Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERAWATAN TELINGA MATA HIDUNG

DISUSUN OLEH
 DAUD SUHERMAN
 GILANG GINANJAR
 NURANISA
 NABELA
 ABDUL KARIM
 LIA

DIPLOMA III KEPERAWATAN TINGKAT 1A


STIKES KHARISMA KARAWANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat,karunia serta kasih
sayangnya sehingga makalah dengan judul “Hygiene Mata,Hidung dan Telinga” dapat
diselesaikan dengan baik atas bantuan yang berikan dalam penyelesaian makalah ini,penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam
penyelesaian makalah ini.
Dalam penilisan makalah ini masih banyak kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik
dari semua pihak untuk perbaikan kedepan. semoga makalh ini bermanfaat bagi semua pihak.

i
Daftar isi

Kata penngantar..................................................................................................................i
Daftar isi............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang...................................................................................................................1
Rumusan masalah..............................................................................................................1
Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II ISI
A. Pengertian..............................................................................................................2
B. Tujuan Personal Hygiene.......................................................................................2
C. Keterampilan.........................................................................................................2
1. Kebersihan Mata (bukan protease)..................................................................2
2. Kebersihan Telinga..........................................................................................5
3. Kebersihan Hidung..........................................................................................8
BAB III PENETUP
Kesimpulan......................................................................................................................11
Saran................................................................................................................................11
Daftra pustaka..................................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.
Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga,
pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini
terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika
hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan masalah
yaitu :
a. Apa pengertian, macam-macam dan tujuan Personal Hygiene?
b. Bagaimana cara pelaksanaan Personal Hygiene Kebersihan Mata(bukan protease) ?
c. Bagaimana cara pelaksanaan Personal Hygiene Kebersihan Telinga ?
d. Bagaimana cara pelaksanaan Personal Hygiene Kebersihan Hidung ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini meliputi:
a. Tujuan Umum:
1. Mengetahui pengertian, macam-macam dan tujuan Personal Hygiene.
2. Mengetahui cara pelaksanaan Personal Hygiene Kebersihan Mata(bukan
protease).
3. Mengetahui cara pelaksanaan Personal Hygiene Kebersihan Telinga.
4. Mengetahui cara pelaksanaan Personal Hygiene Kebersihan Hidung.

1
BAB II
ISI (PRASAT/KETERAMPILAN)

A. Pengertian
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan
psikis(Taarwoto dan Wartonah,2006).
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhan guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatan, klient dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Deficit keperawatan diri adalah
gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan
diri(mandi,berhias,makan,toileting) (Nurjanah,2004).
B. Tujuan Personal Hygiene
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
4. Mencagah penyakit
5. Menciptakan keindahan
6. Meningkatkan rasa percaya diri
C. Keterampilan
1. Kebersihan Mata (bukan protease)
a. Pengertian
Mata merupakan indra penglihatan yang sangat dibutuhkan untuk
melakukanaktivitas. Oleh sebab itu, individu harus membersihkan matanya
supaya aktivitastidak menjadi terganggu. Kebersihan mata adalah suatu keadaan
atau upaya dimana mata bebas dari kotoran, misalnya kotoran debu, asap, dan
lain-lain. Kebersihan mata merupakan salah satu komponen dari kebersihan diri
(personal hygiene). Jadi,seseorang harus membersihkan matanya agar bisa
memenuhi kebersihan diri dantidak mengalami gangguan penglihatan.

2
b. Tujuan
1) Agar mata bisa tetap sehat sehingga terhindar dari penyakit.
2) Untuk membersihkan kotoran mata sehingga mata tampak lebih bersih..
c. Persiapan Pasien
1) Posisikan pasien senyaman mungkin, idealnya posisi telentang.
d. Persiapan Alat
1) Kassa lidi steril
2) Sodium klorida steril 0,9 % untuk dialirkan atau air steril
3) Air hangat
4) Termometer mandi
5) Wadah untuk alat kotor (bengkok)
e. Prosedur
1) Jelaskan langkah-langkah prosedur pada klien
2) Letakkan wadah air atau saline di tempat yang berisi air hangat dan memiliki
temperatur tidak lebih dari 37oC (gunakan termometer mandi)
3) Berikan posisi yang nyaman pada klien, idealnya posisi telentang.
4) Posisikan klien dengan cahaya yang cukup.
5) Cuci tangan.
6) Buka kassa lidi steril tanpa menyentuh area steril.
7) Tuangkan normal saline ke dalam cucing yang berisi kasa lidi steril.
8) Memakai hand scone steril (sarung tangan steril)
9) Selalu membersihkan area dari terbersih sampai terkotor untuk mencegah
perpindahan infeksi/kotoran.
10) Minta klien untuk melihat ke atas dan gunakan kassa lidi basah (tidak
terlalubasah), secara perlahan bersihkan area kelopak bawah dari sudut nasal
ke luar.
11) Buang swab yang telah dipakai.
12) Ulangi prosedur sampai semua debris atau kotoran terangkat.
13) Keringkan kelopak mata bawah dengan kasa lidi yang agak basah yang baru.
14) Minta klien untuk melihat ke bawah dan bersihkan kelopak mata atas dari
sudut sampai ke luar.

