PENDAHULUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui kebutuhan nutisi
pada pasien/klien yang mengalami gangguan pada sistem kardiovaskular dan
jantung. Dimana nutisi yang dibutuhkan dan diet berbeda dengan pasien/klien
yang mengalami gangguan pada sistem yang lain, karena ditakutkan nutrisi yang
masuk justru memperburuk kondisi pasien/klien itu sendiri.
1
3 Bagaimana asupan nutisi pada klien dengan penyakit jantung?
4 Bagaimana diet pada klien dengan hipertensi dan klien jantung
koroner?
5 Apa pengertian ginjal?
6 Apa saja macam-macam penyakit ginjal?
7 Bagaimana asupan nutrisi pada klien dengan penyakit ginjal?
8 Bagaimana diet pada klien gagal ginjal dan klien batu ginjal?
1.3 Tujuan
2 Mengetahui asupan nutrisi dan diet yang tepat pada klien jantung
3 Mengetahui asupan nutrisi dan diet yang tepat pada klien ginjal
BAB II
2
PEMBAHASAN
3
a. Nutrisi Preventif Hipertensi
4
makanan hewani (daging merah), lemak atau minyak jenuh (mentega atau
santan), karbohidrat murni (gula, tepungtepungan) dan yang mengandung
alkohol. Dalam menjalankan diet rendah kalori, agar berhati-hati terjadinya
kekurangan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Oleh karena itu, dianjurkan
banyak makan sayuran dan buah-buahan
Asam lemak ini terdapat pada produk makanan jadi yang mengandung
minyak tumbuhan yang terhidrogenasi sebagian seperti kue kering, kraker,
makanan yang dipanggang dan digoreng. Minyak yang digunakan pada
makanan yang digoreng di kebanyakan restoran kemungkinan mengandung
asam lemak trans yang tinggi. Disamping itu juga harus menurunkan
konsumsi bahan makanan tinggi kolesterol, peningkatan penggunaan serat
untuk setiap gram dapat menurunkan kolesterol LDL rata-rata 2,2 mg/dl.
Sehingga dianjurkan diet tinggi serat yang diperoleh dari sumber karbohidrat
seperti nasi, jagung, ubi, gandum, kentang, talas, oat.
5
orang yang membatasi natrium dan dietnya. Apoteker dapat memberikan
informasi berapa banyak kandunagan natrium dari obat-obat ini. Pasien juga
harus berhati-hati menggnakan obat-obat yang dijual bebas tanpa persetuuan
dokter. Antasid (kecuali yang mengandung magaldrat), aspirin, obat batuk,
laksatifbiasanya tinggi natrium.
1) Penatalaksanaan Gizi
Tujuan dari penatalaksanaan gizi adalah untuk mempertahankan dan
membuat tensi normal.
2) Intervensi dan pendidikan pasien
Intervensi dan pendidikan termasuk tindakan sebagai berikut:
a. Penentuan kebutuhan untuk mengubah diet dan cara hidup
6
daripada natrium klorida. Hal ini merupakan resep dokter apabila pasien
tidak mengalami gangguan ginjal.
Garam di meja ( gunakan sedikit garam pada waktu masak; 1sdt garam = 2300mg
natrium )
Makanan yang diasap, atau diawetkan atau diawetkan dengan garam seperti ikan
asin, ham, bacon, sosis, cold cuts, kornet sapi , kosher meats, sauerkraut, minyak
zaitun.
Makanan snack asin, seperti chips, pretzel, popcorn, crackers, kacang.
Bumbu-bumbu seperti bawang, bawang putih dan garam seledri dan monosodium
glutamate, boulin, pelunak daging, saus seperti saus tomat, mustard, relishes, kecap
Worcestershire sause dan acar.
Makanan kaleng seperti daging, ikan, sayuran, jus buah (kecuali rendah natrium)
Makanan yang dibekukan seperti ikan fillet
Lebih dari satu sajian per hari
Buttermilk
Roti
Sereal kering
Instant oatmeal dan bubur jagung
Kerang (kecuali tiram)
Mentega dan margarin
salas dressing dan mayonnaise
Baking Powder
Air yang diberi obat untuk melunakkan air
Air botolan (kevuali diinformasikan rendah natrium)
Soft drink biasa atau diet (kevuali diberi keterangan rendah natrium)
7
Semua makanan yang tercantum pada pembatasan ringan dan sedang
Lebih dari 2 gelas susu per hari
Makanan komersial yang terbuat dari susu
Konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari atau dapat
menggunakan garam lain diluar natrium.
