Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan izin-
Nya juga sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Ketrampilan dasar
praktik Klinik untuk kebidanan yang membahas khususnya sub bahasan tentang
mobilisasi dan pengaturan posisi”. Alhamdullilah tugas ini dapat diselesaikan dengan
lancar. Penulisan tugas ini selain bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen pengasuh mata kuliah juga sebagai salah satu sarana bagi penyusun
untuk lebih dapat memahami tentang fungsi dan tujuan mobilisasi dan pengaturan posisi
sebagai ketrampilan dasar yang sangat dibutuhkan bagi tenaga paramedis.
Tugas ini penulis susun dari hasil studi pustaka yang penulis peroleh dari buku
yang berkaitan dengan KDPK dan berbagai sumber tulisan yang menbahas tentang
mobilisasi dan pengaturan posisi pada praktik klinik, tak lupa penyusun ucapkan terima
kasih kepada pengajar mata kuliah atas bimbingan dan arahan dalam penulisan tugas ini.
Juga kepada rekan-rekan yang telah membantu baik materi maupun moril sehingga tugas
ini dapat terselesaikan.
Saya berharap, dengan membaca tugas yang saya susun ini dapat memberi
manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita tentang KDPK
khususnya masalah mobilitas dan pengaturan posisi. Memang tugas ini masih jauh dari
sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan
menuju arah yang lebih baik.
1.3. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan tugas ini antara lain:
1. Untuk memenuhi apa dan bagaimana mobilisasi sesuai dengan ketrampilan
dasar praktik klinik.
2. Untuk mengetahui pengaturan posisi dan fungsi posisi dalam Ketrampilan
dasar praktik klinik.
BAB II
METODE PENULISAN
3.1. Mobilisasi
3.1.1. Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan
dengan bebas, mudah dan teratur (kosier, 1989).
3.1.2. Tujuan dari mobilisasi
1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia
2. Mencegah terjadinya trauma
3. Mempertahankan tingkat kesehatan
4. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari – hari
5. Mencgah hilangnya kemampuan fungsi tubuh ketahanan otot dan kekuatan
otot.
3.1.3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Mobilisasi
1. Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang,
karena gaya hidup berdampak pada perilaku dan kebiasaan.
Gaya hidup sesorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin
tinggi tingkat pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang dapat
meningkatkan kesehatannya. Demikian halnya dengan pengetahuan
kesehatan tetang mobilisasi seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi
dengan cara yang sehat misalnya; seorang ABRI akan berjalan dengan gaya
berbeda dengan seorang pramugari atau seorang pemambuk.
2. Proses penyakit dan injuri
Adanya penyakit tertentu yang di derita seseorang akan mempengaruhi
mobilisasinya karena dapat mempengaruhi fungsi system tubuh misalnya;
seorang yang patah tulang akan kesulitan untuk mobilisasi secara bebas.
Demikian pula orang yang baru menjalani operasi. Karena adanya nyeri
mereka cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien harus
istirahat di tempat tidurkarena mederita penyakit tertentu misallya; CVA
yang berakibat kelumpuhan, typoid dan penyakit kardiovaskuler.
3. Kebudayaan
Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktifitas
misalnya; seorang anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan berebda
mobilisasinya dengan anak kota yang biasa pakai mobil dalam segala
keperluannya. Wanita kraton akan berbeda mobilisasinya dibandingkan
dengan seorang wanita madura dan sebagainya.
4. Tingkat energy
Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang lagi
sakit akan berbeda mobilisasinya di bandingkan dengan orang sehat apalagi
dengan seorang pelari.
5. Usia dan status perkembangan
Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilisasiny dibandingkan
dengan seorang remaja. Anak yang selalu sakit dalam masa pertumbuhannya
akan berbeda pula tingkat kelincahannya dibandingkan dengan anak yang
sering sakit.
e. Pergelangan Tangan
Fleksi: Tangan ditekuk 90 derajat kebawah dengan telapak tangan
mengahadap kebawah
Ekstensi: tangan digerakan 90 aerajat dengan posisi lurus dengan
lengan
Hyperekstensi: tangan ditekuk keatas, punggung tangan diatas dengan
sudut 90 derajat.
Abduksi: pergelangan tangan, dengan jari-jari dirapatkan ditekuk
keluar menuju ula
Abduksi: pergelangan tangan dengan jari-jari dirapatkan ditekuk ke
depan menuju radius.
f. Jari dan Ibu Jani
Fleksi: Jari-jari digenggamkan
Ekstensi: Jari digerakan 90 derajat lurus dengan lengan dengan
telapak tangan menghadap ke bawah.
