Anda di halaman 1dari 14

DIET PADA GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER

1. Diet Pada Penderita Hipertensi


Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan
hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat.
Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk
mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran,
sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau
berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah
dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60
90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg
atau lebih.
Pada pemeriksaan fisik, hipertensi juga dicurigai ketika terdeteksi adanya retinopati
hipertensi pada pemeriksaan fundus optik di belakang mata dengan menggunakan
oftalmoskop.[10] Biasanya beratnya perubahan retinopati hipertensi dibagi atas tingkat I-IV,
walaupun jenis yang lebih ringan mungkin sulit dibedakan antara satu dan lainnya. Hasil
oftalmoskopi juga dapat memberi petunjuk berapa lama seseorang telah mengalami
hipertensi. Secara umum orang dengan hipertensi terlihat sejat dan sebagian besar tidak
menimbulkan gejala. Tapi ada pula gejala awal yang mungkin timbul dari hipertensi yaitu:
sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan, kelelahan.
a. Tujuan :
1) Meningkatkan asupan makanan sumber Fe sehingga tidak terjadi anemia
2) Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal
3) Mencapai dan mempertahankan BB dan setatus gizi yang optimal sehingga tidak
terjadi malnutrisi
4) Memperbaiki pola makan yang salah
5) Mengurangi/ mencegah timbulnya faktor resiko lain/ penyakit baru pada saat
kehamilan/ setelah melahirkan
b. Syarat diet :
1) Energi sesuai kebutuhan diberikan 2515,356 kkal
2) Protein tinggi 1,5 gr/kg BB yaitu sebesar 91,5 gram
3) Lemak sedang diberikan 25 % yaitu sebesar 69,871 gram
4) Karhohidrat sesuai kebutuhan diberikan 380,13 gram
5) Vitamin dan mineral terutama pemberian Fe, asam folat, dan vit B12 serta vit C
6) Pemberian makan disesuaikan dengan kebutuhan pasien
7) Bentuk makanan biasa
c. Makanan yang boleh/ tidak boleh diberikan

Makanan Yang Boleh Diberikan

Makanan Yang Tidak Boleh


Diberikan

1) Makanan sumber zat besi seperti hati ayam, tempe, 1)

Makan

makanan

dan

kacang kedelai, daun singkong, bayam, dll


2) Makanan sumber asam folat seperti hati ayam, hati

minum yang merangsang

asparagus, dll
3) Makanan sumber vitamin B12 seperti hati sapi,

santan kental berlebih

(berbumbu tajam)
sapi, kacang kedelai, rumput laut, kacang merah, 2) Makanan dengan minyak,

kuning telur
4) Makanan suber vitamin C seperti buah-buahan
seperti jeruk, apel, dll
2. Diet Pada Penderita Kanker Darah (Leukimia)
Kanker Darah (Leukemia) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel
darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang atau
bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah diantaranya sel
darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah
(berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang
membantu proses pembekuan darah). Kanker darah (leukemia) umumnya muncul pada
diri seseorang sejak dimasa kecilnya, sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas
penyebabnya telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau
abnormal. Normalnya, sel darah putih me-reproduksi ulang bila tubuh memerlukannya
atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal
secara teratur kapankah sel darah diharapkan be-reproduksi kembali.
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat,
mematikan, dan memburuk. Apabila hal ini tidak segera diobati, maka dapat menyebabkan
kematian dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki
perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih
lama, hingga lebih dari 1 tahun.
Gejala Leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun
demikian secara umum dapat digambarkan diantaranya : anemia, perdarahan, terserang