3) Diet kosher
8
5) Diet pada klien Hipertensi
a. Peneltian epidemiologi:
Kalsium, magnesium, asupan lemakdan alcohol mempunyai peranan
dalam peningkatan tekanan darah. Asupan kalsium dan magnesium yang
rendah mempunyai kecenderungan menderita hipertensi. Sedangkan
asupan lemak jenuh tinggi mempunyai tekanan darah tinggi dan
sebaliknya asupan lemak tak jenuh Omega-3 yang tinggi mempunyai
tekanan darah yang rendah.
b. Gejala
1. Nyeri kepala (tengkuk)/pusing
2. Kemerahan diwajah
3. Cepat lelah lesu
4. Seperti akan pingsan
5. Mimisan
6. Telinga mendengung
7. Pandangan mata kurang jelas
8. Cepat marah
c. Pencegahan
1. Mengurangi konsumsi garam. Keburtuhan garam per orang yaitu 5
gr (1sdt)
2. Mencegah kegemukan
3. Membatasi konsumsi lemak
4. Olahraga teratur
5. Makan buah dan syuran segar
6. Tidak merokok dan tidak minum alkohol
7. Latihan relaksasi/meditasi
8. Berusaha membina hidup yang positif
d. Tujuan diet
1. Membantu menghilangkan retensi garam/air dalam jaringa tubuh
dan menurunkan tekanan darah pada hipertensi
2. Menurunka angka kesakitan dan anka kematian stroke
e. Terapi diet
1. Rendah garam < 2gr
2. Rendah lemak ≤ 35% dari total energi
3. Protein: 1-1,5 g/kg berat badan
4. Energi: 35-50 kkal/kg berat badan
5. Asupan kalsium per hari menurut RDA: 800 mg/hari untuk laki-
laki dan 1000 mg/hari untuk wanita
6. Konsumsi kalium sesuai kebutuhan
f. Macam diet dan indikasi pemberian
9
Diet rendah garam dibrikan kepada penderita dengan oedema dana tau
hipertensi, sebagaimana yang terdapat pada penyakit sirhosis hepatic,
penyakit ginajl tertentu, toksemia pada kehamilan dan hipertensi primer
a. Diet rendah garam I (200-400mg Na)
Pasien adema, asites atau hipertensi berat. Untuk pengolahan
makanan ditambahkan garam dapur.
b. Diet rendah garam II (600-800 mg Na)
Pasien hipertensi tidak terlalu berat. Untuk pengoalahan makanan
boleh menggunakan ½ sdt (2 g) garam dapur
c. Diet rendah garam III (1000-1200 mg Na)
Pasien hipertensi ringan. Unetuk pengolahan makanan boleh
menggunakan 1sdt (4 g) garam dapur
g. Bahan makan yang dianjurkan
1. Sumber karbohidrat: beras, kentang, singkong, terigu, tapioca,
hunkwee, gula, makanan yang diolah bahan makanan tersebut
diatas tanpa garam dapur dan soda seperti: makroni, mi, bihun, roti,
biskuit, kue kering, dsb.
2. Sumber protein hewani: daging ikan maksimum 100 gr sehari; telur
maksimum 1 butir sehati; susu maksimum 200 gr sehari.
3. Sumber protein nabati: semuua kacang-kacangan dan hasilnay yang
diolah dan dimasak tanpa garam.
4. Sayura: semua sayuran segar
5. Buah-buahan: semua buah-buahan segar
6. Lemak: minyak, margarin tanpa garam, mentega tanpa garam
7. Bumbu-bumbu: semua bumbu-bumbu yang segar dan kering yang
tidak mengandung garam dapur dan ikayan lain natrium
8. Minuman: teh, kopi, soft drink
h. Bahan makanan yang tidak dianjurkan
1. Sumber karbohidrat: roti, biskuit, dan kue-kue yang dimasak
dengan garam dapur atau soda kue.
2. Sumber protein hewani: otak, ginjal, lidah, sardin, keju, daging,
ikan dan telur yang diawet dengan garam dapur seperti: dasing
asap, abon¸ikan asin, ikan kalem, kornet, ebi, telur asin dsb
3. Sumber protein nabati: keju kacang tanah dan kacang-kacangan
dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan lain iktan
natrium.