Hyperekstensi : jari-jari dengan felapak tangan kebawah, ditekuk
keatas menuju punggung tangan 45 derajat
Abduksi: jan dan ibu /ari dibentangkan/direngangkan 30 derajat
Abduksi: jari dan ibu jari dirapatkan bersama 30 derajat
Posisi Ibu jari : ibu jari ditekuk kedalam memutar menuju kelingking
dikuti oleh jari-jari yang lain.
g. Pinggul
Fleksi : tungkai digerakan keatas kemuka 90 derajat
Ekstensi : tungkai digerakan kembali ke posisi lurus sejajar dengan
tubuh
Hyperekstensi: tungkai digerakan kebelakang tubuh 50 derajat
Sirkumduksi: tungkai digerakan dalam lingkaran 360 derajat
Abduksi: iungkai digerakan kesamping menjauhi tubuh 45 derajat
Abduksi: tungkai digerakan kesamping mendekati tubuh 45 derajat
Rotasi Interna : tungkai dan kaki diputar kedalam 90 derajat
Rotasi Eksterna : tungkai dan kaki diputar kedalam 90 derajat
h. Lutut
Fleksi. lutut ditekuk diangkat kebelakang dan atas 90 derajat
Akstensi : Lutut digerakan kembali sejajar tubuh
i. Pergelangan Kaki
Planfar Fleksi: kaki digerakan kebawah 45 derajat
Dorsi Fleksi: kaki digerakan keatas 45 derajat
Enversi: sisi luar kaki ditekuk kesamping keluar diputar
Inversi: kaki diputar dengan sisi medial, diputar kedalam
j. Jari Kaki
FIeksi jari-jari ditekuk kebawah 90 derajat
Ekstensi : jari-jari sejajar kembali dengan punggung
Hyperekstensi : jari-jari ditekuk keatas 45 derajat
Abduksi : jari-jari digerakan menjauhi satu sama lain 15 derajat
Abduksi : jari-jari digerakan menapat
k. Pinggang
Fleksi pinggang ditekuk kedepan 90 derajat
Ekstensi : pinggang diluruskan kembali
Hyperekstensi: pinggang ditarik kebelakang 30 derajat
Lateral Fleksi: tubuh ditarik kekedua sisi 45 derajat
Rotasi : tangan dipinggang digerakan melingkar 360 derajat
B. PASSIVE ROOM
Posisi Supinasi
a. Lengan dan Bahu
Lengan klien disamping tubuh, tangan kanan penolong memegang
pergelangan tangan pasien dan tangan kiri disiku pasien.
Fleksi dan rotasi eksternai bahu
Abduksi dan rotasi eksternai bahu
Abduksi bahu
Rotasi interna dan eksterna bahu
FIeksi dan ekstensi siku
Pronasi dan supinasi lengan bawah
b. Tangan dan pergelangan tangan
Tangan kiri penolong diatas punggung tangan, tangan kanan memegang
jari-jari tangan :
Hyperekstensi pergelangan tangan, fleksi jari-jari
Hyperekstensi pergelangan tangan, ekstensi jari-jari
c. Pinggul dan Tungkai
Tangan kiri perawat dibawah lutut pasien dan memegangnya, tangan
kanan perawat ditumit pasien untuk plantar fleksi, tangan kiri perawat
diats pergelangan kaki pasien dan tangan kanan memegang jari kaki
Plantar fleksi kaki
Inversi dan eversi kaki
Fleksi dan ekstensi jari kaki
Posisi telungkup dan miring
Hyperekstensi Bahu
Hyperekstensi pinggul
Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan
bebas. Tujuan dari mobilisasi antara lain : Memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Mencegah terjadinya trauma. Mempertahankan tingkat kesehatan. Mempertahankan
interaksi sosial dan peran sehari – hari. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh.
Ketheleen Haerth Belland RN. BSN, Mary and Wells RN Msed, 1986, Chlinical
Nursing Prosedurs, California Jones and Bardlett Publishers Inc.
Diana Hestings. RGN RCNT. 1986, The Machmillan Guide to home Nursing London,
Machmillan London LTD. Ahli bahasa : Prilian Pranajaya, 1980 editor lilian
juwono Jakarta, Arcan.
Barbara Koezeir, Glenora Erb, 1983, Fundamental of Nursing, california Addison –
Wesly publishing Division.
Barbara Koezeir, Glenora Erb, Oliveri, 1988, Fundamental of Nursing, Philadelpia
Addison Wesly publishing Division.
Republika. Dekubitus. Available at: www.republika.co.id. Acessed Desember 2006.
Sanada, H. Pressure ulcers management. http://square.umin.ac.jp/sanada/english/show-
e.html. Accessed Desember 2006
Sato M., Sanada H., Konya C., et al. Prognosis stage I and related factors. International
Wound Journal. 2006;3:335-362
Sugama., J., Sanada, H., Kanagawa, K., et al . Risk factors of pressure sore
development, intensive care unit, Pressure – relieving care, the Japanese version
of the Braden Scale. Kanazawa Junior Collage, 1992, 16, 55-59
Suriadi, Sanada H, Kitagawa A, et.al. Study of reliability and validity of the braden scale
translated into indonesia. 2003. Master thesis. Kanazawa University, Japan
Sussman, C. & Bates-Jensen, B.M.. Wound Care: a collaborative practice manual for
physical therapist and nurses. Second Edition. Gaithersburg: AN Aspen
publication, 2001,235 – 260
http://yuwielueninet.wordpress.com/2008/03/25/KDPK/
http://xa-dewie.blogspot.com/2009/10/Prinsip kebutuhan dasar manusia.html
http://irm4chimut.wordpress.com/mobilisasi pasien dalam Ketrampilan dasar praktik
kebidanan.html
http://nursecerdas.wordpress.com/2009/02/05/217/
TUGAS
KETRAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK
UNTUK KEBIDANAN
Tentang
MOBILISASI DAN PENGATURAN POSISI
Disusun Oleh :
NOKA RUTANI SARI
NIM. 090512
DOSEN PEMBIMBING :
MIKASMAN, S. Pd