infeksi, nyeri tulang dan persendian, nyeri perut, pembengkakan kelenjar lympa, kesulitan
bernafas (dyspnea).
a. Tujuan :
1) Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta daya
terima pasien
2) Mencegah atau menghambat penurunan berat badan secara berlebihan.
3) Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap makanan oleh pasien
dan keluarganya.
b. Syarat diet :
1) Energi tinggi, yaitu 36 kkal/kg BB untuk laki-laki dan 32 kkal/kg BB untuk
perempuan. Apabila pasien berada dalam keadaan gizi kurang, maka kebutuhan
energi menjadi 40 kkal/kg BB untuk laki-laki dan 36 kkal/kg BB untuk perempuan.
2) Protein tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg BB. Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan
energi total.
3) Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total. Vitamin dan mineral
cukup, terutama vitamin A, B kompleks, C dan E. Bila perlu ditambah dalam bentuk
suplemen.
4) Jenis makanan atau diet yang diberikan hendaknya memperhatikan nafsu makan,
perubahan indra kecap, rasa cepat kenyang, mual, penurunan berat badan, dan akibat
pengobatan.
5) Hindari makanan atau minuman yang merangsang batuk, misalnya makanan
berminyak, makanan asam, pewarna makanan, MSG.
6) Sesuai dengan keadaan pasien, makanan dapat diberikan dalam bentuk makanan
padat, makanan cair, atau kombinasi. Untuk makanan padat dapat berbentuk
makanan biasa, makanan lunak, atau makanan lumat.

7) Apabila terdapat kesulitan mengunyah atau menelan. Minum dengan menggunakan


sedotan. Makanan atau minuman diberikan dengan suhu kamar atau dingin. Bentuk
makanan disaring atau cair. Hindari makanan terlalu asam atau asin.
3. Diet Pada Penderita Jantung
a. Tujuan :
1) Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan pekerjaan jantung
2) Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk
3) Mencegah/menghilangkan penimbunan garam/air dalam jaringan
b. Syarat diet :
1) Kalori rendah terutama bagi penderita yang terlalu gemuk
2) Protein dan lemak sedang
3) Vitamin dan mineral cukup
4) Rendah garam bila tekanan darah tinggi atau ada oedema
5) Makanan mudah cerna, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas
6) Porsi kecil dan sering
c. Makanan yang perlu di batasi :
1) Bahan makanan yang mengandung lemak tinggi, seperti : daging babi,
domba/kambing, kornet, sosis, kuning telur, undang/kerang, jeroan, susu penuh,
keju, ice cream
2) Kue-kue yang terbuat dari susu penuh seperti cake, permen dan coklat
3) Santan kental, minyak kelapa, lemak hewani
4) Bahan makanan yang mengandung gas, seperti : kol, durian, nangka, alpukat, lobak,
sawi hijau dan sawi putih.
5) Minuman yang meramgsang, seperti : kopi, teh kental, bir, anggur, minuman yang
bersoda
d. Hal yang perlu diperhatikan :
1) Kurangilah merokok
2) Usahakan makan teratur
3) Lakukam olahraga santai (jalan santai selama 30 menit)