4. Sayuran: sayuran yang di awet denga garam dapur dan lain iktan
natrium, seperti sayuran dalm kaleng, sawi asin, asinan dsb.
10
5. Buah-buaahan: yang diawetkan dengan garam dapurdan lain iktan
natrium.
6. Lemak: margarin dan mentega biasa
7. Bumbu-bumbu: garam dapur, baking powder, soda kue, vetsin dan
bumbu-bumbu yang mengandung garam dapur seperti kecap, terasi
saus tomat, petis, tauco
8. Minuman: coklat
2.2.2 Penyakit Jantung Koroner
Jantung koroner merupakan salah satu penyakit pembunuh yang paling
ditakuti di seluruh dunia. Biasanya penyakit ini dialami oleh orang berusia
produktif dan menyerang secara mendadak hingga menimbulkan
kematian.
Penyakit jantung koroner (PJK) terjadi bila ada timbunan (plak) yang
mengandung lipoprotein, kolesterol, sisa-sisa jaringan, dan terbentuknya
kalsium pada intima, atau permukaan bagian dalam pembuluh darah. Plak
ini membuat intima menjadi kasar, dan trombosis tertarik ke daerah yang
kasar, membentuk gumpalan. Bila plak cukup besar untuk menyumbat
aliran darah, jaringan akan kekurangan oksigen dan zat gizi sehingga
menimbulkan daerah infark. PJK menunjukkan gejala bila terjadi infark
miokard (MI) atau bila terjadi iskemia miokard seperti angina pektoris.
Salah satu penyakit jantung yang semakin banyak diidap, yaitu jantung
koroner dapat disebabkan penyumbatan dan penyempitan pembuluh arteri
koroner akibat pemumpukan lemak (klosterol ataupun trigliserida)
dibawah lapisan terdalam (endotelium) dinding pembuluh nadi. Faktor
utama penyakit yang satu ini adalah penambahan berat badan atau
kegemukan hopertensi, hyperlipidemia. Faktor resiko alainnya adalah
stress, genetik, umu dan diabetes miletus.
Faktor risiko bagi penyakit jantung koroner:
4. hipertensi
11
5. konsentrasi HDL di bawah 35mg/dl
6. diabetes melitus
1) Penatalaksanaan Gizi
Tujuan penatalaksanaan gizi adalah untuk menurunkan risiko PJK pada orang
dewasa dengan kadar LDL kolesterol tinggi dengan:
12
cara untuk mencapai tujuan ini. Walaupun pemantauan kadar kolesterol pada
anak-anak juga diperlukan tetapi tujuan khusus bagi mereka belum lagi
dipublikasikan.
13
dietnya atau mendapat respons diet yang mengecewakan. Bantun ahli gizi
terutama diperlukan oleh pasien yang berpindah ke Diet Tahap Kedua.
Pendidikan diet harus menekankan fakta bahwa perubahan tidak harus
berkibat pada makanan yang sangat ketat atau tidak enak dimakan. Makanan
yang enak dan menarik dapat disiapkan dalam pedoman yang telah
ditetapkan. Tabel 3 menggariskan modifikasi Diet Tahap Pertama yang
digunakan untuk pendidikan diberikan di bawah ini. American Heart
Association telah menerbitkan manual rinci bagi pasien yang memerlukan
pedoman khusus terhadap Diet Tahap Pertama dan Kedua.
1. Bahan olahan dari susu: Sedikitnya dua sajian susu skim atau
ekuivalennya setiap hari. Lemak susu pada umumnya jenuh, dan karena itu
bahan olahan dari susu harus direkomendasikan dibuat dari susu skim.
Keju alami dan olahan pada umumnya kaya akan lemak.
Keju cottage yang rendah atau bebas lemak yang terbuat dari susu skim,
keju sintetik yang dibuat dari minyak nabati merupakan pilihan yang baik.
Keju cottage rendah lemak atau yogurt dapat disubstitusikan ke sour
cream untuk saos celupan camilan dan kuah salad atau pada kentang.
2. Telur: Batasi kuning telur sampai tiga per minggu pada Diet Tahap
Pertama dan satu per minggu pada Diet Tahap Kedua. Kuning telur kaya
akan lemak dan kolesterol. Putih telur bebas lemak dan kolesterol dan
dapat sering digunakan. Pengganti telur bebas kolesterol juga telah
tersedia.
