Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, karunia serta kasih
sayang nya sehingga makalah dengan judul “perawatan mata, hidung dan telinga” dapat diselesaikan
dengan baik atas bantuan yang berikan dalam menyelesaikan makalah ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam penyelesaian
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.Penulisan mengharapkan saran dan
kritik dari semua pihak untuk perbaikan ke depannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan
itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. al-hal yang sangat berpengaruh
itu diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan,
serta tingkat perkembangan.
Jika seorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena
kita menganggap masalah kebersihan alat adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mengo mempengaruhi kesehatan kesehatan secara umum.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat di rumuskan yaitu :
a. Apa pengertian macam-macam dan tujuan personal hygiene?
b. Bagaimana cara pelaksanaan personal hygiene kebersihan mata dalam (bukan Protease )?
c. Bagaimana cara pelaksanaan personal hygiene kebersihan telinga?
d. Bagaimana cara pelaksanaan personal hygiene kerbersihan hidung?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini meliputi :
a. Tujuan umum
1. Mengetahui pengertian, macam-macam dan tujuan personal Hygiene
2. Mengetahui cara pelaksanaan personal Hygiene kebersihan mata (bukan Protease)
3. Mengetahui cara pelaksanaan personal Hygiene kebersihan telinga
4. Mengetahui cara pelaksanaan personal Hygiene kebersihan hidung
BAB II
ISI (PRASAT/KETERAMPILAN)

A. Pengertian
Persoalan Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hgyene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk melihat kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Taarwoto dan Wartonah, 2006).
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatan, klien
dinyatakan terganggung keperawatan diri jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
Deficit keperawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas Perawatan diri
(mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjanah, 2004).
B. Tujuan personal hyiegen
1. Meningkatkan derajat kesehatan seorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal Higina yang kurang
4. Mencegah penyakit
5. Menciptakan keindahan
6. Meningkatkan rasa percaya diri

C. Keterampilan
1. Kebersihan mata bukan Protease
a. Pengertian
Mata merupakan Indra penglihatan yang sangat dibutuhkan untuk melakukan
aktivitas. Oleh sebab itu, individu harus membersikan matanya supaya aktivitas tidak menjadi
terganggu. Kebersihan mata adalah suatu keadaan atau upaya di mana mata bebas dari
kotoran, misalnya kotoran debu, asap dan lain lain. Kebersihan mata merupakan salah satu
komponen dari kebersihan diri (personal Hygiene). Jadi seorang harus membersikan mata
agar bisa memenuhi kebersihan diri dan tidak mengalami pengganggu yang pelihat
penglihatan.

b. Tujuan
1. Agar mata bisa tetap sehat sehingga terhindar dari penyakit.
2. Untuk membersikan kotoran mata,sehingga mata tampak lebih bersih.

c. Persiapan pasien
1. Posisikan pasien senyaman mungkin, idealnya posisi telentang.

d. Persiapan alat
1. Kassa lidi Steril
2. Sodium klorida steril 0,9% untuk di alirkan atau air steril
3. Air hangat
4. Termometer mandi
5. Wada untuk alat kotor (bengkok).
e. Prosedur
1. Jelaskan langkah langkah prosedur pada klien
2. Letakkan wadah air atau saline di tempat yang berisi air hangat dan memiliki
temperatur tidak lebih dari 37°C (gunakan termometer mandi)
3. Bersikan posisi yang nyaman pada klien idealnya posisi telentang
4. Posisikan klien dengan cahaya yang cukup
5. Cuci tangan
6. Buka kasa lidi steril tanpa menyentuh area steril.
7. Tuangkan norma saline ke dalam cucing yang berisi kasa lidi steril.
8. Memakai hand scone steril (sarung tangan steril)
9. Selalu membersikan area dari terbersi sampai terkotor untuk mencegah perpindahan
infeksi/kotoran.
10. Minta klien untuk melihat ke atas dan gunakan kassa lidi basa (tidak terlalu basa),
secara perlahan bersikan area kelopak bawah dari sudut nasal ke luar.Buang swab
yang telah di pakai.
11. Ulangi prosedur sampai semua debris atau kotoran terangkat.
12. Keringkan kelopak mata bawah dengan kasa lidi yang agak basa baru.
13. Minta klien untuk melihat kebawah dan bersikan kelopak mata atas dari sudut sampai
keluar.
14. Ulangi prosedur sampai semua debris atau kotoran terangkat.
15. Keringkan kelopak mata atas dengan kasa lidi yang agak basa yang baru.
16. Posisikan Kembali klien sesuai dengan kenyamanan klien.
17. Lepaskan semua peralatan.
18. Cuci tangan.

