A. Pengertian Hemofilia
Hemofilia adalah gangguan pada sistem pembekuaan darah yang langka. Kondisi ini terjadi
ketika tubuh kekurangan protein tertentu yang dibutuhkan dalam proses pembekuaan darah.
dapat menyebabkan pendarahan internal, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kematian
(jika tidak diobati).
B. Jenis Hemofilia
1. Hemofilia tipe A. Penyakit ini disebabkan karena kurangnya faktor pembekuan darah
VIII.
C. Penyebab Hemofilia
Penyebab utama hemofilia merupakan masalah pada gen, alias mutasi genetik yang membuat
tubuh tak cukup memiliki faktor pembekuan tertentu. Untaian DNA atau sebutan lainnya adalah
kromosom merupakan suatu rangkaian instruksi lengkap yang mengendalikan produksi berbagai
faktor.Peran kromosom dalam tubuh bukan cuma menentukan jenis kelamin pada bayi saja, tapi
kromosom juga berperan dalam mengatur kinerja sel-sel tubuh. Setiap manusia memiliki
sepasang kromosom seks. Pada wanita XX, sedangkan pria XY.Hal yang perlu diingat adalah
hemofilia merupakan penyakit keturunan yang diwarisi lewat mutasi pada kromosom X. Oleh
sebab itu pria cenderung menjadi pengidap, sementara wanita cenderung menjadi pewaris atau
pembawa mutasi gen tersebut.
D. Gejala Hemofilia
E. Pengobatan Hemofilia
Meskipun tidak ada obat untuk hemofilia, dokter dapat menyarankan beberapa pengobatan untuk
mengelola kondisi. Pengobatan berfokus pada penggantian protein yang hilang dan mencegah
komplikasi.
Ada dua bentuk utama terapi penggantian yang bisa dijalani, yaitu:
F. Pencegahan Hemofilia
Karena termasuk penyakit genetik atau diturunkan dari orang tua, bisa jadi sulit untuk mencegah
hemofilia. Jika ada riwayat keluarga, kamu dapat melakukan pemeriksaan kesehatan pada bayi
saat lahir atau bahkan sebelum lahir, dalam tiga bulan pertama kehamilan (dengan chorionic
villous sampling atau amniosentesis).
Selain itu, pengidap hemofilia diharuskan mengikuti beberapa tindakan pencegahan untuk
menjalani hidup sehat, seperti:
Buta warna adalah ketidakmampuan untuk melihat perbedaan antara warna-warna tertentu.
Meskipun banyak orang biasanya menggunakan istilah “buta warna” untuk kondisi ini, tetapi
buta warna dalam artian di mana segala sesuatu terlihat dalam nuansa hitam dan putih, sangat
jarang terjadi. Jadi kebanyakan orang yang mengalami buta warna, melihat sebuah warna yang
berbeda dengan yang seharusnya terlihat. Kebanyakan orang dengan buta warna tidak dapat
membedakan antara warna merah dan hijau tertentu. Lebih jarang lagi, seseorang dengan buta
warna tidak dapat membedakan antara warna biru dan kuning. Penyakit mata tertentu dan
beberapa obat juga dapat menyebabkan buta warna
Kekurangan warna yang diturunkan jauh lebih sering terjadi pada pria daripada
wanita.
seperti beberapa obat yang mengobati penyakit autoimun tertentu, masalah jantung,
tekanan darah tinggi, disfungsi ereksi, infeksi, gangguan saraf, dan masalah
psikologis.
3 Penuaan
Kemampuan kamu untuk melihat warna menurun secara perlahan seiring
bertambahnya usia.
4 Bahan Kimia
Paparan beberapa bahan kimia di tempat kerja, seperti karbon disulfida dan pupuk,
dapat menyebabkan hilangnya penglihatan warna.
Tidak ada pengobatan untuk sebagian besar buta warna, kecuali untuk masalah penglihatan
warna terkait dengan penggunaan obat-obatan atau kondisi mata tertentu. Menghentikan
pengobatan yang menyebabkan masalah penglihatan atau mengobati penyakit mata yang
mendasarinya dapat menghasilkan penglihatan warna yang lebih baik.