14
digunakan sebagai bagian dari makanan setiap bersantap. Bahan nabati
tidak mengandung kolesterol, dan hampir semua buah-buahan dan sayuran
rendah lemak. Terkecuali buah alpukat dan zaitun, yang didiskusikan pada
lemak dan minyak. Gorengan atau penambahan mentega, krim, atau saos
keju meningkatkan kandungan lemak buah-buahan dan sayuran sampai
kadar yang tidak diinginkan.
5. Lemak dan minyak: Batasi sampai 6-8 sendok teh per hari. Lemak dan
minyak yang tinggi akan lemak jenuh dan/atau kolesterol harus sebanyak
mungkin dihindari. Mentega dan lemak hewan lainnya kaya akan lemak
jenuh dan kolesterol. Lemak nabati bebas kolesterol, kecuali minyak
kelapa, kelapa sawit, dan minyak tempurung kelapa sawit tinggi lemak
jenuh. Minyak ini sering digunakan dalam roti-rotian dan makanan olahan.
15
Hipertrigliseridema dapat didefinisikan sebagai kadar trigliserida puasa
plasma lebih besar dari 500mg/dl. Kadar batas hipertrigliseridema antara 250-
500mg/dl. Walupun hipertrigliseridemia telah ditemui mempunyai hubungan
positif dengan penyakit jantung koroner namun tidak setinggi factor lain
dalam memprediksi PJK. Walaupun demikian kadar trigliserida yang sangat
tinggi dikaitkan dengan nyeri abdomen dan pancreatitis dengan morbiditas
dan bahkan mortalitas yang bermakna.
Untuk individu dengan kadar trigliserida yang lebih tinggi, terutama bila
lebih besar dari 1000mg/fl, diet rendah lemak ( 10-20% ) akan membantu
menurunkan risiko pancreatitis. Pada pasien diabetes, pengontrolan yang baik
akan glisemia biasanya dapat menurunkan hipertrigliseridemia. Menghindari
minum minuman beralkohol juga akan menguntungkan.
2 Buat fasilitas untuk henti jantung pada pasien dengan infark miokard akut.
16
terjadinya gagal jantung kongestif. Makanan dengan temperature ekstrem
biasanya harus dihindari. Penelitian terbaru menyatakan bahwa pasien
dapat menertima cairan dingin ( air es ) dengan baik, tapi pasien dengan
yang sedang dipasang EKG menglami perubahan setelah minum air es
4) Diet pada klien jantung koroner
a) Terapi Diet :
1. Energy diberikan cukup untuk mencapai dana tau mempertahankan
BB/status gizi normal
2. Protein diberikan cukup 0,8-1 gr/kg BB
Kedelai banyak mengandung fitoesterogen isflavon yang mampu
menurunkan kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida “tanpa”
mempengaruhi HDL
3. Lemak diberikan cukup 25-30% dari total kalori, lemak jenuh 10%,
lemak tak jenuh 10-15%. Misalnya mengkonsumsi susu rendah lemak
dan mengurangi konsumsi daging. Mengkonsumsi makanan denga
kandungan lemak tak jenuh dari pada kandungan lemak jenuh. Hndari
menggunakan santan kental menggunakan minyak goring yang telah
digunakan untuk menggoreng berulang-ulang karena dapat
meningkatkan kadar kolesterol. Kurangi konsumsi makanan yang
digoreng.
4. Karbohidrat diberikan cukup, 50-60% dari tital kalori, terutama
karbohidrat kompleks
Perbanyak konsumsi msksn berserat seperti gandum, kacang-kacangan,
sayuran, dan buah-buahan. Makanan ini sangat berguna karena dapat
menyerap kolesterol dan mengeluarkannya dari tubuh.
5. Vitamin dan mineral cukup
Buah-buahan seperti apel, jeruk, papaya, wortel, troberi, dan labu
banyak mengandung antioksidan. Selain itu mengandung vitamin C dan
E yang dapat mencegah terjadinya penyakit jantung. Vitamin C
berperan dalam mengatur metabolism kolesterol dan pembentukan
kolagen. Apabila kekurangan vitamin C maka akan dapat melemahkan
struktur pembuluh darah, jantung dan otot jantung yang akhirnya dapat
menyebabkan seseorang beresiko dan otot jantung yang akhirnya dapat
menyebabkan seseorang beresiko tinggi terhadap serangan penyakit
17
jantung. Jadi peran vitamin C dalam pembentukan kolagen merupakan
faktor positif untuk mencegah serangan penyakit jantung koroner. LDL
atau Low Density Lipoprotein adalah jenis lipoprotein yang merupakan
gabungan antara lemak dengan protein didalam hati. LDL ini mudah
dioksida oleh sel-sel perusak (radikal bebas) sehingga tidak dapat
masuk ke aliran darah dan menyebakan terjadinya arteroklerosis yang
akhirnya dapat mengakibatkan seseorang menderita jantung koroner.
