Anda di halaman 1dari 36

Lindawati F.

Tampubolon
1. Mempertahankan tonus otot
2. Meningkatkan peristaktik usus sehingga mencegah
obstipasi
3. Memperlancar peredaran darah
4. Memperlancar fungsi tubuh
5. Mengembalikan pada aktifitas semula
Persyaratan tongkat:
1. Ujung tongkat yang mengenai lantai diberi karet
setebal 3,75 cm untuk memberi stabilitas optimal
pada klien
2. Ukuran tongkat setinggi pangkal paha
3. Siku klien dapat defleksi (pembelokan) di atas
tongkat kira-kira 25 30 derajat
1. Cuci tangan untuk mengurangi transmisi
mikroorganisme
2. Jelaskan prosedur dan tujuan dilakukannya tindakan
tersebut kepada klien dengan kata-kata yang mudah
dipahami oleh klien
3. Gunakan tongkat pada sisi tubuh klien yang terkuat
4. Jelaskan pada klien untuk memegang tongkat dengan
tangan yang sehat
5. Klien mulai melangkah dengan kaki yang lemah,
bergerak maju dengan tongkat, sehingga berat badan
klien terbagi antara tongkat dengan tangan yang sehat
6. Kaki yang terkuat maju melangkah setelah tongkat,
sehingga kaki terlemah dan berat badan klien
disokong oleh tongkat dan kaki terlemah.
7. Lakukan tahap-tahap tersebut secara berulang
sampai klien dapat berjalan dengan lancar
1. Langkahkan ekstremitas yang sehat terlebih dahulu
ke anak tangga pertama
2. Letakkan tongkat pada anak tangga pertama diikuti
dengan ekstremitas yang sakit
3. Lakukan tahap-tahap tersebut hingga anak tangga
yang terakhir (paling tinggi)
1. Langkahkan kaki yang sakit dengan tongkat terlebih
dahulu ke anak tangga pertama (paling atas)
2. Langkahkan kaki yang sehat menyusul kaki yang
sakit
3. Lakukan tahap-tahap tersebut hinga anak tangga
yang terakhir (paling bawah)
Kruk digunakan untuk keseimbangan dengan bertumpu
pada berat badan yang dapat digunakan pada 2
tempat, yaitu sisi kanan dan kiri atau satu tempat pada
daerah yang sakit:
Pasca amputasi kaki
Hemiparese
Paraparese
Fraktur pada ekstremitas bawah
Terpasang gibs
Pasca pemasangan gibs
Kontra Indikasi:

Penderita demam dengan suhu tubuh lebih dari 37o C.