DIET PADA GANGGUAN SISTEM URINARIA

1. Diet Pada Penderita Sindrom Nefrotik


Sindrom Nefrotik adalah kelainan pada sistem perkemihan/urinary yang ditandai
dengan adanya peningkatan protein dalam urine (proteinuria), penurunan albumin dalam
darah, dan adanya edema. Sindrom nefrotik disebabkan oleh adanya kerusakan pada
pembuluh darah kapiler pada glomerulus ginjal yang bekerja menyaring sampah-sampah
tubuh dan kelebihan air pada darah dan mengirimkannya ke kandung kemih sebagai urin.
Bila glomerulus bekerja dengan benar, mereka akan menjaga protein tetap berada dalam
darah dan tidak bocor ke dalam urin. Ginjal sehat memungkinkan < 1 gram protein untuk
dikeluarkan melalui urin dalam sehari. Pada sindrom nefrotik, glomerulus yang rusak bisa
menyebabkan 3 gram atau lebih protein bocor ke dalam urin selama periode 24-jam.
Sebagai akibat dari kehilangan protein, darah kekurangan jumlah normal protein darah
yang diperlukan untuk membantu mengatur cairan di seluruh tubuh. Protein bertindak
seperti spons untuk menyerap cairan ke dalam aliran darah. Ketika protein dalam darah
menjadi rendah, cairan akan terakumulasi di jaringan tubuh sehingga menyebabkan
pembengkakan.Sindrom nefrotik dapat terjadi karena berbagai penyakit. Pada orang
dewasa, penyebab paling umum adalah nefropati diabetik (suatu komplikasi penyakit
diabetes) dan nefropati membran. Namun demikian, penyebab sindrom nefrotik seringkali
tidak diketahui. Kondisi ini juga dapat terjadi sebagai akibat infeksi (seperti radang
tenggorokan, hepatitis, atau mononucleosis), penggunaan obat-obatan tertentu, kanker,
gangguan genetik, gangguan kekebalan tubuh, atau penyakit yang mempengaruhi
beberapa sistem tubuh termasuk diabetes, lupus eritematosus sistemik, beberapa myeloma,
dan amiloidosis. Hal ini dapat menyertai kelainan ginjal seperti glomerulonefritis,
glomerulosclerosis fokus dan segmental, dan glomerulonefritis mesangiocapillary.
a. Tujuan :

1) Mengganti kehilangang protein terutama albumin


2) Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh
3) Memonitor hiperkolesterolimia dan penumpukan trigliserida
4) Mengontrol hipertensi
5) Mengatasi anoreksia

b. Syarat Diet
1) Energi cukup untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif, yaitu 35
kkal/kg BBI/hari.
2) Protein edang, yaitu 1,0 g/kg BBA, atau 0,8 g/kg BBA ditambah dengan jumlah
protein yang dikeluarkan melalui urine. Utamakan penggunaan protein yang bernilai
biologi tinggi.
3) Lemak sedang, yaitu 15 29 % dari kebutuhan energy total. Perbandingan lemak
jenuh, lemak jenuh tunggal dan lemak jenuh ganda adalah :1:1:1.
4) Karbohidrat sebagai sisa kebutuhan energy. Utamakan penggunaan karbohidrat
kompleks.
5) Natrium dibatasi, yaitu 1- 4 g sehari, tergantung berat ringannya edema.
6) Kolesterol dibatasi < 300mg, begitu pula gula murni, bila ada peningkatan
trigliserida darah.
7) Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui urine
ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan pernafasan.
Gejala yang paling umum adalah terjadinya pembengkakan. Ini mungkin terjadi di
wajah dan sekitar mata (pembengkakan wajah), pada lengan dan kaki, terutama pada kaki
dan pergelangan kaki, dan di daerah perut (perut bengkak). Gejala lainnya antara lain

