Anda di halaman 1dari 7

LUAR

HUBUNGAN PENERAPAN PHYSICAL DISTANCING


TERHADAP PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19 DI
STIKES PAYUNG NEGERI

PROPOSAL PENELITIAN

DEWI DERMAWANITA
17301057

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) China Country Office melaporkan
adanya kasus kluster pneumonia dengan etiologi (penyebab) yang tidak jelas di
Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kasus ini terus berkembang dan akhirnya
diketahui etiologi dari penyakit ini adalah suatu jenis baru coronavirus atau
yang disebut sebagai novel coronavirus, yang merupakan virus jenis baru yang
sebelumnya belum pernah diidentifikasi pada manusia (Kemenkes RI, 2020).
Kasus pertama diduga berhubungan dengan pasar hewan dan makanan laut
Kota Wuhan. Beberapa informasi menyebutkan bahwa virus tersebut berasal
dari ular atau kelelawar (Suni, 2020).
Covid-19 atau dikenal pula dengan Coronavirus merupakan keluarga
besar virus yang ditularkan secara zoonosis (antara hewan dan manusia) dan
dapat menyebabkan gejala ringan hingga berat. Sebelumnya, setidaknya
terdapat dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit pada
manusia, yaitu Middle East Respiratory Syndrome (MERSCoV) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) (Kemenkes RI, 2020). Pada 11
Februari 2020, WHO mengumumkan nama resmi dari penyakit baru ini, yaitu
sebagai “COVID-19” (Coronavirus Disease 2019) yang tertera pada
International Classification of Diseases (ICD) (Syakurah dkk, 2020).
Covid-19 merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan dengan
gejala demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak napas, letih, dan lesu.
Pada kasus berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut,
hingga kematian. Menurut ahli virologi dari China, Covid-19 tergolong virus
corona jenis baru dan berbeda dengan virus yang menyebabkan SARS. Masa
inkubasi sekitar 7-14 hari. Covid-19 menyebar melalui udara dan kontak
langsung dengan penderita (Kompas, 2020).
Berdasarkan data Worldometers, (2021) total kasus infeksi Covid-19 di
seluruh dunia telah mencapai 103.494.172. Dari jumlah itu, sebanyak
2.236.835 orang meninggal dunia, dan 75.065.427 orang dinyatakan sembuh.

1
Berdasarkan angka-angka tersebut, Amerika serikat masih menjadi negara
dengan angka kasus tertinggi sampai saat ini. Berikut ini 5 negara dengan
jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia kini dicatatkan di AS,
yaitu dengan 26.761.838 kasus, 452.192 orang meninggal dunia, dan
16.397.882 orang dinyatakan sembuh. India 10.753.351 kasus, 154.407 orang
meninggal dunia, dan 10.428.253 orang dinyatakan sembuh. Brasil 9.204.731
kasus, 224.504 orang meninggal dunia, dan 7.998.246 orang dinyatakan
sembuh. Rusia 3.850.439 kasus, 73.182 orang meninggal dunia, dan 3.300.304
orang dinyatakan sembuh. Inggris 3.817.176 kasus, 106.158 orang meninggal
dunia, dan 1.673.936 orang dinyatakan sembuh. Sedangkan data terkonfirmasi
di Indonesia, yaitu dinyatakan positif 1.157.837 kasus, sembuh 949.990 orang,
dan meninggal dunia 31.556 orang (Kompas, 2021).
Wabah Covid-19 telah menyebar ke berbagai provinsi dan kabupaten di
Indonesia termasuk di Pekanbaru (Adlin dkk, 2020). Berdasarkan data yang
terkonfirmasi di Pekanbaru, yaitu dinyatakan positif 13.878 kasus, sembuh
13.075 orang, dan meninggal dunia 311 orang (Kompas, 2021). Kasus Covid-
19 kian hari semakin menunjukkan kenaikan jumlah kasus positif, sehingga
pemerintah menerapkan berbagai upaya untuk menekan jumlah kasus positif di
Indonesia. Salah satunya adalah dengan kebijakan Physical distancing. Hal ini
seperti yang diungkapakn oleh ahmad Yurianto (2020) yaitu untuk memutus
rantai penularan di masyarakat, dengan cara jaga jarak secara fisik dan jaga
jarak dalam berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya dengan jarak lebih
dari 1 meter. Selain itu masyarakat juga diminta untuk menghindari berkumpul
dan berada dalam kerumunan. Hal ini merupakan upaya yang paling benar,
upaya paling rasional dan baik untuk diterapkan sehingga diharapkan terjadi
pemutusan mata rantai penularan Covid-19 (Widyaningrum dkk, 2020).
Kebijakan physical distancing yang dilakukkan oleh pemerintah
Indonesia merupakan kebijakan yang tepat untuk mengurangi dampak
penyebaran infeksi virus Covid-19 di Indonesia. Kebijakan yang dipilih pun
telah sesuai dengan himbauan WHO terkait physical distancing. Hal ini dapat
kita temukan di tempat-tempat umum, dimana kita dapat melihat simbol
physical distancing yang menandakan jarak seseorang dengan orang lain

