan cara membungkus Mekanisme kerja diamidin telah terbukti
membrane lipid dari virus tersebut (Black J, menghambat pengambilan oksigen dan
1975). menginduksi kebocoran asam amino sebagai
Klorheksidin digunakan dalam agen aktif permukaan kationik. Kerusakan pada
konsentrasi 0,05%-0,12% sebagai antiseptik, permukaan sel (Jonathan Cohen et al, 2017).
penentuan efektivitas pada konsentrasi yang lebih Beberapa penelitian membuktikan bahwa
rendah juga penting. Dalam sebuah peneltian, 4% Diamidin, propamidine isethionate 0,1% dan
klorheksidin diglukonat diamati memiliki efek hexamidine 0,1% dapat diguanakan efektif
bakterisida dalam waktu kontak 5 menit terhadap sebagai antiseptik kationik (Jonathan Cohen et al,
semua bakteri yang diteliti (Melike et al, 2016). 2017).
Bisfenol Fenol
Bis-fenol adalah turunan hidroksi- Fenol telah diguanakan di bidang desinfeksi
halogenasi dari dua gugus fenolik yang rumah sakit sejak pertama kali digunakan sebagai
dihubungkan oleh berbagai ikatan. Secara pembasmi kuman oleh Lister dalam karya
umum, bisfenol menunjukkan efektivitas perintisnya pada bedah antiseptik. Namun, dalam
karena spektrum luas tetapi memiliki sedikit 30 tahun terakhir. Kini banyak turunan fenol atau
aktivitas penghambatan. Triklosan bersifat fenolat dan sifat antimikrobanya. Turunan fenol
sporostatik terhadap spora bakteri. Triclosan dan berasal ketika gugus fungsi (misalnya, alkil, fenil,
hexachlorophane adalah bisfenol yang paling benzil, halogen) menggantikan salah satu atom
banyak digunakan dalam sebagai antiseptik, hidrogen pada cincin aromatik.
terutama dalam sabun antiseptik dan bilasan Beberapa penelitian terkait efektivitas
tangan. Kedua senyawa tersebut telah terbukti antimikroba dari fenolat yang umum digunakan
memiliki efek kumulatif dan persisten pada kulit menunjukkan bahwa fenol bersifat bakterisida,
Triklosan merupakan senyawa antimikroba fungisida, virucidal, dan tuberculocidal. Pada
yang digunakan dalam produk konsumen dimana penelitian tersebut 12% orto-fenilfenol gagal
data menunjukkan bahwa triclosan optimum menonaktifkan salah satu dari tiga virus hidrofilik
digunakan sebagai antiseptik pada konsentrasi setelah waktu paparan 10 menit, meskipun 5%
0,2-0,3 % (Weatherly et al, 2017). fenol dapat mematikan virus tersebut. Pengenceran
0,5% dari fenolik (2,8% orto-fenilfenol dan 2,7%
Farmaka
Volume 20 Nomor 3 69
afinitas yang kuat sehingga menyebabkan Meskipun larutan murni umumnya stabil, sebagian
pengendapan pada protein bakteri. Perak dan besar mengandung stabilisator untuk mencegah
senyawanya telah lama digunakan sebagai agen dekomposisi. H2O2 menunjukkan efektivitas
antimikroba. Senyawa perak yang saat ini banyak karena memiliki spektrum luas terhadap virus,
digunakan adalah perak sulfadiazin (AgSD). bakteri, ragi, dan spora bakteri (Turner FJ et al,
Perak sering digunakan sebagai desinfektan 1983).
alternatif dimana penggunaan disinfektan Hidrogen peroksida aktif terhadap
tradisional seperti klorin dapat menyebabkan berbagai mikroorganisme, termasuk bakteri,
pembentukan produk sampingan yang beracun ragi, jamur, virus, dan spora. Hidrogen peroksida
atau menyebabkan korosi pada permukaan (J,K dengan konsentrasi 0,5% menunjukkan aktivitas
Aronson, 2016). bakterisida dan virus dalam 1 menit dan aktivitas
Perak nitrat digunakan sebagai zat kaustik, mikobakterisida dan fungisida dalam 5 menit
antiseptik, dan astringen. Ion perak diendapkan (Sattar SA et al, 1998).
oleh klorida dalam cairan jaringan, sehingga Konsentrasi hidrogen peroksida dari 6%
tidak mudah menembus. Perak nitrat efektif hingga 25% optimum sebagai bahan sterilan
secara in vitro melawan Neisseria gonorrheae kimia. Produk dipasaran sebagai agen pensteril
dan Staphylococcus aureus dalam konsentrasi siap dipakai yang telah dicampur sebelumnya
sekitar 0,1% dan melawan Escherichia coli dalam dengan kandungan 7,5% hidrogen peroksida
konsentrasi sekitar 0,01% (J,K Aronson, 2016). dan 0,85% asam fosfat (untuk mempertahankan
Merkuri klorida (HgCl2) juga merupakan pH). Aktivitas mikobakterisida dari 7,5%
logam berat yang berfungsi berbagai desinfektan. hidrogen peroksida telah dikuatkan dalam sebuah
Merkuri adalah unsur kimia yang sangat berbahaya penelitian menunjukkan inaktivasi >105 bakteri
karena volatilitasnya dalam keadaan logam M. tuberculosis yang resistan terhadap banyak
dan kemampuannya untuk membentuk banyak obat setelah paparan 10 menit (Alfa MJ et akl,
senyawa organik volatil beracun dibawah aksi 2001).
