Anda di halaman 1dari 22

PERSONAL HYGIENE

Oral Hygiene, Memandikan Dan Merapikan Tempat Tidur


Pasien
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Dasar II

Dosen Pembimbing
Linda Sari Barus., M.Kep., Ns. Sp. Kep. An

Disusun Oleh :

Farida (30120118011)
Lusiana Dwi Trisnawati (30120118028)
Lidwina Santi Setiawati (30120118027)
Andreas Irvan (30120118004)
Maria Gratia Marselina Kudmas (30120118029)

Prodi Sarjana Keperawatan


STIKes SANTO BORROMEUS
Jl.Parahyangan Kav.8 Blok B No. 1 Kota Baru Parahyangan
Padalarang-Bandung Barat 40553
2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting


dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan, social,
keluarga, pendidikan. Persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan
(dalam Tarwoto & Wartonah 2006).
Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan implementasi
tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan
itu dalam lingkungan rumah sakit, perawat menambah tingkat kesembuhan pasien.
Dengan mengajarkan cara hygiene pada pasien, pasien akan berperan aktif dalam
meningkatkan kesehatan dan partisipan dalam perawatan diri ketika memungkinkan
(dalam Perry & Potter, 2005).
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini
terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal
jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (dalam
Tarwoto & Wartonah 2006).
1.2. Rumusan Masalah
a) Pengertian Personal Hygiene ?
b) Prosedur memandikan pasien ?
c) Prosedur merapikan tempat tidur?
1.3 Tujuan Penulisan
a) Mempelajari dan mengetahui pengertian Personal Hygiene
b) Mempelajari dan mengetahui prosedur memandikan pasien
c) Mempelajari dan mengetahui prosedur merapikan tempat tidur pasien

2
1.4 Manfaat Penulisan
a) Untuk Mempelajari dan mengetahui pengertian Personal Hygiene
b) Untuk Mempelajari dan mengetahui prosedur memandikan pasien
c) Untuk Mempelajari dan mengetahui prosedur merapikan tempat tidur pasien

1.5. Sistematika Penulisan


Sistematika penyajian makalah,terdiri dari III BAB, yaitu :
a. BAB 1 terdiri dari pendahuluan, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.
b. BAB II menjelaskan tentang personal hygiene, oral hygiene, memandikan, dan
membersihkan tempat tidur.
c. BAB III berisi penutup.

3
BAB II

PEMBAHASAN

3.1. Personal Hygiene


Personal hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya. Kemampuan ini berguna mempertahankan
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan mereka sesuai dengan kondisi
kesehatannya masing masing. Seorang pasien dinyatakan memerlukan personal
hygiene ketika ia tidak mampu melakukan perawatan diri secara mandiri.
(Depkes 2000).
Menurut seorang ilmuan bernama Poter Perry (2005) menyatakan personal
hygiene (perawatan diri) merupakan tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan, serta bermanfaat untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Berbagai prosedur diantaranya adalah merawat rambut, merawat gigi, dan
mulut, merawat kuku, dan melakukan vulva hygiene.
3.2.Oral Hygiene (Memelihara Kebersihan Mulut)
Oral Hygiene atau menjaga kebersihan mulut adalah suatu usaha yang
dilakukan untuk membersihkan rongga mulut, lidah, dan gigi dari semua
kotoran atau sisa makanan. Oral Hygiene bertujuan agar mulut terbebas dari
penyakit dan kerusakan gigi. Mulut dikatakan sehat bila ia terjaga
kebersihannya, kenyamanannya, serta kelembabannya.
1. Tujuan
a. Mencegah timbulnya penyakit infeksi.
b. Mencegah munculnya bau mulut
c. Memunculkan perasaan segar serta bahagia pada pasien
d. Mewujudkan kebersihan secara personal kepada setiap pasien
e. Meningkatkan daya tubuh pasien
2. Alat dan Bahan

