1. Hakikat Agama
2. Komponen dalam Beragama (hal yang dilarang dan
diperintahkan)
3. Nilai agama dalam kehidupan profesi keperawatan
dan sosial masyarakat
Hakikat Agama
• Agama dalam kehidupan tidak berada dalam ruang hampa. Ia
tidak sekadar mengisi kekosongan batin, tapi juga memberi
corak kehidupan, bahkan menjadi acuan dalam pencarian
makna hidup.
• Jika agama belum membuahkan keteguhan hati dan
ketenangan batin, berarti agama baru sebatas formalitas
(kepemelukan pasif), atau bisa jadi kepemelukan aktif tetapi
belum menemukan maknanya yang hakiki, sehingga
keberagamaan hanya semu, melelahkan, dan tak bermakna.
• Maka, memahami hakikat agama sangat penting, tidak
sebatas kognitif (pengetahuan) saja.
• Tidak juga sebatas pemahaman tekstual, tetapi harus
menyentuh sisi filosofis, psikologis dan sosiologis.
• Beragama adalah fitrah manusia
َ َّللاِ اله ِتي فَ َط َر النه
اس ِ فَأ َ ِق ْم َو ْج َه َك ِل ِلد
ين َح ِنيفًا ِف ْط َرتَ ه
)30 :30 علَ ْي َها (الروم َ
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu.
• Umumnya orang mewariskan agama kepada
keturunannya. (QS. al-Baqarah, 2:132-133).