Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada kenyataannya, sepanjang rentang usia manusia rata – rata, jantung


berkontraksi sekitar tiga miliar kali, tidak pernah beristirahat, kecuali sepersekian
detik diantara denyutan. Dalam sekitar tiga minggu setelah pembuahan, bahkan
sebelum ibu dapat memastikan bahwa ia hamil, jantung mudigah yang sedang
berkembang sudah mulai berfungsi. Diyakini bahwa jantung merupakan organ
pertama yang berfungsi.

Fungsi jantung adalah sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap


darah untuk menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat
mengalir ke jaringan. Darah, seperti cairan lain, mengalir dari daerah yang
bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah sesuai penurunan gradien
tekanan. (Sumber: Fisiologi Sherwood)

Sedangkan ginjal bertanggung jawab untuk memepertahankan komposisi


kimia semua cairan tubuh. Berabagai penyakit dapat mempengaruhi ginjal. Bila
terjadi kegagalan, maka sulit mengontrol kandungan natrium, kaliunm dan
nitrogen dengan produk metabolism tubuh. Pada sindrom nefrotik, banyak protein
yang hilang melalui urin. Nefrolitiasis (batu ginjal) atau pembentukan batu ginjal,
behubungan dengan presipitasi pada saluran kencing.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui kebutuhan nutisi
pada pasien/klien yang mengalami gangguan pada sistem kardiovaskular dan
jantung. Dimana nutisi yang dibutuhkan dan diet berbeda dengan pasien/klien
yang mengalami gangguan pada sistem yang lain, karena ditakutkan nutrisi yang
masuk justru memperburuk kondisi pasien/klien itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

1 Apa pengertian kardiovaskuler?


2 Apa saja macam-macam penyakit jantung?

1
3 Bagaimana asupan nutisi pada klien dengan penyakit jantung?
4 Bagaimana diet pada klien dengan hipertensi dan klien jantung
koroner?
5 Apa pengertian ginjal?
6 Apa saja macam-macam penyakit ginjal?
7 Bagaimana asupan nutrisi pada klien dengan penyakit ginjal?
8 Bagaimana diet pada klien gagal ginjal dan klien batu ginjal?

1.3 Tujuan

1 Mengetahui penyakit – penyakit pada jantung dan ginjal

2 Mengetahui asupan nutrisi dan diet yang tepat pada klien jantung

3 Mengetahui asupan nutrisi dan diet yang tepat pada klien ginjal

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kardiovaskuler

Cardiovascular Disease adalah nama untuk suatu kelompok penyakit yang


mengenai jantung dan pembuluh darah. Contoh dari penyakit jantung adalah
penyakit jantung koroner (CHD), stroke, trombosis dan gangguan pembuluh darah
perifer (PAD). CHD dan stroke, keduanya dapat disebabkan oleh penyumbatan
dalam pembuluh darah.

Kardiovaskular ialah penyakit yang berhubungan dengan fungsi jantung


(cardiac) dan sisitem peredaran darah (Vaskular). Penyakit ini disebabkan karena
ada penyumbatan dan penyempitan pembuluh arteri kororner tersebut disebabkan
oleh penumpukan zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) di bawah lapisan
terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi (aterosklerosis). Satu faktor
yang paling berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya penimbunan zat lemak
ini adalah gaya hidup, khususnya pola makan. Selain lewat makanan, penyakit
jantung pun dapat disebabkan oleh keadaan jantung yang lemah sejak lahir
(inherited heart disorder).

2.2 Macam-macam penyakit Jantung


2.2.1 Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat


melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia.
Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar
(90%) penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential). Penyebab
tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut jantung,
peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah tepi dan peningkatan
volume aliran darah. Faktor gizi yang sangat berhubungan dengan terjadinya
hipertensi melalui beberapa mekanisme. Aterosklerosis merupakan penyebab
utama terjadinya hipertensi yang berhubungan dengan diet seseorang, walaupun
faktor usia juga berperan, karena pada usia lanjut (usila) pembuluh darah
cenderung menjadi kaku dan elastisitasnya berkurang.

3
a. Nutrisi Preventif Hipertensi

Faktor penyebab utama terjadinya hipertensi adalah asteroklerosis yang


didasari dengan konsumsi lemak berlebih, oleh karena untuk mencegah
timbulnya hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak yang berlebih
disamping pemberian obat-obatan bilamana diperlukan.

1. Pembatasan konsumsi lemak sebaiknya dimulai sejak dini sebelum


hipertensi muncul, terutama pada orang-orang yang mempunyai riwayat
keturunan hipertensi dan pada orang menjelang usia. Makanan yang harus
dihindari atau dibatasi adalah:
a) Capai dan Pertahankan Berat Badan Ideal
1 Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak
kelapa, gajih).
2 Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit,
craker, keripik dan makanan kering yang asin).
3 Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran
serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4 Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan
asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5 Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6 Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung
garam natrium.
7 Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

Pola makan sehat bertujuan untuk menurunkan dan mempertahankan berat


badan ideal, sehingga dianjurkan untuk menyeimbangkan asupan kalori
dengan kebutuhan energi total dengan membatasi konsumsi makanan yang
mengandung kalori tinggi dan atau makanan yang kandungan gula dan
lemaknya tinggi. Sehingga kebutuhan kalori harus dikurangi 500 – 1000
KKal/hari. Dianjurkan untuk meningkatkan penggunaan sayuran, buah-
buahan, kacang-kacangan dan produk biji-bijian serta mengurangi bahan

4
makanan hewani (daging merah), lemak atau minyak jenuh (mentega atau
santan), karbohidrat murni (gula, tepungtepungan) dan yang mengandung
alkohol. Dalam menjalankan diet rendah kalori, agar berhati-hati terjadinya
kekurangan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Oleh karena itu, dianjurkan
banyak makan sayuran dan buah-buahan

b) Capai dan Pertahankan Kadar Kolesterol

Asam lemak ini terdapat pada produk makanan jadi yang mengandung
minyak tumbuhan yang terhidrogenasi sebagian seperti kue kering, kraker,
makanan yang dipanggang dan digoreng. Minyak yang digunakan pada
makanan yang digoreng di kebanyakan restoran kemungkinan mengandung
asam lemak trans yang tinggi. Disamping itu juga harus menurunkan
konsumsi bahan makanan tinggi kolesterol, peningkatan penggunaan serat
untuk setiap gram dapat menurunkan kolesterol LDL rata-rata 2,2 mg/dl.
Sehingga dianjurkan diet tinggi serat yang diperoleh dari sumber karbohidrat
seperti nasi, jagung, ubi, gandum, kentang, talas, oat.

c) Pertahankan Tekanan Darah Normal

Asupan garam (Natrium Chlorida) dapat meningkatkan tekanan darah.


Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penurunan asupan natrium ±
1,8 gram/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4 mmHg dan diastolik
2 mmHg pada penderita hipertensi. Disarankan asupan garam < 6 gram sehari
atau kurang dari 1 sendok teh penuh. Dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi
alkohol atau bahan makanan yang mengandung alkohol karena dapat
meningkatkan tekanan darah. pemberian suplemen kalium dapat menurunkan
tekanan darah. Dengan suplementasi diet kalium 60-120 mmol/hari dapat
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik 4,4 dan 2,5 mmHg pada
penderita hipertensi dan 1,8 serta 1,0 mmHg pada orang normal.

b. Nutrisi Kuratif Hipertensi


Beberapa obat, termasuk antibiotik (terutama penisilin), sulfonamide,
barbiturate tinggi natrium. Kandungan natriumnya dipertimbangkan untuk

5
orang yang membatasi natrium dan dietnya. Apoteker dapat memberikan
informasi berapa banyak kandunagan natrium dari obat-obat ini. Pasien juga
harus berhati-hati menggnakan obat-obat yang dijual bebas tanpa persetuuan
dokter. Antasid (kecuali yang mengandung magaldrat), aspirin, obat batuk,
laksatifbiasanya tinggi natrium.
1) Penatalaksanaan Gizi
Tujuan dari penatalaksanaan gizi adalah untuk mempertahankan dan
membuat tensi normal.
2) Intervensi dan pendidikan pasien
Intervensi dan pendidikan termasuk tindakan sebagai berikut:
a. Penentuan kebutuhan untuk mengubah diet dan cara hidup

Pasien harus berpatisipasi dalam penilaian pola diet pribadi dan


olahraga, serta berat dan strategi dalam perencanaan perubhan yang
permanen. Perubahan bertahap mungkin lebih berhasil daripda perubahan
yang tiba-tiba.

b. Pengurangan pemasukan natrium

Pembatasan natrium dapat membantu menurunkan tekanan darah pada


beberapa indivdu dengan hipertensi. Dokter biasanya menetukan kadar
pembatsan natrium dengan melihat seberapa berat hipertensinya. Kotak di
bawah ini menggambarkan tingkat pembatasan natrium. Pasien harus
dianjurkan untuk memilih rasa lainnya untuk menurunkan garam setelah 3
bulan dengan diet pembatsan natrium.

