Disusun oleh :
SYIRA ALLEGRA
2A/56
P1337420421111
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Postur jalan normal adalah tegak, vertebrata servikal, trorkal, lumbal sejajar,
pinggul dan lutut dalam keadaan fleksi yang sesuai dan lengan bebas
mengayun bersama kaki. Penyakit atau trauma dapat mengurangi toleransi
aktivitas, sehingga memerlukan bantuan dalam berjalan.
Postur tubuh yang baik bagi mereka yang mempunyai kemampuan fisik untuk
itu merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk mobilisasi. Gerakan
yang terjadi karena pergantian kontraksi dan relaksasi kumpulan otot yang
berlawanan, yang melekat pada tulang. Otot yang padat dan dipertahankan
dalam kondisi demikian melalui latihan yang teratur akan lebih memudahkan
pencapaian postur tubuh yang baik dengan disertai perasaan tubuuh yang
enak. Sedangkan otot yang kurang keras dan kendor serta menggantung tidak
akan dapat menjadikan postur tubuh yang baik.
Kebutuhan berjalan pun sangat mempengaruhi kepentingan setiap individu
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Contohnya berjalan menuju toilet,
berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dan lain-lain. Maka dari itu, perawat
bertgas merawat, melatih, serta memotivasi kliennya yang immobilisasi agar
tegar, termotivasi, serta mau berjuang agar bisa berjalan.
Pada zaman modern seperti ini sudah banyak peralatan canggih yang
digunakan oleh para medis untuk membantu mengobati pasien. Alat-alatnya
pun sangat beragam, dari mulai peralatan yang sederhan hingga ke peralatan
yang pembuatannya rumit, contohnya, kruk, tripot dan walker.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana standar operasional prosedur dari melatih penggunaan alat bantu
berjalan menggunakan kruk, tripod, dan walker
KAJIAN TEORI
Tujuan
1. Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan
sendi dan kemampuan mobilisasi.
a. Tahap prainteraksi
1. Mempersiapkan diri perawat
2. Melakukan pengecekan program terapi
3. Mencuci tangan
4. Menyiapkan alat
Tripod :
1. Gunakan tongkat pada sisi tubuh klien yang
terkuat
2. Jelaskan pada klien untuk memegang tongkat
dengan tangan yang sehat
3. Klien mulai melangkah dengan kaki yang
terlemah, bergerak maju dengan tongkat, sehingga
berat badan klien terbagi antar tongkat dan kaki
yang terkuat.
4. Kaki yang terkuat maju melangkah setelah
tongkat, sehingga kaki terlemah dan berat badan
klien disokong oleh tongkat dan kaki terkuat.
5. Berjalanlah disisi bagian tungkai klien yang
lemah. Klien kemungkinan jatuh ke arah bagian
tungkai yang lemah tersebut.
6. Ajak klien berjalan selama waktu atau jarak yang
telah ditetapkan dalam rencana keperawatan.
7. Jika klien kehilangan keseimbangan atau
kekuatannya dan tidak segera pulih, masukkan
tangan anda ke ketiak klien, dan ambil jarak
berdiri yang luas untuk mendapatkan dasar
tumpuan yang baik. Sandarkan klien pada pinggul
anda sampai tiba bantuan, atau rendahkan badan
anda dan turunkan klien secara perlahan ke lantai.
Walker :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dikaji lebih dalam, kami dapat menyebut serta menyimpulkan alat apa
saja yang digunakan dan bagaimana cara menggunakannya.