bakteri yang ada di ekosistem perairan. Beberapa
penelitian telah membuktikan bahwa larutan Senyawa Amonium Kuarterner
merkuri klorida (0,1-1%) efektif membunuh Senyawa amonium kuaterner banyak
spora jamur dan bakteri pada permukaan benda digunakan sebagai desinfektan. Kuartener adalah
(National Library of Medicine, 2022). bahan pembersih yang baik, tetapi kesadahan air
yang tinggi dan bahan. Satu studi menunjukkan
Peroksigen penurunan yang signifikan (40% - 50% lebih
Hidrogen peroksida adalah biosida yang rendah pada 1 jam) dalam konsentrasi kuaterner
banyak digunakan untuk desinfeksi, sterilisasi, yang dilepaskan ketika kain katun atau wiper
dan antiseptik. Hidrogen peroksida merupakan berbasis selulosa digunakan dalam sistem ember
cairan bening tidak berwarna yang tersedia secara terbuka. Seperti beberapa disinfektan lainnya
komersial dalam berbagai konsentrasi mulai dari (misalnya, fenolat, iodofor) bakteri gram negatif
3 hingga 90%. H2O2 dianggap ramah lingkungan, dapat bertahan hidup atau tumbuh di dalamnya
karena dapat dengan cepat terdegradasi menjadi (Hesdtad K et al, 2010).
produk air dan oksigen yang tidak berbahaya. Sebuah penelitian membuktikan bahwa
Farmaka
Volume 20 Nomor 3 71
senyawa amonium kuaterner serta 70% isopropil pencegahan dan perlindungan diri terhadap
alkohol, fenolik, dan lap yang mengandung SARS-CoV-2. Efek samping yang mungkin
klorin dengan konsentrasi 80 ppm secara efektif dan paling sering terjadi apabila menggunakan
>95% menghilangkan dan/atau menonaktifkan antiseptik dan desinfektan secara tidak bijak yaitu
kontaminan (yaitu, S. aureus yang resistan menimbulkan iritasi (Cheng, C, 2020).
terhadap berbagai obat, resisten vankomisin Efek samping alkohol yang digunakan
Entercoccus, P. aeruginosa) dengan waktu sebagai antiseptik dapat menimbulkan sensasi
aplikasi 5 detik. Serta terbukti bahwa senyawa atau rasa terbakar pada kulit sehingga perlu
ammonium kuarterner memiliki aktivitas yang diperhatikan konsentrasi alkohol yang digunakan
optimum sebagai desinfektan (Hesdtad K et al, sebagai antiseptik. Efek samping glutaraldehid
2010). sebagai bahan yang digunakan sebagai
Konsentrasi benzalkonium klorida dalam desinfektan yaitu dapat terjadi diskolorisasi kulit
desinfektan dan pembersihan persediaan biasanya atau disebut dengan perubahan warna kulit selain
antara 0,01 dan 1%, tetapi bisa setinggi 5%. itu glutaraldehid juga dapat menyebabkan mual,
Larutan pekat yang digunakan untuk pencampuran sakit kepala hingga dapat mempersempit jalan
dapat mengandung 25% atau lebih (Hazardous napas (Mohamad MZ, 2014).
Substances Data Bank, 2010).
SIMPULAN
Rekomendasi WHO Dari hasil penelusuran pustaka, didapatkan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bahwa antiseptik dan desinfektan terdiri dari
Coronavirus dapat diinaktif apabila menggunakan beberapa golongan diantaranya Alkohol,
62-71% Etanol, 0,5% Hidrogen Peroksida, dan Aldehida, Anilida, Biguanida, Bisfenol, Diamida,
0,1% Natrium Hipoklorit dalam waktu 1 menit. Fenol, Halofenol, Logam berat, Peroksigen,
Selain itu zat lain seperti benzalkonium 0,05- dan Senyawa Amonium Kuarterner yang
0,2% atau chlohexidine diglunate 0,2% juga masing-masing senyawa memiliki mekanisme
memberikan hasil yang lebih baik (Leustan L, aksi dengan konsentrasi optimum. WHO telah
2014). merekomendasikan antiseptik dan desinfektan
WHO merekomendasikan formula yang yang dianggap paling aman untuk digunakan yaitu
paling tepat digunakan sebagai antiseptik maupun golongan alkohol namun dalam penggunaanya
desinfektan yang memiliki tingkat keamanan harus tetap memperhatikan efek samping yang
yang baik. Adapun bahan utama yang digunakan dapat terjadi.
sebagai antimikroba agen adalah ethanol 96%
dan isopropil alkohol 99,8%. Latar belakang DAFTAR PUSTAKA
pemilihan basis alkohol sebagai antiseptik dan Alexandre, H., I. Rousseaux, and C. Charpentier.
desinfektan yaitu aman, dapat digunakan secara 1994. Relationship between,ethanol
rutin, dijual secara komersial (Santo C, 2008). tolerance, lipid composition and plasma
Penggunaan antiseptik dan desinfektan juga membrane fluidity in Saccharomyces
harus memperhatikan efek samping yang akan cerevisiae and Kloeckera apiculata. FEMS
ditimbulkan apabila tidak tepat dalam penggunaan Microbiol. Lett. 124:17–22.
antiseptik dan desinfektan tersebut sebagai Alfa MJ, Jackson M. 2001. A new hydrogen
Farmaka
Volume 20 Nomor 3 72