Pembatasan natrium dapat pula diaplikasikan dengan penggunaan


bumbu-bumbu rendah natrium. Daun-daunan dan bumbu (kecuali yang
tinggi natium spt : biji seledri, bawang putih, bawang merah atau garam
seledri) dan aroma seperti juz lemon dapat digunakan sebagai pengganti
garam

The american Health association memberikan resep-resep makanan


rendah natrium termasuk untuk campuran bumbu yang digunakan sebagai
pengganti natrium. Garam pengganti biasanya mengandung kalium klorida

6
daripada natrium klorida. Hal ini merupakan resep dokter apabila pasien
tidak mengalami gangguan ginjal.

Makanan yang harus dihindari pada diet pembatasan natrium

Pembatasan Ringan ( 2-3g/hari ) Jangan gunakan :

 Garam di meja ( gunakan sedikit garam pada waktu masak; 1sdt garam = 2300mg
natrium )
 Makanan yang diasap, atau diawetkan atau diawetkan dengan garam seperti ikan
asin, ham, bacon, sosis, cold cuts, kornet sapi , kosher meats, sauerkraut, minyak
zaitun.
 Makanan snack asin, seperti chips, pretzel, popcorn, crackers, kacang.
 Bumbu-bumbu seperti bawang, bawang putih dan garam seledri dan monosodium
glutamate, boulin, pelunak daging, saus seperti saus tomat, mustard, relishes, kecap
Worcestershire sause dan acar.

Keju dan kacang. Pembatasan sedang/moderat ( 1g/hari ) Jangan gunakan :

 Garam pada masakan dan dikonsumsi tanpa olahan


 Semua makanan yang sudah dilarang pada “Pembatasan Ringan”

Pembatasan Sedang/Moderat (1 g/hari) Jangan gunakan:

 Makanan kaleng seperti daging, ikan, sayuran, jus buah (kecuali rendah natrium)
 Makanan yang dibekukan seperti ikan fillet
 Lebih dari satu sajian per hari
 Buttermilk
 Roti
 Sereal kering
 Instant oatmeal dan bubur jagung
 Kerang (kecuali tiram)
 Mentega dan margarin
 salas dressing dan mayonnaise
 Baking Powder
 Air yang diberi obat untuk melunakkan air
 Air botolan (kevuali diinformasikan rendah natrium)
 Soft drink biasa atau diet (kevuali diberi keterangan rendah natrium)

Pembatasan Keras (0,5 g/hari) Jangan gunakan:

7
 Semua makanan yang tercantum pada pembatasan ringan dan sedang
 Lebih dari 2 gelas susu per hari
 Makanan komersial yang terbuat dari susu

Perlu Diperhatikan bahwa:

 Konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari atau dapat
menggunakan garam lain diluar natrium.

3) Diet kosher

Daging kosher mengandung 2-3 kali lebih banyak mengandung natrium


lebih banyak daripada yang bukan dagin kosher. Daging kosher adalah daging
yang direndam dengan air bersih mengalir (air ledeng) selama 1 jam, lalu
dibuang airnya dan dimasak. Pengolahan Daging ini efektif untuk menurunkan
kandungan natrium.

4) Hindari minum alkohol


Minum alkohol dapat meningkatkan tekanan darah

1 Tingkatkan pemasukan kalium

Memasukkan kalium tinggi (4,5-7 g atau 120-175 mEq/hari) dapat


memberikan efek penurunan tekanan darah. Ini juga membantu
mengganti kehilangan kalium akibat penggunaan diuretik. Buah-
buahan dan sayuran segar biasanya tinggi kalium dan rendah natrium.
Kadar kalium pada beberapa makanan yang umum digunakan adalah:
apel mentah dan lain sebagainya.

2 Tingkatkan pemasukan kalsium

Kecukupan kalsium penting untuk mencegah dan mengobati


hipertensi: 2-3 gelas susu skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju rendah
natrium dapat memenuhi kebutuhan kalsium 250 mg/hari. Sedangkan
kebutuhan kalsium perhari rata-rata 808 mg.

8
5) Diet pada klien Hipertensi
a. Peneltian epidemiologi:
Kalsium, magnesium, asupan lemakdan alcohol mempunyai peranan
dalam peningkatan tekanan darah. Asupan kalsium dan magnesium yang
rendah mempunyai kecenderungan menderita hipertensi. Sedangkan
asupan lemak jenuh tinggi mempunyai tekanan darah tinggi dan
sebaliknya asupan lemak tak jenuh Omega-3 yang tinggi mempunyai
tekanan darah yang rendah.
b. Gejala
1. Nyeri kepala (tengkuk)/pusing
2. Kemerahan diwajah
3. Cepat lelah lesu
4. Seperti akan pingsan
5. Mimisan
6. Telinga mendengung
7. Pandangan mata kurang jelas
8. Cepat marah
c. Pencegahan
1. Mengurangi konsumsi garam. Keburtuhan garam per orang yaitu 5
gr (1sdt)
2. Mencegah kegemukan
3. Membatasi konsumsi lemak
4. Olahraga teratur
5. Makan buah dan syuran segar
6. Tidak merokok dan tidak minum alkohol
7. Latihan relaksasi/meditasi
8. Berusaha membina hidup yang positif
d. Tujuan diet
1. Membantu menghilangkan retensi garam/air dalam jaringa tubuh
dan menurunkan tekanan darah pada hipertensi
2. Menurunka angka kesakitan dan anka kematian stroke
e. Terapi diet
1. Rendah garam < 2gr
2. Rendah lemak ≤ 35% dari total energi
3. Protein: 1-1,5 g/kg berat badan
4. Energi: 35-50 kkal/kg berat badan
5. Asupan kalsium per hari menurut RDA: 800 mg/hari untuk laki-
laki dan 1000 mg/hari untuk wanita
6. Konsumsi kalium sesuai kebutuhan
f. Macam diet dan indikasi pemberian

9
Diet rendah garam dibrikan kepada penderita dengan oedema dana tau
hipertensi, sebagaimana yang terdapat pada penyakit sirhosis hepatic,
penyakit ginajl tertentu, toksemia pada kehamilan dan hipertensi primer
a. Diet rendah garam I (200-400mg Na)
Pasien adema, asites atau hipertensi berat. Untuk pengolahan
makanan ditambahkan garam dapur.
b. Diet rendah garam II (600-800 mg Na)
Pasien hipertensi tidak terlalu berat. Untuk pengoalahan makanan
boleh menggunakan ½ sdt (2 g) garam dapur
c. Diet rendah garam III (1000-1200 mg Na)
Pasien hipertensi ringan. Unetuk pengolahan makanan boleh
menggunakan 1sdt (4 g) garam dapur
g. Bahan makan yang dianjurkan
1. Sumber karbohidrat: beras, kentang, singkong, terigu, tapioca,
hunkwee, gula, makanan yang diolah bahan makanan tersebut
diatas tanpa garam dapur dan soda seperti: makroni, mi, bihun, roti,
biskuit, kue kering, dsb.
2. Sumber protein hewani: daging ikan maksimum 100 gr sehari; telur
maksimum 1 butir sehati; susu maksimum 200 gr sehari.
3. Sumber protein nabati: semuua kacang-kacangan dan hasilnay yang
diolah dan dimasak tanpa garam.
4. Sayura: semua sayuran segar
5. Buah-buahan: semua buah-buahan segar
6. Lemak: minyak, margarin tanpa garam, mentega tanpa garam
7. Bumbu-bumbu: semua bumbu-bumbu yang segar dan kering yang
tidak mengandung garam dapur dan ikayan lain natrium
8. Minuman: teh, kopi, soft drink
h. Bahan makanan yang tidak dianjurkan
1. Sumber karbohidrat: roti, biskuit, dan kue-kue yang dimasak
dengan garam dapur atau soda kue.
2. Sumber protein hewani: otak, ginjal, lidah, sardin, keju, daging,
ikan dan telur yang diawet dengan garam dapur seperti: dasing
asap, abon¸ikan asin, ikan kalem, kornet, ebi, telur asin dsb
3. Sumber protein nabati: keju kacang tanah dan kacang-kacangan
dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan lain iktan
natrium.
4. Sayuran: sayuran yang di awet denga garam dapur dan lain iktan
natrium, seperti sayuran dalm kaleng, sawi asin, asinan dsb.