4
a. Sikat gigi dan pasta gigi
b. Tongue spatel
c. NaCl 0,9 %
d. Kom kecil
e. Lidi kapas
f. Boraks gliserin
g. Bengkok besar
h. Perlak
i. Gelas berisi air
j. Deppers
k. Tisu
3. Prosedur Kerja
a. Jelaskan prosedur pada pasien
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien dangan cara memiringkan kepala pasien,
membentangkan perlak serta alas dibawah dagu pasien.
d. Letakan bengkok besar didekat pipi pasien :
i.Jika pasien mampu menggosok gigi, maka lakukan hal berikut :
1) Berikan air pada pasien untuk berkumur
2) Tampung air bekas kumur kumur pada bengkok.
3) Berikan sikat gigi yang telah diberikan pasta gigi
4) Berikan kesempatan kepada pasien untuk menyikat giginya
sampai bersih
5) Setelah selasai, letakkan sikat gigi pada gelas yang kosong.
ii.Jika pasien tidak mampu menggosok gigi
1) Kaji keadaan mulut.
2) Cuci tangan.
3) Pasang pengalas dagu atau handuk.
4) Miringkan kepala pasien.

5
5) Letakan bengkok di bawah pipi pasien.
6) Bungkus ujung pinset dengan kasa, lalu basahi dengan air
matang/larutan garam/PZ.
7) Basahi bibir dengan boraks gliserin(jika bibir pasien kering).
8) Buka mulut pasien dengan sudip lidah.
9) Membersihkan gusi dan lidah,kemudian dinding dalam,serta yang
terakhir gigi dan bibir.
10) Keringkan mulut dan bilas boraks gliserin.
11) Angkat bengkok dan pengalas,kemudian rapihkan pasien.
12) Bersihkan peralatan dan cuci tangan.

3.3.Memandikan Pasien
1. Pengertian
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan badan dari kotoran,
keringat, dan mikroorganisme agar tetap bersih dan sehat.
2. Tujuan
a. Membersihkan kulit dari kotoran, keringat dan mikroorganisme.
b. Merangsang peredaran darah dan meningkatkan sirkulasi.
c. Menghilangkan bau badan dan memberikan rasa nyaman.
d. Mencegah infeksi.
e. Memperhatikan bagian tubuh yang tertekan.
f. Pendidikan kebersihan diri
g. Memperbaiki/meingkatkan “self image”
h. Mengurangi bau badan.
i. Range of motion (R.O.M).
3. Jenis-jenis mandi
i. Untuk membersihkan/hygiene

6
a) Mandi lengkap di tempat tidur oleh perawat
b) Mandi dibantu diri sendiri adalah pasien di tempat tidur dan
membersihkan sendiri
c) Mandi sebagian adalah membersihkan bagian-bagian dari tubuh,
wajah, tangan, dan aksila.
d) Mandi dalam bak mandi.
e) Shower bath untuk fungsi ambulasi dengan sedikit bantuan
perawat.
ii. Untuk terapeutik dengan diberi obat-obatan tertentu dan memperhatikan
suhu air yang digunakan.
4. Jenis-jenis perawatan kebersihan diri
i. Complete morning care
a. Dengan perawatan perineal, back rub mulut, rambut dan kuku.
b. Linen diganti secara keseluruhan.
c. Dipagi hari dilakuan oleh dinas pagi.
ii. Partial care
a. Bagian yang penting dari area tubuh yang kotor: muka, leher, tangan,
ketiak dan perineum
b. Linen dan bantal yang kotor diganti
iii. Alfternoon care/early morning care
a. Dinas malam.
b. Disiapkan untuk makan pagi.
c. Fasilitas toilet.
d. Muka dan tangan di cuci.
e. Perawatan mulut.

iv. Evening /bed time care


a. Berikan sebelum tidur.
b. Muka, tangan, punggung.

7
c. Back rub.
d. Linen dan baju kotor diganti.
v. Pre operative hygiene care
a. Malam hari sebelum operasi.
b. Tempat yang akan di operasi.
c. Gigi palsu, kontak lensa rambut palsu dan perhiasan di simpan.
vi. Back rub/massage/pemijatan
a. Biasanya dilakukan setelah mandi.
b. Untuk relaksasi, mengurangi ketegangan otot, stimulasi sirkulasi
darah.

Indikasi

1. Pada pasien yang badannya kotor dan keadaannya mengizinkan.


2. Pada pasien yang akan menjalankan operasi besar.
3. Menurut kebiasaan rumah sakit.

Hal-hal yang harus diperhatikan

1. Observasi keadaan pasien selama dan sesudah mandi.


2. Jangan sampai pasien kelelahan.
3. Jaga privacy pasien
4. Catat tindakan yang dilakukan
5. Kaji kuku, rambut dan mulut
6. Air yang digunakan.