3
15) Ulangi prosedur sampai semua debris atau kotoran terangkat.
16) Keringkan kelopak mata atas dengan kasa lidi yang agak basah yang baru.
17) Posisikan kembali klien sesuai dengan kenyamanan klien.
18) Lepaskan semua peralatan.
19) Cuci tangan
f. Rasional
1) Meningkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan
keperawatan.
2) Respon tubuh pasien akan kaget ketika terkena cairan dingin, sehingga cairan
yang akan di masukkan mata harus dalam keadaan hangat.
3) Agar pasien merasa nyaman ketika prosedur dilaksanakan.
4) Dengan penerangan yang cukup akan membantu prosedur pembersihan mata.
5) Meminimalisir terjadinya infeksi pada mata melalui tangan.
6) Mencegah pemindahan mikroorganisme dari tangan ke area steril pada kasa
lidi.
7) Mencegah tercecernya cairan normal saline.
8) Agar mata tidak terkontaminasi mikroorganisme di tangan.
9) Untuk mencegah perpindahan infeksi/kotoran.
10) Untuk membersihkan daerah bawah mata, agar kasa lidi tidak terkena kornea
mata.
11) Membuang alat-alat yang sudah tidak terpakai.
12) Agar semua debris atau kotoran terangkat.
13) Untuk membersihkan sisa cairan pada mata, kasa yang agak basah mencegah
terjadinya iritasi pada mata atau tidak menimbulkan rasa sakit pada mata
pasien.
14) Untuk membersihkan daerah kelopak mata bagian atas.
15) Agar semua debris atau kotoran pada kelopak mata bagian atas terangkat.
16) Untuk membersihkan sisa cairan pada mata, kasa yang agak basah mencegah
terjadinya iritasi pada mata atau tidak menimbulkan rasa sakit pada mata
pasien.
17) Mengembalikan pada posisi awal pasien dan pastikan kenyamanannya.

4
18) Mengembalikan semua peralatan yang telah digunakan.
19) Megurangi transmisi mikroorganisme.
g. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukantindakan perawatan
kebersihan mata adalah sebagai berikut:
1) Gunakan sabun yang halus dan mengandung minyak.
2) Jika mata terdapat kotoran, misalnya di kantus mata atau bulu mata, bersihkan
dengan menggunakan kapas basah yang bersih sehingga mata tidak terkontaminasi lebih
banyak lagi .
3) Jika mata merah, nyeri dan penglihatan menurun harus segera dibawa ke
rumahsakit, puskesmas , atau tenaga kesehatan lainnya untuk diperiksakan.
h. Evaluasi
1) Tanyakan pada klien kapan terakhir kalinya pemeriksaan mata
untuk glaukoma (Tes rutin untuk glaukoma disarankan setiap 2 tahun sekali
bagiorang di atas usia 40 tahun)
2) Medikasi/ obat mata yang digunakan.
3) Gejala yang klien rasakan sebelum dan setelah pembersihan mata
(Misal:nyeri, fotofobia, penglihatan yang kabur, panas, gatal, air mata
yangberlebihan, lingkaran cahaya di sekitar cahaya, dan pengapungan).
4) Catat respon klien setelah dilakukan perawatan kebersihan mata.
5) Catat dan laporkan setiap tanda atau gejala perubahan visual setelahdilakukan
prosedur.
6) Catat rencana asuhan keperawatan dan waktu perawatan kebersihan mata.
2. Kebersihan Telinga.
a. Pengertian
Mencuci dan membersihkan rongga telinga agar telinga tetap bersih dan terhindar
dar infeksi.
b. Tujuan
1) Membersihkan/mengeluarkan nanah, kotoran telinga dan benda asing dari
rongga telinga.
2) Mencegah infeksi pada telinga.