2
seperti yang terdapat pada halte bus, stasiun kereta api, supermarket, hingga
angkutan umum sudah mulai menggunakan nomor atau tanda jarak untuk
menjaga batas pengunjung agar terhindar dari kontak fisik dengan pengunjung
lainnya (Kresna, 2020).
Physical distancing atau dapat diartikan sebagai pembatasan kontak
fisik merupakan serangkaian tindakan dalam pengendalian infeksi non-farmasi
yang bertujuan untuk menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit
menular. Tujuan utama dari kebijakan pembatasan ini adalah untuk
mengurangi kemungkinan kontak fisik antara orang yang terinfeksi dan orang
lain yang tidak terinfeksi, sehingga dapat meminimalkan terjadinya penularan
penyakit, virus, morbiditas, dan akibat buruk lainnya yang dapat berakibat
kepada kematian (Yunus dkk, 2020).
Physical distancing efektif dilakukan untuk mencegah penularan infeksi
virus yang dapat ditularkan melalui kontak fisik yang meliputi kontak seksual,
kontak fisik tidak langsung misalnya dengan menyentuh permukaan yang
terkontaminasi, transmisi melalui udara, dapat juga mengenai percikan atau
droplet yang berasal dari batuk atau bersin (Yusup et al., 2020). Masyarakat
dapat menerapkan physical distancing dengan melakukan beberapa cara seperti
tidak meninggalkan rumah kecuali untuk kondisi yang sangat genting seperti
membeli kebutuhan pokok atau berobat, menyapa orang lain dengan
melambaikan tangan tidak berjabat tangan, rutin melakukan kegiatan olahraga
dirumah minimal 30 menit sehari untuk menjaga daya tahan tubuh,
memanfaatkan fasilitas gadget yang tersedia dirumah agar tetap dapat bekerja
atau belajar dari rumah (Kresna, 2020).
Berdasarkan penjelasan diatas menunjukkan bahwa kebijakan physical
distancing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat,
dimana dengan kebijakan physical distancing yang diambil oleh pemerintah
dapat menghambat penyebaran infeksi virus Covid-19 diantara masyarakat.
Dengan penerapan protokol-protokol kesehatan dan upaya-upaya yang perlu
diperhatikan oleh masyarakat luas untuk selalu menjaga kebersihan dan
menerapkan pola hidup sehat sehingga masyarakat terhindar dari bahaya

3
penularan dan dampak gangguan kesehatan dari penularan virus Covid-19
(Kresna, 2020).
Dari survey awal yang penulis lakukan pada mahasiswa di lingkungan
STIKes Payung Negeri Pekanbaru dengan wawancara didapatkan hasil 6 dari
10 orang mahasiswa menerapkan physical distancing dalam menghambat
Covid 19 sedangkan 4 dari 10 orang mahasiswa lainnya tidak menerapkan
physical distancing. Hal ini dikarenakan tidak adanya kesadaran pada diri
sendiri untuk tidak menjaga kesehatan dan tidak menghiraukan bahaya Covid-
19. Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih
lanjut dengan mengangkat judul penelitian “Hubungan Penerapan Physical
Distancing Terhadap Pencegahan Penyebaran Covid-19 di STIKes Payung
Negeri”.