adalah : urin nampak berbuih, peningkatan berat badan, nafsu makan berkurang, dan
tekanan darah tinggi. Untuk memastikan, biasanya akan dilakukan beberapa uji
laboratorium, antara lain : pemeriksaan kreatinin serum (umumnya akan tinggi), Blood
urea nitrogen (BUN), albumin darah (mungkin rendah), dan urinalisis utk melihat kadar
protein dalam urin. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan kadar kolestrol dan trigliserida
darah. Biopsi ginjal mungkin juga diperlukan.
Tujuan pengobatan sindrom nefrotik adalah untuk mengurangi gejala, mencegah
komplikasi dan menunda kecepatan/progresivitas kerusakan ginjal. Pengobatan terhadap
gangguan penyebab kondisi ini juga diperlukan untuk mengendalikan sindrom nefrotik.
Pengobatan mungkin diperlukan seumur hidup. Mengontrol tekanan darah merupakan hal
yang paling penting untuk menunda kerusakan ginjal. Tujuannya adalah untuk menjaga
tekanan darah pada atau di bawah 130/80 mmHg. Obat anti hipertensi seperti Angiotensinconverting enzyme (ACE) inhibitor atau angiotensin receptor blocker (ARB) adalah obat
yang paling sering digunakan dalam kasus ini. ACE inhibitors juga dapat membantu
mengurangi jumlah hilangnya protein ke dalam urin. Kortikosteroid dan obat lain yang
menekan sistem kekebalan tubuh juga dapat digunakan. Tingkat kolesterol yang tinggi
juga harus ditangani untuk mengurangi risiko masalah jantung dan pembuluh darah.
Namun, diet rendah lemak dan rendah kolesterol biasanya tidak begitu bermanfaat bagi
orang-orang dengan sindrom nefrotik. Obat untuk mengurangi kolesterol dan trigliserida
mungkin diperlukan, obat yang paling sering digunakan adalah golongan statin (misalnya
simvastatin).
Pasien dengan sindrom nefrotik juga perlu diet rendah garam untuk mengurangi
penahanan cairan tubuh oleh natrium yang menyebabkan pembengkakan di tangan dan
kaki. Kadang diperlukan obat diuretik (pelancar air seni) untuk membantu mengurangi
cairan tubuh.
2. Diet Pada Penderita Urolithiasis
Urolithiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya batu (urolith) atau kristalkristal pada saluran air kencing (tractus urinarius). Batu dan kristal tersebut dapat
ditemukan di ginjal, urethra, dan kebanyakan di vesika urinaria (kandung kencing).
Adanya batu atau polikristal tersebut dapat membuat iritasi saluran air kencing, akibatnya
saluran tersebut rusak, ditemukan darah bersama urin yang dapat menimbulkan rasa sakit.

Polikristal ini terdiri dari Kristal organic atau anorganik (90-95%) dan matriks organic (510%) dan unsur lain dalam jumlah kecil.
Urolit berbentuk khas, tidak berupa endapan bahan Kristal yang berserakan tetapi
berupa kumpulan Kristal yang tersusun teratur dan mempunyai struktur internal yang
kompleks. Dalam praktek kasus batu dan kristal tersebut menyebabkan penyumbatan pada
saluran air kencing sehingga terjadi retensi urin. Pada irisan melintang urolit sering
tampak adanya inti dan lamina. Hal tersebut membuktikan bahwa urin yang menggenangi
urolit komposisinya bervariasi dari hari ke hari dan keadaan tersebut merupakan hal yang
sangat konseptual dalam mencoba memahami sifat fisik urolit.Urolithiasis adalah suatu
keadaan terdapatnya batu di dalam saluran kemih, baik dalam ginjal, ureter, maupun bulibuli/kandung kemih. Definisi perihal kencing batu ginjal urolithiasis yaitu satu
berlangsungnya penumpukan oksalat, calculi (batu ginjal) pada ureter atau pada tempat
ginjal. Tanda-tanda rasa sakit yang terlalu berlebih pada pinggang, nausea, muntah,
demam, hematuria. Semakin banyak berlangsung pada lelaki dibanging wanita dengan
perbandingan 3:1 didalam umur 30-60 th.. Urine berwarna keruh layaknya teh atau merah.
Patofisiologi batu didalam perkemihan datang dari obstruksi saluran kemih,
obstruksi barangkali berlangsung cuma parsial atau lengkap. Obstruksi yang lengkap dapat
jadi hidronefrosis

yang dibarengi sinyal tanda serta gejala-gejalanya. Sistem

patofisiologisnya karakternya mekanis. Urolithiasis adalah kristalisasi dari mineral dari


matriks sekitar, layaknya pus, darah, jaringan yang tidak vital, tumor atau urat.
Peningkatan konsentrasi larutan urin akibat intake cairan rendah serta juga peningkatan
beberapa bahan organik akibat isk atau urin statis, mensajikan sarang untuk pembentukan
batu.
Makin ada infeksi menambah ke basahan urin (oleh produksi amonium), yang
menyebabkan presipitasi kalsium fosfat serta magnesium amonium fosfat. Komposisi
kalkulus renalis serta faktor-faktor yang mendorong yaitu : No komposisi/macam batu
a. Tujuan :
1) Mencegah atau memperlambat terbentuknya batu.
2) Meningkatkan eksresi garam dalam urin.

