Anda di halaman 1dari 20

Pendidikan

TITLE
agama

Dosen:
Muhammad Royyan M.Pd.I
Kelompok 3

Euthanasia dalam
pandangan islam
Pengertian
euthanasia dalam
pandangan islam

Euthanasia secara bahasa berasal dari bahasa


Yunani eu yang berarti “baik” dan thanatos yang
berarti “kematian” Dalam bahasa Arab, Euthanasia
dikenal dengan istilah qatl ar-rahma atau taysir al-
mawt. Menurut istilah kedokteran euthanasia berarti
tindakan untuk meringankan kesakitan atau
penderitaan yang dialami seseorang yang akan
meninggal juga berarti mempercepat kematian
seseorang yang ada dalam kesakitan dan
penderitaan hebat menjelang kematiannya.
MACAM-MACAM
EUTHANASIA

Euthanasia Pasif adalah tindakan dokter menghentikan


pengobatan pasien yang menderita sakit keras, yang secara medis sudah
tidak mungkin lagi dapat disembuhkan. Penghentian pengobatan ini
berarti mempercepat kematian pasien.

Euthanasia aktif adalah tindakan dokter mempercepat


kematian pasien dengan memberikan suntikan ke dalam tubuh pasien
tersebut. Suntikan diberikan pada saat keadaan penyakit pasien sudah
sangat parah atau sudah sampai pada stadium akhir, yang menurut
perhitungan medis sudah tidak mungkin lagi bisa sembuh atau bertahan
lama.
Euthanasia dalam
praktiknya dibagi
menjadi 2 yaitu :

1.Euthansia positif
adalah tindakan memudahkan kematian pasien karena kasih
sayang yang dilakukan oleh dokter dengan mempergunakan
instrumen(alat) atau obat.

2.Euthanasia negatif
Adalah tindakan membiarkan saja pasien yang sudah parah
sakitnya tanpa tindakan pengobatan.
Euthanasia ditinjau dari
sudut cara pelaksanaannya

1. Eutanasia agresif : atau suatu tindakan eutanasia aktif yaitu suatu


tindakan secara sengaja yang dilakukan oleh dokter atau tenaga
kesehatan lain untuk mempersingkat atau mengakhiri hidup si pasien.

2. Eutanasia non agresif : atau kadang juga disebut autoeuthanasia


(eutanasia otomatis)yang termasuk kategori eutanasia negatif yaitu
dimana seorang pasien menolak secara tegas dan dengan sadar untuk
menerima perawatan medis dan sipasien mengetahui bahwa
penolakannya tersebut akan memperpendek atau mengakhiri hidupnya.

3. Eutanasia pasif : juga bisa dikategorikan sebagai tindakan eutanasia


negatif yang tidak menggunakan alat-alat atau langkah-langkah aktif
untuk mengakhiri kehidupan si sakit. Tindakan pada eutanasia pasif ini
adalah dengan secara sengaja tidak (lagi) memberikan bantuan medis
yang dapat memperpanjang hidup pasien.
Hukum Euthanasia
Positif

Memudahkan proses kematian secara aktif (eutanasia


positif) jelas-jelas tidak diperkenankan oleh syariat Islam. Sebab
yang demikian itu berarti dokter melakukan tindakan aktif dengan
tujuan membunuh si sakit dan mempercepat kematiannya melalui
pemberian obat secara overdosis.
Maka dalam hal ini, dokter telah melakukan pembunuhan, baik
dengan cara pemberian obat overdossis yang pada hakikatnya
merupakan racun yang keras, ataupun dengan menggunakan
senjata tajam.
Semua itu termasuk pembunuhan yang haram hukumnya, bahkan
termasuk dosa besar yang membinasakan.
Perbuatan demikian itu tidak dapat lepas dari kategori
pembunuhan meskipun yang mendorongnya itu rasa kasihan
kepada si sakit dan untuk meringankan penderitaannya.
Hukum Euthanasia
Negatif

Adapun memudahkan proses kematian dengan cara


pasif, maka semua berkisar pada `menghentikan
pengobatan` atau tidak memberikan pengobatan.
Hal ini didasarkan pada keyakinan dokter bahwa
pengobatan yang dilakukan itu tidak ada gunanya dan
tidak memberikan harapan kepada si sakit, sesuai
dengan sunnatullah dan hukum sebab-akibat.
Perbedaan
Pendapat

Para ulama bahkan berbeda pendapat


mengenai mana yang lebih utama: berobat
ataukah bersabar? Bersabar di sini berarti
tidak berobat.Di antara mereka ada yang
berpendapat bahwa bersabar (tidak berobat)
itu lebih utama, berdasarkan hadits Ibnu
Abbas yang diriwayatkan dalam kitab sahih
dari seorang wanita yang ditimpa penyakit
epilepsi.
Wanita itu meminta kepada Nabi saw.
agar mendoakannya, lalu beliau
menjawab: Jika engkau mau bersabar
(maka bersabarlah), engkau akan
mendapatkan surga; dan jika engkau
mau, akan saya doakan kepada Allah
agar Dia menyembuhkanmu.` Wanita
itu menjawab, aku akan bersabar
Euthanasia menurut
pandangan islam