f. Rasional
1. Meningkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan
keperawatan.
2. Respon tubuh pasien akan kaget ketika terkena cairan dingin, sehingga cairan yang
akan di masukkan mata harus dalam keadaan hangat.
3. Agar pasien merasa nyaman ketika prosedur dilaksanakan.
4. Dengan penerangan yang cukup akan membantu prosedur pembersihan mata.
5. Meminimalisir terjadinya infeksi pada mata melalui tangan.
6. Mencegah pemindahan mikroorganisme dari tangan ke area steril pada kasa lidi.
7. Mencegah tercecernya cairan normal saline.
8. Agar mata tidak terkontamindasi mikroorganisme di tangan.
9. Untuk mencegah perpindahan infeksi/kotoran.
10. Untuk membersikan daerah bawah mata, agar kasa lidi tidak terkena kornea mata.
11. Membuat alat-alat yang sudah tidak terpakai.
12. Agar semua debris atau kotoran terangkat.
13. Untuk membersikan sisa cairan pada mata, kasa yang agak basa mencegah terjadinya
iritasi pada mata atau tidak menimbulkan rasa sakit pada mata pasien.
14. Untuk membersikan daera kelopak mata bagian atas.
15. Agar semua debris atau kotoran pada kelopak mata bagian atas terangkat.
16. Untuk membersikan sisa cairan pada mata, kasa yang aga basa mencegah terjadinya
iritasi pada mata atau tidak menimbulkan rasa sakit pada mata pasien.
17. Mengembalikan pada posisi awal pasien dan pastikan kenyamanannyan.
18. Mengembalikan semua peralatan yang telah di gunakan.
19. Mengurangi transmisi mikroorganisme.
g. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam melakukan tindakan perawatan
kebersihan mata adalah sebagai berikut:
1. Gunakan sabun yang halus dan mengandung minyak.
2. Jika mata terdapat kotoran, misalnya di kantus mata atau bulu mata, bersikan dengan
menggunakan kapas basa yang bersih sehingga mata tidak terkontamidasi lebih
banyak lagi.
3. Jika mata merah, nyeri dan pengelihatan menurun harus segera di bawah ke rumah
sakit, puskesmas, atau tenaga Kesehatan lainya untuk di periksakan.

h. Evaluasi
1. Tanyakan pada klien kapan terakhir kalinya pemeriksaan mata untuk glaukoma (tes
rutin untuk glaukoma di sarankan setiap 2 tahun sekali bagi orang di atas usia 40
tahun).
2. Mdikasi/obat mata yang digunakan.
3. Gejala yang klien rasakan sebelun dan setelah pembersihan mata (missal:nyeri,
fotofobia, pengelihatan yang kabur, panas, gatal, air mata yang berlebihan, lingkaran
sahaya di sekitar cahaya, dan pengampungan).
4. Catat respon klien setelah dilakukan perawatan kebersihan mata.
5. Catat dan laporkan setiap tanda atau gejala perubahan visual setelah di lakukan
prosedur.
6. Catat rencana asuhan keperawatan dan waktu perawatan dan kebersihan mata.