10
5. Buah-buaahan: yang diawetkan dengan garam dapurdan lain iktan
natrium.
6. Lemak: margarin dan mentega biasa
7. Bumbu-bumbu: garam dapur, baking powder, soda kue, vetsin dan
bumbu-bumbu yang mengandung garam dapur seperti kecap, terasi
saus tomat, petis, tauco
8. Minuman: coklat
2.2.2 Penyakit Jantung Koroner
Jantung koroner merupakan salah satu penyakit pembunuh yang paling
ditakuti di seluruh dunia. Biasanya penyakit ini dialami oleh orang berusia
produktif dan menyerang secara mendadak hingga menimbulkan
kematian.
Penyakit jantung koroner (PJK) terjadi bila ada timbunan (plak) yang
mengandung lipoprotein, kolesterol, sisa-sisa jaringan, dan terbentuknya
kalsium pada intima, atau permukaan bagian dalam pembuluh darah. Plak
ini membuat intima menjadi kasar, dan trombosis tertarik ke daerah yang
kasar, membentuk gumpalan. Bila plak cukup besar untuk menyumbat
aliran darah, jaringan akan kekurangan oksigen dan zat gizi sehingga
menimbulkan daerah infark. PJK menunjukkan gejala bila terjadi infark
miokard (MI) atau bila terjadi iskemia miokard seperti angina pektoris.
Salah satu penyakit jantung yang semakin banyak diidap, yaitu jantung
koroner dapat disebabkan penyumbatan dan penyempitan pembuluh arteri
koroner akibat pemumpukan lemak (klosterol ataupun trigliserida)
dibawah lapisan terdalam (endotelium) dinding pembuluh nadi. Faktor
utama penyakit yang satu ini adalah penambahan berat badan atau
kegemukan hopertensi, hyperlipidemia. Faktor resiko alainnya adalah
stress, genetik, umu dan diabetes miletus.
Faktor risiko bagi penyakit jantung koroner:

1. jenis kelamin pria

2. PJK pada orang tua atau keluarga sebelum umur 55 tahun

3. merokok lebih dari 10 batang per hari

4. hipertensi

11
5. konsentrasi HDL di bawah 35mg/dl

6. diabetes melitus

7. riwayat penyakit serebrovaskuler atau vaskuler perifer

8. kelebihan berat badan lebih dari 30%

a. Nutrisi Preventif Penyakit Jantung Koroner

Untuk mencegah terjadinya Jantung koroner, para penderita kolesterol darah


yang tinggi harus melakukan terapi diet.

b. Nutrisi Kuratif Penyakit Jantung Koroner

Modifikasi diet merupakan bagian pengobatan untuk semua individu dengan


PJK, karena pengurangan pemasukan lemak jenuh dan kolesterol membantu
mengurangi kolesterol serum. Pada kasus-kasus berat, terapi obat-obatan
mungkin diperlukan. Obat-obatan yang umum digunakan adalah asam empedu
sekuestrans kolestiramin dan kolestipol; asam nikotinat, yang menurunkan total
kolesterol dan LDL serta trigliserida; inhibitor sintesis kolesterol, seperti
lovastatin; turunan asam fibrat seperti gemfibrozil dan klofibrat, yang
menurunkan trigliserida dan meningkatkan kolesterol HDL; dan prubocol,
yang menurunkan kolesterol LDL dan juga kolesterol HDL.

1) Penatalaksanaan Gizi

Tujuan penatalaksanaan gizi adalah untuk menurunkan risiko PJK pada orang
dewasa dengan kadar LDL kolesterol tinggi dengan:

1 Menurunkan kadar kolesterol LDL di bawah 130mg/dl pada individu


dengan PJK definitif atau dua fktor risiko tinggi kolesterol LDL.
2 Menurunkan kadar kolesterol LDL di bawah 160mg/dl pada individu
yang tidak mempunyai PJK definitif ataupun dua faktor risiko PJK
selain tingkat risiko tinggi kolesterol LDL.

Penurunan pemasukan lemak jenuh dan kolesterol, bersamaan dengan


penurunan berat badan jika individu terebut mempunyai kelebihan berat, adalah

12
cara untuk mencapai tujuan ini. Walaupun pemantauan kadar kolesterol pada
anak-anak juga diperlukan tetapi tujuan khusus bagi mereka belum lagi
dipublikasikan.

2) Intervensi dan pendidikan pasien


a) Mengenali kebutuhan untuk perubahan permanent pada diet dan gaya hidup
untuk mengurangi risiko
Perubahan diet dan gaya hidup yang permanen termasuk pencapaian
pegaturan berat badan, penurunan lemak dan kolesterol diet, tidak merokok,
dan mengembangkan cara-cara membangun dalam menghadapi stress.
Perubahan ini mungkin lebih dapat diterima dan kurang mengecewakan jika
pasien dikonsultasikan untuk membuat perubahan secara perlahan. Mislnya,
mereka dapat dituntu untuk memilih satu atau dua kebiasaan, seperti
merokok atau makan daging 250gram setiap hari, dan membuat rencana
untuk mengubahnya. Ketika perubahan awal ini dibuat, pasien dapat
memilih beberapa kebiasaan lainnya untuk dikerjakan.
b) Mengurangi lemak dan kolesterol dalam diet
National Cholesterol Education Program (suatu badan di Amerika Serikat)
telah mengkampanyekan bahwa individu dengan kolesterol LDL lebih besar
dari atau sama dengan 160mg/dl dan mereka dengan batas-risiko tinggi
kolesterol LDL yang juga memiliki PJK definitive atau dua faktor risiko
lainnya harus mendapat terapi diet intensif. Program diet dua tahap untuk
mengurangi pemasukan lemak jenuh dan kolesterol telah dikembangan.
Pemasukan lemak total juga dibatasi untuk membantu menurunkan berat
badan. Pada awalnya, pasien mendapat konseling tentang Tahap Pertama,
yang mengurangi sumber-sumber paling umum dan sangat nyata dari asam
lemak jenuh dan kolesterol dalam diet dan dapat dilaksanakan tanpa
perubahan drastis pada diet dan gaya hidup untuk hampir seluruh pasien. Jika,
setelah melaksakan diet tersebut selama tiga bulan, pasien tidak berhasil daam
menurunkan kolesterol LDL ke kadar yang diinginkan, dia boleh dipindah ke
Diet Tahap Dua. Sementara dokter dan perawat dapat sering menyediakan
pendidikan tentng Diet Tahap Pertama, pengiriman konsul ke ahli gizi sangat
berharga bagi pasien yang mempunyai kesulitan dalam mempertahankan

13
dietnya atau mendapat respons diet yang mengecewakan. Bantun ahli gizi
terutama diperlukan oleh pasien yang berpindah ke Diet Tahap Kedua.
Pendidikan diet harus menekankan fakta bahwa perubahan tidak harus
berkibat pada makanan yang sangat ketat atau tidak enak dimakan. Makanan
yang enak dan menarik dapat disiapkan dalam pedoman yang telah
ditetapkan. Tabel 3 menggariskan modifikasi Diet Tahap Pertama yang
digunakan untuk pendidikan diberikan di bawah ini. American Heart
Association telah menerbitkan manual rinci bagi pasien yang memerlukan
pedoman khusus terhadap Diet Tahap Pertama dan Kedua.

Untuk menghindari sajian tampaknya kurang banyak dan untuk


menekankan pentingnya pergesaran perencanaan makanan sekitar daging,
kombinasikan sejumlah kecil daging dengan sejumlah besar nasi, pasta, atau
sayuran untuk memenuhkan sajian. Kacang-kacangan kering dan kapri dan
tahu rendah lemak dan tinggi protein, dan bebas kolesterol dan dapat
digunakan untuk menggantikan daging.

1. Bahan olahan dari susu: Sedikitnya dua sajian susu skim atau
ekuivalennya setiap hari. Lemak susu pada umumnya jenuh, dan karena itu
bahan olahan dari susu harus direkomendasikan dibuat dari susu skim.
Keju alami dan olahan pada umumnya kaya akan lemak.
Keju cottage yang rendah atau bebas lemak yang terbuat dari susu skim,
keju sintetik yang dibuat dari minyak nabati merupakan pilihan yang baik.
Keju cottage rendah lemak atau yogurt dapat disubstitusikan ke sour
cream untuk saos celupan camilan dan kuah salad atau pada kentang.

2. Telur: Batasi kuning telur sampai tiga per minggu pada Diet Tahap
Pertama dan satu per minggu pada Diet Tahap Kedua. Kuning telur kaya
akan lemak dan kolesterol. Putih telur bebas lemak dan kolesterol dan
dapat sering digunakan. Pengganti telur bebas kolesterol juga telah
tersedia.

3. Buah-buahan dan sayuran: Gunakan secara bebas. Buah-buahan dan


sayuran memberikan warna, tekstur, vitamin, mineral, dan serat dan harus

14
digunakan sebagai bagian dari makanan setiap bersantap. Bahan nabati
tidak mengandung kolesterol, dan hampir semua buah-buahan dan sayuran
rendah lemak. Terkecuali buah alpukat dan zaitun, yang didiskusikan pada
lemak dan minyak. Gorengan atau penambahan mentega, krim, atau saos
keju meningkatkan kandungan lemak buah-buahan dan sayuran sampai
kadar yang tidak diinginkan.

4. Sereal dan roti: Tingkatkan penggunaannya untuk menggantikan daging


dalam diet. Roti dan sereal merupakan sumber yang baik dari vitamin,
mineral dan biji-bijian utuh (whole grain) juga menyediakan serat.
Walaupun demikian roti-rotian yang dijual dan bahkan beberapa sereal
sering tinggi lemak. Selain itu pisang dan buah lainnya atau roti kacang,
roti jagung, pancakes, dan wafflesmengandung sejumlah telur yang
bermakna. Bahan yang dibuat di rumah dengan putih telur atau pengganti
telur dan lemak ataupun minyak dapat diberikan.