Mengenakan filter berwarna di atas kacamata atau lensa kontak berwarna dapat meningkatkan
persepsi tentang kontras antara warna yang membingungkan. Namun, lensa seperti itu tidak akan
meningkatkan kemampuan untuk melihat semua warna.
Beberapa kelainan retina langka yang terkait dengan defisiensi warna dapat dimodifikasi dengan
teknik penggantian gen. Perawatan ini sedang dipelajari yang akan tersedia di masa depan.
GOLONGAN DARAH
A. Golongan Darah
Empat golongan darah tersebut dibedakan berdasarkan ada tidaknya antigen pada sel darah
merah dan plasma darah. Selain itu, status rhesus (Rh) darah dibagi menjadi dua, yaitu negatif
dan positif. Darah berperan penting bagi tubuh, maka penting bagi untuk mengetahui lebih lanjut
tentang karakteristik golongan darah.
Dilansir dari American Society of Hematology, darah yang mengalir di dalam tubuh manusia
umumnya mengandung komponen dasar yang sama, yaitu sel darah merah, sel darah putih,
trombosit, dan plasma. Sel darah merah diproduksi di sumsum tulang belakang dan bertugas
membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Pengelompokan darah bisa dilakukan dengan menggunakan sistem ABO maupun rhesus (Rh).
Bila menggunakan sistem ABO, maka golongan darah dibagi menjadi 4 jenis golongan darah.
Dilansir dari American Red Cross, berikut ini penjelasan tiap jenis golongan darah:
Golongan darah A: memiliki antigen A pada sel darah merah dan memproduksi antibodi B dalam
plasma darah.
Golongan darah B: memiliki antigen B pada sel darah merah dan memproduksi antibodi A dalam
plasma darah.
Golongan darah AB: memiliki antigen A dan B pada sel darah merah, namun tidak memiliki
antibodi A dan B pada plasma darah.
Golongan darah O: tidak memiliki antigen A atau B pada sel darah merah, namun memproduksi
antibodi A dan B di plasma darah.
Jika menggunakan rhesus (Rh), golongan darah yang memiliki faktor Rh dikatakan rhesus
positif, dan golongan darah yang tidak memiliki faktor Rh dikatakan rhesus negatif. Faktor
rhesus merupakan jenis antigen yang ada pada sel darah merah.
C. Ketentuan Transfusi Darah Setiap Golongan Darah
Mengetahui golongan darah penting untuk memudahkan kamu bila suatu saat butuh untuk
melakukan transfusi atau donor darah. Pasalnya, menerima darah yang tidak cocok dengan
golongan darah yang dimiliki bisa menimbulkan reaksi berbahaya. Dilansir dari American Red
Cross, berikut ini ketentuannya:
1. Berdasarkan ABO
Pemilik golongan darah O dulu disebut sebagai pendonor universal, karena bisa mendonorkan
darahnya kepada siapa saja, namun sekarang sudah tidak dianjurkan lagi. Pasalnya, golongan
darah O negatif mungkin memiliki antibodi yang bisa memicu reaksi serius selama transfusi
darah berlangsung. Sedangkan golongan darah O positif hanya boleh diberikan bila situasi sudah
mendesak, seperti sudah tidak ada lagi persediaan darah yang sesuai atau pasien sedang terancam
jiwanya.
Pemilik golongan darah AB disebut juga sebagai penerima universal, karena ia bisa menerima
transfusi darah dari A, B, AB, dan O. Namun, pemilik golongan darah AB hanya bisa
mendonorkan darahnya ke orang yang memiliki golongan darah AB saja.
Umumnya, sebelum melakukan transfusi darah, tim medis akan melakukan pengecekan ulang
terhadap jenis golongan darah penerima donor darah, kesalahan jenis darah yang didonorkan
dapat sebabkan berbagai gangguan kesehatan, salah satunya inkompatibiltas ABO.
Inkompatibilitas ABO yang tidak diatasi dapat sebabkan penggumpalan darah, gagal jantung
serta penurunan tekanan darah.
Orang yang memiliki rhesus negatif bisa mendonorkan darahnya kepada orang yang memiliki
rhesus negatif dan rhesus positif. Namun, orang yang memiliki rhesus positif hanya bisa
mendonorkan darah ke orang yang rhesusnya positif juga.