Oleh sebab itu LDL ini merupakan kolesterol jahat dalam tubuh.
6. Rendah Garam 2-3 gram/hari jika disertai dengan hipertensi atau
oedema
Tubuh manusia hanya mengeluarkan garam kurang dari 5 gram setiap
hari. Penderita penyakit jantung koroner yang disertai hipertensi dan
oedema berat dianjurkan tidak menambahkan garam dapur dalam
hidangan sehari-harinya. Oedema adalah pembengkakan, untuk
oenderita jantung koroner biasanya terjadi pembengkakan pada kaki
terutama kaki kanan. Sedangkan penderita jantung koroner dengan
hipertensi dan oedema ringan dapat menambahkan sedikit garam yaitu
2-3 gram per hari (sekitar ½ sdt). Dapat juga menmenggunakan garam
diet tetapu dalam jumlah yang dibatasi yaitu 2-4 gram per hari (1/2-1
sdt). Hindari atau kurangi konsumsi makanan asin seperti ikan teri, ikan
asin, telur asin, terasi, petis, garam dapur, air kaldu blok, minyak ikan,
saus tiram, sambal botolan, saus toamat, kecap asin atau manis,
makanan kaleng, dan penyedap rasa. Jenis makanan ini, terutama garam
dapur dan kecap memiliki kandungan natrium dan kalium yang tinggi.
7. Cairan sesuai dengaj kebutuha
Macam diet dan indikasi pemberian
1. Diet jantung I
Diberikan pada pasien penyakit jantung akut. Diet diberikan berupa
1-1,5 liter cairan/ hari selama 1-2 hari pertama bila pasien dapat
menerimanya.
2. Diet jantung II
Diberikan dalam betuk makanan saring atau lunak, setelah fase akut
dapat diatasi.
3. Diet jantung III
18
Diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa, untuk pasien
jantung dengan kondisi yang tidak terlalu berat
4. Diet jantun IV
Diberikan dalam bentuk makanan biasa, untuk pasien jantung
dengan keadaan ringan.
b) Bahan makan yang dianjurkan:
1. Sumber karbohidrat: beras ditim atau disaring, roti, mi, kentang
makroni, biscuit, tepung beras, terigu, sagu, kentang, gula pasir, gula
merah, madu, sirup.
2. Sumber protein hewani: Daaging sapi, ayam dibunag kulitnya, ikan,
putih telur, susu rendah lemak.
3. Sumber protein nabati: kacang-kacangan kering, seperti: kacang kedelai
dan hasil olahannya yaitu tempe, tahu.
4. Sayuran: semua sayuran segar yang tidak mengandung gas, seperti
abayam, kangkung, buncis, labu siam, wortel.
5. Buah-buahan: semua buah-buahan segar, seperti pisang, papaya, jeruk,
apel, melon.
6. Lemak: minyak jagung, minyak kedelai, margarin, mentega dalam
jumlah, terbatas dan tidak untuk menggoreng tetapi untuk menumis,
santan encer
7. Bumbu-bumbu: semua bumbu-bumbu yang segar dan tidak merangsang
8. Minuman: th encer, cokelat, sirup.
c) Bahan makanan yang tidak dianjurkan:
1. Sumber karbohidrat: makanan yang mengandung gas atau alkohol,
seperti ubi, singkong, tape singkong, dan tape ketan.
2. Sumber protein hewani: daging sapid an ayam yang berlemak, sosis,
ham, hati, limpa, babat, otak, kepeting, kerang-kerangan, keju dan
susu full krim.
3. Sumber protein nabati: kacang-kacangan kering yang mengandung
lemak cukup tinggi seperti kacang tanah, kacang mete, dan kacang
bogor.
4. Sayuran: semua sayuran yang mengandung gas, seperti kol,
kembang kol, lobak, sawi, dan nangka muda, serta sayur yang
diawetkan.
5. Buah-buahan: buah-buahan ynag mengandung alkohol atau gas
seperti durian dan nangka matang, serta buah yang diawetkan.