5. Lemak dan minyak: Batasi sampai 6-8 sendok teh per hari. Lemak dan
minyak yang tinggi akan lemak jenuh dan/atau kolesterol harus sebanyak
mungkin dihindari. Mentega dan lemak hewan lainnya kaya akan lemak
jenuh dan kolesterol. Lemak nabati bebas kolesterol, kecuali minyak
kelapa, kelapa sawit, dan minyak tempurung kelapa sawit tinggi lemak
jenuh. Minyak ini sering digunakan dalam roti-rotian dan makanan olahan.

Lemak “tak jenuh” adalah lemak yang mengandung satu


(monounsaturated) atau lebih (polyunsaturated) ikatan rangkap. Lemak ini
tidak meningkatkan kolesterol darah, tetapi mereka tinggi kalori dan rendah
dalam zat gizi lainnya. Margarin yang dibuat dari lemak tidak jenuh lebih
disenangi daripada mentega. Walaupun demikian, baik margarin
maupun shortening sebagian dihidrogenisasi dan karenanya mengandung
asam lemak trans, yang tidak terjadi secara alami dan tidak boleh dimakan
berlebihan (pada Diet Tahap Pertama, shortening harus dihindari sama sekali).

3) Ambil langkah-langkah untuk menurunkan kolesterol


a) Hipertriseridemia (jika memungkinkan)

15
Hipertrigliseridema dapat didefinisikan sebagai kadar trigliserida puasa
plasma lebih besar dari 500mg/dl. Kadar batas hipertrigliseridema antara 250-
500mg/dl. Walupun hipertrigliseridemia telah ditemui mempunyai hubungan
positif dengan penyakit jantung koroner namun tidak setinggi factor lain
dalam memprediksi PJK. Walaupun demikian kadar trigliserida yang sangat
tinggi dikaitkan dengan nyeri abdomen dan pancreatitis dengan morbiditas
dan bahkan mortalitas yang bermakna.

Penurunan berat dan peningkatan aktifitas fisik akan membantu


memperbaiki hipertrigliseridemia perbatasan. Diet langkah pertamam dapat
digunakan untuk mengurangi pemasukan lemak sampai 30% kalori total,
yang membantu penurunana berat badan. Pembatsan minum alcohol juga
membantu menurunkan kadar serum trigliserida.

Untuk individu dengan kadar trigliserida yang lebih tinggi, terutama bila
lebih besar dari 1000mg/fl, diet rendah lemak ( 10-20% ) akan membantu
menurunkan risiko pancreatitis. Pada pasien diabetes, pengontrolan yang baik
akan glisemia biasanya dapat menurunkan hipertrigliseridemia. Menghindari
minum minuman beralkohol juga akan menguntungkan.

1 Lakukan olahraga yang teratur

Kadar HDL sering meningkatkan dengan olahraga yang teratur dan


olahraga merupakan alat untuk membantu program penurunan berat
badan. Individu dengan riwayat PJK dan mereka yang berusia lebih dari
40 tahun memerlukan evaluasi dokter sebelum memulai program olahraga.

2 Buat fasilitas untuk henti jantung pada pasien dengan infark miokard akut.

Jika pasien PJK mengalami infark miokard ( IM ), usaha dilakukan untuk


menghindari stress pada jantung sebanyak mungkin selama periode
penyembuhan awal. Biasanya, diet rendah kalori ( 1200-1500 ) dengan
porsi kecil digunakan untuk menghindari kebutuhan metabolism akibat
porsi yang lebih besar. Diet harus rendah lemak jenuh dan kolesterol dan
biasanya rendah garam untuk mengontrol kecenderungan edema dan

16
terjadinya gagal jantung kongestif. Makanan dengan temperature ekstrem
biasanya harus dihindari. Penelitian terbaru menyatakan bahwa pasien
dapat menertima cairan dingin ( air es ) dengan baik, tapi pasien dengan
yang sedang dipasang EKG menglami perubahan setelah minum air es
4) Diet pada klien jantung koroner
a) Terapi Diet :
1. Energy diberikan cukup untuk mencapai dana tau mempertahankan
BB/status gizi normal
2. Protein diberikan cukup 0,8-1 gr/kg BB
Kedelai banyak mengandung fitoesterogen isflavon yang mampu
menurunkan kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida “tanpa”
mempengaruhi HDL
3. Lemak diberikan cukup 25-30% dari total kalori, lemak jenuh 10%,
lemak tak jenuh 10-15%. Misalnya mengkonsumsi susu rendah lemak
dan mengurangi konsumsi daging. Mengkonsumsi makanan denga
kandungan lemak tak jenuh dari pada kandungan lemak jenuh. Hndari
menggunakan santan kental menggunakan minyak goring yang telah
digunakan untuk menggoreng berulang-ulang karena dapat
meningkatkan kadar kolesterol. Kurangi konsumsi makanan yang
digoreng.
4. Karbohidrat diberikan cukup, 50-60% dari tital kalori, terutama
karbohidrat kompleks
Perbanyak konsumsi msksn berserat seperti gandum, kacang-kacangan,
sayuran, dan buah-buahan. Makanan ini sangat berguna karena dapat
menyerap kolesterol dan mengeluarkannya dari tubuh.
5. Vitamin dan mineral cukup
Buah-buahan seperti apel, jeruk, papaya, wortel, troberi, dan labu
banyak mengandung antioksidan. Selain itu mengandung vitamin C dan
E yang dapat mencegah terjadinya penyakit jantung. Vitamin C
berperan dalam mengatur metabolism kolesterol dan pembentukan
kolagen. Apabila kekurangan vitamin C maka akan dapat melemahkan
struktur pembuluh darah, jantung dan otot jantung yang akhirnya dapat
menyebabkan seseorang beresiko dan otot jantung yang akhirnya dapat
menyebabkan seseorang beresiko tinggi terhadap serangan penyakit

17
jantung. Jadi peran vitamin C dalam pembentukan kolagen merupakan
faktor positif untuk mencegah serangan penyakit jantung koroner. LDL
atau Low Density Lipoprotein adalah jenis lipoprotein yang merupakan
gabungan antara lemak dengan protein didalam hati. LDL ini mudah
dioksida oleh sel-sel perusak (radikal bebas) sehingga tidak dapat
masuk ke aliran darah dan menyebakan terjadinya arteroklerosis yang
akhirnya dapat mengakibatkan seseorang menderita jantung koroner.
Oleh sebab itu LDL ini merupakan kolesterol jahat dalam tubuh.
6. Rendah Garam 2-3 gram/hari jika disertai dengan hipertensi atau
oedema
Tubuh manusia hanya mengeluarkan garam kurang dari 5 gram setiap
hari. Penderita penyakit jantung koroner yang disertai hipertensi dan
oedema berat dianjurkan tidak menambahkan garam dapur dalam
hidangan sehari-harinya. Oedema adalah pembengkakan, untuk
oenderita jantung koroner biasanya terjadi pembengkakan pada kaki
terutama kaki kanan. Sedangkan penderita jantung koroner dengan
hipertensi dan oedema ringan dapat menambahkan sedikit garam yaitu
2-3 gram per hari (sekitar ½ sdt). Dapat juga menmenggunakan garam
diet tetapu dalam jumlah yang dibatasi yaitu 2-4 gram per hari (1/2-1
sdt). Hindari atau kurangi konsumsi makanan asin seperti ikan teri, ikan
asin, telur asin, terasi, petis, garam dapur, air kaldu blok, minyak ikan,
saus tiram, sambal botolan, saus toamat, kecap asin atau manis,
makanan kaleng, dan penyedap rasa. Jenis makanan ini, terutama garam
dapur dan kecap memiliki kandungan natrium dan kalium yang tinggi.
7. Cairan sesuai dengaj kebutuha
Macam diet dan indikasi pemberian
1. Diet jantung I
Diberikan pada pasien penyakit jantung akut. Diet diberikan berupa
1-1,5 liter cairan/ hari selama 1-2 hari pertama bila pasien dapat
menerimanya.
2. Diet jantung II
Diberikan dalam betuk makanan saring atau lunak, setelah fase akut
dapat diatasi.
3. Diet jantung III