Penderita dalam keadaan bedrest.
Manfaat Penggunaan Kruk:
Memelihara dan mengembalikan fungsi otot.
Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi
bengkok.
Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.
Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan
kekakuan sendi
Perawat atau keluarga harus memperhatikan ketika
klien akan menggunakan kruk.
Monitor klien saat memeriksa penggunaan kruk dan
observasi untuk beberapa saat sampai problem hilang.
Perhatikan kondisi klien saat mulai berjalan.
Sebelum digunakan, cek dahulu kruk untuk persiapan.
Perhatikan lingkungan sekitar.
Tujuan Penggunaan Kruk:
Meningkatkan kekuatan otot,
pergerakan sendi dan kemampuan mobilisasi
Menurunkan resiko komplikasi dari mobilisasi
Menurunkan ketergantungan pasien dan orang lain
Meningkatkan rasa percaya diri klien
Fungsi Kruk:
Sebagai alat bantu berjalan.
Mengatur atau memberi keseimbangan waktu
berjalan.
Membantu menyokong sebagian berat badan klien
Pastikan panjang kruk sudah tepat
Bantu klien mengambil posisi segitiga, posisi dasar
berdiri menggunakan kruk sebelum mulai berjalan.
Ajarkan klien tentang salah satu dari empat cara
berjalan dengan kruk
Perubahan empat titik atau cara berjalan empat titik
memberi kestabilan pada klien, tetapi memerlukan
panahanan berat badan pada kedua tungkai. Masing-
masing tungkai digerakkan secara bergantian dengan
masing-masing kruk, sehingga sepanjang waktu
terdapat tiga titikdukungan pada lantai
Perubahan tiga titik atau cara berjalan tiga titik
mengharuskan klien menahan semua beratbadan
pada satu kaki. Berat badan dibebankan pada kaki
yang sehat, kemudian pada kedua krukdan selanjutnya
urutan tersebut diulang. Kaki yang sakit tidak
menyentuh lantai selama fase dini berjalan tiga titik.
Secara bertahap klien menyentuh lantai dan semua
beban berat badan bertumpu pada
Cara berjalan dua titik memerlukan sedikitnya
pembebanan berat badan sebagian pada masing-
masing kaki. Kruk sebelah kiri dan kaki
kanan maju bersama-sama. Kruk sebelah kanan
dan kaki kiri maju bersama-sama.
Cara jalan mengayun ke kruk ( swing to gait),
klien yang mengalami paralisi tungkai dan pinggul
dapat menggunakan cara jalan mengayun ini.
Penggunaan cara ini dalam jangka waktu yang
lama dapat mengakibatkan atrofi otot yang tidak
terpakai. Minta klien untuk menggerakkan kedua
kruk kedepan secara bersamaan.pindahkan berat
badan kelengan dan mengayun melewati kruk.
Cara jalan mengayun melewati kruk ( swing
throughgait)
Cara jalan ini sangat memerlukan
ketrampilan,kekuatan dan koordinasi klien. Minta
klien untuk menggerakkan kedua kruk kedepan secara
bersamaan. Pindahkan berat badan ke lengan dan
mengayun melewati kruk.
Ajarkan klien menaiki dan menuruni tangga
Naik:
Lakukan posisi tiga titik
Bebankan berat badan pada kruk
Julurkan tungkai yang tidak sakit antara kruk dan anak
tangga
Pindahkan beban berat badan dari kruk ke tungkai
yang tidak sakit
Luruskan kedua kruk dengan kaki yang tidak sakit di
atas anak tangga
Turun:
Bebankan berat badan pada kaki yang tidak sakit
Letakkan kruk pada anak tangga dan mulai
memindahkan berat badan pada kruk, gerakkan kaki
yang sakit ke depan
Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga
dengan kruk
Ajarkan klien tentang cara duduk di kursi dan cara
beranjak dari kursi
Duduk:
Klien di posisi tengah depan kursi dengan aspek
posterior kaki menyentuh kursi
Klien memegang kedua kruk dengan tangan
berlawanan dengan tungkai yang sakit. Jika kedua
tungkai sakit kruk ditahan dan pegang pada tangan
klien yang lebih kuat
Klien meraih tangan kursi dengan tangan yang lain
dan merendahkan tubuh kekursi
Bangun:
Lakukan tiga langkah di atas dalam urutan sebaliknya.
Cuci tangan
Catat cara berjalan dan prosedur yang diajarkan serta
kemampuan klien untuk melakukan cara berjalan
dalam catatan perawat.
Ada dua tipe kursi roda yaitu kursi roda manual dan
listrik. Kursi roda listrik merupakan kursi roda yang
digerakkan dengan motor listrik biasanya digunakan
untuk perjalanan jauh bagi penderita cacat atau bagi
penderita cacat ganda sehingga tidak mampu untuk
menjalankan sendiri kursi roda, untuk menjalankan
kursi roda mereka cukup dengan menggunakan tuas
seperti joystick untuk menjalankan maju, mengubah
arah kursi roda belok kiri atau belok kanan dan untuk
mengerem jalannya kursi roda.
Biasanya kursi roda listrik dilengkapi dengan alat untuk
mengecas/mengisi ulang aki/baterainya yang dapat
terus dimasukkan dalam stop kontak
dirumah/bangunan yang dikunjungi. Kursi
roda manual memiliki bentuk lipat atau rangka
kaku. kursi roda digerakkan dengan tangan si penderita
cacat, merupakan kursi roda yang biasa digunakan
untuk semua kegiatan. Kursi roda manual dapat
dioperasikan dengan bantuan orang lain maupun oleh
penggunanya sendiri. Kursi roda seperti ini tidak dapat
dioperasikan oleh penderita cacat yang mempunyai
kecacatan ditangan
Hal-hal yang harus diperhatikan:
Tentukan ukuran tubuh klien
Tentukan kemampuan klien intuk mengikuti perintah
Kekuatan otot dan pergerakan sendi klien,
Adanya paralisis.
Indikasi penggunaan kursi roda:
Paraplegia
Tidak dapat berjalan atau tirah baring
Pada pelaksanaan prosedur tindakan, misal klien akan
foto rontgen
Pasca amputasi kedua kaki
Cuci tangan untuk mengurangi transmisi organisme
Jelaskan prosedur pelaksanaan
Rendahkan posisi tempat tidur pada posisi terendah
sehinggaa kaki klien dapat menyentuh lantai. Kunci
semua roda tempat tidur
Letakkan kursi roda sejajar dan sedekat mungkin
dengan tempat tidur. Kunci semua roda dari kursi
roda. Bantu klien pada posisi duduk di tepi tempat
tidur
Kaji adanya hipotensi ssebelum memindahkan klien
dari tempat tidur
Ketika klien turun dari tempat tidur, perawat harus
berdiri tepat dihadapannya dan klien meletakkan
tangannya dipundak perawat. Selanjutnya, perawat
meletakkan tangannya dipinggang klien.
Sementara klien mendorong badannya keposisi
berdiri, perawat membantu mengangkat bagian atas
tubuh klien.
Klien dibiarkan berdiri selama beberapa detik untuk
memastikan tidak adanya pusing
Perawat tetap berdiri menghadap klien lalu memutar
tubuh klien sehingga membelakangi kursi roda.
Setelah itu, perawat memajukan salah satu kakinya
dan memegang kedua lutut untuk menjaga
keseimbangan, kemudian membantu klien untuk
duduk di kursi roda.
Walker ditujukan bagi klien yang membutuhkan
lebih banyak bantuan dari yang bisa diberikan oleh
tongkat. Tipe standar walker terbuat dari alumunium
yang telah dihaluskan. Walker mempunyai empat kaki
dengan ujung dilapisi karet dan pegangan tangan yang
dilapisi plastik. Walker standar membutuhkan
kekuatan parsial pada kedua tangan dan pergelanga
tangan; ekstensor siku yang kuat, dan depresor bahu
yang kuat pula.
Selain itu klien juga harus mampu menahan setengahberat
badan pada kedua tungkai. Walkker dengan empat roda
atau walker beroda tidak perlu diangkat ketika hendak
bergerak, namun walker jenis ini kurang stabil dibandingkan
dengan walker jenis standar. Beberapa jenis walker beroda
mempunyai tempat duduk pada bagian belakang sehingga
klien dapat duduk untuk istirahat jika diinginkan.