5
3) Membant memperjelas pendengaran pasien.
4) Memberikan rasa nyaman pada pasien.
c. Indikasi
1) Pada klien yang tidak dapat membersihkan telinga sendiri.
2) Adanya sumbatan/kotoran dalam telinga.
3) Adanya benda asing dalam telinga.
d. Persiapan pasien
1) Sediakan asisten bila perlu, untuk mencegah cedera pada bayi dan anak kecil.
2) Atur posisi klien iring kesamping (side-lying) dengan telinga yang akan
dibersihkan pada bagian atas.
e. Persiapan alat
1) Handskun
2) Perlak dan pengalas
3) Handuk
4) Kapas lidi
5) Gliserin
6) Air hangat
7) Bengkok
8) Water pik/spuit
9) Kapas
f. Prosedur pelaksanaan
LANGKAH RASIONAL
1.   Persiapkan alat Memudahkan akses peralatan dan
mencegah keterlambatan
2.    Cuci tangan dan kenakan handskun Meminimalkan transfer mikroorganisme
3.  Kaj kondisi strktur telinga luar dan Memberikan dasar untuk menentukan
salurannya apakah timbul respon lokan terhadap
pembersihan apakah kondisi klien
mambaik
4.    Jelaskan pada klien tentang tujuan dan Untuk megurangi ansietas pada klien
prosedur yang akan dilakukan
5.   Atur suplai di sisi tempat tidur Memudahkan memasukkan gliserin ke
dalam telinga. Saluran telinga dalam posisi

6
menerima gliserin
6.    Minta klien mengambil posisi miring Memudahkan memasukkan gliserin
dengan telinga yang akan di bersihkan kedalam telinga dalam posisi menerima
berada di atas gliserin
7.   Pasang perlak dan pegalas di bawah kepala Menjaga kebersihan tempat tidur
pasien
8.    Tutup tubuh klien dengan handuk Menjaga kebersihan klien dari kotor dan
basah
9.    Jika serumen atau drainase menyumbat Serumen drainase menjadi tempat
bagian paling luar saluran telinga, seka berkumpulnya mikroorganisme dan dapat
dengan lembut mengenakan lidi kapas. menghambat distribusi obat ke dalam
Jangan mendorong serumen kedalam untuk saluran telinga. Oskulasi saluran telinga
menghambat atau menyumbat saluran memengaruhi kondisi suara yang normal
10.    Luruskan saluran elinga dengan menarik Meluruskan saluran telinga memberi jalan
daun telinga ke bawah dan kebelakang masuk langsung kebagian struktur telinga
(pada anak-anak) atau ke atas dan ke luar luar yang lebih dalam
(dewasa)
11.    Memasukkan 3 tetesan gliserin pada waktu Untu melembutkan dan melunakkan lillin
tidur dan tetes hidrogen peroksida. Pegang
alat 1 cm di atas saluran telinga
12.    Masukkan kira-kira 250ml ar hangat Untuk membersihkan lilin yang telah lunak
(30˚C) ke kanal telinga luar secara mekanis
13.    Letakkan bengkok di bawah telinga yang Untuk manangkap larutan irigrasi
terkena
14.    Gunakan water pik untuk mengirigasi ke Menjaga kebersihan telinga
dalam kanal telinga
15.    Setelah kanal bersih, seka setiap pelembab Menjaga kebersihan telinga
dari telinga klien dan memeriksa kanal dari
srumen yang masih tertinggal
16.    Keringkan telinga dangan kapas, muka di Meningkatkan kenyamanan klien
keringkan dengan handuk
17.    Atur posisi klien pada posisi semula Mempertahankan kenyamanan klien
18.    Lepaskan sarung tangan, cuci tangan, Mengurangi transmisi mikroorganisme
bereskan dan bersihkan alat, kembalian e
tempat semula