18
Diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa, untuk pasien
jantung dengan kondisi yang tidak terlalu berat
4. Diet jantun IV
Diberikan dalam bentuk makanan biasa, untuk pasien jantung
dengan keadaan ringan.
b) Bahan makan yang dianjurkan:
1. Sumber karbohidrat: beras ditim atau disaring, roti, mi, kentang
makroni, biscuit, tepung beras, terigu, sagu, kentang, gula pasir, gula
merah, madu, sirup.
2. Sumber protein hewani: Daaging sapi, ayam dibunag kulitnya, ikan,
putih telur, susu rendah lemak.
3. Sumber protein nabati: kacang-kacangan kering, seperti: kacang kedelai
dan hasil olahannya yaitu tempe, tahu.
4. Sayuran: semua sayuran segar yang tidak mengandung gas, seperti
abayam, kangkung, buncis, labu siam, wortel.
5. Buah-buahan: semua buah-buahan segar, seperti pisang, papaya, jeruk,
apel, melon.
6. Lemak: minyak jagung, minyak kedelai, margarin, mentega dalam
jumlah, terbatas dan tidak untuk menggoreng tetapi untuk menumis,
santan encer
7. Bumbu-bumbu: semua bumbu-bumbu yang segar dan tidak merangsang
8. Minuman: th encer, cokelat, sirup.
c) Bahan makanan yang tidak dianjurkan:
1. Sumber karbohidrat: makanan yang mengandung gas atau alkohol,
seperti ubi, singkong, tape singkong, dan tape ketan.
2. Sumber protein hewani: daging sapid an ayam yang berlemak, sosis,
ham, hati, limpa, babat, otak, kepeting, kerang-kerangan, keju dan
susu full krim.
3. Sumber protein nabati: kacang-kacangan kering yang mengandung
lemak cukup tinggi seperti kacang tanah, kacang mete, dan kacang
bogor.
4. Sayuran: semua sayuran yang mengandung gas, seperti kol,
kembang kol, lobak, sawi, dan nangka muda, serta sayur yang
diawetkan.
5. Buah-buahan: buah-buahan ynag mengandung alkohol atau gas
seperti durian dan nangka matang, serta buah yang diawetkan.
6. Lemak: minyak kelapa dan minyak kelapa sawit, santan kental.

19
7. Bumbu-bumbu: cabai, cabai rawit, dan bumbu-bumbu lain yang
tajam.
8. Minuman: the, kpoi kental, minuman yang mengandung soda dan
alkohol, seperti bird an wiski.
2.3 Pengertian Ginjal
Ginjal bertanggung jawab untuk mempertahankan komposisi kimia
semua cairan tubuh. Berbagai penyakit dapat mempengaruhi ginjal. Bila
terjadi kegagalan, maka sulit mengontrol kandungan natrium, kalium dan
nitrogen dengan produk metabolisme tubuh. Pada sindrom nefrotik,
banyak protein yang hilang melalui urun. Nefrolitiasis (batu ginjal) atau
pembenukan batu ginjal, berhubungan dengan presipitasi batu pada
saluran kencing.
2.4 Macam-macam penyakit ginjal
2.4.1 Gagal ginjal Akut dan kronis
Pada gagal ginjal akut, terjadi penurunan secara tiba-tiba pada laju
filtrasi glomelurus, dengan gangguan pada eksresi sampah dari tubuh.
Penyebab dari penurunan tiba-tiba ini meliputi perfusi ginjal tidak adekuat
(mis perdarahan), nekrosis tubulus akut setelah trauma, operasi, atau
sepsis, obat-obatan atau bahan kimia yang nefrotoksik, glomerulonefritis
akut, dan obstruksi (mis. Striktur uterovesikal).
Penyebabnya bermacam-macam, seperti kekurangan cairan tubuh
secara berlebuhan, akibat diare dan/atau muntah, perdarahan hebat atau
trauma pada ginjal akibat kecelakaan, keracunan obat, dan luka bakar.
Pada gagal ginjal akut terjadi katabolisme protein ang berlebihan
(hiperkatabolisme) yang dipengaruhi oleh: berat ringannya penyakit,
gangguan fungsi ginjal, status gizi pasien, dan jenis terapi yang diberikan.
Pemberian diit disesuaikan dengan ke $ hal tersebut.

a. Nutrisi Preventif Penyakit Gagal Ginjal

Ada dua fase ;

1. Fase oliguria: kreatinin dan nitrogen urea darah (BUN) meningkat


dengan urin yang keluar kurang dari 400 ml/hari (kurang drai 0,5-1
ml/kg/jam pada anak-anak). Fase ini berlangsung sekitar 8-15 hari

20
2. Fase diuretik: peningkatan volume urin. Kadar kreatinin dan BUN dan
menurun perlahan-lahan. Fase ini biasanya berlangsung 2-3 minggu.

b. Nutrisi Kuratif Penyakit Gagal Ginjal

Komplikasi utama selama fase oliguria meliputi asidosis, hyperkalemia,


infeksi, hiperfosfatemia, hipertensi, dan anemia. Agen alkalinisasi (seperti
natrium bikarbonat atau larutan Shohl), pertukaran kation resin mengikat
kalium, antibiotic, antacid, alumunium hidroksida atau alumunium
karbonat untuk mengikat fosfor, agen sntihipertensi, dan diuretic
merupakan tindakan pengobatan yang paling sering digunakan.

Dialisis dipeerlukan bila langkah-langkah ini, yang dikombinasikan


dengan pembatasan diet, tidak cukup untuk mencegah atau mengontrol
hyperkalemia, kejenuhan cairan, uremia simtomik (mengantuk, mual,
muntah dan tremor), atau kenaikan yang cepat dari kadar BUN dan
kretinin. Walaupun hemodialisis banyak digunakan, semakin banyak
jumlah pasien yang memakai CAPD (chronic ambulatory peritoneal
dialysis) atau CCPD (cpembatasan ontinuous cycling peritoneal dialysis),
yang dilakukan setiap hari dan sangat popular karena mudah dilakukan
untuk pasien rawat jalan. Pada gagal ginjal kronis, tujuan utamanya adalah
tranplatasi.

1) Penatalaksanaan Gizi

Untuk menurunkan produksi sampah yang harus di eksresikan oleh ginjal


dan menghindari ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Pada pasien
yang tidak didialisis, langkah-langkah pengaturan makanan merupakan
tujuan yang umum dipakai menunda dialysis.

2) Intervensi dan Pendidikan Pasien

a. Pembatasan makanan untuk mengurangi cairan, elektrolit dan sampah


yang harus dikeluarkan oleh ginjal

1. Cairan

21
1. Pasien tidak didialisa:

Bila ada oliguria, cairan yang diperbolehkan biasanya 400-500 ml


(untuk menghitung kehilangan rutin) ditambah volume yang hilang
lainnya seperti urine, diare, dan muntah selama 24 jam terakhir
Selma fase diuresis darri gagal ginjal akut, tidak begitu perlu
mengganti semua kehilangan, walaupun demikian perlu cukup
cairan untuk mecegah dehidrasi.

2. Pasien didialisa:

Pemasukan cairan terbatas jumlahnya sehingga kenaikan berat


tidak lebih dari 0,45 kg (1 lb)/hari diantara waktu dialisa. Ini
umumnya akibat dari pemasukan 500 ml sehariditambah volume
yang hilang melalui urine, diare dan muntah.

2. Elektrolit

1. Pasien tidak didialisa

Pemasukan natrium harus dibatasi 2-2,5 g (87-109 mEq) hari atau


kurang pada dewasa dan 50 mg (2,2 mEq)/kg/hari pada anak-anak.
Pemasukan kalium harus dibatasi 1,5-2,5 g (38,5-64 mEq)/hari
pada dewasa dan sekitar 50 mg (1,3 mEq)/kg/hari untuk anak-anak.

2. Pasien didialisa

Ini dapat diberikan lebih bebas untuk mempertahankan kadar


natrium dan kalium serum normal pada pasien dengan dialisa.
Selama CAPD (chronic ambulatory peritoneal dialysis), kalium
yang dapat diberikan sekitar 2,7-3,1 g (70-80 mEq)/hari untuk
dewasa, dan 75 mg (1,9 mEq)/kg/hari pada anak.

3. Natrium dalam pengobatan

Antibiotuk, sulfonamid dan barbiturat mengandung natrium.


Beberapa, terutama penisilin mengandung natrium dalam jumlah

22
banyak. Sumber-sumber harus dikurangi dari natrium total yang
diijinkan bila pasien dengan diet rendah natrium. Konsul dengan
apoteker untuk mengetahui kandungan natrium pada obat-obatan.

1. Protein

1. Pasien tidak didialisa

Orang dewasa harus membatasi pemasuka protein mereka menjadi


0,6 g/kg BB dari berat yang diinginkan setiap harinya. Protein
sedikitnya harus mengandung 75% nilai biologic tinggi (HBV =
High biologic value), karena protein HBV mengandung lebih
banyak asam amino esensial dari pada non-esensial. Protein HBV
dijumpai terutama pada telur, daging, ayam, ikan dan produk susu.
Dengan membatasi umlah protein total dan asam amino non-
esensial, diet ini menyebabkan individu membentuk asam amino
non-esensial, jadi menurunkan jumlah nitrogen yang harus
dieksresikan pada urea.

2. Pasien didialisa

Pasien dengandialisa harus menerima protein dengan dasar sebagai


berikut: hemadiolisis dewasa 1,2 g/kg/hari; dialisis peritoneal
dewasa 1,2-1,5 g/kg/hari; hemodialysis anak-anak 1,5-2 g/kg/hari;
dialisis peritoneal anak-anak 3 g/kg/ BB/hari untuk balita 2-2,5
g/kg BB/hari dari usia 5 sampai pubertas, dan 1,5 g/kg BB/hari
setelah pubertas.