Syariat Islam jelas mengharamkan


euthanasia karena termasuk dalam
kategori melakukan pembunuhan dengan
sengaja, walaupun niatnya baik, yaitu
untuk meringankan penderitaan pasien.
Hukumnya tetap haram walaupun atas
permintaan pasien sendiri atau
keluarganya
Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla menciptakan


penyakit beserta obatnya. Karena itu, berobatlah”.
Hadis ini memotivasi kepada manusia agar
ketika sakit hendaknya berobat untuk
kesembuhan penyakitnya. Karena setiap penyakit
yang diturunkan oleh allah itu pasti ada obatnya.
Presentation
Meskipun kadang Title
kala, manusia belum
mengetahui obatnya. Yang terpenting bagi
manusia adalah bahwa ia
Subheading telah
goes berikhtiar untk
here
menyembuhkan penyakitnya.
Pendapat beberapa
kalangan

A. Kalangan Syafi’iyah
pembunuhan secara sengaja(al-qatl al-‘amd).
Yakni, pembunuhan yang dilakukan secara sengaja
dengan menggunakan alat atau benda yang biasanya
dapat mematikan. Seperti pisau, sabit, besi, racun, dan
lain sebagainya. pembunuhan secara sengaja (al-qatl al-
syabih al-‘amd).Yaitu, pembunahan yang dilakukan
secara sengaja dengan menggunakan benda yang
biasanya tidak mematikan. Misalnya memukul secsra
pelan dengan menggunakan tangan,cambuk atau kerikil
kecil.
B. Kalangan Hanafiyah
pembunuhan yang diserupakan
dengan pembunuhan yang keliru. Misalnya,
seseorang yang sedang tidur lalu terjatuh
mengenai orang lain lalu kemudian
menyebabkan orang itu mati. pembunuhan
dengan penyebab secara tak langsung.
Seperti, menggali lobang ditengah jalan
umum, lalu ada orang terperosok
kedalamnya, kemudian ia mati.
C. Kalangan Malikiyah
Kelompok malikiyah hanya membagi kepada dua
pidana seperti diatas, yakni al-‘amd dan al-
katha’.Alasan mereka karena didalam al-Qur’an
hanya dibagi menjadi dua jenis pembunuhan
tersebut.Selebihnya, lanjut mereka, tidak ada dasar
nashnya.
Dari penjelasan diatas, euthanasia aktif bisa
masuk dalam pembunuh sengaja.Karena dokter
melakukan hal itu secara sengaja dan jelas-jelas
menggunakan obat yang pada biasanya memang
bisa mempercepat kematian si pasien.
“barang siapa mempercepat sesuatu sebelum
waktunya, maka terlarang sebab tindak
mempercepatnya itu”.
Kaitannya dengan kaidah ini, bahwa seorang ahli
waris yang berusaha untuk membunuh orang, agar
bisa mewarisi harta oarng tersebut, tidak akan
memperoleh bagian warisannyadi kemudian hari. Ini
merupakan kutukan islam atas orang-orang yang
punya ambisi tinggi untuk bisa memperoleh
warisannya (sebanyak-banyaknya) sebelum waktu
yang semestinya.
D.Pendapat Syeh Sulaiman Al
Bujairimin
Beliau menegaskan:
”orang-orang yang sedang sakit disunnahkan
berobat, karena ada hadits,’sesungguhnya Allah
tidak menciptakan penyakit tanpa menyertakan
obatnya kecuali tua renta. (imam al-Nawawi)
berkomentar dalam kitab al-Majmu’, jika
seseorang yang sakit tidak mau berobat semata-
mata karena tawakkal kepada Allah SWT, maka
hal itu lebih utama. Maka makruh hukumnya
memaksa ia untuk berobat”
Sebagaimana bunyi qaidah fiqh:

“barang siapa mempercepat sesuatu sebelum


waktunya, maka terlarang sebab tindak
mempercepatnya itu”.
Kaitannya dengan kaidah ini, bahwa seorang
ahli waris yang berusaha untuk membunuh orang,
agar bisa mewarisi harta oarng tersebut, tidak
akan memperoleh bagian warisannya di kemudian
hari. Ini merupakan kutukan islam atas orang-
orang yang punya ambisi tinggi untuk bisa
memperoleh warisannya (sebanyak-banyaknya)
sebelum waktu yang semestinya.
Terima Kasih
Mohon maaf bila
Ada kekurangan
Dalam Presentasi
Kami.

Anda mungkin juga menyukai