7
19.    Evaluasi kondisi telinga luar di antara Menentukan respon terhadap obat
pemasukkan obat
20.    Dokumentasikan tindakan Dokumentasi yang akurat adalah tepat
waktu dan deskriptif

g. Perhatian
1) Bersihkan telinga dngan teratur dan sering untuk mencegah benda asing
masuk ke dalam telinga klien
2) Cek pendengaran dan kebersihan telinga
3) Yakinkan dan beri rasa aman pada klien
h. Evaluasi
1) Minta klien menjelaskan teknik yang tepat untuk membersihkan telinga
2) Pada pemeriksaan tindak lanjut,tanyakan pada klien tentang frekuensi
pemeriksaan pendengaran
3) Observasi cara klien yang kehilangan pendengaran
4) Berinteraksi dengan keluarga
3. Kebersihan Hidung.
a. Pengertian

Mencuci atau membersihkan rongga hidung dengan cara mengeluarkan


kotoran atau benda asing dari hidung agar hidung tetap bersih dan terbebas dari
infeksi.
1) Tujuan Membersihkan hidung dari kotoran sehingga pernafasan lancar.
2) Mengobati infeksi pada rongga hidung.
3) Memberikan rasa nyaman pada pasien.

b. Indikasi
1) Pada klien yang tidak bisa membersihkan hidung sendiri.
2) Adanya kotoran atau benda asing dalam hidung.
c. Persiapan Pasien
1) Sediakan asisten jika perlu, untuk mencegah cedera pada bayi dan anak kecil.

8
2) Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kepala hiperektensi diatas bantal
(untuk pengobatan sinus etmoid dan sfenoid) atau posisi supinasi dengan
kepala hierektensi dan miring ke samping (untuk pengobatan sinus maksilar
dan frontal).
d. Persiapan Alat
1) Waslap .
2) Air / salin.
3) Sarung tangan sekali pakai (jika perlu).
e. Prosedur pelaksanaan
LANGKAH RASIONAL
1.      Persiapkan alat a)      Memudahkan akses peralatan dan mencegah
keterlambatan

2.      Cuci tangan dan kenakan sarung tangan. b)      Meminimalkan transfer organisme

3.      Jelaskan prosedur dan sensasi yang akan


c)      Membantu mengurangi kecemasan
timbul, misalnya rasa terbakar pada mukosa
atau sensasi tersendak ketika obat menetes ke
dalam tenggorokan.

4.      Atur suplai obat disisi tempat tidur. d)     Memastikan prosedur berlangsung lancar dan
teratur

5.      Intruksikan klien untuk menghembuskan


e)      Memasyikan klien dalam keadaan rileks
udara, kecuali dikontraindikasikan (misal :
resiko peningkatan tekanan intrakranial atau
hidung berdarah)

6.      Gunakan waslap basah atau aplikator kapas


f)       Untuk mengeluarkan sekret
bertangkai yang dilembabkan dalam air atau
salin ( aplikator seharusnya jangan dimasukkan
melebihi panjang ujung kapas)

9
7.      Bantu klien mengambil posisi yang nyaman
g)      Mengembalikan rasa nyaman
setelah obat diabsorbsi

8.      Lepaskan sarung tangan dan buang suplai yang


h)      Mempertahankan lingkungan yang rapi dan
kotor dalam wadah yang tepat, cuci tangan teratur, mengurangi penularan mikroorganisme

9.      Beri tau klien bahwa prosedur telah


i)        Klien merasa puas dan nyaman
dilaksanakan

f. Evaluasi
1) Minta klien mendemonstrasikan dan menjelaskan teknik membersihkan
hidung.
2) Inspeksi rumah klien pada saat kunjungan rumah dan cari adanya detektor
asap.
3) Mintalah izin untuk memeriksa beberapa makanan yang ada di lemari
pendingin.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebersihan sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat
berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang
terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.

10
Personal Hygiene yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat.
Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

B. Saran
Makalah ini membahas tentang Personal Hygiene yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari, diharapkan setelah membaca makalah ini untuk dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan derajat kesehatan seseorang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Potter Patricia A , Anne G. Perry. 2009. Fundamental Keperawatan Buku 2 edisi 7. Jakarta:
Salemba Medika . hh:690-693
Kusyati, Eni dkk. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan
Dasar. Jakarta: EGC. h: 63
Potter Patricia A , Anne G. Perry. 2006. Fundamental Keperawatan konsep, proses, dan
praktik edisi 4.Jakarta: EGC.h:1388
Hidayat, A. Azis Alimul. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia Buku Saku Praktikum. Jkarta:
EGC.

12

Anda mungkin juga menyukai