Memandikan klien di tempat tidur

i. Pengertian:
Adalah memandikan klien yang dilakukan diatas tempat tidur pada klien yang
tidak dapat mandi sendiri.
ii. Tujuan:

8
1. Untuk menjaga kebersihan tubuh.
2. Mengurangi infeksi akibat kulit kotor.
3. Memperlancarkan system peredaran darah.
4. Menambah kenyaman klien.
5. Meningkatkan atau memperbaiki “self image”
iii. Persiapan alat-alat:
1. 1 buah haduk.
2. 2 buah waslap.
3. 2 buah Waskom besar/Waskom mandi.
4. Air hangat 43⁰-46⁰c atau 110⁰-115⁰F.
5. Sabun mandi dalam tempatnya.
6. Boven laken. (selimut tipis)
7. Pakaian bersih pasien.
8. Penghalang/screem/sampiran.
9. Kebutuhan kebersihan diri seperti lotion, baby, oil, bedak, deodorant dan
sebagiannya.
10. Urinal/pot.
11. Tempat pakaian kotor
12. headscoen

Prosedur Pelaksanaan

I. Tahap Pra Interaksi


1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan.
Rasional: mencegah perpindahan mikrooganisme.
3. Mendekatkan alat-alat yang telah disediakan.
Rasional: efisiensi dalam bekerja.
II. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik

9
2. Jelaskan prosedur yang akan dikerjakan.
Rasional: meningkatkan kerjasama klien dan mengurangi rasa cemas.
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum tindakan dilakukan
III. Tahap Kerja

1. Menjaga privacy, dengan menutup sampiran


2. Mencuci tangan
3. Mengganti selimut klien dengan selimut mandi
4. Melepas pakaian atas klien
i. MEMBASUH MUKA
a) Membentangkan handuk kecil di atas dada
b) Menawarkan pasien menggunakan sabun atau tidak
c) Membersihkan muka, telinga dengan waslap lembab lali di keringkan
d) Menggulung perlak dan handuk
ii. MEMBASUH LENGAN
a) Menurunkan selimut mandi kebagian perut klien
b) Memasang handuk besar di bawah lengan yang terjauh.
c) Membasahi tangan klien dengan waslap air bersih, disabun, kemudian
dibilas dengan air hangat (lakukan mulai dari ekstremitas terjauh klien)
d) Tangan yang sudah bersih angkat di atas kepala.
iii. MEMBASUH DADA DAN PERUT
a) Menurunkan selimut hingga perut bagian bawah.
b) Membasuh ketiak dengan waslap basah, disabun, kemudian dibilas
dengan air hangat dan dikeringkan, kemudian menutup dengan handuk
iv. MEMBASUH PUNGGUNG
a) Memiringkan pasien membelakangi perawat
b) Membentangkan handuk di belakang punggung hingga bokong
c) Membasahi punggung hingga bokong dengan waslap, disabun,
kemudian dibilas dengan air hangat dan dikeringkan

10
k
d) /p Memberi bedak pada punggung
e) Mengembalikan ke posisi terlentang, kemudian membantu pasien
mengenakan pakaian
v. MEMBASUH KAKI
a) Lepas pakaian bawah pasien yang mau dibersihkan, dan ganti air.
b) Mengeluarkan kaki pasien dari selimut mandi dengan benar
c) Membentangkan handuk dibawah kaki tersebut, menekuk lutut
d) Membasahi kaki mulai dari pergelangan sampai pangkal paha, disabun,
dibilas dengan air bersih, kemudian dikeringkan
e) Melakukan tindakan yang sama untuk kaki yang lain
vi. MEMBASUH DAERAH LIPAT PAHA DAN GENITAL
a) Membentangkan handuk dibawah bokong, kemudian selimut mandi
bagian bawah dibuka
b) Membasahi daerah lipat paha dan genital dengan air, disabun, dibilas,
kemudian dikeringkan
c) Mengangkat handuk, membantu mengenakan pakaian bawah klien
d) Merapikan klien, ganti selimut mandi dengan selimut tidur
IV. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Memandikan Bayi
A. Persiapan alat
Handuk dan waslap bersih, sabun bayi dan sampo, cotton bud atau kapas bersih,
kapas untuk membersihkan daerah perineal, waskom 2 buah atau bath up,
bengkok, air hangat, popok dan pakaian bersih, keranjang/plastic pakaian kotor.