2. Mineral

1. Kalsium

Pemasukan kalsium sebanyak 1000 mg/hari diperlukan untuk


mencegah atau menunda kemajuan dari ostedistrofi ginjal atau
deminetralisasi tulanng, akibat dari asidosis kronis dan gangguan
metabolismenya vit D. Karena pemasukan susu biasanya dibatasi

23
hanya satu mangkuk sehari untuk mengurangi pemasukan protein
dan fosfor maka diperlukan suplemen, (tambahan) kalsium
(biasanya kalsium karbonat) suplemen kalsium tidak boleh
diberikan bila serum fosfat tidak terkonrol, karena bahaya
terjadinya presipitasi kalsium fosfat dalam ginjal.

2. Fosfor

Progresivitas dari insufisiensi ginjal tampak lebih lambat dengan


diet yang mengandung kurang dari 600 mg fosfor/sehari. Dengan
mengurangi pemasukan susu tidak lebih dari semangkuk sehari,
dan menghindari semua minuman ringan (soft drinks) dan bir, dan
mengurangi pemasukan daging, ayam, ikan, telur, sereal dan roti
(terutama biji utuh) ini cukup untuk membatasi protein yang masuk
dan memungkinkan tercapainya kadar pemasukan yang diinginkan.

3. Suplementasi vitamin dan mineral

1. Vitamin larut dalam air dan mineral

Diet ginjal mungkin rendah akan vitamin yang larut dalam air, zat
besi dan seng. Maka sering diresepkan suplemen untuk memenuhi
RDA. Tambahan suplemen vitamin B6 (5-10 mg/hari), vitamin C
(70-100 mg/hari) dan asam folat (1 mg setelah dialisis) diperlukan
untuk pasien dengan dialisis.

2. Vitamin larut dalam lemak

Suplemen vitamin larut dalam lemak (vit A,D,E,K) termasuk


preparat multivitamin yang mengandung vitamin-viyamin ini,
tidak terlalu cocok dengan diet ginjal. Para pasien yang diberi
makanan parenteral dan enteral mengalami keracunan vitamin-
vitamin ini. Produk mengandung vitamin larut dalam air tersedia
secara komersial. Beberapa contoh yaitu Iberet (abbott), dan

24
Beminal (Ayerst) untuk penggunaan oral, dan Berocca-C (Roche)
untuk penggunaan parenteral.

a. Pembatasan diet dan rasionalisasinya

1. Protein

Pasien dan keluarganya harus dapat mengetahui sumber protein


nialai biologi tinggi HBV dan protein nilai biologic rendah (LBV=
Low bilologic Value). Makan berikut ini memberikan sekitar 7 g
protein HBV: 28,3 g daging, ikan dan ayam; 1 telur; 206,5 ml susu
full cream, rendah lemak, skim. Sedangkan sereal, roti, sayuran,
leguminosa merupakan sumber utama protein LBV. Individu yang
makan sekitar 34 g protein HBV dan 11 g protein LBV per hari,
ini sebanding dengan 141,5 g daging, 3 iris roti (2 g protein per
iris), 3 penukar sayuran (1 g protein persajian) dan 2 penukar
buah-buahan (0,5 g protein per sajian). Untuk memenuhi sumber
kalori dengan minimal protein, pasta dan produk roti rendah
protein dijual secara komersial.

2. Kilokalori

Lemak seperti mentega atau margarin tidak asin dan minyak


goreng, dan karbohidrat sederhana seperti gula pasir, selai, sirup,
kembang gula, permen karet, jelly bean (selai kacang), dan
popsicle (es batangan) yang banyak digunakan sebagai sumber
kalori karena tidak mengandung stau sedikit sekali mengandung
natrium, kalium dan protein. Walaupin demikian, hyperlipidemia
adalah biasa pada pasien dengan gagal ginjal.

3. Natrium

Beberapa pasien yang mendapat dialisis tidak perlu menghindari


makanan ini, tapi bagi individu dengan retensi cairan, edema, dan
hipertensi perlu menghindari makanan tersebut. Subtitusi garam

25
juga jarang digunakan karena mengandung tinggi kalium. Banyak
obat termasuk antasid (kecuali malgadrat), aspirin, obat batuk, dan
pencahar adalah tinggi natrium. Pasien harus menghindari produk-
produk ini.

4. Kalium

Sumber kalium yang paling kaya adalah daging, produk susu,


buah-buahan, dan sayuran. Pemasukan kalium dapat dikurangi
dengan memilih buah-buahan dan sayuran kaleng, ditiriskan (yang
diproses tanpa garam) daripada buahan dan sayuran segar dan
beku. Kandungan kalium pada buahan dan sayuran segar dapat
dikurangi dengan memotong menjadi potongan kecil-kecil dan
direndam atau dimasak air dalam jumlah banyak, dan kemudian
buang airnya.

5. Cairan

Pasien dan keluarganya harus belajar mengukur dan memeriksa


setiap hari adanya edema, terutama pada ekstremitas inferior dan
sekeliling mata. Makanan yang dalam bentuk cairan pada suhu
kamar harus dihitung sebagai cairan yang masuk. Gelatin dapat
dihitung 100% air, es buah dan sherbet sekitar 50% adalah air dan
custard sekitar 75% adalah air.

3) Diet pada klien Gagal Ginjal

a. Tahap-tahap gagal ginjal

1. Fase oligura

a) Urine ≤ 500 ml/hari

b) Homeostatis terganggu

2. Fase diuretika

a) Produksi urine berlebijan

26
3. Fase penyembuhan

a) Terjadi perbaikan/ kelainan fungsi


menetap

b) Terajdi akumulasi toksin karena oliguria

c) Gejala: Lesu, lemah, tidak nafsu makan, gatal-gatal, penglihatan


kabur, sakit kepala, sesak napas.

d) Asidosis, uremia, gangguan keseimbangan cairan elektrolit

b. Tujuan terapi diit:

1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan fungsi


ginjal

2. Mencegah uremia dan gangguan metabolisme yang lebih berat

3. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit

4. Memperbaiki dan mempertahankan status gizi pasien dan


mempercepat penyembuhan

5. Mencapai dan mempertahankan status optimal dengan


memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja
ginjal.

6. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi


(uremia).

7. Mencegah atau mengurangi progrevitas gagal ginjal, dengan


memperlambat turunnya laju filtrasi glomelurus.

c. Syarat terapi diit

1. Energi cukup untuk mencegah katabolisme, yaitu 25-35 kkal/kg


BB

27
2. Protein disesuaikan dengan katabolisme protein, yaitu 0,6-1,5 g/kg
BB.

Pada katabolik ringan kebutuhan protein, yaitu 0,6-1 h/kg BB,


katabolik sedang 0,8-1,2 g/kg BB, dan katabolic berat 1-1,5 g/kg
BB.

3. Lemak sedang, yaitu 20-30% dari kebutuhan energy total, atau


antara 0,5-1,5 g/kg BB. Untuk katabolisme berat dianjurkan 0,8-1,5
g/kg BB.

4. Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energi setelah dikurangi


jumlah energi yang diperoleh protein dan lemak. Apabila terdaoat
hipertrgliseridemia, maka batasi penggunaan karbohidrat sederhana
atau gula murni.

5. Natrium dan kalium dibatasi bila ada anuria, hipertensi, edema,


asites dan oliguria. Banyaknya natrium yang diberikan 1-3 g.

6. Kalium dibatasi (40-70 mEq) apabila ada hiperkalamea (kalium


darah 5,5 mEq), oliguria atau arunia.

7. Cairan, sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah,


diare, dan urin. Dan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari
ditambah pengeluaran cairan melalui keringat (500 ml).

8. Vitamin cukup, bila diperlukan suplemen piridoksin, asam folat,


vitamin C, dan vitamin D.

9. Bila kemampuan untuk makan rendah, makanan diberikan dalam


bentuk formula enternal atau parenteral.

d. Jenis diit dan indikasi pemberian

Jenis diit yang diberikan disesuaikan dengan keadaan pasien dan berat
ringannya katabolisme protein. Pada katabolik ringan (keracunan obat)
dapat diberikan makanan per oral dalam bentuk lunak. Pada katabolik

28
sedang (infeksi, peritonitis) serta katabolik berat (luka bakar, sepsis)
diberikan makanan formula enteral maupun parenteral. (gagal ginjal
akut)

Ada 3 (tiga) jenis diit yang diberikan menururut bwrat badan pasien,
yaitu:

1. Diit protein rendah I: 30 g protein. Diberikan kepada pasien dengan


berat badan 50 kg.

2. Diit protein rendah II: 35 g protein. Diberikan kepada pasien


dengan berat badan 60 kg.

3. Ditt protein rendah III: 40 g protein. Diberikan kepada pasien


dengan berat badan 65 kg.