B. Rumusan masalah
Physical distancing merupakan langkah atau kebijakan yang dilakukan
oleh pemerintah untuk membatasi ruang gerak masyarakat dalam melakukan
interaksi sosialnya dengan orang lain. Hal ini bertujuan untuk pencegahan
penyebaran infeksi virus Covid-19. Sejumlah pengamat telah mengkategorikan
virus Covid-19 sebagai virus yang berbaya dan mematikan. Orang yang terinfeksi
virus Covid-19 ditandai akan mengalami gejala flu yang disertai demam, pilek,
batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala (Yuliana, 2020). Terlebih telah
ditemukan pada sejumlah kasus pasien yang memiliki imunitas sangat lemah
dapat berakibat fatal apabila tidak mendapatkan penanganan medis secara cepat
dan tepat yakni dapat mengakibatkan kematian (Yusup et al., 2020).

Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti


tentang “Hubungan Penerapan Physical Distancing Terhadap Pencegahan
Penyebaran Covid-19 Di STIKes Payung Negeri”

C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui Hubungan Penerapan Physical Distancing Terhadap
Pencegahan Penyebaran Covid-19 Di STIKes Payung Negeri.

4
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui gambaran pencegahan penyebaran covid-19 Di STIKes
Payung Negeri
b. Mengetahui gambaran Penerapan physical distancing pada mahasiswa
c. Mengetahui hubungan penerapan physical distancing terhadap
pencegahan penyebaran covid-19

D. Manfaat penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil proposal ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menambah
informasi untuk melengkapi referensi keperpustakaan bahan teori bagi
mahasiswa atau mahasiswi untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi Tempat Penelitian
Hasil proposal ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak setempat
untuk mengetahui seberapa pentingnya hubungan penerapan physical
distancing terhadap pencegahan penyebaran covid-19
3. Bagi Ilmu Keperawatan
Hasil proposal ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk menambah
informasi yang terjadi dari hubungan penerapan physical distancing
terhadap pencegahan penyebaran covid-19
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil proposal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan
penelitian dalam ruang lingkup yang sama. Proposal ini dapat digunakan
sebagai media informasi dan pengembangan ilmu keperawatan

5
DAFTAR PUSTAKA

Nur Sholikah Putri Suni (2020). Kesiapsiagaan Indonesia Menghadapi


Potensi Penyebaran Corona Virus Disease.
Syakurah, R. A., & Moudy, J. (2020). Pengetahuan terkait usaha
pencegahan Coronavirus Disease (COVID-19) di Indonesia. HIGEIA (Journal of
Public Health Research and Develpment), 4(3), 333-346.
Mutasi Baru Virus Korona”, Kompas, 23 Januari 2020, hal. 10.

Adlin, A., & Yusri, A. (2020). Penegakan Hukum Pemerintahan: Kekuasaan


Walikota Pekanbaru Memberlakukan Beleidsregels Guna Memutus Penyebaran
Virus Covid-19 Di Kota Pekanbaru. Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu
Sosial, Politik dan Hummanioramaniora, 4(2), 71-81.

Widyaningrum, N., & Putri, Y. D. (2020). Gambaran Penerapan Physical


Distancing Sebagai Upaya Menekan Persebaran Covid-19 Di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7(2), 470-481.

Kresna, A., & Ahyar, J. (2020). Pengaruh Physical Distancing Dan Social
Distancing Terhadap Kesehatan Dalam Pendekatan Linguistik. Jurnal Syntax
Transformation, 1(4), 14-19.

Yunus, N. R., & Rezki, A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lock Down


Sebagai Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19. Salam: Jurnal Sosial Dan
Budaya Syar-I, 7(3).

Yusup, D. K., Badriyah, M., Suyandi, D., & Asih, V. S. (2020). Pengaruh
bencana Covid-19, pembatasan sosial, dan sistem pemasaran online terhadap
perubahan perilaku konsumen dalam membeli produk retail. Http://Digilib.
Uinsgd. Ac. Id, 1(1), 1–10.

Yuliana, Y. (2020). Corona virus diseases (Covid-19): Sebuah tinjauan


literatur. Wellness And Healthy Magazine, 2(1), 187–192.

Anda mungkin juga menyukai