11
B. Tahap pre interaksi
1) Cek catatan perawatan dan catatan medis klien dan sapa klien/keluarga lalu
jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2) Cuci tangan
3) Siapkan/dekatkan alat-alat
C. Tahap kerja
1) Pastikan bayi dalam posisi nyaman dalam pegangan atau terbaring dalam
incubator
2) Periksa kembali temperatur air dengan suhu (37-38 derajat) hangat-hangat
kuku, air dalam waskom hanya digunakan untuk membasuh (sponge bathing)
dan membersihkan rambut
3) Usap mata dari kantus dalam ke luar. Gunakan air bersih dan bagian yang
berbeda untuk tiap mata.
4) Bersihkan wajah dengan lembut. Gunakan air biasa tanpa menggunakan sabun
5) Pegang bayi dengan aman, gunakan foot ball hold, basahi rambut dengan air
secara lembut
6) Usapkan sampo bayi dengan menggunakan waslap, bilas rambut dan keringkan
kulit kepala dengan cepat
7) Bersihkan telinga dengan gerakan memutar dan gunakan bagian yang berbeda
untuk tiap-tiap telinga.
8) Setelah melepas selimut mandi atau pakaian bayi, bersihkan leher, dada, lengan
dan punggung dengan cara yang sama.
9) Bersihkan tubuh dengan sabun dan air, bilas dengan hati-hati dan keringkan
bagian tubuh yang dibersihkan sebelum berpindah ke bagian lain
10) Membersihkan bagian genetalia
11) Akhiri kegiatan
12) Cuci tangan

12
C. Merapikan Tempat Tidur
Keahlian ini harus dilatih karena perawat harus mengganti sprei kotor dengan
yang bersih, dengan pasien diatas tempat tidur dan pada tempat tidur kosong.
Kompetensi ini termasuk pemenuhan kebutuhan kebersihan lingkungan.
Dilakukan pada berbagai setting ruang rawat dan sarana pelayanan kesehatan.
Jenis-jenis cara merapikan tempat tidur:
1. Unoccupied bed (menyiapkan/merapikan temoat tidur yang tidak ada
pasien di atasnya):
a. Closed bed (tempat tidur tertutup)
b. Open bed (tempat tidur terbuka)
c. Aether bed (tempat tidur post-operatif)
2. Occuiped bed (menyiapkan/merapikan tempat tidur dengan pasien di
atasnya)

Prinsip Perawatan Tempat Tidur

1. Tempat tidur pasien harus bersih dan rapi


2. Linen diganti sesuai kebutuhan sewaktu-waktu jika kotor
3. Penggunaan linen bersih harus sesuai kebutuhan dan tidak boros

Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Hindari kontaminasi pada linen bersih


2. Jika akan mengganti linen, bawa linen sesuai dengan kebutuhan
3. Pada saat memasang linen, bentangkan linen di atas tempat tidur, jangan
dikibaskan.
4. Jangan menempelkan linen kotor pada tempat tidur pasien, meja, atau
peralatan pasien lainnya.
5. Tempatkan linen yang kotor pada tempat yang tertutup
6. Tetap perhatikan keadaan umum pasien selama proses menyaikan
tempat tidur

13
Tujuan

a) Menciptakan lingkungan yang bersih, tenang dan nyaman bagi pasien


b) Mencegah dan memberantas berbagai hal yang dapat mengiritasi kulit,
dengan menjaga alat tidur dan agar bebas dari kotoran/lipatan.
c) Untuk meningkatkan penampilan, harga diri serta kebahagiaan pasien
dengan menciptakan tempat tidur yang bersih, rapi, dan nyaman.
d) Untuk mengontrol dan mencegah berbagai penyebab mikroorganisme.
I. Menyiapkan Tempat Tertutup (Closed Bed)
Tempat tidur tertutup adalah tempat tidur dengan segala perlengkapannya
yang kemudian ditutup secara keseluruhan dengan sprei besar (over laken)
sehingga semuanya dalam kondisi tertutup. Agar siap pakai semaktu-waktu.
Persiapan Alat

1) Tempat tidur, kasur, dan bantal


2) Alat tenun disusun menurut pemakaiannya:
a) Alas kasur
b) Laken/sprei besar
c) Perlak
d) Stik laken / sprei melintang
e) Boven laken
f) Selimut dilapat terbalik (bagian dalam selimut dilipat diluar)
g) Sarung bantal
h) Over laken/sprei penutup
Prosedur Kerja