Karena kebutuhan gizi pasien penyakit ginjal kronik sangat bergantung


pada keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein yang
diberikan dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripada standar. Mutu
protein dapat ditingkatkan dengan memberikan asam amino esensial
amino.

e. Jenis diit yang diberikan adalah:

1. Diit gagal ginjal akut lunak

2. Diit gagal ginjal akut cair

f. Bahan makanan yang dianjurkan:

Apabaila pasien makan per oral, maka semua bahan makanan boleh
diberikan; batasi penambahan garam apabila ada hipertensi, edema, dana
sites serta batasi makan sayur dan buah tinggi kalium bila ada
hyperkalemia.

a. Sumber karbohidrat: Nasi, bihun, jagung, kentang, macaroni, mi,


tepung-tepungan, singkong, ubi, selai, madu, permen.

29
b. Sumber protein hewani: telur, daging, ikan, ayam, susu.

c. Sumber lemak: minyak jagung, minyak kacang tanah, minyak


kelapa sawit, minyak kedelai, margarin, dan mentegarendah garam.

d. Sumber vitamin dan mineral: semua sayuran dan buah, kecuali


pasien dengan hyperkalemia dianjurkan yang mengandung kalium
rendah/sedang.

g. Bahan makanan yang tidak dianjurkan:

a. Sumber protein nabati; kacang-kacangan dan hasil olahannya,


seperti temped an tahu.

b. Sumber lemak: kelapa, santan, minyak kelapa, margarin, mentega


biasa dan lemak hewan.

c. Sumber vitamin dan mineral: sayran dan buah tinggi kalium pada
pasien hyperkalemia.

2.4.2 Batu ginjal

Batu ginjal terbentuk bila kosentrasi mineral atau garam dalam urin
mencapai nilai yang memungkinkan terbentuknya kristal, ayang akan
mengendap pada tubulus ginjal atau ureter. Sebagian batu ginjal
merupakan garam kalsium, fosfat, oksalat, serta asam urat. Batu ginjal
lainnya adalah batu sistin, tetapi jarang terjadi.

Gejal batu ginjal adalah rasa nyeri pada abdomen, mual, muntah,
infeksi, pada saluran kemih, dan sering buang air kecil. Penyakit ini
sering kambuh kembali. Agar bisa dilakukan upaya penyembuhan yang
tepat, hendaknya dilakukan analisis terhadap jenis batu dan penyakit
yang menjadi penyebabnya.

a. Nutrisi preventif penyakit Batu Ginjal

1. Faktor penyebab terbentuknya batu ginjal

30
Batu (kalkulus) ginjal adalah batu yang terdapat di mana saja di
saluran kemih. Batu yang paling sering dijumpai tersusun dari kristal-
kristal kalsium. Terdapat sejumlah tipe batu ginjal dan ukurannya
dapat berkisar dari kecil hingga sebesar batu staghorn (batu
menyerupai tanduk rusa) yang dapat merusak sistem kolektivus.
Biasanya batu ginjal terdiri atas garam kalsium (oksalat dan fosfat)
atau magnesium fosfat dan asam urat.

Penyebab batu ginjal adalah idiopatik. Akan tetapi, terdapat faktor


predisposisi seperti jenis makanan yang dikonsumsi, Infeksi Saluran
Kemih (ISK), volume air yang diminum, kelainan metabolisme, usia,
jenis kelamin, genetik, aktivitas, konsumsi vitamin dan obat-obatan
tertentu, dan berat badan. Batu ginjal biasanya terdiri dari kalsium
oksalat.

Terbentuknya batu ginjal sangat erat kaitannya dengan peningkatan


pH urine (pada batu kalsium bikarbonat), atau sebaliknya penurunan
pH urine (pada batu asam urat). Segala sesuatu yang menyebabkan
terhambatnya aliran urine dan menyebabkan statis urine (tidak ada
pergerakan pada urine) di bagian mana saja di saluran kemih,
meningkatkan pembentukan batu karena dapat menyebabkan
pengendapan zat organik dan mineral.

1) Genetik
Terdapat orang-orang tertentu yang memiliki kelainan atau
gangguan ginjal sejak dilahirkan, meskipun kondisi ini jarang ditemui.
Penderita kelainan ini, sejak usia anak-anak sudah memiliki
kecenderungan yang mudah mengendapkan garam dan memudahkan
terbentuknya batu. Oleh karena fungsi ginjalnya yang tidak normal,
maka proses pengeluaran urine pun mengalami ganggguan karena
urinenya banyak mengandung zat kapur, sehingga mudah
mengendapkan batu.
2) Makanan dan minuman

31
Sebagian besar penyakit batu ginjal disebabkan oleh makanan dan
minuman. Terutama pada makanan dan minuman yang tinggi kadar
kalsium oksalat dan fosfat yang mudah mengkristal dalam ginjal, juga
pada makanan yang banyak mengandung asam urat. Selain itu,
mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar garam mengakibatkan
tingginya kadar garam dalam urine yang menyebabkan mudahnya
terbentuk batu ginjal.
Untuk mencegah terbentuknya batu ginjal, sebaiknya kurangi
makanan yang mengandung garam, serta makanan dengan kadar
oksalat tinggi, seperti kacang-kacangan, bayam, ubi, cabai, tahu dan
tempe, buncis, kentang, jeruk, anggur dan stroberi. Makanan yang
mengandung kalsium tinggi seperti kol, lobak, brokoli, sarden dan
keju jika dikonsumsi berlebihan juga dapat mempermudah
terbentuknya batu ginjal. Makanan dengan kadar purin yang tinggi
juga sebaiknya dihindari, seperti pada ikan laut, hati goreng, usus
goreng, ikan sarden dan jeroan yang dapat meningkatkan kadar asam
urat dalam tubuh.
Selain itu, sebaiknya juga tidak mengkonsumsi susu dan produk
berkalsium tinggi secara berlebihan. Kelebihan kadar kalsium akan
diekskresikan melalui urine sehingga meningkatkan resiko
terbentuknya batu ginjal.
3) Volume air yang diminum
Kurang mengkonsumsi air putih menyebabkan sistem metabolisme
tubuh tidak berjalan dengan optimal. Ginjal memerlukan cairan dalam
jumlah yang cukup banyak untuk menguraikan zat-zat terurai dalam
tubuh. Setidaknya minumlah 2 liter air dalam sehari agar volume urine
bertambah dan mengurangi konsentrasi mineral dan garam.
4) Infeksi Saluran Kemih (ISK)
ISK dapat terjadi pada ureter, kandung kemih, maupun uretra.
Penyebab utama ISK adalah bakteri E coli yang hidup pada kotoran
dan usus besar. ISK banyak menyerang wanita karena vagina lebih
rentan terhadap pertumbuhan bakteri dibanding pria. Infeksi ini akan
meningkatkan terbentuknya zat organik. Kemudian, zat ini dikelilingi

32
mineral yang mengendap. Pengendapan mineral akibat infeksi ini
akan meningkatkan alkalinitas urine dan menyebabkan pengendapan
kalsium fosfat dan magnesium ammonium fosfat.
5) Aktivitas
Faktor pekerjaan dan olahraga dapat mempengaruhi terbentuknya
batu ginjal. Risiko penyakit ini bertambah tinggi pada orang dengan
aktivitas yang jarang berolahraga atau tidak banyak bergerak, serta
pada orang yang pekerjaannya terlalu banyak duduk. Hal ini
dikarenakan aktivitas yang kurang aktif menyebabkan kurang
lancarnya peredaran darah maupun urine, sehingga mudah terbentuk
batu ginjal. Selain itu, pola hidup yang aktif dapat membantu
pembentukan kalsium menjadi tulang. Sebaliknya, gaya hidup yang
kurang bergerak dapat mendorong kalsium beredar dalam darah dan
berisiko menjadi kristal kalsium.
6) Vitamin dan obat-obatan
Pembentukan batu ginjal juga dapat disebabkan oleh konsumsi
vitamin C dan D serta suplemen yang mengandung kalsium secara
berlebihan. Hal ini dikarenakan vitamin C dan D yang dikonsumsi
berlebihan dapat mempermudah pengkristalan kalsium oksalat.
Mengkonsumsi 3 atau 4 gram vitamin C dan 400 IU vitamin D setiap
hari sudah cukup memenuhi kebutuhan tubuh. Obat-obatan antasida
yang dikonsumsi dalam jangka panjang juga berkontribusi terhadap
terbentuknya batu ginjal.
Sebaliknya, komsumsi vitamin A adalah penting karena vitamin A
yang dikonsumsi dalam kadar yang tepat dapat mencegah
terbentuknya batu ginjal serta menyehatkan fungsi sistem urine. Selain
vitamin A, vitamin B6 dan magnesium juga baik dikonsumsi untuk
mengurangi kadar kalsium dalam urine.
7) Usia
Pada umumnya batu ginjal banyak ditemukan pada usia 20-50
tahun. Jarang sekali ditemukan batu ginjal pada anak-anak.
8) Berat badan
Risiko penyakit batu ginjal juga lebih tinggi pada orang dengan
berat badan berlebih (obesitas) karena pada orang dengan berat badan

33
berlebih dapat menyebabkan kelainan metabolisme sehingga mudah
mengendapkan garam-garam kalsium.
9) Jenis kelamin
Menurut hasil penelitian, risiko terkena batu ginjal lebih banyak
dialami pria dari pada wanita dengan perbandingan 3:1. Hal ini
mungkin berkaitan dengan uretrapria yang lebih panjang dari uretra
wanita.

b. Nutrrisi Kuratif Penyakit Batu Ginjal

Penataklasanaan medis termasuk mengangkat batu, bila batunya tidak


dapat keluar secara spontan, analgesic untuk mengurangi sakit yang
berhubungan dengan batu, dan pengobatan pada penyakit atau faktor
penyebab batu seperti infeksi saluran kencin, obstruksi, atau gout
(kelebihan produksi asam urat).