3) Memberikan diet sesuai komponen utama batu.


b. Syarat diet :
1) Energi sesuai kebutuhan.
2) Protein 10-15% total energi.
3) Lemak 15-25% total energi.
4) Cairan tinggi : 2,5 - 3 L/hari, setengahnya dari minuman.
5) Pembatasan makanan sesuai jenis batu.
6) Natrium sedang : 2300 mg (5 gram garam dapur).
c. Makanan yang dianjurkan :
1) Umbi-umbian dan olahannya : Kentang , gelatin, tapioca dibuat pudding.
2) Bahan hewani dan kacang-kacangan : susu, es cream, yoghurt, telur ayam, tahu
giling.
3) Lemak: margarine dan mentega.
4) Sayuran dibuat jusdan dikentalkan dengan glatin.
5) Buah dibuat jud, jeli, pure.
6) Bumbu yang diperbolehakan : Garam, bawang merah, gula, kecap.
d. Makanan yang tidak dianjurkan :
1) Bahan makanan dengan tekstur yang keras.
2) Bahan makanan yang terlalu pedas.
3) Bahan makanan yang terlalu asam.
Penanganannya dapat berupa terapi medik dan simptomatik atau dengan bahan
pelarut. Dapat pula dengan pembedahan atau dengan tindak bedah yang kurang invasif,
misalnya nefrostomi perkutan, atau tanpa pembedahan sama sekali antara lain secara
gelombang kejut.

Terapi medik batu saluran kemih berusaha mengeluarkan batu atau melarutkan batu.
Pengobatan simptomatik mengusahakan agar nyeri khususnya kolik yang terjadi
menghilang dengan pemberian simpatolitik. Selain itu terutama untuk batu ureter yang
dapat diharapkan keluar dengan sendirinya, dapat diberikan minum berlebihan disertai
diuretikum. Dengan produksi air kemih yang lebih banyak diharapkan dapat mendorong
dan mengeluarkan batu.

DIET PADA GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN


1. Diet Pada Penderita Paska Hematemesis Melena
Hematemesis melena adalah keadaan muntah dan buang air besar berupa darah
akibat luka atau kerusakan pada saluran cerna.

a. Tujuan :
1) Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat pada saluran
cerna,mengurangi resiko perdarahan ulang,dan mencegah aspirasi.
2) Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.
b. Syarat diet :
1) Tidak merangsang saluran cerna
2) Tidak meninggalkan sisa
3) Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk
memberi istirahat pada lambung
4) Diet diberikan jika perdarahan pada lambung atau duodenum sudah tidak ada
5) Diet diberikan dalam bentuk makanan cair jernih, tiap 2-3 jam pasca perdarahan.
Nilai gizi makanan ini sangat rendah, sehingga diberikan selama 1-2 hari saja (lihat
makanan cair jernih).
2. Diet Pada Penderita Saluran Cerna Bawah (Usus Inflamatorio)
a. Tujuan :
1) Memperbaiki ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
2) Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kuranag
3) Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut
4) Mengistirahatkan usus pada masa akut
b. Syarat diet :
1) Pada fase akut dipuasakan dan diberi makanan secara parenteral saja
2) Bila fase akut teratasi, pasien diberi makanan secara bertahap, mulai dari bentuk cair
(per oral maupun enteral), kemudian meningkat menjadi diet sisa rendah dan serat
rendah.
3) Bila gejala hilang dapat diberikan makanan biasa
4) Kebutuhan energy tinggi dan protein tinggi
5) Suplemen vitamin dan mineral antara lain vitamin A, C, D, asam folat, vitamin B12,
kalsium, zat besi, maknesium dan seng
6) Makanan enteral rendah atau bebas laktosa dan mengandung asamlemak rantai
sedang dapat diberikan karena sering.
3. Diet Pada Penderita Saluran Cerna Bagian Atas (Diare)
a. Tujuan :
1) Menghindari resiko dehidrasi dan kekurangan elektrolit.
2) Mempercepat pengeluaran bakteri, bacillus, dll.
3) Mengurangi percepatan peristaltic usus besar.

4) Memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan

sisa sehingga dapat membatasi volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna.
5) Memberikan makanan yang adekuat untuk meningkatkan BB dan mencapai status

gizi optimal.
6) Memenuhi kebutuhan cairan.
7) Mengurangi rasa mual, muntah, dan diare

b. Syarat diet :
1) Energi cukup diberikan 2161,10 kkal.
2) Protein cukup diberikan 15 % dari kebutuhan energi total yaitu sebesar 81,04 gram.
3) Lemak sedang diberikan 20 % dari kebutuhan energi total yaitu sebesar 48,02 gram.
4) Karhohidrat cukup diberikan 65 % dari kebutuhan energi total yaitu sebesar 351,18
gram.
5) Natrium sedang yaitu 2300 mg (setara dengan 5 gram garam dapur), karena natrium
dapat memicu hiperkalsiuria.
6) Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan serat maksimal 8
g/ hari.
7) Menghindari susu, produk susu, dan daging berserat kasar (liat).
8) Makan lunak, menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu
asam, dan berbumbu tajam.
9) Makanan dimasak hingga lunakdan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas dan
dingin.
10) Makanan sering dan diberikan dalam porsi kecil.

c. Makanan yang boleh/ tidak boleh diberikan


Makanan Yang Boleh Diberikan
Makanan Yang Tidak Boleh Diberikan

1) Sumber KH : beras dibubur/ ditim; 1) Sumber KH : beras ketan, beras


kentang direbus; macaroni direbus;

tumbuk/ merah, roti wholewheat,

roti dipanggang; krekers; tepung-

jagung, ubi, singkong, talas, tarcis,

tepungan dibuat bubur/ pudding.


2) Sumber protein hewani : daging

dodol dan kue-kue lainyang manis

diungkep, dipanggang; telur direbus,

berserat kasar (liat) serta daging,

ditim,

ikan, ayam yang diawet, digoreng;

dan gurih.
empuk, ayam, ikan direbus, ditumis, 2) Sumber protein hewani : daging
diceplok

dicampur

dalam

air,

didadar,

makanan

dan

minuman.
3) Sumber protein nabati : tempe, tahu
ditim, direbus, ditumis, pindakas.
4) Lemak : margarine dan mentega;

daging babi; telur ceplok/ digoreng.


3) Sumber protein nabati : kacang merah
serta kacang-kacangan kering seperti
kacang tanah, kacang hijau, kacang

kedelai, dan kacang tolo.


minyak dalam jumlah terbatas untuk 4) Lemak : minyak untuk menggoreng,

menumis, mengoles dan setup.


lemak hewani, kelapa dan santan.
5) Sayuran : sayuran rendah serat dan 5) Sayuran : sayuran berserat tinggi
sedang seperti: kacang panjang,

seperti daun singkong, daun katuk,

buncis muda, bayam, labu siam,

daun papaya, daun dan buah melinjo,

tomat

oyong, pare serta semua sayuran

masak,

wortel

direbus,

dikukus, ditumis.
yang dimakan mentah.
6) Buah-buahan : semua sari buah; buah 6) Buah-buahan : buah-buahan yang
segar yang matang (tanpa kulit dan

dimakan dengan kulit, seperti apel,

biji) dan tidak banyak menimbulkan

jambu biji dan pir serta jeruk yang

gas seperti: papaya, pisang, jeruk,

dimakan dengan kulit ari; buah yang

avokad, nenas.
7) Bumbu : garam, salam, laos, kunyit,

menimbulkan gas seperti, nanas,

kunci dalam jumlah terbatas.


8) Minuman teh encer.

kedondong, durian, nangka.


7) Bumbu : cabe, bawang, merica, cuka,
dan sebaginya yang tajam
8) Minuman kopi dan the kental;
minuman yang mengandung soda
dan alcohol.

Anda mungkin juga menyukai