2. Kebersihan telinga

a. Pengertian
Mencuci dan membersikan rongga telinga agar telinga tetap bersi dan
terhindar dari infeksi.
b. Tujuan
1. Membersikan /mengeluarkan nanah, kotoran telinga dan benda asing dari
rongga telinga.
2. Mencegah infeksi pada telinga .
3. Membatu memperjelas pendengaran pasien .
4. Memberikan rasa nyaman pada pasien.
c. Indikasi
1. Pada klien yang tidak dapat membersikan telinga sendiri.
2. Adanya sumbatan/kotoran dalam telinga.
3. Adanya benda asing dalam telinga.
d. Persiapan pasien
1. Sediakan asisten bila perlu, untuk mencegah cedera pada bayi dan anak
kecil.
2. Atur posisi klien iring kesamping (side-lying) dengan telinga yang akan di
bersikan pada bagian atas.
e. Persiapan alat
1. Handskun
2. Perlak dan pengalas.
3. Handuk
4. Kapas lidi
5. Gliserin
6. Air hangat
7. Bengkok
8. Water pik/spuit
9. Kapas
f. Prosedur pelaksanaan

LANGKAH RASIONAL
1. Persiapkan alat Memudahkan akses peralatan dan
mencegah keterlambatan.
2. Cuci tangan dan kenakan handskun Meminimalkan transfer mikroorganisme.
3. Kaj kondisi struktur telinga luar dan Memberikan dasar untuk menentukan
salurannya apakah timbul respon lokan terhadap
pembersihan apakah kondisi klien
membaik.
4. Jelaskan pada klien tentang tujuan dan Untuk mengurangi ansietas pada klien.
prosedur yang akan di lakukan.
5. Atur suplai di sisi tempat tidur . Memudahkan memasukan gliserin ke
dalam telinga. Saluran telinga dalam posisi
menerima gliserin.
6. Minta klien mengambil posisi miring dengan Memudahkan memasukkan gliserin
telinga yang akan di bersikan berada di atas. kedalam telingan dalam posisi menerima
gliserin.
7. Pasang perlak dan pegalas di bawah kepada Menjaga kebersian tempat tidur.
pasien.
8. Tutup tubuh klien dengan handuk. Menjaga kebersian klien dari kotor dan
basah.
9. Jika serumen atau drainase menyumbat bagian Serume drainase menjadi tempat
paling luar saluran telinga, seka dengan berkumpulnya mikroorganisme dan dapat
lembut mengenakan lidi kapas.jangan menghambat distribusi obat ke dalam
mendorong serum ke dalam untuk saluran telinga. Oskulasi saluran telinga
menghambat atau menyumbat saluran. memengaruhi kondisi suara yang normal.
10. Luruskan saluran elinga dengan menarik daun Meluruskan saluran telinga memberi jalan
telinga ke bawah dan ke belakang (pada anak- masuk langsung ke bagian struktur telinga
anak)atau ke atas dan keluar (dewasa). luar yang lebih dalam.
11. Memasukkan 3 tetesan gliserin pada waktu Untuk melembutkan dan melunakan lillin.
tidur dan tetes hidrogen peroksida. Pegang alat
1 cm di atas saluran telinga.
12. Masukkan kira-kira 250ml air hangat (30°C) Untuk membersikan lilin yang telah lunak
ke kanal telinga luar. secara mekanis.
13. Letakan bengkok di bawah telinga yang Untuk menangkap larutan irigrasi.
terkena.
14. Gunakan water pik untuk mengirigasi ke Menjaga kebersihan telinga.
dalam kanal telinga.
15. Setelah kanal bersih, seka setiap pelembab Menjaga kebersihan telinga.
dari telinga klien dan memeriksa kanal dari
srumen yang masih tertinggal .
16. Keringkan telinga dengan kapas, muka di Meningkatkan kenyamanan klien.
keringkan dengan handuk.
17. Atur posisi klien pada posisi semula. Mempertahankan kenyamanan klien.
18. Lepaskan sarung tangan, cuci tangan, Mengurangi transmisi mikroorganisme.
bereskan dan bersikan alat, kembalikan ke
tempat semula.
19. Evaluasi kondisi telinga luar di antara Menentukan respon terhadap obat.
pemasukkan obat.
20. Dokumentasikan tindakan . Dokumentasi yang akurat adalah tempat
waktu dan deskriptif.

g. Perhatian
1. Bersikan telinga dengan teratur dan sering untuk mencegah benda asing
masuk ke dalam telinga klien.
2. Cek pendengaran dan kebersihan telinga.
3. Yakinkan dan beri rasa aman pada klien.

h. Evaluasi
1. Minta klien menjelaskan teknik yang tepat untuk membersikan telinga.
2. Pada pemeriksaan tindak lanjut, tanyakan pada klien tentang frekuensi
pemeriksaan pendengaran.
3. Observasi cara klien yang kehilangan pendengaran.
4. Berinteraksi dengan keluarga.