6. Lemak: minyak kelapa dan minyak kelapa sawit, santan kental.
19
7. Bumbu-bumbu: cabai, cabai rawit, dan bumbu-bumbu lain yang
tajam.
8. Minuman: the, kpoi kental, minuman yang mengandung soda dan
alkohol, seperti bird an wiski.
2.3 Pengertian Ginjal
Ginjal bertanggung jawab untuk mempertahankan komposisi kimia
semua cairan tubuh. Berbagai penyakit dapat mempengaruhi ginjal. Bila
terjadi kegagalan, maka sulit mengontrol kandungan natrium, kalium dan
nitrogen dengan produk metabolisme tubuh. Pada sindrom nefrotik,
banyak protein yang hilang melalui urun. Nefrolitiasis (batu ginjal) atau
pembenukan batu ginjal, berhubungan dengan presipitasi batu pada
saluran kencing.
2.4 Macam-macam penyakit ginjal
2.4.1 Gagal ginjal Akut dan kronis
Pada gagal ginjal akut, terjadi penurunan secara tiba-tiba pada laju
filtrasi glomelurus, dengan gangguan pada eksresi sampah dari tubuh.
Penyebab dari penurunan tiba-tiba ini meliputi perfusi ginjal tidak adekuat
(mis perdarahan), nekrosis tubulus akut setelah trauma, operasi, atau
sepsis, obat-obatan atau bahan kimia yang nefrotoksik, glomerulonefritis
akut, dan obstruksi (mis. Striktur uterovesikal).
Penyebabnya bermacam-macam, seperti kekurangan cairan tubuh
secara berlebuhan, akibat diare dan/atau muntah, perdarahan hebat atau
trauma pada ginjal akibat kecelakaan, keracunan obat, dan luka bakar.
Pada gagal ginjal akut terjadi katabolisme protein ang berlebihan
(hiperkatabolisme) yang dipengaruhi oleh: berat ringannya penyakit,
gangguan fungsi ginjal, status gizi pasien, dan jenis terapi yang diberikan.
Pemberian diit disesuaikan dengan ke $ hal tersebut.
20
2. Fase diuretik: peningkatan volume urin. Kadar kreatinin dan BUN dan
menurun perlahan-lahan. Fase ini biasanya berlangsung 2-3 minggu.
1) Penatalaksanaan Gizi
1. Cairan
21
1. Pasien tidak didialisa:
2. Pasien didialisa:
2. Elektrolit
2. Pasien didialisa
22
banyak. Sumber-sumber harus dikurangi dari natrium total yang
diijinkan bila pasien dengan diet rendah natrium. Konsul dengan
apoteker untuk mengetahui kandungan natrium pada obat-obatan.
1. Protein
2. Pasien didialisa
2. Mineral
1. Kalsium
23
hanya satu mangkuk sehari untuk mengurangi pemasukan protein
dan fosfor maka diperlukan suplemen, (tambahan) kalsium
(biasanya kalsium karbonat) suplemen kalsium tidak boleh
diberikan bila serum fosfat tidak terkonrol, karena bahaya
terjadinya presipitasi kalsium fosfat dalam ginjal.
2. Fosfor
Diet ginjal mungkin rendah akan vitamin yang larut dalam air, zat
besi dan seng. Maka sering diresepkan suplemen untuk memenuhi
RDA. Tambahan suplemen vitamin B6 (5-10 mg/hari), vitamin C
(70-100 mg/hari) dan asam folat (1 mg setelah dialisis) diperlukan
untuk pasien dengan dialisis.
24
Beminal (Ayerst) untuk penggunaan oral, dan Berocca-C (Roche)
untuk penggunaan parenteral.
1. Protein
2. Kilokalori
3. Natrium
25
juga jarang digunakan karena mengandung tinggi kalium. Banyak
obat termasuk antasid (kecuali malgadrat), aspirin, obat batuk, dan
pencahar adalah tinggi natrium. Pasien harus menghindari produk-
produk ini.
4. Kalium
5. Cairan
1. Fase oligura
b) Homeostatis terganggu
2. Fase diuretika
26
3. Fase penyembuhan
27
2. Protein disesuaikan dengan katabolisme protein, yaitu 0,6-1,5 g/kg
BB.
