Anda di halaman 1dari 2

Diagnosis Anemia

Berikut adalah beberapa tes dan pemeriksaan yang umum dilakukan diantaranya:

1. Tes darah
Tes darah bertujuan untuk mengukur jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit dalam darah.
Dokter juga dapat memeriksa kadar hemoglobin dalam darah, yaitu protein yang terdapat dalam sel darah
merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Jika kadar hemoglobin rendah, ini dapat menunjukkan
adanya anemia.

2. Pemeriksaan fisik
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda fisik dari anemia,
seperti kulit pucat, lidah merah dan mengembang, detak jantung cepat, dan suara napas yang berbeda.

3. Tes sumsum tulang


Tes sumsum tulang terjadi apabila penegakan diagnosis oleh dokter bersifat dominan. Prosedur
pemeriksaannya melibatkan pengambilan sampel sumsum tulang dari tulang belakang atau pinggul untuk
dianalisis.

Pengobatan Anemia
Berikut adalah beberapa pengobatan yang dapat dilakukan, diantaranya:

1. Meningkatkan asupan zat besi


Zat besi merupakan nutrisi yang penting untuk pembentukan sel darah merah. Makanan kaya zat besi,
seperti daging merah, hati, sayuran hijau, dan kacang-kacangan, dapat membantu meningkatkan kadar zat
besi dalam tubuh. Jika asupan makanan tidak mencukupi, dokter mungkin merekomendasikan suplemen
zat besi.

2. Mengonsumsi vitamin B12


Vitamin B12 adalah nutrisi penting lainnya yang berperan untuk pembentukan sel darah merah. Makanan
yang mengandung vitamin B12 termasuk daging, ikan, dan produk susu. Jika kadar vitamin B12 dalam
tubuh terlalu rendah, dokter mungkin merekomendasikan suntikan vitamin B12 atau suplemen.

3. Mengonsumsi asam folat


Asam folat adalah nutrisi penting untuk pertumbuhan sel dan pembentukan DNA. Kekurangan asam folat
dapat menyebabkan anemia megaloblastik. Sumber asam folat terdapat pada sayuran hijau, buah-buahan,
dan biji-bijian. Jika asupan makanan tidak mencukupi, dokter mungkin merekomendasikan suplemen
asam folat.

4. Transfusi darah
Transfusi darah mungkin terjadi jika kondisi sudah sangat parah dan gejalanya dapat mengancam nyawa.
Dalam transfusi darah, pendonor yang memiliki darah sehat akan mentransfusikan sebagian darahnya ke
pasien.

5. Terapi obat
Beberapa obat dapat membantu meningkatkan produksi sel darah merah. Contohnya, hormon
eritropoietin dapat merangsang produksi sel darah merah, sedangkan obat-obatan seperti antibiotik atau
kortikosteroid dapat membantu mengatasi infeksi atau inflamasi.

Anda mungkin juga menyukai