1) Cuci tangan
2) Letakkan alat tenun yang telah disusun sesuai pemakaian didekat tempat
tidur
3) Pasang alas kasur dan kasur

14
4) Pasang sprei besar/laken dengan ketentuan berikut:
a) Garis tengah lipatan diletakkan tepat ditengah kasur
b) Bentangkan sprei, masukkan sprei bagian kepala kebawah kasur ± 30
cm; demikian juga pada kaki, tarik setegang mungkin
c) Pada ujung setiap sisi kasur bentuk sisi 90⁰, lalu masukkan seluruh tepi
sprei kebawah kasur dengan rapi dan tegang
5) Letakkan perlak melintang pada kasur ± 50 cm dari bagian kepala
6) Letakkan stik laken diatas sprei melintang, kemudian masukkan sisi-
sisinya kebawah kasur bersama dengan perlak
7) Pasang boven pada kasur daerah bagian kaki, pada bagian atas yang
terbalik masukkan kebawah kasur ± 10 cm kemudian ujung sisi bagian
bawah (kaki) dibentuk 90⁰ dan masukkan kebawah kasur.tarik sisi atas
sampai terbentang.
8) Pasang selimut pada kasur bagian kaki, pada bagian atas yang terbalik
dimasukkan kebawah kasur ± 10 cm kemudian ujung sisi-sisinya
dibentuk 90⁰ dan masukkan kebawah kasur. Tarik sisi atas sampai
terbentang
9) Lipat ujung atas boven sampai tampak garis/pitanya
10) Masukkan bantal kedalam sarungnya dan letakkan diatas tempat tidur
dengan bagian yang terbuka dibagian bawah
11) Pasang sprei penutup (over laken)
12) Cuci tangan
II. Menyiapkan tempat tidur Terbuka (Open Bed)

Tempat tidur ini digunakan diluar momen privat pasien. Tempat tidur ini
adalah tempat tidur biasa dengan segala perlengkapannya
(perlak,selimut,sarung bantal,dan isinya) tanpa ditutup dengan sprei besar.
Tujuan dapat segera digunakan. Dilakukan jika ada pasien baru.

15
Persiapan alat
Sama dengan pemasangan alat tenun pada tempat tidur tertutup, hanya
tidak memakai over laken/sprei penutup
Prosedur pelaksanaan
Seperti menyiapkan tempat tidur tertutup, tetapi tidak dipasang over
laken. Jika telah tersediatempat tidur tertutup, angkat over laken kemudian
lipat.
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih
2. Letakkan alat tenun secara ergonomis
3. Pasang Kasur dan alas Kasur
4. Pasang laken/seprai dengan cara :
a. Letakkan perlak secara melintang pada Kasur ±50 cm dari bagian
kepala
b. Letakkan stik laken secara melintang di atas seprai, kemudian
masukkan sisi-sisinya ke bawah Kasur bersama dengan perlak
c. Pasang selimut pada Kasur bagian kaki. Pada bagian atas selimut
yang terbalik, dimasukkan ke bawah kasur ±10 cm, kemudian ujung
sisi-sisinya dibentuk 90o dan dimasukkan ke bawah kasur. Tarik sisi
atas sampai terbentang
d. Bantal masukkan ke dalam sarungnya dan letakkan di atas tempat
tidur dengan bagian yang terbuka di bagian bawah
e. Cuci tangan dan lepas sarung tangan
III. Menyiapkan tempat tidur pasca bedah (Aether Bed)
Merupakan tempat tidur yang disiapkan untuk klien pascaoperasi yang
mendapat narkose (obat bius)