3 Kebersihan hidung
a. Pengertian
Mencuci atau membersikan rongga hidung dengan cara mengeluarkan kotoran
atau benda asing dari hidung agar hidung tetap bersih dan terbebas dari infeksi.
1. Tujuan membersikan hidung dari kotoran sehingga pernafasan lancer.
2. Mengobati infeksi pada rongga hidung.
3. Memberikan rasa nyaman pada pasin.
b. Indikasi
1. Pada klien yang tidak bisa membersikan hidung sendiri hidung sendiri.
2. Adanya kotoran atau benda asing dalam hidung.
c. Persiapan pasien
1. Sediakan asisten jika perlu, untuk mencegah cedera pada bayi dan
anak kecil.
2. Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kepala hiperektensi di atas
bantal (untuk pengobatan sinus etmoid dan sfenoid )atau posisi
supinasi dengan kepala hierektensi dan miring ke samping (untuk
pengobatan sinus maksilar dan frontal).
d. Persiapan alat
1. Waslap
2. Air /salin
3. Sarung tangan sekali pakai (jika perlu).
e. Prosedur pelaksanaan
LANGKAH RASIONAL
1. Persiapan alat Memudahkan akses peralatan dan
mencegah keterlambatan.
2. Cuci tangan dan kenakan sarung Meminimalkan transfer organisme.
tangan.
3. Jelaskan prosedur dan sensasi Membantu mengurangi kecemasan.
yang akan timbul, misalnya rasa
terbakar pada mukosa atau
sensasi ter sendak ketika obat
menetes ke dalam tenggorokan.
4. Atur suplai obat di sisi tempat Memastikan prosedur berlangsung lancar
tidur. dan teratur.
5. Intruksikan klien untuk Memastikan klien dalam keadaan rileks.
menghembuskan udara, kecuali
di kontraindikasikan
(misai:resiko peningkatan
tekanan intracranial atau hidung
berdarah)
6. Gunakan waslap basa atau Untuk mengeluarkan sekre.
aplikator Kapas bertangkai yang
di lembabkan dalam air atau salin
(aplikator seharusnya jangan
dimasukkan melebihi panjang
ujung kapas).
7. Bantu klien mengambil posisi Mengembalikan rasa nyaman.
yang nyaman setelah obat
diabsorbsi.
8. Lepaskan sarung tangan dan Mempertahankan lingkungan yang rapih
buang suplay yang kotor dalam dan teratur, mengurangi penularan
wadah yang tepat, cuci tangan. mikroorganisme.
9. Beri tau klien bahwa prosedur
telah di laksanakan.
f. Evaluasi
1. Minta klien mendemonstrasikan dan menjelaskan Teknik membersihkan
hidung.
2. Inspeksi rumah klien pada saat kunjungan rumah dan cari adanya dektetor
asap.
3. Mintalah izin untuk memeriksa beberapa makanan yang ada di lemari
pendingin.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebersihan sangat di pengaruhi oleh nilai individu dan kebisaan.hal-hal yang sangat
berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, Pendidikan, presepsi seseorang
terhadap Kesehatan, serta tingkat perkembangan.

B. Saran
Makalah ini membahas tentang perawatan mata, hidung, dan telinga yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari, di harapkan setelah membaca makala ini untuk dapan di
terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan deraja Kesehatan seseorang.
DAFTAR PUSTAKA

Potter patricia A , Anne G. Perry. 2009. Fundamental keperawatan buku 2 edisi 7.


Jakarta:
Salemba Medika . hh:690-693
KUSYATI, Eni dkk. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan
Dasar . Jakarta: EGC. h:63
Potter patricia A , Anne G . Perry. 2006. Fundamental keperawatan konsep, proses, dan
praktik edisi 4.jakarta:EGC .h:1388
Hidayat, A. Azis Alimul. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia Buku Saku Praktikum.
Jkarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai