Anda di halaman 1dari 10

AMBULASI MENGGUNAKAN KRUK

Oleh:

Kelompok

Eka Cahyani

Putri Miftahul Azizah

Riska Ria Sagala

Valencia Sandra Hutapea

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKes PAYUNG NEGERI PEKANBARU

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, atas segala taufik dan hidayah-Nya
yang senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Ambulasi
Menggunakan Kruk” sesuai dengan apa yang diharapkan. Penulis berharap makalah ini
dapat dijadikan sebagai referensi dan gambaran bagi pembaca mengenai ilmu pendidikan
khususnya yang berkaitan dengan keperawatan, dalam proses penyusunan makalah ini,
penulis menemui hambatan dan juga kesulitan. Namun, berkat bimbingan dan arahan dari
dosen pembimbing, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan dengan lancar dan tanpa
melampaui batas yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi lebih sempurnanya makalah ini

Pekanbaru, 07 Oktober 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat sering kali mendefinisikan kesehatan dan kebugaran fisik
mereka berdasarkan aktivitas mereka karena kesejahteraan mental dan efektivitas
fungsitubuh sangat bergantung pada status mobilitas mereka. Misalnya, saat
seseorang berdiri tegak, paru lebih muda untuk mengembang, aktivitas usus
(peristaltik)menjadi lebih efektif, dan ginjal mampu mengosongkan kemih secara
komplet. Selain itu, pergerakan sangat penting agar tulang dan otot befungsi
sebagaimanamestinya. Mobilitas, kemampuan untuk bergerak dengan bebas, mudah
, berirama, dan terarah di lingkungan adalah bagian yang sangat penting dalam
kehidupan.Individu harus bergerak untuk melindungi diri dari trauma dan untuk
memenuhi kebutuhan dasar mereka. Mobilitas amat penting bagi kemandirian
individu yangtidak mampu bergerak secara total sama rentan dan bergantungnya
dengan seorang bayi. Kemampuan untuk bergerak juga mempengaruhi harga diri
dan citra tubuh lagi sebagian besar orang, harga diri bergantung pada rasa
kemandirian atau perasaan berguna atau merasa dibutuhkan. !rang yang mengalami
gangguanmobilitas dapat merasa tidak berdaya dan membebani orang lain. "itra
tubuh dapatterganggu akibat paralisis, amputasi, atau kerusakan motorik lain. #eaksi
oranglain terhadap gangguan mobilitas dapat juga mengubah atau mengganggu
hargadiri dan citra tubuh secara bermakna. $mbulais adalah salah satu cara untuk
mencegah terjadinya gangguan mobilitas karena dengan ambulasi
dapatmemperbaiki sirkulasi, mencegah flebotrombosis ( thrombosis vena
profunda/DVT). Mengurangi komplikasi immobilisasi pasca operasi,mempercepat
pemulihan peristaltic usus, mempercepat pasien pasca operasi (kozier, 2010).
B. Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui Defenisi kruk
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui Jenis-jenis Kruk
3. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui Fungsi Kruk
4. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui Indikasi penggunaan Kruk
5. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui Kontra Indikasi Kruk
6. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui Manfaat Jenis Kruk
7. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam menggunakan kruk
8. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui Tehnik Pengunaan Kruk
BAB II
ISI