Jenis diit yang diberikan disesuaikan dengan keadaan pasien dan berat
ringannya katabolisme protein. Pada katabolik ringan (keracunan obat)
dapat diberikan makanan per oral dalam bentuk lunak. Pada katabolik
28
sedang (infeksi, peritonitis) serta katabolik berat (luka bakar, sepsis)
diberikan makanan formula enteral maupun parenteral. (gagal ginjal
akut)
Ada 3 (tiga) jenis diit yang diberikan menururut bwrat badan pasien,
yaitu:
Apabaila pasien makan per oral, maka semua bahan makanan boleh
diberikan; batasi penambahan garam apabila ada hipertensi, edema, dana
sites serta batasi makan sayur dan buah tinggi kalium bila ada
hyperkalemia.
29
b. Sumber protein hewani: telur, daging, ikan, ayam, susu.
c. Sumber vitamin dan mineral: sayran dan buah tinggi kalium pada
pasien hyperkalemia.
Batu ginjal terbentuk bila kosentrasi mineral atau garam dalam urin
mencapai nilai yang memungkinkan terbentuknya kristal, ayang akan
mengendap pada tubulus ginjal atau ureter. Sebagian batu ginjal
merupakan garam kalsium, fosfat, oksalat, serta asam urat. Batu ginjal
lainnya adalah batu sistin, tetapi jarang terjadi.
Gejal batu ginjal adalah rasa nyeri pada abdomen, mual, muntah,
infeksi, pada saluran kemih, dan sering buang air kecil. Penyakit ini
sering kambuh kembali. Agar bisa dilakukan upaya penyembuhan yang
tepat, hendaknya dilakukan analisis terhadap jenis batu dan penyakit
yang menjadi penyebabnya.
30
Batu (kalkulus) ginjal adalah batu yang terdapat di mana saja di
saluran kemih. Batu yang paling sering dijumpai tersusun dari kristal-
kristal kalsium. Terdapat sejumlah tipe batu ginjal dan ukurannya
dapat berkisar dari kecil hingga sebesar batu staghorn (batu
menyerupai tanduk rusa) yang dapat merusak sistem kolektivus.
Biasanya batu ginjal terdiri atas garam kalsium (oksalat dan fosfat)
atau magnesium fosfat dan asam urat.
1) Genetik
Terdapat orang-orang tertentu yang memiliki kelainan atau
gangguan ginjal sejak dilahirkan, meskipun kondisi ini jarang ditemui.
Penderita kelainan ini, sejak usia anak-anak sudah memiliki
kecenderungan yang mudah mengendapkan garam dan memudahkan
terbentuknya batu. Oleh karena fungsi ginjalnya yang tidak normal,
maka proses pengeluaran urine pun mengalami ganggguan karena
urinenya banyak mengandung zat kapur, sehingga mudah
mengendapkan batu.
2) Makanan dan minuman
31
Sebagian besar penyakit batu ginjal disebabkan oleh makanan dan
minuman. Terutama pada makanan dan minuman yang tinggi kadar
kalsium oksalat dan fosfat yang mudah mengkristal dalam ginjal, juga
pada makanan yang banyak mengandung asam urat. Selain itu,
mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar garam mengakibatkan
tingginya kadar garam dalam urine yang menyebabkan mudahnya
terbentuk batu ginjal.
Untuk mencegah terbentuknya batu ginjal, sebaiknya kurangi
makanan yang mengandung garam, serta makanan dengan kadar
oksalat tinggi, seperti kacang-kacangan, bayam, ubi, cabai, tahu dan
tempe, buncis, kentang, jeruk, anggur dan stroberi. Makanan yang
mengandung kalsium tinggi seperti kol, lobak, brokoli, sarden dan
keju jika dikonsumsi berlebihan juga dapat mempermudah
terbentuknya batu ginjal. Makanan dengan kadar purin yang tinggi
juga sebaiknya dihindari, seperti pada ikan laut, hati goreng, usus
goreng, ikan sarden dan jeroan yang dapat meningkatkan kadar asam
urat dalam tubuh.
Selain itu, sebaiknya juga tidak mengkonsumsi susu dan produk
berkalsium tinggi secara berlebihan. Kelebihan kadar kalsium akan
diekskresikan melalui urine sehingga meningkatkan resiko
terbentuknya batu ginjal.
3) Volume air yang diminum
Kurang mengkonsumsi air putih menyebabkan sistem metabolisme
tubuh tidak berjalan dengan optimal. Ginjal memerlukan cairan dalam
jumlah yang cukup banyak untuk menguraikan zat-zat terurai dalam
tubuh. Setidaknya minumlah 2 liter air dalam sehari agar volume urine
bertambah dan mengurangi konsentrasi mineral dan garam.