1) Penataklasnaan Gizi

Tujuan dan intervensi dan pendidikan adlah membuat pengenceran


urin dimana batu sering terbentuk, dan membatasi bahan makanan yang
memberikan kontribusi pada pembentukan batu, dan anjurkan lebih
banyak bergerak agar dapat mengurangi pelepasan kalsium dari tulang.

2) Intrvensi dan Pendidikan pasien

a. Tingkatkan ambilan cairan

Ambilkan cairan sedikitnya 50 ml/kg/hari untuk menghasilkan


urin yang encer, yang menurunkan risiko pengendapan batu,
penggunaan air harus didorong, tetapi sari buah, the, kopi, dan
minuman ringan dapat juga memberikan sebagian cairan. Pasien
yng tidak sadar mungkin memerlukan cairan ekstra melalui
makanan pipa atau infus intravena.

b. Kurangi makanan yang memberikan kontribusi pada pembentukan


batu.

34
1. Kalsium

Jika batunya mengandung kalsium, pembatasan kalsium


yang masuk sekitar 400 mg/hari dapat membantu.
Pembatasan sus, yogurt, buttermilk, atau keju sekitar 1
sajian (1mangkuk susu atau yogurt atau 28,3 g keju)/hari.

2. Asam Oksalat

Jika batunya mengandung kalsium oksalat, maka pasien


harus menghindari penggunaan vitamin C “dosis tinggi”
(lebih besar atau sama dengan 1 g/hari), karena vitamin C
akan menjadi oksalat sebagai hasil metabolismenya dan
dapat memberikan kontribusi pada pembentukan batu, dan
batasi atau hindari makanan yang mengandung oksalat
sperti kakao, coklat, kopi, plums, berries (kecuali cran
berries), seledri, kacang-kacangan,(kering, bakar, hijau
atau dililin), kacang tanah, sayuran berdaun hijau, (bayam,
kale, collards), Rhubarb dan artciholes.

3. Abu Asam

Makanan akan metabolism didalam tubuh menjadi abu


asam atau alkali atau produk akhir lainnya. PH asal
makanan tidak ada hubungan dengan keasaman atau
kebebasan produk akhir. Diet abu asam sering digunakan
untuk membantu mengasamkan urin dam mencegah
presiptipasi batu kalsium.

c. Anjurkan untuk bergerak

Bila memungkinkan, individu harus bergerak/ berolahraga setiap


hari. Tujuannya adalah mencegah hiperkalsiirua akibat lepasnya
kalsium dari tulang. Ini sangat penting diperhatikan bagi yang
merawat orang yang sakit dalam jangka lama dan fasilitas

35
rehabilitasi untuk menyadari persoalan ini dan selalu berusaha
agar membantu pasien untuk bergerak atau berolahraga dan
mencegah presipitasi batu kalsium.

d. Suplementasi

Individu dengan diet pembatasan kalsium perlu suplemen


riboflavin setiap harinya. Bagi mereka yang makan diet abu asam
perlu suplemen vitamin C dan A serta asam folat untuk memenuhi
RDA.

3) Diet pada Klien Gagal Ginjal

a. Tujuan terapi diit batu ginjal

1. Mencegah atau memperlambat terbentuknya kembali batu


ginjal

2. Memberikan diit sesuai dengan kebutuhan

b. Syarat terapi diit batu ginjal

1. Enenrgi diberikan sesuai dengan kebutuhan

2. Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total

3. Lemak sedang, yaitu 15-25% dari kebutuhan energi total

4. Karbohidrat, sisa dari energy total

5. Cairan tinggi, yaitu 2,5-3 liter/hari, separohnya berasal dari


minuman

6. Pembatasan makanan sesuai dengan jenis batu

c. Macam diit batu ginjal

a) Diit batu kalsium oksalat

36
Sebagian besar batu ginjal terdiri dari batu oksalat (80%), tunggal
atau bergabung dengan kalsium fosfat. Umumnya hiperkalsirua ( >
200 mg dalam urine sehari).

1. Tujuan terapi diit batu kalsium oksalat:

a. Mencegah atau memperlambat terbentuknya batu kalsium


oksalat.

2. Syarat terapi diit batu kalsium okslat:

a. Banyak cairan (2,5-3 liter/hari)

b. Rendah kalsium ( < 600 mg/hari terutama pada pasien


dengan gangguan renal) untuk menurunkan hiperkalsiura

c. Sisa asam umtuk mengurangi pengendapan kalsium

d. Membatasi bahan makanan tingkat oksalat

e. Suplemen kalsium untuk menurunkan ekskresi kalsium dan


resiko pembentukan batu.

3. Bahan makanan yang dibatasi

Sumber kalsium:

a. Susu dan keju, serta makanan yang dibuat dari susu.

b. Teri dan ikan yang dimakan dengan tulang.

Sumber Oksalat: Makanan yang dapat meningkatkan ekskresi


oksalat melalui ginjal yaitu: kentang, ubi bayam, bit, stroberi,
anggur, kacang-kacangan, the, coklat.

b) Diit batu asam urat

Batu asam urat berkaitan dengan penyakit gout artritis. Penyakit ini
berpengaruh terhadap metabolisme purin. Makanan yang mengandung

37
purin tinggi, umumnya menghasilkan urin yang bersifat asam dan
meningkatkan eksresi asam urat melalui purin.

1. Tujuan terapi diit batu asam urat

a. Membantu menurunkan kadar asam urat dalam plasma


darah.

b. Meningkatkan pH urin menjadi 6-6,5.

2. Syarat terapi diit batu asam urat

a. Cukup energi, protein, vitamin, dan mineral

b. Banyak cairan 2,5-3 liter/hari

c. Rendah purin

d. Rendah asam amino yang mengandung sulfur

e. Lemak dibawah kebutuhan normal karena lemak


cenderung mengahambat pengeluaran asam urat.

f. Makanan yang menghasilkan sisa basa tinggi diutamakan,


dan yang menghasilkan sisa asam tinggi dibatasi.

3. Bahan makanan yang menghasilkan sisa basa tinggi

a. Susu : susu dan krim

b. Lemak : minyak kelapa, kelapa, santan

c. Sayuran : semua jenis sayuran terutama bayam danbit

d. Buah : semua jenis buah

4. Bahan makanan yang menghasilkan sisa asam tinggi

a. Sumber karbohidrat: Nasi, roti dan hasil terogu lainnya;


makaroni, sphageti, sereal, mi, cake dan kue kering.

38
b. Sumber protein: daging, ikan, kerang, telur, keju, kacang-
kacangan, dan hasil olahannya.

c. Sumber lemak: lemak hewan.

5. Bahan makanan yang netral

a. Sumber karbohidrat: Jagung, tapioca, gula, sirup, dan


madu.

b. Sumbr lemak: Minyak goreng selain minyak kelapa,


margarin, mentega.

c. Minuman: Kopi dan teh.

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan

Fungsi jantung adalah sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap


darah untuk menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat
mengalir ke jaringan. Darah, seperti cairan lain, mengalir dari daerah yang

39
bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah sesuai penurunan gradien
tekanan. (Sumber: Fisiologi Sherwood)

Sedangkan ginjal bertanggung jawab untuk memepertahankan komposisi


kimia semua cairan tubuh. Berabagai penyakit dapat mempengaruhi ginjal. Bila
terjadi kegagalan, maka sulit mengontrol kandungan natrium, kaliunm dan
nitrogen dengan produk metabolism tubuh. Pada sindrom nefrotik, banyak protein
yang hilang melalui urin. Nefrolitiasis (batu ginjal) atau pembentukan batu ginjal,
behubungan dengan presipitasi pada saluran kencing.

3.2 Saran

Perawat mengetahui kebutuhan nutisi pada pasien/klien yang mengalami


gangguan pada sistem kardiovaskular dan jantung. Dimana nutisi yang dibutuhkan
dan diet berbeda dengan pasien/klien yang mengalami gangguan pada sistem yang
lain, karena ditakutkan nutrisi yang masuk justru memperburuk kondisi
pasien/klien itu sendiri.

40

Anda mungkin juga menyukai