Walker jenis lain mempunyai dua ujung karet dan dua roda.
Klien memiringkan walker,mengangkat ujung karet
sementara rodanya tetap di permukaan tanah, kemudian
mendorong walker tersebut kearah depan.
Perawat mungkin harus menyesuaikan tinggi walker
sehingga penyangga tangan berada dibawah pinggang
klien dan siku klien agak fleksi. Walker yang terlalu
rendah dapat menyebabkan klien membungkuk,
sementara yang terlalu tinggi dapat membuat klien
tidak dapat meluruskan lengannya.
Ketika klien membutuhkan bantuan maksimal:
Gerakkan walker kedepan kira-kira 15cm sementara
berat badan bertumpu pada kedua tungkai
Kemudian gerakkan kaki kanan hingga mendekakti
walker sementara berat badan dibebankan pada
tungkai kiri dan kedua tangan.
Selanjutnya, gerakkan kaki kiri hingga mendekati kaki
kanan sementara berat badan bertumpu pada tungkai
kanan dan kedua lengan.
Jika salah satu tungkai klien lemah:
Gerakkan tungkai yang lemah kedepan secara
bersamaan sekitar 15 cm (6 inchi) sementara berat
badan bertumpu pada tungkai yang kuat
Kemudian, gerakkan tungkai yang lebih kuat ke depan
sementara beratbadan bertumpu pada tungkai lemah
dan kedua lengan.
Selamat mencoba

Anda mungkin juga menyukai