4) Infeksi Saluran Kemih (ISK)
ISK dapat terjadi pada ureter, kandung kemih, maupun uretra.
Penyebab utama ISK adalah bakteri E coli yang hidup pada kotoran
dan usus besar. ISK banyak menyerang wanita karena vagina lebih
rentan terhadap pertumbuhan bakteri dibanding pria. Infeksi ini akan
meningkatkan terbentuknya zat organik. Kemudian, zat ini dikelilingi
32
mineral yang mengendap. Pengendapan mineral akibat infeksi ini
akan meningkatkan alkalinitas urine dan menyebabkan pengendapan
kalsium fosfat dan magnesium ammonium fosfat.
5) Aktivitas
Faktor pekerjaan dan olahraga dapat mempengaruhi terbentuknya
batu ginjal. Risiko penyakit ini bertambah tinggi pada orang dengan
aktivitas yang jarang berolahraga atau tidak banyak bergerak, serta
pada orang yang pekerjaannya terlalu banyak duduk. Hal ini
dikarenakan aktivitas yang kurang aktif menyebabkan kurang
lancarnya peredaran darah maupun urine, sehingga mudah terbentuk
batu ginjal. Selain itu, pola hidup yang aktif dapat membantu
pembentukan kalsium menjadi tulang. Sebaliknya, gaya hidup yang
kurang bergerak dapat mendorong kalsium beredar dalam darah dan
berisiko menjadi kristal kalsium.
6) Vitamin dan obat-obatan
Pembentukan batu ginjal juga dapat disebabkan oleh konsumsi
vitamin C dan D serta suplemen yang mengandung kalsium secara
berlebihan. Hal ini dikarenakan vitamin C dan D yang dikonsumsi
berlebihan dapat mempermudah pengkristalan kalsium oksalat.
Mengkonsumsi 3 atau 4 gram vitamin C dan 400 IU vitamin D setiap
hari sudah cukup memenuhi kebutuhan tubuh. Obat-obatan antasida
yang dikonsumsi dalam jangka panjang juga berkontribusi terhadap
terbentuknya batu ginjal.
Sebaliknya, komsumsi vitamin A adalah penting karena vitamin A
yang dikonsumsi dalam kadar yang tepat dapat mencegah
terbentuknya batu ginjal serta menyehatkan fungsi sistem urine. Selain
vitamin A, vitamin B6 dan magnesium juga baik dikonsumsi untuk
mengurangi kadar kalsium dalam urine.
7) Usia
Pada umumnya batu ginjal banyak ditemukan pada usia 20-50
tahun. Jarang sekali ditemukan batu ginjal pada anak-anak.
8) Berat badan
Risiko penyakit batu ginjal juga lebih tinggi pada orang dengan
berat badan berlebih (obesitas) karena pada orang dengan berat badan
33
berlebih dapat menyebabkan kelainan metabolisme sehingga mudah
mengendapkan garam-garam kalsium.
9) Jenis kelamin
Menurut hasil penelitian, risiko terkena batu ginjal lebih banyak
dialami pria dari pada wanita dengan perbandingan 3:1. Hal ini
mungkin berkaitan dengan uretrapria yang lebih panjang dari uretra
wanita.
1) Penataklasnaan Gizi
34
1. Kalsium
2. Asam Oksalat
3. Abu Asam
35
rehabilitasi untuk menyadari persoalan ini dan selalu berusaha
agar membantu pasien untuk bergerak atau berolahraga dan
mencegah presipitasi batu kalsium.
d. Suplementasi
36
Sebagian besar batu ginjal terdiri dari batu oksalat (80%), tunggal
atau bergabung dengan kalsium fosfat. Umumnya hiperkalsirua ( >
200 mg dalam urine sehari).
Sumber kalsium:
Batu asam urat berkaitan dengan penyakit gout artritis. Penyakit ini
berpengaruh terhadap metabolisme purin. Makanan yang mengandung
37
purin tinggi, umumnya menghasilkan urin yang bersifat asam dan
meningkatkan eksresi asam urat melalui purin.
c. Rendah purin
38
b. Sumber protein: daging, ikan, kerang, telur, keju, kacang-
kacangan, dan hasil olahannya.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
39
bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah sesuai penurunan gradien
tekanan. (Sumber: Fisiologi Sherwood)
3.2 Saran
40