Tujuan
a) Menghangatkan klien
b) Mencegah penyakit/komplikasi pascaoperasi

16
Persiapan alat
1) Tambahkan satu selimut tebal pada alat tenun untuk tempat tidur
terbuka.
2) Dua buah buli-buli panas/WWZ (warm water zack), dengan suhu air
40⁰C-43⁰C
3) Thermometer air (jika ada)
Prosedur pelaksanaan
1) Cuci tangan
2) Pada tempat tidur terbuka, angkat bantal dan bentangkan gulungan
perlak dan handuk pada bagian kepala
3) Pasang selimut tambahan hingga menutup seluruh permukaan tempat
tidur
4) Letakkan buli-buli panas pada sprei dan selimut pada bagian kaki,
arahkan mulut buli-buli ke pinggir tempat tidur
5) Angkat buli-buli panas sebelum klien dibaringkan, setelah kembali dari
kamar bedah
6) Lipat pinggir selimut tambahan bersama-sama selimut dari atas tempat
tidur pada salah satu sisi tempat masuknya klien, sampai batas pinggir
kasur, lalu lipat sampai sisi yang lain.
7) Cuci tangan
IV. Mengganti alat tenun dengan pasien di atasnya
Tujuan
Memberikan perasaan nyaman pada pasien, mencegah terjadinya decubitus,
serta memelihara kebersihan dan kerapian. Dilakukan pada tempat tidur pasien
yang bed rest total.
Prosedur Kerja
a) Jelaskan prosedur pada pasien
b) Cuci tangan

17
c) Siapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan
d) Tutup sampiran atau tirai kamar
e) Kenakan sarung tangan yang benar benar bersih
f) Pindahkan perlengkapan pribadi milik pasien yang ada di tempat tidur
g) Bantu pasien tidur miring menjauhi perawat. Namun tetap
memperhatikan keadaan umum pasien
h) Lepaskan laken, perlak, steak laken dengan menggulungnya kea rah
punggung pasien. Jangan lupa menaruh bagian kotor berada dalam
gulungan.
i) Gulung sprei bersih ke arah tempat tidur, untuk selanjutnya diletakkan
dibelakang punggung pasien
j) Bantu pasien membalikkan posisi ke hadapan perawat dengan melewati
gulungan linen bersih tersebut
k) Lepas laken serta selimut penutup, kemudian melipatnya, lalu
meletakkannya pada tempat kain kotor.
l) Ambil semua linen kotor, kemudian dimasukkan ke dalam tempat kain
kotor. Gulungan linen bersih dibentangkan, dirapikan, kemudian
masukkan sisa-sisa linen pada sisi tempat tidur dibawah Kasur.
m) Kembalikan pasien pada posisi nyaman (posisi supinasi)
n) Pasang selimut dan boven laken yang bersih sambil memakaikannya
pada tempat tidur
o) Lepaskan bantal dengan hati-hati sambil menyangga kepala pasien
p) Lepas sarung bantal yang kotor kemudian menggantinya dengan yang
bersih
q) Bantu pasien untuk tidur dengan posisi yang nyaman
r) Rapikan berbagai alat yang sudah selesai digunakan
s) Mengevaluasi respons pasien
t) Setelah semua selesai, jangan lupa melakukan proses evaluasi

18
u) Catat berbagai cacat tindakan, serta hasil observasi yang dilakukan
dalam catatan keperawatan

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kami dapat menyimpulkan bahwa kebersihan
diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi
kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan
dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy,
1997).
Tujuan dari personal hygiene adalah (Tarwoto, 2004): Meningkatkan
derajat kesehatan seseorang, Memelihara kebersihan diri
seseorang, Memperbaiki personal hygiene yang kurang, Mencegah
penyakit, Menciptakan keindahan, Meningkatkan rasa percaya diri.
Menurut Siburian (2002) menurunnya fungsi fisiologis dan kesehatan
pada lansia terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang kebersihan
lansia yaitu : Mandi ,Kebersihan mulut, Cuci Rambut dan kulit, Kuku,
Pakaian.
3.2. Saran
Dalam memandikan pasien atau pun merapikan tempat tidur perawat
harus teliti. Perawat tidak boleh menyampingkan keselamatannya, meskipun
tujuan tindakan itu untuk keselamatan pasien.

19
DAFTAR PUSTAKA
Rochimah.2011.Keterampilan Dasar Praktik Klinik (KDPK).Jakarta: CV.Trans Info
Media.

Sutanto, Andina Vita.2017.Kebutuhan Dasar Manusia.Yogyakarta: Pustaka Baru


Press.

Hidayati, Ratna.2014.Praktik Laboratorium Keperawatan.Pare: Erlangga

https://id.scribd.com/doc/132943763/Merapikan-Tempat-Tidur

20
LAMPIRAN

A. Memandikan Pasien

B. Merapikan tempat tidur pasien


Tempat tidur Terbuka

21
Tempat tidur tertutup

22

Anda mungkin juga menyukai