A. Defenisi Kruk
Kruk adalah alat bantu yang terbuat dari logam atau pun kayu dengan
panjang yang cukup untuk diraih dari axilla sampai ke tanahatau lantai. Kruk
memiliki permukaan cekung yang disesuaikan di bawah lengan dan sebuah
balok melintang untuk tangan untuk menyangga berat badan.
B. Jenis-jenis Kruk
Tujuan Penggunaan Kruk :
a. Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan kemampuan
mobilisasi
b. Menurunkan resiko komplikasi dari mobilisasi
c. Menurunkan ketergantungan pasien dan orang lain
d. Meningkatkan rasa percaya diri klien
C. Fungsi Kruk
a. Sebagai alat bantu berjalan.
b. Mengatur atau memberi keseimbangan waktu berjalan.
c. Membantu menyokong sebagian berat badan
D. Indikasi Pengguna Kruk
a. Pasien dengan fraktur ekstremitas bawah.
b. Pasien dengan postop amputasi ekstremitas bawah.
c. Pasien dengan kelemahan kaki atau post stroke.
E. Kontra Indikasi
a. Penderita demam dengan suhu tubuh lebih dari 37o C.
b. Penderita dalam keadaan bedrest.
c. Penderita dengan post op.
F. Manfaat Penggunaan Kruk
a. Memelihara dan mengembalikan fungsi otot.
b. Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok.
c. Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.
d. Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan kekakuan sendi.
G. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan kruk
a. Perawat atau keluarga harus memperhatikan ketika klien akan
menggunakan kruk.
b. Monitor klien saat memeriksa penggunaan kruk dan observasi untuk
beberapa saat sampai problem hilang.
c. Perhatikan kondisi klien saat mulai berjalan.
d. Sebelum digunakan, cek dahulu kruk untuk persiapan.
e. Perhatikan lingkungan sekitar.
f. Gunakan wc duduk untuk buang air besar.
g. Bila tidak ada wc duduk, gunakan wc biasa dengan kursi yang
tengahnya diberi lubang.
h. Jaga keseimbangan tubuh.
H. Tehnik Pengunaan Kruk
1) Cara berjalan menggunakan kruk
a. Langkah I, dengan kruk tetap di tempatnya, tekanan tempat di
tangan anda, bukan pada ketiak anda.
b. Langkah II, pindahkan kaki dioperasikan dan kedua kruk
maju pada saat yang sama
c. Langkah III, mencari dan lurus kedepan, langkah pertama
melalui kruk dengan kaki dioperasikan diikuti oleh kaki anda
acreage.
2) Tehnik Turun Tangga
a. Pindahkan berat badan pada kaki yang tidak sakit.
b. Letakkan kruk pada anak tangga dan mulai untuk memindahkan
berat badan pada kruk.
c. Gerakkan kaki yang sakit kedepan
d. Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk.
3) Tehnik Naik Tangga
a. Pindahkan berat badan pada kruk.
b. Julurkan tungkai yang tidak sakit antara kruk dari anak
tangga.
c. Pindahkan berat badan dari kruk ketungkai yang tidak sakit.
d. Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan
kruk.
4) Tehnik Duduk
1) Klien diposisi pada tengah depan kursi dengan aspek posterior
kaki menyentuh kursi.
2) Memberi metode yang aman untuk duduk dan bangun dari kursi.
3) Klien memegang kedua kruk dengan tangan berlawanan dengan
tungkai yang sakit.
4) Bila kedua tungkai sakit, kruk ditahan, pegang pada tangan klien
yang lebih kuat.
5) Tehnik Naik Kendaraan
Tubuh dirapatkan ke mobil, kemudian pegang bagian atas
pintu, bokong diangkat kemudian naikkan kaki yang sakit.
6) Gaya Berjalan 4 Titik Tumpu
a. Langkahkan kruk sebelah kanan ke depan
b. Langkahkan kaki sebelah kiri ke depan
c. Langkahkan kruk sebelah kiri ke depan
d. Langkahkan kaki sebelah kanan kedepan
7) Gaya Berjalan 3 Titik
a. Kedua kayu penopang dan kaki yang tidak boleh menyangga
dimajukan, kemudian menyusul kaki yang sehat.
b. Kedua kayu penopang lalu segera dipindahkan ke muka lagi
dan pola tadi di ulang lagi.
8) Gaya Berjalan 2 Titik
a. Kruk sebelah kiri dan kaki kanan maju bersama-sama
b. Kruk sebelah kanan dan kaki kiri maju bersama-sama.
9) Full Weight Bearing
Berjalan normal, penggunaan alat penyangga di kurangi, lambat
laun akhirnya dihilangkan.
10) Partial Weight Bearing
a. Dua tangan atau dua tongkat beserta satu tungkai lemah maju
serentak.
b. Tungkai yang sehat melangkah maju dengan berat tubuh
bertumpu pada kedua tangan atau tongkat serta sebagian
bertumpu pada kaki yang lemah
11) Non weight Bearing
a. Dua tangan atau dua tungkai yang sakit maju serentak, posisi
tungkai yang lemah diangkat bergantung kearah depan
b. Tungkai yang sehat melangkah maju dengan berat tubuh
bertumpu pada kedua tangan atau tongkat
12) Swing To Gait
a. Langkahkan kedua kruk bersama-sama.
b. Kedua kaki diangkat dan diayunkan maju sampai pada garis
yang menghubungkan kedua tangan atau ujung kruk.
13) Swing through Gait
a. Langkahkan kedua kruk bersama-sama.
b. Kedua kaki diangkat, diayunkan melewati garis yang
menghubungkan kedua tangan atau ujung kruk
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Masyarakat sering kali mendefinisikan kesehatan dan kebugaran fisik mereka
berdasarkan aktivitas mereka karena kesejahteraan mental dan efektivitas
fungsitubuh sangat bergantung pada status mobilitas mereka. Misalnya, saat
seseorang berdiri tegak, paru lebih muda untuk mengembang, aktivitas usus
(peristaltik)menjadi lebih efektif, dan ginjal mampu mengosongkan kemih
secara komplet
B. Saran
Segala usaha telah kamu lakukan dalam pembuatan makalah ini terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat memerlukan kritik dan saran
pembaca demi kesempurnaan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Berger C. Blauth R. Boger D. et al., 1993, "Kano methods for understanding


customer-defined quality", Hinshitsu: Journal of the Japanese Society for
Quality Control Fitriadi, Taufiq. 2008. Perancangan Alat Bantu Jalan
(Kruk) yang Praktis dan Ergonomis dengan Menggunakan Software Catia.
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Anda mungkin juga menyukai